Anda di halaman 1dari 3

TUGAS ASYNCHRONOUS 2

ANALISIS KASUS

Jumlah Jam Pelatihan: 9 JP/ 3 sesi


Total Waktu : 405 Menit
Jenis Tugas : Kelompok

Instruksi Tugas

Sesi 1, Waktu 2 JP, Individu

1. Peserta secara individu mempelajari kasus dan mencari referensi melalui


internet/dokumen/ buku/ modul secara mandiri
2. Hasil aktivitas tersebut dijadikan bahan untuk berdiskusi pada sesi
berikutnya.

Sesi 2, Waktu 7 JP, Kelompok


1. Kelompok sudah terbagi pada aplikasi kolabjar
2. Peserta berdiskusi dalam kelompok melalui virtual conference seperti google
meet/ zoom/ skype ataupun aplikasi lainnya (bukti pertemuan kelompok
dilampirkan dalam bentuk foto)
3. Diskusi diarahkan pada analisis kasus seperti memetakan masalah,
mengidentifikasi penyebab, menmukan fakta- fakta dan kaitannya dengan
nilai- nilai dasar ANEKA
4. Kemudian temukan solusi yang kreatif menurut anda.
5. Tugas diunggah hanya oleh ketua kelompoknya saja.

Batas Waktu Pengumpulan: Jum'at, 10 September 2021 Pukul 23.59 WIB


Kasus

PERSELINGKUHAN TENAGA KESEHATAN DENGAN PERUSAHAAN FARMASI

Wesli adalah seorang dokter spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Umum di
Kota Jotanangur. Wesli dikenal sebagai dokter yang ramah terhadap siapapun, baik itu
pasien, sesama dokter, perawat maupun pegawai RS. Belaiu juga merupakan sosok
yang sangat berorientasi terhadap mutu dalam melaksanakan pekerjaan. Dikenal juga
sebagai orang yang sangat bertanggung jawab dan berintegritas. Hal itu juga yang
membuat nyaman pasien berobat dengan dokter Wesli. Setiap kali jadwal prakteknya
anterian selalu panjang tidak pernah sepi. Selain sebagai dokter, Wesli juga merupakan
wakil direktur dari rumah sakit dimana ia bekerja.

Suatu ketika Wesli didatangi oleh seorang Medical Representative (MR) dari
salah satu perusahaan farmasi yang cukup terkenal Kabunol Farma. Dari obrolannya
antara dokter Wesli dengan Medical Representative tersebut adalah tentang penawaran
obat- obatan yang di produksi oleh perusahaan farmasi dimana sang MR bekerja. MR
tersebut menawarkan agar dokter Wesli dapat meresepkan obat- obat dari
perusahaanya kepada setiap pasien yang datang kepadanya. MR tersebut
menawarkan keuntungan- keuntungan yang akan didapatkan oleh wesli apabila
meresepkan obat dari perusahaanya kepada setiap pasiennya ataupun pasien dokter
lainnnya di RS tersebut. MR sangat tahu bahwa Wesli memiliki otoritas untuk
mengambil kebijakan di RS tersebut. Hari itupun pertemuan antara dokter dengan MR
diakhiri tanpa kesepakatan, karena Wesli tidak mengiyakan maupun menolak. MR pun
berjanji akan menghubungi Wesli lagi terkait tawarannya.

Wesli berpikir panjang dari pertemuannya dengan MR tersebut. Ia pun


menyadari apabila ia sepakati tawaran dr MR yang datang maka konsekuensinya dapat
merugikan pasien meskipun menguntungkan dirinya. Kenapa merugikan pasien, hal ini
karena harga obat yang diresepkan olehnya menjadi mahal karena dinaikan harganya
20% oleh perusahaan sebagai kompensasi perusahaan untuk dokter yang meresepkan
dan rumah sakitnya. Menguntungkan karena ketika banyak meresepkan obat dari
farmasi tersebut dokter Wesli dan RS nya akan mendapatkan kompensasi keuntungan
atau bonus dari perusahaan sebagai pendapatan tambahan baginya. Akhirnya wesli
memutuskan untuk menolaknya setelah berfikir keras karena apabila ia menerimanya
maka itu merupakan kolusi dan tindakan korupsi. Ketika esoknya dihubungi oleh MR
dengan sangat yakin dokter wesli menolak tawaran dari perusahaan farmasi tersebut.

Sebulan kemudian dalam rapat pimpinan, direktur RS menyampaikan kebijakan


bahwa setiap dokter ataupun tenaga kesehatan dapat meresepkan obat dari
perusahaan farmasi Kabunol Farma. Wesli pun sangat kaget dan mempertanyakan
kebijakan tersebut pada pimpinannya. Sang Direktur RS pun menjelaskan secara ilmiah
terkait dengan penggunaan obat dari farmasi tersebut. Dokter Wesli menyampaikan
penolakannya, namun langsung dicounter oleh direktur bahwa kata- kata “bahwa ini
adalah kebijakan RS.

Pelajari Kembali instruksinya untuk mengerjakannya!

Anda mungkin juga menyukai