Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zaman sekarang ini, zaman dimana teknologi sudah maju, sama halnya dengan

media terutama media sosial yang mana hampir seluruh kalangan masyarakat dapat

mengaksesnya dengan mudah. Media sosial merupakan salah satu hal yang dibutuhkan

ditengah kehidupan masyarakat di negara kita, Indonesia. Tidak dapat dipungkiri bahwa

dengan adanya media sosial, masyarakat Indonesia lebih mudah dalam mengakses

informasi yang ingin mereka cari. Dalam ber-media sosial, tentu saja masyarakat bebas

dalam mengungkapkan pendapatnya. Akan tetapi dalam bebasnya berpendapat tersebut

pastinya terdapat banyak sekali rintangan yang perlu dihadapi oleh masyarakat yang

mengakses media sosial yang ingin berekspresi dengan cara mengemukakan pendapat

mereka di media sosial. Maka dari itu, masyarakat perlu mengerti tentang batasan

mengemukakan pendapatnya dalam media sosial supaya dapat membantu mereka

menghadapi tantangan yang ada baik sekarang maupun yang akan datang. Batasan ini

dapat digunakan untuk menjaga perkataan yang akan digunakan dalam mengungkapkan

pendapat, sehingga pendapat yang dikemukakan tidak menyinggung dan melukai

perasaan orang lain. Sebagai contoh tantangan yang ada pada saat ini adalah : bullying,

ujaran kebencian, hoax, dan lain sebagainya.

Kebebasan berpendapat merupakan hal yang wajar, mengingat pada era

reformasi terdapat hak kebebasan berpendapat yang terdapat pada Pasal 28 Ayat 1

Undang-Undang Dasar 1945 , Pasal 28E Ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945.

Kebebasan berpendapat juga didapatkan dikarenakan adanya Hak Asasi Manusia yaitu
hak kebebasan berekspresi. Pasal 25 Undang-undang No 39 Tahun 1999 yang bunyinya

“Setiap orang berhak untuk menyampaikan pendapat di muka umum, termasuk hak

untuk mogok sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan” menjadi acuan

dalam kebebasan berpendapat di muka umum, mengingat bahwa media sosial juga

merupakan tempat umum bagi masyarakat di zaman ini.

Meskipun ada aturan yang melindungi hak bebas untuk berpendapat di muka

umum, tidak jarang ada orang yang memanfaatkan peraturan tentang hak kebebasan

berpendapat ini demi kepentingan pribadi mereka sendiri, sehingga menjadi bumerang

dan ancaman bagi kesatuan Negara Republik Indonesia1. Dapat kita lihat bahwa di

media sosial sekarang ini banyak orang-orang yang dengan mudahnya menyebarkan

hal-hal negatif. Dari kalangan orang tua, anak muda, tokoh masyarakat, tokoh politik,

dan semua orang, dapat kehilangan kendali mereka dalam mengemukakan pendapat

mereka di media sosial.

Konsep kebebasan berpendapat di media sosial yang ada di Indonesia ini masih

belum jelas bentuknya. Apakah setiap orang diberikan kebebasan sebebas-bebasnya

dalam mengungkapkan pendapatnya di media sosial? Atau adakah suatu peraturan

perundangan yang mengatur pendapat seperti apa saja yang dapat kita unggah di media

sosial kita masing-masing? Atau masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan yang

belum paham betul dengan batasan-batasan yang harus diperhatikan dalam berpendapat

di media sosial? Ketidak jelasan bentuk dari kebebasan berpendapat ini dapat

menimbulkan perpecahan di kalangan masyarakat Indonesia, sehingga dibutuhkan

sesuatu untuk menengahinya agar persatuan masyarakat Indonesia tidak terpecah belah

hanya dikarenakan orang-orang memperdebatkan pendapat mana yang paling benar.

B. Rumusan Masalah
1
Alfiani, Rahmidevi, et al. "Kebebasan Berpendapat dan Media Sosial di Indonesia."
1. Bagaimana konseptualisasi kebebasan berpendapat dalam ber-media sosial di

Indonesia?

2. Apa saja problematika kebebasan berpendapat dalam media sosial jika ditinjau

menurut UU ITE dan HAM?

3. Bagaimana perlindungan hukum kebebasan berpendapat di media sosial menurut

regulasi yang berlaku di Indonesia?

Anda mungkin juga menyukai