Anda di halaman 1dari 7

MENINJAU PANCASILA DALAM PRESPEKTIF

KEBEBASAN BEREKSPRESI
Anggota kelompok 1:
1) Ririn Wahyuning Chorida (221622018154425)
2) Ayu Wandani Mustika Rahma Ba’its Nur (221622018154248)
3) Almaas Rifqof Rihhadatul ‘Aisy (221622018154196)
4) Lailatul Jalilah (221622018154010)
5) Lailiyatul Tanjung Ma’rifah (221622018154182)
6) M. Virsa Irawan (221622018154220)

A. Pendahuluan
Pancasila merupakan ideologi Negara Indonesia juga sebagai pandangan hidup
berbangsa dan bernegara.
Pancasila adalah suatu dasar yang mengarahkan manusia Indonesia untuk menjadi
pribadi yang berjiwa luhur dan berkarakter baik. Oleh karena itu, nilai-nilai Pancasila
perlu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini berguna agar keutuhan
pancasila tertanam dan dijiwai dalam mentalitas bangsa Indonesia.
Pancasila mengandung beberapa nilai, yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan. Semua sila pancasila yang dituliskan itu memuat nilai-nilai
yang dapat diimplementasikan itu beragam, begitu juga cara dalam mengaplikasikan
nilai-nilai Pancasila. Salah satu cara pengimplementasiannya adalah menemukan
kebebasan dalam menyampaikan pendapat dan berkebebasan dalam berekspresi .
Kebebasan berpendapat dan berekspresi terdapat dalam undang-undang Pasal 28 dan
Pasal 28E ayat (3) yang menyatakan “setiap orang berhak atas kebebasan berserikat,
berkumpul dan mengeluarkan pendapat.

B. Rumusan Masalah
1) Apa manfaat yang diperoleh masyarakat jika hak kebebasan berekspresi telah
terpenuhi?
2) Bagaimana Pancasila mengatur kebebasan berekspresi?
3) Mengapa kebebasan berekspresi penting untuk diterapkan?

Pendidikan Pancasila Kelompok 1 – Akuntansi A2 | 1


C. Pembahasan
a) Kebebasan berekspresi menjadi salah satu hal penting dalam demokrasi. Dibatasinya
kebebasan berekspresi, berpendapat, berpikir, berserikat dan menyampaikan kritik di
muka umum akan menyebabkan demokrasi tidak berjalan baik. Namun, perlu diingat
bahwa demokrasi yang diterapkan di Indonesia merupakan demokrasi Pancasila yang
mengarah pada kebebasan absolut yang mengutamakan nalar dan etika. Dalam
demokrasi Pancasila, kebebasan individu dalam berpendapat, berserikat dan
menyampaikan kritik di muka umum dibatasi oleh sejumlah hal. Antara lain, sosial dan
keamanan nasional, kepentingan publik, ideologi bangsa, serta etika dan aturan moral
yang bersifat keagamaan atau ketuhanan. Namun, sering kali dalam implementasinya
kebebasan berekspresi disalahgunakan sehingga mengarah pada kebencian, hasutan,
provokasi, dan adu domba. Di sinilah Pancasila berperan sebagai pedoman dalam
mengekspresikan diri. Peraturan perundang-undangan di Indonesia yang berlandaskan
Pancasila telah mengatur segala aktivitas juga norma kehidupan dalam bermasyarakat.
Sehingga dalam kebebasan berekspresi bukan berarti bisa dilakukan dengan sebebas-
bebasnya, namun, juga terikat oleh aturan-aturan yang harus ditaati.

b) 1. menyediakan mekanisme yang mendukung terwujudnya keseimbangan antara


stabilisasi dan perubahan sosial.
2. stabilitas nasional terjaga dan pembangunan berjalan dengan lancar
3. kehidupan demokrasi akan tercipta di kehidupan masyarakat
4. arpirasi masyarakat akan dapat tersalurkan
5. membantu masyarakat untuk menemukan kepuasan menyalurkan ekspresinya
6. membantu untuk menemukan kebenaran
7. memperkuat kemampuan setiap masyarakat dalam membuat keputusan

c) Sebelum masuk kedalam materi “Mengapa Kebebasan Berekspresi Penting Untuk


Diterapkan”, maka ada beberapa penjelasan mengenai apa itu kebebasan berekspresi,
dimana konsep kebebasan berekspresi berasal, apa saja aturan dasar dalam mengatur
kebebasan berekspresi kita, apa yang terjadi jika tidak ada kebebasan berekspresi,
apakah kebebasan berekspresi ada batasan, bagaimana cara yang benar untuk mengatasi
kebebasan berekspresi dan apa saja yang bisa dilakukan untuk mendukung keebasan
berekspresi.
1. Apa itu kebebasan berekspresi?
Kebebasan berekspresi adalah hak setiap orang untuk mencari, menerima dan
menyebarkan informasi dan gagasan dalam bentuk apapun, dengan cara apapun. Ini
termasuk ekspresi lisan, tercetak maupun melalui materi audiovisual, serta ekspresi
budaya, artistik maupun politik.
Hak ini juga berhubungan dengan kebebasan berserikat, yaitu hak membentuk dan
bergabung dengan kelompok, perkumpulan, serikat pekerja, atau partai politik
pilihanmu, serta kebebasan berkumpul secara damai, seperti ikut demonstrasi damai
atau pertemuan publik. Kebebasan berekspresi juga mendukung hak asasi manusia
lainnya seperti hak atas kebebasan berpikir, berkeyakinan, dan beragama.
2. Dari mana konsep kebebasan berekspresi berasal?

Pendidikan Pancasila Kelompok 1 – Akuntansi A2 | 2


Istilah Free Speech berasal dari zaman Athena, Yunani, sekitar 2400 tahun yang lalu.
Orang Yunani kuno menciptakan kata “parethia”, yang berarti “kebebasan berbicara”
atau “berbicara terus terang”. Namun, kebebasan berekspresi pada saat itu masih sangat
terbatas dalam praktiknya dan hanya berlaku bagi segelintir kelompok yang berkuasa.
Para pemimpin, filsuf, cendekiawan, seniman, pekerja, dan berbagai kelompok sipil
lainnya menggunakan kebebasan berekspresi untuk memajukan pengetahuan dan
mengkritik pemerintah polis. Konsep ini terus berkembang hingga menjadi konsep
kebebasan berekspresi seperti yang kita kenal sekarang. Soewardi Soerjaningrat menulis
artikel Als ik een Nederlander (Seandainya Aku Orang Belanda) di surat kabar De
Expres. Artikel tersebut mengkritik rencana pemerintah Belanda pada tahun 1913 untuk
merayakan kemerdekaannya yang ke-100 dari jajahan Prancis, dan penduduk India
secara paksa dituntut untuk merayakannya.
3. Apa saja aturan dasar yang mengatur kebebasan berekspresi kita?
Konsep modern kebebasan berekspresi seperti yang kita kenal sekarang menyatakan:
“Setiap orang berhak atas kebebasan berekspresi. Hak ini termasuk mencari informasi
dan ide dan UUD Pasal 28E Ayat 3 UUD 1945 “Setiap orang berhak atas kebebasan
berserikat, berkumpul, dan berekspresi.” UUD 1945 pasal 28F “Setiap orang berhak”
menyampaikan dan menerima informasi dalam rangka mengembangkan pribadi dan
lingkungan sosialnya, serta menggunakan segala saluran yang tersedia untuk mencari,
menerima, dan memiliki informasi. Berhak menyimpan, mengolah, dan mengirimkan.
Dua pasal konstitusi ini menegaskan cita-cita Indonesia untuk menjadi bangsa yang
berdasarkan kedaulatan rakyat dan menjunjung tinggi hak asasi manusia, termasuk
kebebasan berekspresi. UUD harus menjadi acuan utama dan nafas dari produk hukum
turunannya.
4. Apa yang bisa dilakukan untuk mendukung kebebasan berekspresi?
 Tarik perhatian orang pada kebebasan berekspresi Anda.
 Menyerukan pemerintah untuk menghapus peraturan yang dapat mengancam
kebebasan berekspresi dan memastikan bahwa tidak ada yang dikriminalisasi oleh
peraturan ini;
 Menyerukan pemerintah untuk membebaskan korban kriminalisasi kebebasan
berekspresi.
 Meminta akses ke informasi publik.
 Menyerukan kepada pemerintah dan bisnis untuk membatasi kemampuan mereka
memperoleh informasi tentang individu dan organisasi.
5. Bagaimana cara yang benar untuk membatasi kebebasan berekspresi?
Pembatasan kebebasan berekspresi diatur oleh undang-undang, harus melindungi
kepentingan publik tertentu atau hak orang lain, dan jelas diperlukan untuk tujuan yang
sah. Pembatasan berdasarkan asumsi atau praduga gejolak publik bukanlah alasan yang
sah untuk membatasi kebebasan berekspresi. Pembatasan kebebasan berpendapat dan
berekspresi harus diatur oleh hukum, dikomunikasikan dengan jelas dan dapat
dimengerti oleh semua orang.
6. Kebebasan berekspresi ada batasannya nggak sih?

Pendidikan Pancasila Kelompok 1 – Akuntansi A2 | 3


Hukum internasional melindungi kebebasan berekspresi, tetapi terkadang ekspresi
Anda dibatasi oleh hukum. Jika ucapan atau ekspresi melanggar hak orang lain,
mempromosikan kebencian, menghasut diskriminasi atau kekerasan.
7. Apa jadinya kalau tidak ada kebebasan berekspresi?
Contoh ekstrem adalah film 1984, yang diadaptasi dari novel George Orwell tahun
1949, tentang pemerintah yang memaksa rakyatnya untuk menerima satu kebenaran
yang dibuat untuk kepentingan partai yang berkuasa.
Pada tahun 1984, ketika pemerintahan Partai Kakak Berkuasa, semua aktivitas di
setiap ruangan dan tempat umum dipantau oleh telescreen, setiap pidato disadap, pikiran
warga dikendalikan, dan “Pengkhianatan” pemerintah dilakukan, termasuk pengawasan
interogasi oleh “Kebenaran” bisa dipenjara, disiksa dan dibunuh. Distopia 1984 bukan
tidak mungkin kecuali kebebasan berekspresi kita dilindungi. Sedikit menakutkan!
8. Kenapa kebebasan berekspresi penting?
Kalau kebebasan berekspresi dilindungi, kita bisa menyampaikan, mencari, menerima,
dan membagikan berbagai macam informasi. Dari mulai ikut webinar, kelas online,
streaming serial dan dokumenter favorit, sampai baca berita dari media mancanegara.
Kebebasan berekspresi juga memungkinkan kita mencari informasi seluas-luasnya,
mengembangkan diri, hingga mendapat gambaran utuh tentang apa yang sedang terjadi
di dunia dari sebanyak-banyaknya sumber.
Selain itu, kita bisa berkumpul dan berdemonstrasi menuntut hak kita dan orang lain.
Kita juga bisa berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan, mendesak
transparansi dan akuntabilitas pihak berwenang, bahkan mendorong pemberantasan
korupsi dan penghapusan impunitas (ketiadaan hukuman bagi pelaku kejahatan), yang
sangat penting bagi perlindungan HAM!

D. Kesimpulan

a) Mv jrgtk

Pendidikan Pancasila Kelompok 1 – Akuntansi A2 | 4


Daftar Pustaka
Arsil, F. (2019, Oktober 18). hukumonline.com. Retrieved from Hak Bebas Berekspresi Dan
Tantangannya bagi Generasi Muda: https://www.hukumonline.com/berita/a/hak-bebas-
berekspresi-dan-tantangannya-bagi-generasi-muda-lt5da969a36fcb5?page=2
claudia, d. (2021, Februari 24). Amnesty Indonesia. Retrieved from kebebasan berekspresi ~ Amnesty
Indonesia: https://www.amnesty.id/kebebasan-berekspresi/
Diskominfo Sulsel Siap Dorong Kebebasan Berpendapat Bagi Masyarakat. (n.d.). Retrieved from
Website Resmi Provinsi Sulawesi Selatan: https://sulselprov.go.id/welcome/post/dikominfo-
sulsel-siap-dorong-kebebasan-berpendapat-bagi-masyarakat
RI, B. (n.d.). BPIP : Meneguhkan Kebebasaan Berpendapat dalam Bingkai Demokrasi Pancasila.
Retrieved from BPIP : Meneguhkan Kebebasaan Berpendapat dalam Bingkai Demokrasi
Pancasila: https://bpip.go.id/berita/1035/475/meneguhkan-kebebasan-berpendapat-dalam-
ingkai-demokrasi-pancasila.html

Pendidikan Pancasila Kelompok 1 – Akuntansi A2 | 5


Peran anggota :
1) Ririn Wahyuning Chorida (221622018154425) latar belakang
2) Ayu Wandani Mustika Rahma Ba’its Nur (221622018154248) rumusan masalah dan
pembahasan
3) Almaas Rifqof Rihhadatul ‘Aisy (221622018154196) rumusan masalah dan
pembahasan
4) Lailatul Jalilah (221622018154010) rumusan masalah dan
pembahasan
5) Lailiyatul Tanjung Ma’rifah (221622018154182) simpulan
6) M. Virsa Irawan (221622018154220) simpulan

Pendidikan Pancasila Kelompok 1 – Akuntansi A2 | 6


Hasil diskusi
1.

Pendidikan Pancasila Kelompok 1 – Akuntansi A2 | 7

Anda mungkin juga menyukai