Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kehidupan negara pada prinsipnya sama dengan kehidupan keluarga. Negara
yaitu suatu tempat yang di dalamnya di diami oleh banyak orang yang mempunyai
tujuan hidup yang bermacam-macam dan berbeda-beda antara satu orang dengan
orang yang lain. Dalam suatu negara mempunyai ciri, pertanda, atau atribut
hukum yang disebut dengan kedaulatan (sovereigniteit).
Kedaulatan bagi sebuah negara adalah sangat penting sekali. Negara yang
sudah merdeka berarti itu sudah memiliki kedaulatan, oleh karena kemerdekaan
adalah hak setiap bangsa di dunia dan merupakan hak asazi setiap manusia di
dunia. Bangsa Indonesia mengutuk dan anti penjajahan seperti yang ditegaskan
dalam Pembukaan UUD 1945 pada alinea pertama.
Kedaulatan rakyat memberi gambaran, bahwa rakyatlah pemegang kekuasaan
tertinggi dalam setiap kehidupannya dalam bermasyarakat dan bernegara.
Penyelenggaraan pemerintahan negara berdasarkan kedaulatan rakyat tersebut
akan terlihat dalam sistem pemerintahan Indonesia. Dalam sistem pemerintahan
Indonesia akan tergambarkan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan
rakyat.

B. Rumusan masalah
1. Apa Pengertian Kedaulatan?
2. Apa Pengertian Kedaulatan Rakyat?
3. Apa Kedaulatan Kedalam dan Kedaulatan Keluar?
4. Apa saja Macam- macam Kedaulatan?
5. Apa Kedaulatan yang Dianut oleh Negara Indonesia dan dasar Hukumnya?
6.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Istilah dan Pengertian Kedaulatan


Kedaulatan merupakan hasil terjemahan dari kata sovereignty (bahasa
inggris), souverainete (bahasa prancis), sovranus (bahasa italia). Istilah ini
diturunkan dari kata latin superanus yang berarti yang tertinggi. Para pemikir
Negara dan hokum pada abad pertengahan, menggunakan makna superanus
dengan istilah summa potestas atau plenitudo potestatis yang artinya
kedaulatan tertinggi dari suatu kesatuan politik
Jean Bodin (1530- 1596) merupakan bapak ajaran kedaulatan atau peletak
dasar kedaulatan, menurut Jean Bodin, kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi
terhadap para warga Negara dan rakyatnya,tanpa ada suatu pembatasan apapun
dari undang-undang.
Kedaulatan menurut Jean Bodin adalah kekuasaan tertinggi untuk membuat
hokum didalam suatu Negara yang sifatnya*:
1. Tunggal; berarti bahwa di dalam Negara itu tidak ada kekuasaan lainnya lagi
yang berhak menentukan atau membuat undang-undang atau hukum.
2. Asli; berarti bahwa kekuasaan itu tidak berasal dari kekuasaan lain
3. Abadi; berarti bahwa yang mempunyai kekuasaan tertinggi atau kedaulatan itu
adalah Negara
4. Tidak dapat dibagi-bagi; berarti bahwa kedaulatan itu tidak dapat diserahkan
kepada orang atau badan lain, baik sebagian maupun seluruhnya.
Kedaulatan adalah kekuasaaan yang tertinggi dalam setiap Negara.
Kedaulatan tidak mengizinkan adanya saingan. Kedaulatan tidak mengenal batas,
karena membatasi kedaulatan berarti adanya kedaulatan yang lebih tinggi.
Kedaulatan itu lengkap, sempurna, karena tidak ada manusia dan organisasi yang
diperkecualikan dari kekuasaan yang berdaulat.

B. Pengertian Kedaulatan Rakyat


Kedaulatan rakyat mengandung arti, bahwa yang terbaik dalam masyarakat
ialah yang dianggap baik oleh semua orang yang meruoakan rakyat. Pengertian
kedaulatan adalah : kekuasaan yang tertinggi untuk membuat undang undang dan
melaksanakannya dengan semua cara yang tersedia. Oleh karena itu, kedaulatan
rakyat membawa konsekuensi, bahwa rakyat sebagai pemegang kekuasaan
tertinggi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Kedaulatan rakyat berarti juga, pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat. Pemerintah dari rakyat berati mereka yang duduk sebagai
penyelenggara pemerintah terdiri atas rakyat itu sendiri dan memperoleh
dukungan rakyat. Pemerintah oleh rakyat mengandung pengertian, bahwa
pemerintah yang ada diselenggrakan dan dilakukan oleh rakyat sendiri baik
melalui demokrasi langsung maupun demokrasi perwakilan.

C. Kedaulatan Kedalam dan Kedaulatan Keluar


a. Kedaulatan Kedalam
Kedaulatan kedalam artinya pemerintah (negara) mempunyai kekuasaan untuk
mengatur kehidupan negara melalui lembaga negara atau alat perlengkapan negara
yang diperlukan untuk itu. Kedaulatan kedalam nampak pada tujuan negara
seperti yang ada dalam pembukaan UUD 1945, sebagai berikut:
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
2. Memajukan kesejahteraan umum.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
4. Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan
perdamaian abadi dan kedilan sosial
Dari penjelasan tentang kedaulatan kedalam dapat disimpulkan bahwa, Negara
Indonesia memiliki kekuasaan untuk mengatur kehidupan rakyat Indonesia,
menyejahterakan rakyat Indonesia, dengan segenap kemampuannya tanpa campur
tangan negara lain. Misalnya menentukan pendidikan yang cocok untuk bangsa
Indonesia, ekonomi, politik yang cocok untuk bangsa Indonesia, dan lainya.
b. Kedaulatan Keluar
Kedaulatan keluar mengandung pengertian kekuasaan untuk mengadakan
hubungan atau kerjasama dengan negara lain. Hubungan dan kerjasama ini tentu
saja untuk kepentingan nasional. Ini berarti pula bahwa negara Indonesia
mempunyai kedudukan yang sederajat dengan negara lain. Kedaulatan keluar ini
nampak pada Pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasal UUD 1945, yaitu:
Ikut melaksanakan ketertiban dunia, berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan social
Pasal 11 ayat (1), berbunyi : Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan
perang, membuat perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain.
Pasal 13 ayat (1), berbunyi : Presiden mengangkat duta dan konsul

D. Macam- macam Kedaulatan


Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi dalam Negara, dan untuk mengetahui
siapakah pemegang kedaulatan itu, maka kedaulatan dapat dikelompokkan
kedalam beberapa teori kedaulatan yakni :
1. Kedaulatan Tuhan
Teori kedaulatan Tuhan menurut sejarahnya berkembang pada zaman abad
pertengahan, yaitu antara abad ke-5 sampai abad ke-15. Didalam
perkembangannya teori ini sangat erat hubungannya dengan perkembangan
agama baru yang timbul pada saat itu yaitu agama Kristen, yang kemudian
dioraganisasi dalam satu organisasi keagamaan, yaitu gereja yang dikepalai
seorang paus. Tokoh-tokoh penganut teokrasi antara lain; Agustinus, Thomas
Aquinas, dan Marsillius.
Sedangkan, menurut Ahmad Azhar Basyir, predikat teokrasi tidak dapat
diterima sebab islam tidak mengenal adanya kekuasaan Negara yang
menerima limpahan dari Tuhan,. menurutnya kekuasaan Negara berasal dari
umat dan penguasanya bertanggung jawab kepada umat**. Menurut ajaran
islam, kedaulatan hanya milik Allah semata, dan hanya Dia-lah pemberi
hukum. Dalam Negara Islam, organisasi-organisasi politik itu
disebut khilafah.Manusia merupakan khalifah Tuhan di muka bumi dan
memiliki tugas untuk melaksanakan dan menegakkan perintah dari pemegang
kedaulatan.
2. Kedaulatan Raja
Kedaulatan raja (the kings of souveregnty) berarti dalam Negara itu, yang
berdaulat adalah raja, raja dianggap sebagai orang yang suci,bijaksana
sehingga dianggap berbeda dengan rakyat (warga negaranya) meskipun sama-
sama manusia. Posisi raja dalam hal ini adalah sangat kuat dan tidak ada yang
menandingi pada saat itu.
Menurut Marsilius, kekuasaan tertinggi dalam Negara berada di tangan raja,
karena raja adalah wakil Tuhan atau semacam diberi amanah dari Tuhan untuk
berkuasa atas rakyat dan berhak melakukan apa saja karena menurutnya
semua tindakannya itu sesuai dengan apa yang dikehendaki Tuhan. bahkan
raja merasa berkuasa menetapkan kepercayaan atau agama yang harus dianut
oleh rakyatnya atau warga negaranya.
Kekuasaan mutlak yang ada pada raja, sehingga terjadi penyelewengan
kekuasaan kedalamtyranny. Seperti yang terjadi di Prancis pada masa
pemerintahan raja Louis IV yang menyatakan Negara adalah saya (Ietat cest
moi). Pada saat itu banyak keluarga raja yang berpesta pora diatas
kesengsaraan rakyat, yang menyebabkan rakyat tidak lagi percaya pada
kekuasaan tertinggi yang berada ditangan raja.
Kemudian rakyat mulai memberontak terhadap kekuasaan raja dan mulai
menyadari kekuatannya sendiri sebagai rakyat yang beridentitas dan
berhak.
3. Kedaulatan Negara
Dalam teori kedaulatan Negara (staatssouvereniteit) ini menganggap Negara
sebagai suatu rechtsperson atau badan hokum yang dianggap memiliki
berbagai hak dan kewajiban serta dapat melakukan perbuatan atau tindakan
hukum, tidak ubahnyaseperti juga seorang natuurlijkpersoon yang menjadi
pendukung hak dan kewajiban yang sekaligus dapat melakukan perbuatan atau
tindakan hukum. Negara sebagai badan hokum inilah yang memiliki
kekuasaan tertinggi didalam kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat
Menurut Georg Jellineck yang menciptakan hukum bukan tuhan dan bukan
pula raja, tetapi Negara. Adanya hukum karena adanya Negara. Jellineck juga
mengatakan bahwa hokum merupakan penjelmaan dari kemauan Negara.
Negara adalah satu-satunya sumber hokum. Oleh sebab itu, kekuasaan
tertinggi harus dimiliki oleh Negara.
Namun ada pula yang beranggapan bahwa kedaulatan Negara merupakan
kelanjutan dari kedaulatan raja, dimana pada pelaksanaanya yang menjadi
penguasa atau yang memegang kekuasaan dalam suatu Negara adalah raja
sendiri, seperti yang disebut dengan ajaran verkulpringstheorie yang
artinnya Negara menjelma dalam tubuh raja.
Penganut teori kedaulatan Negara ini antara lain Jean Bodin dan Georg
Jellineck.
4. Kedaulatan Rakyat
Menurut teori kedaulatan hukum atau rechts-souvereiniteit, kekuasaan
tertinggi di dalam suatu Negara itu adalah hukum itu sendiri. Karena itu baik
raja atau penguasa maupun rakyat atau warga Negaranya, bahkan Negara itu
sendiri semuanya tunduk kepada hukum. Semua sikap, tingkah laku, dan
perbuatannya harus sesuai atau menurut hukum.
Kemudian terjadi pertentangan diantara para ahli penganut paham berbeda
yakni antara Krabbeyang menganut teori kedaulatan hukum dengan
Jellineck yang menganut paham kedaulatan Negara. Jellineck mengemukakan
teorinya selbstbindung yang isinya antara lain bahwa Negara harus tunduk
secara sukarela kepada hukum.
Kemudian Krabbe yang menganut aliran historis yang pelopori oleh Von
savigny, yang mengatakan bahwa hukum timbul bersama kesadaran hukum
masyarakat. Hukum tidak tumbuh dari kehendak atau kemauan Negara, maka
berlakunya hukum terlepas dari kemauan Negara. Alasan ini dikemukakan
sebbagai jawaban, bahwa kalau benar Negara yang berkuasa, apa sebabnya
Negara itu patuh kepada hokum dan dapat dihukum. Bukankah Negara
berkuasa membuat undang-undang ? bagaimana mungkin Negara yang
berkuasa secara sukarela mengikat dirinya dengan undang-undang itu.
5. Kedaulatan Rakyat
Kedaulatan rakyat( popular sovereignty) dimaksudkan kekuasaan rakyat
sebagai tandingan atau imbangan terhadap kekuasaan penguasa tunggal atau
yang berkuasa. Ajaran kedaulatan rakyat mensyaratkan adanya pemilihan
umum yang menghasilkan dewan-dewan rakyat yang mewakili rakyat dan
yang dipilih langsung atau tidak langsung oleh warga Negara.
Paham kedaulatan rakyat itu sudah dikemukakan oleh kaum monarchomachen
seperti Marsilio, William Ockham, Buchanan, Hotman dan lain-lain. Mereka
inilah yang mula-mula sekali mengemukakan ajaran bahwa, rakyatlah yang
berdaulat penuh dan bukan raja, karena raja berkuasa atas persetujuan rakyat.
Ajaran kaum monarchomachen ini kemudian dilanjutkan oleh John Locke dan
kemudian J.J Rousseau.
Menurut Locke, memang rakyat menyerahkan kekuasaan-kekuasaannya
kepada Negara. Dengan demikian Negara memiliki kekuasaan yang besar.
Tetapi kekuasaan ini ada batasnya, batas itu adalah hak alamiah dari manusia,
yang melekat padanya ketika manusia itu lahir. Hak ini sudah ada sebelum
Negara terbentuk . karena itu, Negara tidak bisa mengambil atau mengurangi
hak alamiah itu.BAB III

E. Kedaulatan yang Dianut oleh Negara Indonesia dan dasar Hukumnya


Berdasarkan uraian tentang jenis kedaulatan seperti yang telah di jelaskan,
Bangsa Indonesia diketahui menganut kedaulatan rakyat. Dasar dari penjelasan
tersebut, dapat dilihat di dalam Pancasila sila ke-4. Isinya adalah Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
Bukti lain bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dapat kita temukan di
dalam isi Pembukaan UUD 1945 pada alinea ke-4, yang perumusannya sebagai
berikut:
.. maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-undang Dasar negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu
susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan
suatu keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Bagaimana di dalam pasal-pasal UUD 1945? Dalam UUD 1945 pasal 1 ayat 2,
ditegaskan bahwa kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut
Undang-undang Dasar.
Berdasarkan uraian tentang kedaulatan rakyat tersebut, jelaslah bahwa negara
kita termasuk penganut teori kedaulatan rakyat. Rakyat memiliki kekuasaan yang
tertinggi dalam negara, tetapi pelaksanaanya diatur oleh undang-undang dasar.
Selain dari penganut jenis kedaulatan rakyat, ternyata UUD Negara RI Tahun
1945, juga menganut jenis kedaulatan hukum. Hal tersebut dapat ditemukan di
dalam pasal 1 ayat 3 UUD 1945, isinya adalah negara Indonesia adalah negara
hukum. Artinya negara kita bukan negara kekuasaan. Bahwa segala sesuatu yang
berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara diatur
menurut hukum yang berlaku. Misalnya peraturan berlalu lintas di jalan raya
diatur oleh peraturan lalu lintas. Menebang pohoh dihutan diatur oleh peraturan,
supaya tidak terjadi penggundulan hutan yang berakibat banjir, dan contoh
lainnya.
Pasal 27 ayat 1 UUD 1945 juga merupakan dasar bahwa negara kita menganut
kedaulatan hukum isi lengkapnya adalah segala warga negara bersamaan
kedudukkanya dalam hukum dan pemerintahan serta wajib menjunjung hukum
dan pemerintahan dengan tidak ada kecualinya. Maknanya bahwa setiap warga
negara yang ada di wilayah negara kita kedudukan sama di dalam hukum, jika
melanggar hukum siapapun akan mendapat sanksi. Misalnya rakyat biasa, atau
anak pejabat jika mereka melanggar harus diberikan sanksi, mungkin berupa
kurungan (penjara) atau dikenakan denda.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Polemik tentang siapakah sebenarnya pemegang kekuasaan tertinggi dalam
suatu Negara, masih menjadi perdebatan para ahli, dengan mempertahankan
argument masing-masing yang kemudian menjadi tombak lahirnya berbagai teori
mengenai kedaulatan (kekuasaan tertinggi dalam negara). Kedaulatan yang
menurut istilah yang berarti kekuasaan tertinggi dari suatu kesatuan politik atau
menurut Jean Bodin kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi untuk membuat hukum
didalam suatu Negara yang bersifat: tunggal yang berarti bahwa hanya negaralah
yang memiliki,asli yang berarti kekuasaan yang tidak berasal dari kekuasaan lain,
kemudian, abadi yang berarti memiliki kekuasaan tertinggi dan abadi, serta tidak
dapat dibagi-bagi yang berarti bahwa kedaulataan itu tidak dapat diserah
terimahkan baik sebagian maupun seluruhnya.

Anda mungkin juga menyukai