Anda di halaman 1dari 3

Upaya Peningkatan Kesiapsiagaan Bela Negara: Bijak Bermedia Sosial

Oleh: Kelompok 1
1. Ns. Dame Tika Oktoberina Purba, S.Kep
2. Ns. Fairuz Thifal Ariqoh Iriandi, S.Kep
3. dr. Ibrahim Agung, Sp.KFR
4. dr. Iwan Rivai Alam Siahaan, Sp.Ok
5. Kharisma Nugraha Ananda Putra, S.Kom

Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilai-nilai bela negara dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai peran dan profesi warga negara, demi menjaga
kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman
yang pada hakikatnya mendasari proses nation and character building. Salah satu nilai dasar bela negara
adalah Rela berkorban untuk bangsa dan negara. Dalam nilai rela berkorban untuk bangsa dan negara
terdapat indikator berpartisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat, bangsa dan negara. Perilaku
bela negara yang dapat dilakukan di instansi Rumah Sakit untuk mewujudkan indikator berpartisipasi
aktif dalam pembangunan masyarakat, bangsa dan negara adalah bijak dalam menggunakan sosial
media sebagai sarana edukasi kepada masyarakat.

Sekarang ini sosial media merupakan hal yang menjadi tren dimasyarakat. Media sosial adalah
media daring yang digunakan untuk kebutuhan komunikasi jarak jauh, proses interaksi antara user satu
dengan user lain, serta mendapatkan sebuah informasi melalui perangkat aplikasi khusus menggunakan
jaringan internet. Tujuan dari adanya media sosial sendiri adalah sebagai sarana komunikasi untuk
menghubungkan antar pengguna dengan cakupan wilayah yang sangat luas. Sehingga instansi Rumah
Sakit dapat menggunakan sosial media dengan bijak sebagai media edukasi untuk mencegah beredarnya
hoaks dimasyarakat.

Sosial media dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Dimana seperti yang kita ketahui
pada zaman sekarang masyarakat pada umumnya sudah memiliki dan dapat mengakses media sosial
mulai dari orang tua hingga ke anak-anak muda.Tidak terbatas hanya di lingkungan instansi. Masyarakat
daerah terpencil sekalipun dapat mengakses dan menambah wawasan terkait informasi yang dibagikan
melalui media sosial tersebut. Edukasi dan informasi-informasi yang benar terkait dunia kesehatan
dapat dibagikan melalui sosial media. Tidak dapat dipungkiri masih banyak masyarakat umum yang
belum mendapatkan edukasi yang benar dalam dunia kesehatan. Dengan adanya edukasi secara rutin
melalui media sosial diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk selalu hidup sehat.
Hal ini juga membantu pemerintah dalam upaya memberantas hoax atau berita-berita yang tidak benar
yang beredar di masyarakat.
Melaksanakan edukasi di media sosial secara berkelanjutan di suatu fasilitas kesehatan dalam
rangka bela negara maka kita harus memahami kelemahan dari penggunaan media sosial tersebut.
Umumnya pengguna media sosial yang aktif adalah anak muda sehingga sering sekali diperlukan suatu
dukungan anak muda kepada orang tua dalam mengakses media sosial tersebut. Selain itu adanya
keterbatasan waktu dalam menggunakan media sosial sehingga diperlukan biaya tambahan agar dapat
menggunakan media sosial tersebut lebih panjang. Media sosial juga harus menggunakan akses internet,
dimana biaya internet di Indonesia lebih mahal dan juga jaringan internet baik atau tidaknya tergantung
lokasi, cuaca dan jumlah puncak pengguna internet pada jam tertentu. Termasuk sulitnya menilai
pemahaman, umpan balik serta keterbatasan interaksi antara narasumber dengan peserta yang
mengikuti kegiatan edukasi tersebut.

Penggunaan sosial media untuk sarana edukasi ataupun promosi kesehatan memiliki
keunggulan bagi pemberi edukasi, jika dibandingkan dengan metode offline (seminar / penyuluhan).
Sosial media lebih fleksibel dari segi waktu, tempat, serta biaya. Proses penyelenggaraan kegiatan lebih
praktis dan mandiri sehingga tidak memerlukan sumber daya yang terlalu banyak.
Kemajuan teknologi dan informasi memberikan banyak perubahan bagi masyarakat, salah satu
yang berubah adalah adanya kemudahan akses informasi dan berkembangnya peranan media sosial
dalam setiap aspek kehidupan. Terlebih disaat sekarang hampir setiap pribadi memiliki akun media
sosial tanpa melihat latar belakang usia, gender, tingkat sosial, pendidikan dan lainnya sehingga bertukar
ataupun saling mengikuti akun media sosial seseorang merupakan hal yang umum dilakukan.
Penggunaan media sosial di satu sisi memang memberikan banyak manfaat dalam menghubungkan dan
berkomunikasi dengan sesama individu, namun di sisi lain penggunaan media sosial juga memberikan
dampak berupa penyalahgunaan media sosial dalam pemberitaan berita bohong (hoaks), penyerangan
(attacking), bullying, body shaming, belum lagi ketika penggunaannya melibatkan isu suku, agama serta
ras tertentu yang pada akhirnya akan mempertajam perbedaan dalam keanekaragaman SARA di
Indonesia.

Media sosial memang tidak mengenal batasan aksesnya sehingga anak tanpa batasan umur pun
dapat menggunakannya, seorang dengan latar pendidikan terendah sekalipun dapat mengaksesnya. Hal
inilah yang menjadi tantangan yaitu kebijaksanaan penggunaan media sosial bagi penggunanya, karena
tujuan utama media sosial adalah menghubungkan antar pribadi dan menambah koneksi, bukan
sebaliknya justru mengancam kedaulatan Bangsa Indonesia dengan tidak bijaknya pengguna media
sosial dalam pengaplikasiannya.

Perlunya ada upaya-upaya strategis dan sistematis untuk meningkatkan penggunaan sosial
media secara bijak. Pihak instansi Rumah sakit membuat pengajuan permohonan untuk dikeluarkannya
instruksi Surat Keputusan (SK) dari Direktur RS yang mengatur tentang bijak bersosial media. Dengan
dilakukannya hal tersebut diharapkan agar pelaksanaan program bijak bersosial media dapat berlanjut
secara kontinu. Selain itu juga agar memiliki sumber daya manusia tersendiri yang cukup dan
bertanggung jawab khusus untuk melakukan tugas tersebut. Adanya unit pelaksana tersendiri untuk
bijak bersosial media. Dengan dibentuknya unit tersebut, diharapkan dapat memiliki target capaian
dalam pelaksanaannya. Selain itu agar dapat melaksanakan program bijak bersosial media dengan lebih
fokus dan terjadwal secara kontinu sehingga program dapat berjalan dengan maksimal. Unit pelaksana
tersebut tentunya dapat dikelola oleh bagian IT RS atau Hukormas RS. Direktur Medis juga turut
memberikan dukungan terhadap rencana bijak bersosial media. Dukungan tersebut dapat berupa
mengeluarkan surat edaran perihal dorongan dan dukungan kepada kelompok staff medis untuk
mendukung kegiatan edukasi untuk masyarakat awam di kegiatan ini. Bagian Humas dan Marketing juga
diharapkan dapat membantu memberikan kontribusi dalam mensosialikan kegiatan ini. Bagian Humas
dan Marketing dapat secara berkelanjutan untuk mempromosikan bijak bersosial media yang akan
dilakukan kepada instansi-instansi yang bekerja sama dengan pihak rumah sakit.

Bijak bersosial media merupakan salah satu upaya bela negara yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat dan persepsi yang salah dibidang kesehatan dalam
pembangunan masyarakat, bangsa dan negara.

Anda mungkin juga menyukai