Menjaga Tanah Air hukumnya wajib, kala itu penjajah kembali datang dan
merebut kembali Indonesia, para santri yang dikomandoi para Ulama
menghalangi hal itu, hingga terjadi pertempuran selama tiga hari berturut-
turut yakni tanggal 27 s/d 29 Oktober, yang menewaskan ribuan penjajah
dari Inggris bahkan pimpinan Brigadir Jenderal Aulbertin Walter Sothern
Mallaby pun tewas dalam pertempuran tersebut. dalam peperangan
melawan para penjajah santri menjadi garda depan membela tanah air
Indonesia, pertempuran berlangsung disurabaya, dan hingga pada tanggal
10 November dinamakan hari Pahlawan Nasional,
Santri dan arek-arek suiroboyo berana dan mengorbankan jiwa dan
raganya untuk tanah air, dibantu berbagai elemen lapisan masyarakat yang
datang dari berbagai penjuru tanah air, bukan main pengorbanan bangsa
saat itu, dan semua kejadian itu tidak lepas dari perjuangan Ulama, dan
para santri. Santri yang dengan kesadaran nasionalisme dan kecintaannya
kepada tanah air membuktikan sebuah perlawanan kepada pejajah
walaupun hanya dengan bersenjatakan tradisional dengan bambu runcing
sedangkan para penjajah menggunakan peluru serta meriam. namun
penjajah tidak mampu menembus lapisan santri, masyarkat yang melawan
pada saat itu.
Terlepas dari itu semua hal yang perlu kita perhatikan adalah bagaimana
menjaga kedaulatan NKRI dan melindungi segenap tumpah air kita, dari
berbagai macam bentuk penjajahan apapun, dan saat ini kita semua sadar
mereka para penjajah mencoba menjajah kita dengan cara lain, dengan
demikian marilah kita jaga bangsa kita dan tanah air kita. Khususnya
kepada para santri mencoba untuk mengenang dan mempelajari arti
sebuah perjuangan, yang diimplementasikan dengan pola masa yang
seperti ini, dan tentunya dengan tuntunan para Ulama kita yang kita cintai.
Demikian Pidato Hari Santri Nasional || Sejarah 22 Oktober, bila ada salah
kata dan bahasa mohon maaf yang sebesar-besarnya, Wallaahul Muafiq
Ilaa Aqwamit Thoriq.