Anda di halaman 1dari 2

Pidato Hari Santri Nasional || Sejarah 22 Oktober

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Al-khamdulillahi Robbil 'Alaamin wabihi nasta'inu 'alaa umuriddunya waddin


wassholatu wasslamu 'alaa asrofil ambiya iwalmursalin wa'alaa alihi
wasohbihi ajmaiin amma ba'du.
Yang saya hormati Para Alim. para sepuh para rawuh.
Seperangkap pemerintah dan jajarannya.
Dan para tamu undangan.
serta para hadirin sekalian yang tak bisa saya sebutkan namanya satu
persatu.

Puji syukur kehadirat Ilaahi Robbi yang memberikan berjuta-juta


kenikmatan yang tak terhitung jumlahnya, nikmat yang senantiasa kita
rasakan, khusunya Nikmat Iman dan Islam serta nikmat sehat walafiat.
Solawat dan salam semoga tercurahkan pada Nabi Besar kita Muhammad
Saw. kepada Keluarga, Shahabatnya dan semoga sampai pada kita semua
sehingga kita mendapatkan Syafaat di hari kiamat nanti, amiin yaa Robbal
'Alamiin.

Para hadirin yang dimuliakan Allah..


Betapa Besar Bangsa ini dan betapa kaya alam Indonesia yang tercinta ini,
dengan demikian pentingnya menjaga kedaulatan NKRI merupakan
sebuah kewajiban bagi kita semua, seperti yang dicontohkan para Ulama
kita terdahulu yakni K.H Hasyim As'ari pendiri Nahdlatul Ulama, dimana
kala itu berkata “membela tanah air dari penjajah hukumnya fardlu’ain atau
wajib bagi setiap individu”. hingga ungkapan tersebut dijadikan sebuah
resolusi Jihad NU tanggal 22 Oktober 1945.

Menjaga Tanah Air hukumnya wajib, kala itu penjajah kembali datang dan
merebut kembali Indonesia, para santri yang dikomandoi para Ulama
menghalangi hal itu, hingga terjadi pertempuran selama tiga hari berturut-
turut yakni tanggal 27 s/d 29 Oktober, yang menewaskan ribuan penjajah
dari Inggris bahkan pimpinan Brigadir Jenderal Aulbertin Walter Sothern
Mallaby pun tewas dalam pertempuran tersebut. dalam peperangan
melawan para penjajah santri menjadi garda depan membela tanah air
Indonesia, pertempuran berlangsung disurabaya, dan hingga pada tanggal
10 November dinamakan hari Pahlawan Nasional,
Santri dan arek-arek suiroboyo berana dan mengorbankan jiwa dan
raganya untuk tanah air, dibantu berbagai elemen lapisan masyarakat yang
datang dari berbagai penjuru tanah air, bukan main pengorbanan bangsa
saat itu, dan semua kejadian itu tidak lepas dari perjuangan Ulama, dan
para santri. Santri yang dengan kesadaran nasionalisme dan kecintaannya
kepada tanah air membuktikan sebuah perlawanan kepada pejajah
walaupun hanya dengan bersenjatakan tradisional dengan bambu runcing
sedangkan para penjajah menggunakan peluru serta meriam. namun
penjajah tidak mampu menembus lapisan santri, masyarkat yang melawan
pada saat itu.

Para Hadirin yang saya hormati.


Pemerintah Indonesia rupanya mengakui jasa para santri, hingga
dijadikanlah tanggal 22 Oktober sebagai hari santri Nasional dan saat ini
tiap-tiap pondok pesantren ramai merayakan hari tersebut sebagai hari
yang sangat bersejarah, meskipun pemerintah menetapkan tanggal 22
Oktober merupakan Hari santri nasional akan tetapi hari tersebut bukanlah
hari libur atau tanggal merah.

Terlepas dari itu semua hal yang perlu kita perhatikan adalah bagaimana
menjaga kedaulatan NKRI dan melindungi segenap tumpah air kita, dari
berbagai macam bentuk penjajahan apapun, dan saat ini kita semua sadar
mereka para penjajah mencoba menjajah kita dengan cara lain, dengan
demikian marilah kita jaga bangsa kita dan tanah air kita. Khususnya
kepada para santri mencoba untuk mengenang dan mempelajari arti
sebuah perjuangan, yang diimplementasikan dengan pola masa yang
seperti ini, dan tentunya dengan tuntunan para Ulama kita yang kita cintai.

Demikian Pidato Hari Santri Nasional || Sejarah 22 Oktober, bila ada salah
kata dan bahasa mohon maaf yang sebesar-besarnya, Wallaahul Muafiq
Ilaa Aqwamit Thoriq.

Wassalamu alaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai