NIM : 20129264
Mata Kuliah : HAM dan Kebhinekaam
A. DEMOKRASI INDONESIA
Demokrasi merupakan suatu jalan untuk melakukan perubahan atas apa yang terjadi
di masa lampau, mengembalikan hak menentukan peminpin kepada rakya, penguasa di
bawah pengawasan rakyat. Dalamm sejarah ketatanan republik indonesia yang telah lebih
dari setengah abad, perkembangan demokrasi mengalami fluktuasi (pasang surut).
Masalah pokok yang dihadapi oleh bangsa indonesia adalah bagaimana upaya
meningkatkan kehidupan ekonomi dan membangun kehidupan sosial politik yang
demokratisndalam masyarakat yang plural.
Sulit mencari kesepakatan dari semua pihak tentang pengertian atau definisi
demokrasi. Ketika ada yang mendefinisikan demokrasi secara ideal atau juga disebut
sebagai definisi populistik tentang demokrasi, yakni sebuah sistem pemerintahan ”dari,
oleh, dan untuk rakyat” maka pengertian demokrasi demikiantidak pernah ada dalam
sejarah umat manusia. Tidak pernah ada pemerintahandijalankan secara langsung oleh
semua rakyat; dan tidak pernah ada pemerintahan sepenuhnya untuk semua rakyat (Dahl
1971; Coppedge dan Reinicke 1993).Dalam praktiknya, yang menjalankan pemerintahan
bukan rakyat, tapi elite yang jumlahnya jauh lebih sedikit. Juga tidak pernah ada hasil
dari pemerintahan itu untuk rakyat semuanya secara merata, tapi selalu ada perbedaan
antara yang mendapat jauh lebih banyak dan yang mendapat jauh lebih sedikit. Karena
itu, ketika pengertian”demokrasi populistik” hendak tetap dipertahankan, Dahl
mengusulkan konsep ”poliarki” sebagai pengganti dari konsep ”demokrasi
populistik”tersebut. Poliarki dinilai lebih realistik untuk menggambarkan tentang sebuah
fenomena politik tertentu dalam sejarah peradaban manusia sebab poliarki mengacu pada
sebuah sistem pemerintahan oleh ”banyak rakyat” bukan oleh ”semua
rakyat”,oleh”banyak orang” bukan oleh”semua orang.”
Sulit mencari kesepakatan dari semua pihak tentang pengertian atau definisi
demokrasi. Ketika ada yang mendefinisikan demokrasi secara ideal atau juga disebut
sebagai definisi populistik tentang demokrasi, yakni sebuah sistem pemerintahan ”dari,
oleh, dan untuk rakyat” maka pengertian demokrasi demikiantidak pernah ada dalam
sejarah umat manusia. Tidak pernah ada pemerintahandijalankan secara langsung oleh
semua rakyat; dan tidak pernah ada pemerintahan sepenuhnya untuk semua rakyat (Dahl
1971; Coppedge dan Reinicke 1993).
Dalam praktiknya, yang menjalankan pemerintahan bukan rakyat, tapi elite yang
jumlahnya jauh lebih sedikit. Juga tidak pernah ada hasil dari pemerintahan itu untuk
rakyat semuanya secara merata, tapi selalu ada perbedaan antara yang mendapat jauh lebih
banyak dan yang mendapat jauh lebih sedikit. Karena itu, ketika pengertian”demokrasi
populistik” hendak tetap dipertahankan, Dahl mengusulkan konsep ”poliarki” sebagai
pengganti dari konsep ”demokrasi populistik”tersebut. Poliarki dinilai lebih realistik
untuk menggambarkan tentang sebuah fenomena politik tertentu dalam sejarah peradaban
manusia sebab poliarki mengacu pada sebuah sistem pemerintahan oleh ”banyak rakyat”
bukan oleh ”semua rakyat”,oleh”banyak orang” bukan oleh”semua orang.”
Menurut Juliardi fluktasi demokrasi indonesia pada hakekatnya dapat dibagi dalam 5
periode:
1. Priode 1945-1949 dengan sistem demokrasi pancasila pada priode ini sistem
pemerintahan demokrasi pancasila seperti yang diamanatkan UUD 1945 belum
sepenuhnya dilaksanakan karena negara dalam keadaan darurat dalam rangka
mempertahankan kemerdekaan.
2. Priode 1949-1959 dengan sistem demokrasi parlementer priode ini sangan
menonjolkan peranan parlemen dan partai politik.
3. Priode 1959-1965 dengan sistem demokrasi terpinpin, sistem demokrasi terpinpin
merupakan sistem demokrasi yang menyimpang dari konstitusional priode ini juga
sering disebut dengan orde lama.
4. Priode 1965-1998 dengan sistem demokrasi Pancasila (orde baru), demokrasi
pancasila era orde baru yang merupakan demokrasi konstotusional yang
menojolkan sistem peredensial.
5. Priode 1998-sekarang dengan sistem demokrasi Pancasila (orde reformasi)
demokrasi pancasila era reformasi berakar pada kekuatan multi partai yang
berpaya mengembalikan perimbangan kekuatan antar lembaga negara.
B. MACAM-MACAM DEMOKRASI
1. Demokrasi liberal berdasarkan atas hak individu suatu negara yang menekankan
suatu kebebsan setiap individu dan sering mengabaikan kepentingan umum.
2. Demokrasi rakyat berdasarkan atas hak pemerintah dalam suatu negara yang
didasari dri paham sosialisme dan komunisme yang mementingkan kepentingan
negara dan kepentingan umum.
3. Demokrasi pancasila yang bersumber dari tata nilai sosial dan budaya bangsa
indonesia dengan berdasarkan musyawarah dan mufakatyang mengutamakan
kepentingan umum.
Untuk dapat melaksanakan demokrasi dengan baik, terlebih dahulu rakyat, terutama
pada pelaksana kekuasaan, harus mengetahui dan memahami dengan baik prinsip-prinsip
demokrasi yaitu sebagai berikut:
Pemilik negara adalah rakyat, sehingga otoritas rakyatlah yang memiliki kekuaasaan
tertinggi. Oleh sebab itu, setiap warga negara memiliki hak untuk turut serta memilih
wakil-wakil rakyat yang akan mewakilinya dalam memegang kekuasaan tertinggi, dan
juga memiliki hak untuk bisa dipilih bagi jabatan tersebut atau jabatan dibidang kekuasaan
lainnya.
Orang-orang yang mewakili rakyat untuk memegang kekuasaan tertinggi dalam
suatu negara, dengan status suatu anggota suatu lembaga kekuasaan tertinggi yang lajim
disebut parlemen (lembaga legislatif), haruslah dipilih melalui suatu pemilihan umum
yang diadakan setiap lima tahun sekali.
Tidak boleh ada pengistimewaan kepada seseorang ataupun kepada golongan atau
partai tertentu. Diantaranya tidak boleh ada pemilikan istimewa pada jabatan apapun
karena adanya ketetapan UUD atau UU walau dengan lasan apapun.
Harus ada UU yang mengatur tentang struktur organisasi kekuasan dalam negara dan
mekanisme pelaksanaan kerjanya.
D. CIRI-CIRI DEMOKRASI
Negara hukum adalah negara yang memberikan perlindungan hukum bagi warga
negara melalui kelembagaan peradilan yang bebas dan tidak memihak serta adanya
Masyarakat madani yakni sebuah masyarakat dengan ciri-ciri terbuka, egaliter, bebas
dari dominasi dan tekanan negara, serta berpartisifasi aktif dalam menegakkan demokrasi.
E. Simpulan
Perkembangan demokrasi di Indonesia dimulai dari Demokrasi Perwakilan
(Representative Democracy) pada masa revolusi (1945 – 1950). Setelah itu Demokrasi
Liberal pada masa Orde Lama (1950 - 1959). Kemudian beralih ke Demokrasi Terpimpin
yang juga pada masa Orde Lama (1959 – 1966). Setelah demokrasi termpimpin beralih
lagi Demokrasi Pancasila pada Orde Baru (1966 – 1998). Pada Orde Reformasi (1998–
sekarang), demokrasi yang digunakan adalah Demokrasi Reformasi.
F. Referensi
1. Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia, 2008)
2. Haniah Hanafie dan Suryani, Politik Indonesia, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011)
3. Kacung Marijan, Sistem Politik Indonesia: Konsolidasi Demokrasi Pasca-Orde Baru,
(Jakarta: Kencana, 2010)
4. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, Ditjen Belmawa Ristekdikti,
cetakan I, 2016.
5. UUD 1945 Hasil Amandemen Agustus 2002, Jakarta. 3. Universitas Gunadarma,
Diktat Kuliah Pendidikan
6. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi, Prof. Dr. H. Kaelan, M.S. Drs. H.
Achmad Zubaidi, M.Si, 2007
7. Asri Wijayanti 2008 Sejarah perkembangan, Hak Asasi Manusia 8. Bambang Suteng.
2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Erlangga
9. Eriska Fitria Dini. 2013. Asas-asas Dasar Pelaksanaan HAM.
10. Kaelan. 2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakata : Paradigma.
11. R.Soesilo. 1996. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Bogor : Politeia.
12. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 Tentang: Hak Azasi
Manusia. Penerbit: CV. Novindo Pustaka Mandiri, Jakarta, Tahun 2009.
13. Dr. Jazim Hamdi, SH. MH. dan Musthafa Luthfi, S.Pd. SH. MH. Civic Education
Antara Realistic Politik Dan Implementasi Hukumnya.
14. Maliam Sabirin dan Marzuki Suparman. 2003. PKN dan HAM. Jogjakarta: UII Press.
15. Gianto. Pendidikan Filsafat Pancasila dan Kewarganegaraan. Sidoarjo:Uwais
Inspirasi Indonesia, 2019.
16. Lubis Maulana arafat. Pembelajara PPKn di SD/MI. Medan: Akasha Sakti, 2018.
17. Nadrilun. Mngenal lebih dekat demokrasi di Indonesia. Jakarta Timur: PT Balai
Pustaka.