Anda di halaman 1dari 1

DISKUSI TUTON SESI 6

FILSAFAT DAN ETIKA KOMUNIKASI SKOM4323

Selamat sore, berikut merupakan pendapat saya terkait dengan topik diskusi di atas:
Dari apa yang saya pahami, hakikat dari demokratisasi komunikasi adalah suatu
proses terjadinya perubahan sistem komunikasi menuju rezim yang lebih demokratis. Suatu
kekuasaan dikatakan dapat mempengaruhi hakikat demokratisasi komunikasi, dan menurut
saya itu benar adanya. Mengapa demikian? Karena kekuasaan umumnya bersifat memaksa
setiap orang yang berada di bawahnya untuk tunduk dan mematuhi segala sesuatu yang
diputuskan oleh si pemegang kuasa. Hal ini bertolak belakang dengan konsep demokratisasi
komunikasi, dimana demokratisasi komunikasi diartikan sebagai adanya proses transisi dari
komunikasi yang terbatas menuju proses komunikasi yang lebih terbuka dan bebas.
Kekuasaan yang otoriter dan terpusat cenderung memberikan kesan memaksa dan dapat
merenggut kebebasan berkomunikasi.
Berikut saya akan memberikan contoh kasus pada era Orde Baru. Bila kita melihat
kondisi pada era Orde Baru, kebebasan berkomunikasi benar-benar dibatasi dan sepenuhnya
dikendalikan oleh pemerintahan. Bahkan, banyak isu yang menyatakan bahwa rakyat pada
masa itu benar-benar menjadi replika dari apa yang pemerintah katakan. Kebebasan pers juga
dibatasi, dimana saat itu pers merupakan alat yang digunakan untuk membantu kepentingan
pemerintah saja. Pada era Orde Baru, seluruh aspirasi masyarakat seolah dibungkam dan
tidak dibenarkan untuk memberikan kritikan-kritikan pada setiap kebijakan pemerintah yang
dikeluarkan. Sedangkan, ketika kita berada pada era demokrasi seperti sekarang ini,
kebebasan berkomunikasi telah diakui oleh pemerintah dan negara. Hal tersebut juga
didukung oleh konstitusi negara kita yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945 yang telah mengakui adanya penghormatan terhadap hak-hak mendasar manusia
termasuk kebebasan berkomunikasi dan berekspresi. Sehingga kini masyarakat kita dapat
menyampaikan berbagai kritikan dan aspirasi terkait segala sesuatu atau isu yang terjadi di
sekitar mereka. Meski kebebasan berkomunikasi telah diakui, bukan berarti masyarakat dapat
mempublikasikan atau menyampaikan kritikan dengan seenaknya (menggunakan bahasa
kasar, mengundang konflik yang berkaitan dengan isu SARA, atau bahkan menyebarkan
berita palsu). Pada kondisi ini, pemerintah tetap memiliki kekuasaan untuk menindaklanjuti
setiap perbuatan dalam berkomunikasi yang dinilai telah menyalahi peraturan yang berlaku.
Karena sejauh apapun hak itu diakui, hak setiap orang tetap akan dibatasi oleh hukum karena
Indonesia adalah negara hukum, dan juga dibatasi oleh hak-hak orang lain yang juga harus
dihormati.
Sekian pendapat saya pada sesi diskusi kali ini, terimakasih.
Sumber:
BMP Filsafat dan Etika Komunikasi oleh Dra. Hj. Kismiyati EL Karimah, M. Si.

Anda mungkin juga menyukai