Anda di halaman 1dari 5

PANDANGAN POLITIK TERHADAP HAK KEBEBASAN BERPENDAPAT

Oleh Yusmiana (20041014015)

A. PENDAHULUAN

Kebebasan berpendapat atau berbicara adalah kebebasan yang mengacu pada sebuah hak untuk
berbicara atau berpendapat tentang suatu masalah secara bebas tanpa adanya tindakan sensor atau
tanpa adanya pembatasan akan tetapi dalam kebebasan berpendapat atau berbicara tidak termasuk
dalam hal untuk menyebarkan kebencian.

Latar belakang kebebasan berpendapat dapat ditelusuri kembali ke abad ke-18 di Eropa, saat pemikir-
pemikir liberal seperti John Locke, Voltaire, dan Jean-Jacques Rousseau mulai menuntut hak-hak
individu yang lebih besar dan otonomi pribadi yang lebih besar.

Pada saat itu, kebebasan berbicara dan mengekspresikan pendapat dianggap sebagai hak alami dan
universal yang tidak boleh dicabut oleh pemerintah atau kekuatan lainnya. Konsep ini kemudian
diadopsi oleh para perumus konstitusi di banyak negara, termasuk Amerika Serikat, Prancis, dan
Inggris, dan dianggap sebagai prinsip inti dari sistem demokrasi modern.

Seiring waktu, kebebasan berpendapat telah diperluas untuk mencakup berbagai bentuk ekspresi,
termasuk media cetak, radio, televisi, dan internet. Namun, meskipun kebebasan berpendapat
dianggap sebagai prinsip yang penting bagi demokrasi, di banyak negara, termasuk beberapa negara
yang mengaku sebagai demokrasi, kebebasan berpendapat masih sering dilanggar atau dibatasi oleh
pemerintah atau kekuatan lainnya.

Kebebasan berpendapat dan berekspresi termaksud hal yang penting dan diperlukan untuk mewadahi
ide, gagasan, pemikiran, sikap dan sebagainya serta penting untuk memastikan berjalannya proses-
proses demokrasi. Kebebasan berpendapat merupakan hal penting di dalam sebuah negara
demokrasi, termasuk Indonesia. Pemerintah telah menjamin kebebasan berpendapat dengan
mengeluarkan sejumlah peraturan perundang-undangan sebagai payung hukumnya.

Menyampaikan pendapat merupakan perwujudan hak dan tanggung jawab berdemokrasi setiap
warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Akan tetapi, walaupun
menyampaikan pendapat di muka umum merupakan hak setiap warga negara yang telah dijamin oleh
konstitusi, namun pelaksanaannya tetap harus sesuai dengan peraturan yang ada.Penyampaian
pendapat harus dilakukan penuh dengan tanggung jawab agar tidak mengganggu hak orang lain dan
tidak ada pihak yang dirugikan.
Sejatinya Setiap makhluk hidup di dunia ini berhak untuk merasakan dan melakukan kebebasan
berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat. Hal yang paling sering terjadi dan memicu
timbulnya sebuah konflik dalam kehidupan ini berawal dari menyalah artikan sebuah kata “memiliki
kebebasan mengeluarkan pendapat atau menyampaikan pendapat” karena sejatinya setiap makhluk
hidup memang bebas untuk mengutarakan pendapat dan berekspresi di muka umum. Namun banyak
dari berbagai kasus yang berawal dari bentuk sebuah protes dan berujung pada tindakan kekerasan,
kerusuhan bahkan tindakan pidana. Sudah saatnya kita sadar akan aturan dan tata tertib hukum yang
mengatur perilaku maupun tindakan kita. Bukankah kita merupakan salah satu bagian dari dunia ini
yang menerapkan pilar demokrasi.

B. PEMBAHASAN

Kebebasan berbicara adalah hak fundamental di banyak negara dan dilindungi oleh undang-undang
dan konstitusi. Setiap orang dapat mengekspresikan pikiran dan pendapat mereka tanpa takut akan
penyensoran atau pembalasan. Meskipun konsep ini disetujui secara umum, dapat terjadi perdebatan
tentang batasan kebebasan berbicara, seperti dalam hal ujaran kebencian, hasutan untuk melakukan
kekerasan, dan pencemaran nama baik. Pada akhirnya, pertanyaan apakah kita dapat memiliki
kebebasan berbicara atau tidak bergantung pada masyarakat yang bersangkutan dan undang-undang
serta kebijakan yang berlaku untuk melindunginya. Meskipun kebebasan berbicara yang lengkap dan
tidak terbatas mungkin tidak dapat dilakukan dalam semua situasi, penting untuk mengupayakan
sistem yang menyeimbangkan hak atas kebebasan berekspresi dengan kebutuhan untuk melindungi
individu dan masyarakat secara keseluruhan dari bahaya

Kebebasan berpendapat secara umum dianggap sebagai hak fundamental di banyak negara, dan
seringkali diabadikan dalam konstitusi nasional atau dilindungi oleh perjanjian hak asasi manusia
internasional. Namun, kerangka hukum dan perlindungan yang tepat untuk kebebasan berpendapat
dapat berbeda di setiap negara.

Secara keseluruhan, perlindungan dan pembatasan hukum yang tepat atas kebebasan berpendapat
dapat bervariasi antar negara dan bergantung pada undang-undang dan kebijakan khusus yang
berlaku.

Di berbagai negara kebebasan berpendapat seringkali diabadikan dalam konstitusi nasional atau
dilindungi oleh perjanjian hak asasi manusia internasional. Namun, kerangka hukum dan perlindungan
yang tepat untuk kebebasan berpendapat dapat berbeda di setiap negara.

Misalnya, di Amerika Serikat, Amandemen Pertama Konstitusi melindungi kebebasan berbicara,


termasuk hak untuk menyatakan pendapat. Konvensi Eropa tentang Hak Asasi Manusia juga
melindungi kebebasan berekspresi, termasuk pendapat. Di beberapa negara, seperti Kanada,
kebebasan berekspresi dilindungi baik oleh hukum konstitusi maupun hukum hak asasi manusia.

Indonesia, seperti banyak negara lain, mengakui kebebasan berekspresi sebagai hak asasi manusia
yang dilindungi konstitusi. Pasal 28E UUD 1945 menyatakan bahwa setiap orang berhak
mengeluarkan pendapat, pikiran, dan sikapnya dengan bebas, serta menyampaikannya melalui
ucapan, tulisan, atau bentuk ungkapan lainnya.

Namun dalam praktiknya, situasi kebebasan berekspresi di Indonesia terbilang rumit. Sementara
pemerintah telah melakukan upaya untuk mempromosikan kebebasan berekspresi dan melindungi
hak jurnalis dan profesional media lainnya, ada juga contoh penyensoran dan penindasan kebebasan
berbicara.

Misalnya, ada kasus jurnalis dan aktivis ditangkap atau dituduh melakukan pencemaran nama baik,
penodaan agama, atau pelanggaran lain karena mengungkapkan pandangan mereka. Selain itu,
pemerintah memblokir akses ke situs web dan platform media sosial, terutama selama masa
kerusuhan politik atau protes publik.

Terlepas dari tantangan-tantangan tersebut, masih banyak individu dan organisasi di Indonesia yang
aktif bekerja untuk mempromosikan dan melindungi kebebasan berekspresi. Kelompok masyarakat
sipil, organisasi media, dan pembela hak asasi manusia telah memainkan peran penting dalam
meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kebebasan berbicara dan menolak upaya untuk
membatasinya.

Secara keseluruhan, meski Indonesia mengakui kebebasan berekspresi sebagai hak fundamental,
masih ada perdebatan dan tantangan yang terus berlanjut seputar penerapannya dalam praktik.

kebebasan berekspresi sangat penting bagi demokrasi. Dalam masyarakat demokratis, warga negara
memiliki hak untuk mengekspresikan pendapat dan gagasannya tanpa takut akan penyensoran atau
persekusi. Hak atas kebebasan berekspresi ini merupakan komponen mendasar dari demokrasi
karena memungkinkan warga negara untuk berpartisipasi dalam proses politik, bertukar informasi
dan gagasan, dan meminta pertanggungjawaban pemimpin mereka.

Tanpa kebebasan berekspresi, warga negara tidak akan dapat menyuarakan keprihatinan, pendapat,
atau kritik mereka terhadap pemerintah, yang akan melemahkan kemampuan publik untuk
berpartisipasi penuh dalam proses demokrasi. Selain itu, tanpa kebebasan untuk menyatakan
perbedaan pendapat, demokrasi akan berisiko menjadi otoriter atau totaliter, dengan satu partai atau
pemimpin yang mengendalikan semua aspek masyarakat.

Oleh karena itu, agar demokrasi dapat berfungsi dengan baik, penting untuk melindungi dan
menjunjung tinggi hak atas kebebasan berekspresi.
Kebebasan berekspresi dan politik sangat erat kaitannya, karena kemampuan untuk mengekspresikan
pendapat dan gagasan seseorang merupakan hal mendasar untuk berfungsinya masyarakat
demokratis. Pidato politik adalah bentuk ekspresi yang memungkinkan individu untuk menyuarakan
pendapat mereka tentang masalah kepentingan publik dan terlibat dalam debat politik.

Dalam sistem demokrasi, hak kebebasan berekspresi memungkinkan warga negara meminta
pertanggungjawaban pemimpin mereka dan mengkritik kebijakan dan tindakan pemerintah. Pidato
politik juga dapat memainkan peran penting dalam membentuk opini publik dan memengaruhi
pengambilan keputusan politik.

Pada saat yang sama, kebebasan berekspresi juga dapat menjadi sumber ketegangan dalam politik,
khususnya ketika melibatkan pidato kontroversial atau ofensif. Pemerintah mungkin berusaha untuk
membatasi bentuk-bentuk pidato tertentu untuk menjaga ketertiban umum atau melindungi hak-hak
kelompok yang terpinggirkan, sementara para kritikus mungkin berpendapat bahwa pembatasan
tersebut melanggar kebebasan berekspresi.

Secara keseluruhan, hubungan antara kebebasan berekspresi dan politik itu kompleks dan beragam,
tetapi kemampuan untuk terlibat dalam pidato politik sangat penting untuk berfungsinya masyarakat
demokratis.

Pandangan politik terhadap kebebasan berpendapat bervariasi, tergantung pada ideologi dan
pandangan politik yang dianut oleh kelompok politik tertentu.

Di tengah spektrum politik, kelompok politik yang mendukung pandangan liberal cenderung
memperjuangkan kebebasan berpendapat yang lebih besar dan lebih meluas, dengan menekankan
pentingnya hak individu untuk mengemukakan pendapat tanpa takut dicemooh, diintimidasi, atau
dihukum.

Sementara itu, kelompok politik yang lebih konservatif atau otoriter mungkin memperjuangkan
batasan atau pembatasan pada kebebasan berpendapat, terutama jika pendapat atau ide yang
diungkapkan dianggap sebagai mengancam keamanan nasional, keamanan masyarakat, atau nilai-
nilai tradisional.

Namun, banyak kelompok politik di seluruh spektrum politik mengakui pentingnya kebebasan
berpendapat sebagai prinsip dasar dari demokrasi dan hak asasi manusia, bahkan jika mereka
memiliki pandangan yang berbeda tentang bagaimana prinsip ini harus diterapkan dalam praktiknya.

Kesimpulannya, pandangan politik terhadap kebebasan berpendapat tergantung pada pandangan


ideologi dan filosofis yang dianut oleh kelompok politik tertentu. Namun, pada umumnya, kebebasan
berpendapat dianggap sebagai hak asasi manusia yang penting dan menjadi prinsip dasar dari sistem
demokrasi modern.

KESIMPULAN

Kebebasan berpendapat adalah hak asasi manusia yang penting dan menjadi dasar dari sistem
demokrasi modern. Kebebasan berpendapat memberikan hak kepada individu untuk mengemukakan
pendapat, ide, dan pandangan mereka tanpa takut dicemooh, diancam, atau dihukum oleh
pemerintah atau kekuatan lainnya.

Namun, di banyak negara, kebebasan berpendapat masih sering terbatas atau dilanggar oleh
pemerintah atau kekuatan lainnya. Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk memperkuat perlindungan
dan penghormatan terhadap kebebasan berpendapat di seluruh dunia, dengan memastikan bahwa
individu dan kelompok memiliki akses yang sama ke media dan informasi, serta tidak takut untuk
berbicara dan mengemukakan pendapat mereka.

Dalam konteks Indonesia, kebebasan berpendapat diakui sebagai hak fundamental, tetapi masih
menghadapi tantangan dan hambatan dalam praktiknya. Oleh karena itu, diperlukan upaya yang terus
menerus untuk mempromosikan, melindungi, dan memperkuat kebebasan berpendapat di Indonesia,
sehingga semua warga negara dapat mengemukakan pendapat mereka tanpa takut dicemooh,
diintimidasi, atau dihukum.

Anda mungkin juga menyukai