Anda di halaman 1dari 18

MODUL PERKULIAHAN

PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN

Demokrasi di Indonesia

Fakultas Program Studi Tatap Maya Kode MK Disusun Oleh

04
Syari’ah dan Hukum Ilmu Hukum Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.

Abstract Kompetensi
Pada pokok bahasan saat ini, akan Mahasiswa diharapkan mampu
mendeskripsikan berkenaan dengan mendeskripsikan berkenaan dengan
pengertian demokrasi, azas demokrasi pengertian demokrasi, azas demokrasi
atau kedaulatan rakyat, bentuk-bentuk atau kedaulatan rakyat, bentuk-bentuk
demokrasi, implementasi demokrasi,
perkembangan demokrasi hingga demokrasi, implementasi demokrasi dan
melahirkan pemilihan umum dan lain sebagainya.
demokrasi sebagai unsur negara
hukum
Pendahuluan
Pembentukan negara terjadi dalam suatu negara yang memiliki berbagai suku
bangsa dan ras. Dimana setiap negara mepunyai tujuan dan ideologi negara, tujuan inilah
yang akan menjadi pedoman bagi negara untuk menetapkan ke arah mana negara itu
ditujukan, dan menentukan bentuk negara dan bentuk pemerintahannya. Ada beberapa
bentuk negara, yaitu: unitarisme, federasi, dan konfederasi. Sedangkan bentuk
pemerintahan, yaitu: monarki, oligarki, aristokrasi dan demokrasi. Demokrasi sendiri lahir
pada zaman Yunani Kuno dan Romawi Kuno, saat itu bentuk pemerintahan masih monarki
absolut dimana raja berkuasa mutlak dan rakyat tidak memiliki hak dalam penyelenggaraan
negara.

Untuk mengetahui demokrasi, harus dipahami dahulu maksud kedaulatan suatu


negara. Kedaulatan dipergunakan dalam berbagai macam pengertian. Dalam Hukum
Internasional pengertian berdaulat itu ditujukan kepada negara-negara yang berhak
menentukan urusannya sendiri baik yang menyangkut masalah-masalah dalam negeri
maupun luar negeri tanpa adanya campur tangan dari negara lain. Kedaulatan ke dalam
dinyatakan dalam wewenangnya untuk membentuk organisasi dari pada negara menurut
keinginannya sendiri, yang meliputi tugas-tugasnya dalam bidang legislatif, eksekutif, dan
yudikatif. Ke luar dinyatakan dalam wewenangnya untuk mengadakan hubungan diplomatik
dengan negara-negara lain atau dalam kekuasaannya untuk menyatakan perang atau
damai dengan negara lain.

Dalam Hukum Tata Negara pengertian kedaulatan itu bisa relatif, artinya bahwa
kedaulatan itu tidak hanya dikenal pada negara-negara yang mempunyai kekuasaan penuh
ke luar dan ke dalam tapi juga bisa dikenakan pada negara-negara yang terikat dalam suatu
perjanjian yang berbentuk traktat atau dalam bentuk konfedersi, dan yang paling akhir jika
kedaulatan itu hanya diartikan sebagai kekuasaan untuk mengurus rumah tangga sendiri
yang disebut otonomi.

Arti kedaulatan mengalami perubahan-perubahan sepanjang sejarah perkembangan


manusia. Suatu kedaulatan itu tidak terpecah-pecah, asli, dan sempurna atau tidak terbatas.
Tidak terpecah-pecah karena dalam suatu negara hanya terdapat satu kekuasaan yang
tertinggi. Asli karena kekuasaan yang tertinggi tidak berasal dari kekuasaan yang lebih tinggi
yang dapat membatasi kekuasaan itu. Pengertian ini timbul di negara-negara dimana
tumbuh kekuasaan raja yang mutlak. Sebelumnya itu pada abad pertengahan di Prancis
tidak hanya raja saja yang dikenal berdaulat, tetapi juga para baron yang menjalankan
kekuasaan pemerintah dalam daerahnya sebagai ”vazal” raja. Jadi berdaulat atau souverin

2020 Pendidikan Kewarganegaraan-


2 Demokrasi di Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.
(supremus atau superior) mengandung pengertian meningkat di atas para baron dan
kekuasaan itu berubah sifatnya menjadi superlatief sehingga hanya raja saja yang
berdaulat. Selain itu, Revolusi industri di abad pertengahan juga mendorong penerapan
demokrasi, setelah sebelumnya diterapkan paham liberalisme karena adanya kesenjangan
antara kaum-kaum penguasa dengan rakyat. Dan maksud kedaulatan rakyat atau
demokrasi itu sendiri dalam suatu negara adalah jika kekuasaan pemerintahan terletak di
tangan rakyat secara bersama-sama.

Pengertian Demokrasi

Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani, demos dan kratos. Demos yang berarti
rakyat atau penduduk setempat, dan cratein atau kratos yang berarti pemerintahan. Secara
etimologis (bahasa) demokrasi adalah pemerintahan rakyat banyak.

Secara terminologi (pengertian peristilahan) demokrasi adalah pemerintahan dari


rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. “Democracy is government of the people, by the
people, and for people”-Abraham Linclon (1808-1865). Karena itu pemerintahan dikatakan
demokratis, jika kekuasaan negara berada di tangan rakyat dan segala tindakan negara
ditentukan oleh kehendak rakyat.

Dalam pelaksanaanya, demokrasi sangat membutuhkan berbagai lembaga politik.


Robert A. Dahl dalam bukunya Perihal Demokrasi menerangkan ada enam lembaga politik
yang diperlukan demokrasi yakni:

a. para pejabat yang dipilih, pemegang kendali terhadap segala keputusan pemerintah
mengenai kebijakan secara konstitusional berada ditangan para pejabat yang dipilih

2020 Pendidikan Kewarganegaraan-


3 Demokrasi di Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.
oleh warga negara (pemerintahan demokrasi modern merupakan demokrasi
perwakilan),
b. pemilihan umum yang jujur, adil, bebas, dan berperiodik, para pejabat dipilih melalui
pemilu,
c. kebebasan berpendapat, warga negara berhak menyatakan pendapat mereka
sendiri tanpa halangan dan ancaman dari penguasa,
d. akses informasi-informasi alternatif, warga negara berhak mencari sumber-sumber
informasi alternatif,
e. warga negara berhak membentuk perkumpulan-perkumpulan atau organisasi-
organisasi yang relatif bebas termasuk partai politik dan kelompok kepentingan,
f. hak kewarganegaraan yang inklusif.

Azas Demokrasi Atau Kedaulatan Rakyat

Ajaran kedaulatan ini lahir dari JJ. Rousseau sebagai kelanjutan dari filsafatnya yang
bersumber kepada perasaan. Berbeda dengan ahli-ahli filsafat pada zamannya yang lebih
mementingkan ilmu pengetahuan berdasarkan hyper-intellektualisme dengan penemuan-
penemuan baru, maka Rousseau berpendapat bahwa kebudayaan itu dengan penemuan-
penemuannya yang baru dan dengan usahanya untuk mencari penghalusan dalam
kehidupan sehari-hari, pada hakekatnya akan membawa akibat bagi umat manusia ke arah
kemerosotan dan keruntuhan dalam hidupnya. Kemajuan-kemajuan dalam teknik, seperti
berdirinya industri-industri hanya mempertajam adanya kemewahan disatu pihak dan
kemiskinan dilain pihak. Hal ini disebabkan karena manusia telah hidup menyimpang dari

2020 Pendidikan Kewarganegaraan-


4 Demokrasi di Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.
naluri-naluri yang dibawa sejak lahir sebagai pemberian Tuhan. Jadi manusia menurut
Rousseau itu dilahirkan sebagai makhluk yang baik. Kemudian orang hendak mencari
apakah sebabnya maka dalam pergaulan hidup manusia itu senantiasa terdapat kekuasaan.

Ajaran kedaulatan rakyat berpangkal tolak pada hasil penemuannya bahwa tanpa
tata tertib dan kekuasaan, manusia akan hidup tidak aman dan tentram. Tanpa tata tertib
manusia merupakan binatang yang buas ”homo homini lupus”, dan kehidupan itu berubah
menjadi perang antar sesama umat manusia ”bellum omnium contra omnes”. Itulah
sebabnya manusia-manusia bersepakat untuk mendirikan negara, dan untuk itu mereka
mengadakan perjanjian masyarakat. Jalan yang ditempuh bermacam-macam. Menurut
pendapat pertama, maka kekuasaan dari rakyat karena perjanjian masyarakat itu habis,
sebab kekuasaan itu berpindah kepada penguasa yang kini mempunyai kekuasaan mutlak.
Ialah yang berdaulat. Pendapat kedua beranggapan bahwa manusia sejak dilahirkan telah
membawa hak. Untuk menjamin hak-hak itu maka mereka mengadakan perjanjian
masyarakat. Jadi tugas itu adalah untuk melindungi hak-hak rakyat. Jika penguasa tidak
menjalankan tugasnya sebagaimana mestinya, ini berarti bahwa pihak penguasa telah
melanggar perjanjian dan rakyat dapat mengambil tindakan seperlunya terhadap
pelanggaran itu. Dalam pengertian pertama dan kedua di atas, penguasa adalah berdaulat
dan kedaulatan itu adanya berdasarkan perjanjian rakyat.

Berbeda halnya dengan apa yang diuraikan di muka adalah konstruksi Rousseau.
Menurut pendapatnya rakyat tidak menyerahkan kekuasaan kepada pihak penguasa karena
pada perjanjian masyarakat, individu-individu itu menyerahakan haknya kepada rakyat
sendiri sebagai suatu keseluruhan. Penguasa menjalankan kekuasaannya karena haknya
sendiri melainkan sebagai mandataris rakyat. Sewaktu-waktu rakyat bisa merubah atau
menarik kembali mandat itu.

Menurut pendapat pertama, rakyat yang sudah menyerahkan kekuasaannya kepada


penguasa sudah tidak berdaulat lagi. Yang berdaulat adalah penguasa. Pada pendapat
kedua rakyat masih dapat mengganti penguasa yang telah melanggar perjanjian dengan
penguasa yang lain, namun kedaulatan itu tidak terletak pada rakyat lagi, dan berpindah
kepada penguasa yang dapat melaksanakannya tanpa bantuan siapapun.

Selanjutnya dalam teori Rousseau rakyat yang berdaulat itu hanya merupakan suatu
fiksi saja karena rakyat dapat mewakilkan kekuasaannya dengan berbagai macam cara.
Yaitu mewakilkan kepada seorang saja atau beberapa orang. Kepada suatu korps pemilih,
bahkan dapat juga turun-temurun. Kedaulatan sebenarnya tidak terletak lagi kepada rakyat
tapi pada seseorang atau beberapa orang, pada korps pemilih atau pada raja yang secara
nyata-nyata menjalankan kekuasaannya itu. Jadi kedaulatan rakyat menurut Rousseau pun
2020 Pendidikan Kewarganegaraan-
5 Demokrasi di Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.
merupakan pengertian yang semu dan abstrak. Oleh karena pengertian itu tidak dapat
dilihat dengan nyata dalam bentuk yang kongkrit.

Ajaran Rousseau mempertahankan bahwa kedaulatan itu tidak lepas dari rakyat
dalam praktek tidak benar dengan adanya kekuasan yang diwakilkan itu. Dalam ajarannya
yang penting adalah kedaulatan itu dinyatakan dalam bentuk pernyataan kehendak,
sehingga kedaulatan rakyat itu diwujudkan dalam pernyataan rakyat untuk menyampaikan
kehendaknya. Penyampaian kehendak dilakukan dengan dua cara, yaitu:

a. kehendak rakyat seluruhnya atau volonte de tous


volonte de tous hanya dipergunakan oleh rakyat seluruhnya sekali saja waktu negara
hendak dibentuk melalui perjanjian masyarakat. Maksud volonte de tous ini untuk
memberi dasar supaya negara dapat berdiri abadi karena ini merupakan kebulatan
kehendak, dan jika negara itu sudah berdiri, pernyataan setuju tidak bisa ditarik
kembali. Untuk selanjutnya volonte de tous ini sudah tidak dipakai lagi karena jika
setiap keputusan harus dilakukan dengan suara bulat, maka roda pemerintahan tidak
dapat berjalan.

b. Kehendak sebagian besar dari rakyat atau volonte generale


Dinyatakan setelah negara berdiri yaitu dengan pernyataan kehendak rakyat melalui
suara terbanyak. Cara demikian ini yang lazim dipergunakan dalam negara-negara
demokrasi barat. Jadi kedaulatan rakyat yang dimaksud oleh Rousseau itu sama
dengan keputusan suara terbanyak. Di sinilah sebenarnya Rousseau tidak
konsekwen dengan arti kedaulatan rakyat yang disamakan dengan suara terbanyak
(meerderheids dictatuur).

Apa sebab Rousseau menyamakan ketiga hal tersebut di atas, yaitu karena suara-
suara minoritas menurut pendapatnya adalah suara tidak membawakan kehendak atau
kepentingan umum dan suara yang sedikit itu olehnya dianggap menyimpang dari
kepentingan umum. Dalam praktek sering kali terlihat hal-hal yang sebaliknya. Suara
terbanyak yang menjadi suatu keputusan belum tentu membawakan kepentingan umum,
karena yang didukung oleh suara terbanyak itu tidak lagi mempersoalkan kebenaran yang
hendak dikejar akan tetapi mempersoalkan menang atau kalah.

Disinilah letak penyelewengan dari sistem mayoritas yang tidak mengejar lagi akan
kebenaran melainkan kemenangan. Untuk memmperoleh kemenangan orang berusaha
mendapatkan dukungan suara sebanyak-banyaknya dengan jalan apapun juga asal tujuan
tercapai. Bahkan dalam keadaan demikian itu suara minoritas menurut Rousseau adalah
suara yang menyimpang dari kepentingan umum, kemungkinan besar membawakan suara

2020 Pendidikan Kewarganegaraan-


6 Demokrasi di Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.
yang sehat, hanya oleh karena tidak mendapat dukungan suara terbanyak, suara yang
sehat itu tetap kalah.

Ajaran Rousseau ini berpangkal pada individu yang dilahirkan sebagai makhluk yang
mempunyai pembawaan-pembawaan yang baik. Karena itu suara terbanyak yang
dikembalikan kepada pembawaan manusia yang baik adalah cermin kehendak rakyat yang
tidak sesat. Suara-suara minoritas adalah kehendak individu yang menyimpang dari
kepentingan umum. Akibat dari ajaran Rousseau itu orang memperoleh pengertian tentang
demokrasi yang mutlak.

Hampir setiap negara mencantumkan azas demokrasi atau kedaulatan rakyat dalam
Undang-undang Dasarnya, walaupun azas ini hanya merupakan mythos saja karena dalam
praktek akhirnya orang yang satu dibedakan dengan orang lainnya. Sehingga dalam
kenyataannnya yang berdaulat di negara itu adalah segolongan kecil manusia dalam
masyarakat. Golongan ini karena kelebihannya merupakan golongan yang memerintah ”The
Rulling Class” atau juga ”Elite”.

Bentuk-Bentuk Demokrasi

a. Dilihat dari sudut pandang dan titik tekan perhatiannya, dapat dibedakan menjadi:
 Demokrasi formal,
Yaitu demokrasi yang menjujung tinggi persamaan dalam bidang poltik tanpa
disertai upaya untuk mengurangi atau menghilangkan kesenjangan dalam bidang
ekonomi (kesempatan ekonomi dan politik bagi semua orang adalah sama).

 Demokrasi material,

2020 Pendidikan Kewarganegaraan-


7 Demokrasi di Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.
Yaitu demokrasi yang menekankan pada upaya-upaya menghilangkan
perbedaan dalam bidang ekonomi, sedangkan persamaan dalam bidang politik
kurang diperhatikan atau bahkan dihilangkan.

 Demokrasi gabungan,
Yaitu demokrasi sintesis dari demokrasi formal dan demokrasi material.
Demokrasi ini berupaya mengambil hal-hal baik dan membuang hal-hal buruk dari
demokrasi formal dan demokrasi material.

b. Dilihat dari sudut pandang cara penyaluran kehendak rakyat, dapat dibedakan
menjadi:
 Demokrasi langsung,
Yaitu rakyat secara langsung mengemukakan kehendaknya di dalam rapat
yang dihadiri oleh seluruh rakyat.

 Demokrasi perwakilan atau demokrasi representatif,


Yaitu rakyat menyalurkan kehendaknya, dengan memilih wakil-wakilnya
untuk duduk dalam dewan perwakilan rakyat.

 Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum,


Yaitu gabungan antara demokrasi langsung dengan demokrasi perwakilan.
Artinya rakyat memilih wakil-wakil mereka untuk duduk dalam dewan perwakilan
rakyat, akan tetapi dewan perwakilan rakyat dikontrol oleh pengaruh rakyat dengan
sistem referendum.

c. Dilihat dari sudut pandang tugas-tugas dan hubungan antara alat-alat perlengkapan
negara, dapat dibedakan menjadi:
 Demokrasi dengan sistem parlementer,
Yaitu dalam demokrasi ini terdapat hubungan erat antara badan legislatif dan
badan eksekutif. Hanya badan legislatif saja yang dipilih rakyat, sedangkan badan
eksekutif yang biasa disebut kabinet dipimpin oleh seorang perdana menteri yang
dibentuk berdasarkan dukungan suara terbanyak dalam dewan perwakilan rakyat
atau parlemen.

 Demokrasi dengan sistem pemisahan kekuasaan,


Yaitu demokrasi dalam arti kekuasaan dipisahkan menjadi kekuasaan
legislatif, kekuasaan eksekutif, dan kekuasaan yudikatif.

 Demokrasi dengan sistem referendum,

2020 Pendidikan Kewarganegaraan-


8 Demokrasi di Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.
Yaitu demokrasi perwakilan dengan kontrol rakyat secara langsung terhadap
wakil-wakilnya di dewan perwakilan rakyat .

Sistem referendum ini ada dua macam, yakni:

- Referendum obligator,
Dalam referendum ini kebijakan atau undang-undang oleh pemerintah atau
dibuat oleh dewan perwakilan rakyat baru dapat dijalankan, setelah disetujui
oleh rakyat dengan suara terbanyak.

Referendum ini dilaksanakan terhadap hal-hal krusial atau penting, yang


menyangkut hajat hidup orang banyak, seperti kenaikan bahan bakar
minyak dan perubahan dasar negara (perubahan UUD).

- Referendum fakultatif,
Undang-undang yang dibuat oleh dewan perwakilan rakyat baru dimintakan
persetujuan rakyat, apabila dalam jangka waktu tertentu setelah undang-
undang diumumkan, sejumlah rakyat memintanya.

Implementasi Dari Demokrasi

Kedaulatan rakyat dalam pelaksanaanya sebagai yang dicita-citakan oleh Rousseau


dalam pemerintahan rakyat yang mutlak (Demokrasi Absolut) tidak mungkin ada. Bahkan
dahulu dalam Polis atau ”City State” yang dipakai sebagai contoh adanya demokrasi mutlak
atau langsung, tidak semua lapisan masyarakat pada Polis ikut serta memerintah dan

2020 Pendidikan Kewarganegaraan-


9 Demokrasi di Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.
mempunyai hak suara yang sama. Ini dapat dibuktikan dengan adanya kenyataan-
kenyataan sebagai berikut:

- Tidak semua rakyat Yunani adalah bebas, karena itu tidak semua rakyat
Yunani mempunyai hak suara dalam ecclesia (musyawarah). Budak belian
tidak mempuyai hak suara, oleh karena mereka tidak dianggap sebagai
manusia yang dapat melakukan tindakan hukum atau mereka itu bukan
merupakan subjek hukum, sebaliknya mereka dianggap sebagai objek-objek
hukum yang disamakan dengan benda-benda yang diperdagangkan.
Mereka itu adalah manusia-manusia hidup tapi tidak diperlakukan sebagai
manusia biasa yang mempunyai hak suara.
- Demokrasi di Yunani dilaksanakan melalui ecclesia tapi dalam
kenyataannya tidak semua Warga Polis dapat ikut serta, bahkan sebagain
besar akan menyerahkan hak suaranya kepada orang-orang yang pandai
berbicara, yang pandai berdiskusi atau menyerahkan kepada pemimpin-
pemimpin yang lebih pandai memainkan lidahnya yang disebut rethorika.
Akhirnya pemimpin-pemimpin inilah yang mengambil keputusan tentang
nasib rakyat yang sebagian besar tidak bisa ikut berbicara.
Jadi demokrasi langsung dalam arti yang murni di Yunani maupun di Romawi Kuno tidak
ada.

Seringkali orang memakai sebagai contoh Negara Swiss yang masih melakukan
demokrasi langsung pada zaman modern ini. Pengawasan langsung oleh rakyat terhadap
tugas legilatif adalah buktinya. Pengawasan ini dilakukan dalam dua bentuk, yaitu
referendum obligator dan referendum fakultatif. Referendum obligator menentukan suatu
undang-undang berlaku karena rakyat telah menyetujuinya. Jadi berlakunya suatu undang-
undang tergantung kepada persetujuan rakyat. Undang-undang ini lazimnya sangat penting
bagi rakyat karena itu harus mendapat persetujuan lebih dahulu misalnya Undang-undang
Dasar. Referendum fakultatif itu dilakukan jika sesudah undang-undang itu diumumkan
dalam jangka waktu tertentu diperlukan persetujuan rakyat. Persetujuan dari rakyat tidak
diharuskan karena sifat undang-undang itu tidak sepenting yang pertama.

Karena luasnya wilayah daerah dan banyaknya penduduk yang hidup di dalamnya,
maka demokrasi secara langsung tidak mungkin dilaksanakan lagi. Yang ada hanya
demokrasi yang diwakilkan (representative democracy) atau demokrasi tidak langsung
(indirect democracy).

2020 Pendidikan Kewarganegaraan-


10 Demokrasi di Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.
Di Indonesia penerapan azas demokrasi ditegaskan dalam pembukaan Undang-
undang Dasar 1945 (alinea keempat) yang menghendaki agar setiap tindakan dari
pemerintah berdasarkan kemauan rakyat dan pada akhirnya semua tindakan pemerintah
harus dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat melalui wakil-wakilnya. Persetujuan dari
rakyat atas tindakan pemerintah itu dapat ditunjukan dalm pasal 22 UUD 1945 bahwa
presiden tidak dapat menetapkan peraturan pemerintah tanpa terlebih dahulu adanya
undang-undang, artinya tanpa persetujuan rakyat (melalui lembaga perwakilannya) presiden
tidak dapat menetapkan suatu peraturan pemerintah meski dalam keadaan darurat
sekalipun, peraturan pemerintah harus mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
Demikian pula halnya dengan kontrol dari Dewan Perwakilan Rakyat kepada presiden
adalah dalam rangka perwujudan dari azas kedaulatan rakyat.

Dalam negara-negara demokrasi modern, perwakilan itu dilakukan menurut berbagai


macam cara dan variasinya. Pada garis besarnya pembagian itu terdiri dari perwakilan
dengan parlemen dan perwakilan dengan pemisahan kekuasaan. Pada cara pertama
hubungan dengan eksekutif dan perwakilan rakyat erat sekali. Karena adanya sistem
pertanggungjawaban menteri. Setiap menteri harus mempertanggungjawabkan
kebijaksanaannya kepada wakil-wakil rakyat, sehingga pembentukan suatu kabinet
memerlukan dukungan kepercayaan dari parlemen, yang berarti bahwa tujuan yang hendak
dicapai oleh pemerintah tergantung kepada persujuan dari parlemen.

Pada sistem yang kedua kekuasaan eksekutif pada prinsipnya tidak tergantung pada
perwakilan rakyat. Dasar kekuasaan dari eksekutif terletak pada pilihan rakyat, dan presiden
sebagai kepala eksekutif menunjuk pembantu-pembantunya yang tidak bertanggung jawab
kepada wakil-wakil rakyat melainkan kepada presiden. Karena itu eksekutif ini tidak bisa
dijatuhkan oleh badan perwakilan rakyat dengan suara terbanyak sekalipun.

2020 Pendidikan Kewarganegaraan-


11 Demokrasi di Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.
Perkembangan Demokrasi Hingga Melahirkan Pemilihan Umum

Pemahaman dari kedaulatan sendiri adalah wewenang yang tertinggi yang


menentukan segala wewenang yang ada dalam suatu negara. Dengan demikian kedaulatan
rakyat, berarti bahwa rakyatlah yang mempunyai wewenang yang tertinggi yang
menentukan segala wewenang yang ada dalam negara. Suatu negara yang menganut azas
kedaulatan rakyat disebut juga sebagai negara demokrasi.

Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa dalam pengertian murninya rakyat secara
keseluruhan ikut menentukan jalannya pemerintahan, dan yang demikian itu disebut
demokrasi langsung (direct democracy). Pada umumnya orang beranggapan bahwa zaman
Yunani Kuno Dan Romawi Kuno terdapat demokrasi langsung tetapi kenyataannya tidak.
Karena dalam City State atau Polis terdapat perbedaan tentang siapa yang disebut warga
kota yang juga membawa perbedaan pada haknya, maka yang terjadi disana sebenarnya
suatu demokrasi yang terbatas.

Kalau diperhatikan pada masyarakat hukum adat yang jumlah penduduknya sedikit
dan wilayahnya juga tidak begitu luas, maka demokrasi langsung dapat dipraktekkan juga.
Tetapi jika dilihat dari sudut siapa yang memerintah dan siapa yang diperintah, maka dalam
corak pemerintahan yang bagaimanapun juga selalu terdapat sekelompok manusia yang
memerintah yang jumlahnya sedikit, dan sebaliknya jumlah yang diperintah lebih banyak.

Baik di Yunani, Swiss, dan masyarakat hukum adat dewasa ini selalu ada beberapa
orang yang mengatur urusan bersama, pada hakekatnya bertindak sebagai pihak yang
memerintah dan rakyat sebagian besar yang diperintah. Karenanya adalah berlawanan
dengan kodrat alam bahwa yang jumlahnya besar yang memerintah sedang yang jumlahnya
sedikit harus diperintah. Sebab dalam setiap masyarakat memang selalu ada orang yang
dilahirkan untuk menjadi pemimpin yang jumlahnya sedikit, dan mereka inilah pada
hakekatnya menjadi golongan yang memerintah.

Sampai abad pertengahan setelah runtuhnya Athena dan Rumawi, pengertian


demokrasi tidak mengalami pertumbuhan. Baru pada abad pertengahan denagan timbulnya
Country State, sudah merupakan doktrin umum bahwa rakyat adalah sumber dari political
authority. Pengertian rakyat sudah menjadi kongkrit dan dinamis. Rakyat berarti Orang
Inggris atau Orang Prancis atau Orang Spanyol dan pemerintah adalah pemerintah mereka,
karenanya mereka mulai mempertahankan hak-haknya atas pemerintah.

2020 Pendidikan Kewarganegaraan-


12 Demokrasi di Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.
Demokrasi terus mengalami perkembangan dan langakah menuju demokrasi
modern dilakukan dengan pembaharuan Dewan Perwakilan di Inggris. Dimana pada tahun
1265 Earl of Leicester Simon de Monfort mengundang dua orang penduduk dari tiap
borough (sektor atau wilayah), dua orang bangsawan dari tiap country untuk duduk dalam
setiap parlemen bersama-sama dengan peers dan prelates (wali atau pendeta tinggi). Ini
permulaan dari Commons (Dewan Perwakilan Rakyat) dan English Commons merupakan
”matrix” (acuan) dari demokrasi modern.

Demikianlah demokrasi berkembang sesuai dengan kebutuhan suatu negara,


karenanya demokrasi selalu mengalami pertumbuhan. Memang dalam masyarakat modern
sekarang ini dimana wilayah negara sudah begitu luas, jumlah penduduknya sudah banyak,
dan tingkat kebutuhan hidupnya sangat kompleks yang menimbulkan macam-macam
spesialisasi, maka sukar membayangkan bahwa demokrasi langsung dapat dipraktekkan.
Sehingga sudah menjadi tuntutan zaman jika demokrasi tidak langsung itu harus
menggantikannya.

Demokrasi tidak langsung disebut juga demokrasi perwakilan (representative


democracy) karena rakyat tidak ikut secara langsung menentukan jalannya pemerintahan
tetapi melalui wakil-wakilnya dalam suatu badan perwakilan rakyat. Jadi rakyat mewakilkan
kepada wakil-wakilnya yang duduk di badan perwakilan rakyat untuk menentukan jalannya
pemerintahan.

Persoalannya sekarang adalah, bagaimanakah caranya rakyat memilih wakil-


wakilnya yang duduk di badan perwakilan rakyat? Persoalan ini membawa kita kepada
masalah pemilihan umum. Jadi pemlihan umum tidak lain adalah suatu cara untuk
menentukan wakil-wakil rakyat yang akan duduk di badan perwakilan rakyat.

International Commission of Jurist dalam konfrensinya di Bangkok tahun 1965, telah


memberikan definisi mengenai representative government sebagai:

”a government deriving its power and authority from people, which power and authority are
exercised through representative chosen and responsible to them”.

Dalam konfrensi ditetapkan pula syarat-syarat dasar dari representative government under
the rule of law sebagai berikut:

a. proteksi konstitusionil;
b. pengadilan-pengadilan yang bebas dan tidak memihak;
c. pemilihan-pemilihan yang bebas;
d. kebebasan menyatakan pendapat;

2020 Pendidikan Kewarganegaraan-


13 Demokrasi di Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.
e. kebebasan berserikat dan tugas oposisi;
f. pendidikan civics.
Karena demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan ingin menciptakan
suatu pemerintahan dengan perwakilan atau representative government, maka keharusan
bagi negara yang menganut azas kedaulatan rakyat untuk melaksanakan pemilihan umum.
Dimana pemilihan umum adalah suatu cara untuk menentukan wakil-wakil rakyat yang akan
duduk di badan perwakilan rakyat dan cara ini dilakukan dalam berbagai macam sistem
pemilihan umum.

Jadi jelaslah bahwa kedaulatan rakyat menurut apa yang diajarkan Rousseau dalam
praktek belum pernah terjadi sepenuhnya. Yang ada hanya kedaulatan rakyat dengan
perwakilan dan Logemann menyebutnya sebagai mythos dari abad ke-19.

Demokrasi Sebagai Unsur Negara Hukum

Menurut Aristoteles, Negara Hukum itu timbul dari Polis yang mempunyai wilayah
kecil, seperti kota yang berpenduduk sedikit, tidak seperti negara saat ini. Dalam Polis itu
segala urusan negara itu dilakukan dengan musyawarah (ecclesia), dimana seluruh warga
negara ikut serta dalam penyelenggaraan negara.

Yang dimaksud dengan negara hukum ialah negara yang berdiri di atas hukum yang
menjamin keadilan kepada warga negaranya. Keadilan merupakan syarat bagi tercapainya
kebahagiaan hidup untuk warga negara dan sebagai dasar dari pada keadilan itu perlu
diajarkan rasa susila kepada setiap manusai agar menjadi warga negara yang baik.
Demikian pula dengan peraturan hukum yang sebenarnya hanya ada jika peraturan hukum
itu mencerminkan keadilan bagi pergaulan hidup antar warga negaranya. Bagi Aristoteles
yang memerintah negara bukanlah manusia sebenarnya melainkan pikiran yang adil

2020 Pendidikan Kewarganegaraan-


14 Demokrasi di Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.
sedangkan penguasa sebenarnya hanya pemegang hukum dan keseimbangan saja.
Kesusilaan yang akan menentukan baik dan tidaknya peraturan undang-undang dan
membuat undang-undang adalah sebagian dari kecakapan menjalankan pemerintahan
negara.

Dalam sejarah ketatanegaraan dikenal negara hukum dalam arti sempit sebagai
ajaran dari Emanuel Kant dan Fichte. Sejajar dengan lahirnya paham liberal yang
menentang kekuasaan absolut dari para raja. Jika pada zaman ancient regieme, kekuasaan
raja besar sekali dalam menentukan kesejahteraan rakyatnya, maka menurut paham
liberalisme negara justru harus melepaskan dirinya dari campur tangan urusan
kesejahteraan rakyat.

Sebenarnya antara tipe negara dan akibatnya terdapat hubungan korelatif atau
fungsionil. Artinya jika hendak mengetahui lebih mendalam apakah negara hukum itu, maka
orang akan menghubungkan negara hukum ini sebagai suatu tipe negara dengan pengaruh
rakyat terhadapnya dan sebaliknya. Hubungan korelatif dari aliran ini dengan bentuk negara
dan pemerintahannya adalah monarki konstitusional, yaitu bahwa kekuasaan raja dibatasi
oleh konstitusi sebagai akibat dari perjanjian yang dilakukan dengan rakyatnya yang
menentukan kedua belah pihak dalam kedudukan yang sama. Karena itu bentuk negara dan
pemerintahannya bersifat dualis.

Akan tetapi tuntutan perkembangan masyarakat menghendaki paham liberalisme iti


tidak bisa dipertahankan lagi sehingga negara terpaksa turut campur tangan dalam urusan
kepentingan rakyat. Hanya campur tangan itu masih menurut saluran-saluran hukum yang
ditentukan sehingga lahirlah negara hukum formil atau disebut juga negara demokratis.

Pada negara hukum liberal atau negara hukum dalam arti sempit, orang hanya mengenal
dua unsur yang penting, yaitu:

a. perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia;


b. pemisahan kekuasaan.
Pada negara hukum formil unsur-unsurnya itu bertambah menjadi empat, yaitu:

a. perlindungan terhadap hak asasi manusia;


b. pemisahan kekuasaan;
c. setiap tindakan pemerintah harus berdasarkan pada peraturan undang-undang;
d. adanya peradilan demokrasi yang berdiri sendiri.
Karena itu menurut negara hukum formil setelah dua unsur di atas diperlukan yaitu
perlindungan terhadap hak asasi manusia dan pemisahan kekuasaan, maka lahirlah unsur

2020 Pendidikan Kewarganegaraan-


15 Demokrasi di Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.
ketiga dan keempat yang tujuannya hendak membatasi kekeuasaan raja itu supaya tidak
bertindak sewenang-wenang. Untuk membatasi kekuasaan raja itu, maka unsur ketiga
menetapkan bahwa segala tindakan pemerintah dalam mencampuri kepentingan rakyat
harus ditentukan oleh undang-undang terlebih dahulu. Kemungkinan terjadi bahwa raja
dalam menyelenggarakan kepentingan rakyat melanggar hak asasi rakyat sehingga timbul
perselisihan antara raja dan rakyat, maka unsur keempatlah yang menetapkan bahwa jika
perselisihan itu terjadi akan diselesaikan oleh suatu peradilan administrasi yang berdiri
sendiri.

Menurut Seheltema unsur-unsur negara hukum (rechstaat) adalah:

a. kepastian hukum;
b. persamaan;
c. demokrasi;
d. pemerinthan yang melayani umum
Jadi negara hukum formil ialah negara hukum yang mendapat pengesahan dari rakyat,
segala tindakan penguasa memerlukan bentuk hukum tertentu, harus berdasarkan undang-
undang.

Nilai-nilai yang Lahir dari Demokrasi :

1. Kesadaran akan pluralisme


2. Sikap yang jujur dan pikiran sehat
3. Kerjasama warga dan itikad baik
4. Sikap dewasa
5. Pertimbangan moral

Parameter dari Demokrasi :

1. Adanya kontrol keputusan pemerintah


2. Pemilihan yang teliti dan jujur
3. Hak memilih dan dipilih
4. Kebebasan menyatakan pendapat tanpa ancaman
5. Kebebasan mengakses informasi
6. Kebebasan berserikat yang terbuka

2020 Pendidikan Kewarganegaraan-


16 Demokrasi di Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.
Penutup

Demokrasi sama dengan azas kedaulatan rakyat, dalam arti rakyat memegang kekuasaan
tertinggi dalam pemerintahan. Tapi dari berbagai bentuk yang disebut di atas dan sesuai
perkembangan dari demokrasi itu sendiri, sejatinya tidak ada demokrasi yang diterapkan
secara langsung kepada rakyat, yang ada hanyalah demokrasi yang diterapkan secara tidak
langsung atau yang kita kenal dengan demokrasi perwakilan. Dari demokrasi perwakilan
inilah yang melahirkan pemilihan umum di dalam suatu negara.

Demokrasi juga merupakan unsur pembentuk negara hukum atau dikenal dengan negara
hukum formil yang menjamin adanya demokrasi politik dan demokrasi materil yang
berhubungan dengan human right.

2020 Pendidikan Kewarganegaraan-


17 Demokrasi di Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.
Daftar Pustaka

Asshidiqie, Jimly. 2009. Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia. Jakarta: PT.
Rajagrafindo persada.

Kusnardi Moh., Harmaily Ibrahim. 1988. Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia. Jakarta:
Sinar Bakti.

Bahan Studi Ilmu Negara FH USAHID. 2009.

Purwanto, dkk. Etika Berwarganegara.. Salemba Empat. Jakarta.

Referensi lainnya :

http://images.google.com

2020 Pendidikan Kewarganegaraan-


18 Demokrasi di Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.

Anda mungkin juga menyukai