Anda di halaman 1dari 7

IKRAR SANTRI INDONESIA

Bismillahirrahmanirrahim, Asyhadu allaa Ilaaha Illallah, Wasyhadu anna


Muhammadar Rasulullah

Kami santri Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), berikrar :


1. Sebagai santri NKRI, berpegang teguh pada aqidah ajaran nilai dan
tradisi islam Ahlussunnah wal Jamaah.

2. Sebagai santri NKRI, bertanah air satu, tanah air Indonesia, berideologi
negara satu, ideologi Pancasila, berkonstitusi satu, UUD 1945,
berkebudayaan satu, kebudayaan Bhinneka Tunggal Ika.

3. Sebagai santri NKRI, selalu bersedia dan siap siaga menyerahkan jiwa dan
raga membela tanah air dan bangsa Indonesia, mempertahankan
persatuan dan kesatuan nasional serta mewujudkan perdamaian abadi.

4. Sebagai santri NKRI, berperan aktif dalam pembangunan nasional,


mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin untuk seluruh rakyat
Idonesia yang berkeadilan

5. Sebagai santri NKRI, pantang menyerah, pantang putus asa serta siap
berdiri di depan melawan pihak-pihak yang akan merongrong Pancasila,
UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal ika, serta konstitusi dasar lainnya
yang bertentangan dengan semangat proklamasi kemerdekaan dan
resolusi jihad Nahdlatul Ulama.

Pati, 22 Oktober 2018


TATA URUTAN APEL BENDERA
Dalam Rangka Hari Santri Nasional Tanggal 22 Oktober tahun 2018

1. Masing-masing pemimpin barisan menyiapkan barisannya.


2. Pemimpin apel memasuki lapangan apel, peserta disiapkan.
3. Penghormatan peserta apel kepada pemimpin upara dipimpin oleh
pemimpin barisan yang paling kanan.
4. Laporan setiap pemimpin barisan kepada pemimpin apel.
5. Pembina apel memasuki lapangan apel.
6. Penghormatan peserta apel kepada pembina apel dipimpin oleh
pemimpin apel.
7. Laporan pemimpin apel kepada pembina apel bahwa apel bendera
dalam rangka Hari Santri Nasional tgl 22 Oktober Tahun 2018 siap
dimulai.
8. Pengibaran Bendera Merah Putih diiringi lagu Indonesia Raya.
9. Mengheningkan cipta dipimpin oleh pembina apel.
10. Pembacaan teks Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
11. Pembacaan Ikrar Santri oleh petugas dan diikuti seluruh peserta
apel
12. Pembacaan teks Pancasila, ditirukan oleh seluruh peserta apel.
13. Amanat pembina apel, peserta apel diistirahatkan.
14. Menyanyikan lagu Mars Syubbanul Wathan (Yaa Lal Wathan) /Lagu
Hari Santri dan Syukur
15. Pembacaan doa
16. Laporan pemimpin apel kepada pembina upcara bahwa upcara
telah selesai dilaksanakan.
17. Penghormatan kepada pembina apel dimpimpin oleh pemimpin
apel.
18. Pembina apel meninggalkan lapangan apel.
19. Pengumuman-pengumuman.
20. Apel selesai, barisan dibubarkan oleh pemimpin apel.
TEKS RESOLUSI JIHAD NU
Sebagaimana pernah dimuat di harian Kedaulatan Rakyat,
Yogyakarta, edisi No. 26 tahun ke-I, Jumat Legi, 26 Oktober 1945:

Toentoetan Nahdlatoel Oelama kepada Pemerintah Repoeblik


Soepaya mengambil tindakan jang sepadan

Resoloesi wakil-wakil daerah Nahdlatoel Oelama Seloeroeh Djawa-


Madoera

Bismillahirrochmanir Rochim

Resoloesi :
Rapat besar wakil-wakil daerah (Konsoel2) Perhimpoenan Nahdlatoel
Oelama seloeroeh Djawa-Madoera pada tanggal 21-22 October 1945 di
Soerabaja.

Mendengar :
Bahwa di tiap-tiap Daerah di seloeroeh Djawa-Madoera ternjata betapa
besarnja hasrat Oemmat Islam dan „Alim Oelama di tempatnja
masing-masing oentoek mempertahankan dan menegakkan AGAMA,
KEDAOELATAN NEGARA REPOEBLIK INDONESIA MERDEKA.

Menimbang :
b. Bahwa oentoek mempertahankan dan menegakkan Negara
Repoeblik Indonesia menurut hoekoem Agama Islam, termasoek
sebagai satoe kewadjiban bagi tiap2 orang Islam.
c. Bahwa di Indonesia ini warga negaranja adalah sebagian besar
terdiri dari Oemmat Islam.

Mengingat:
1. Bahwa oleh fihak Belanda (NICA) dan Djepang jang datang dan
berada di sini telah banjak sekali didjalankan kedjahatan dan
kekedjaman jang menganggoe ketentraman oemoem.
2. Bahwa semoea jang dilakoekan oleh mereka itu dengan maksoed
melanggar kedaoelatan Negara Repoeblik Indonesia dan Agama, dan
ingin kembali mendjadjah di sini maka beberapa tempat telah terdjadi
pertempoeran jang mengorbankan beberapa banjak djiwa manoesia.
3. Bahwa pertempoeran2 itu sebagian besar telah dilakoekan oleh
Oemmat Islam jang merasa wadjib menoeroet hoekoem Agamanja
oentoek mempertahankan Kemerdekaan Negara dan Agamanja.
4. Bahwa di dalam menghadapai sekalian kedjadian2 itoe perloe
mendapat perintah dan toentoenan jang njata dari Pemerintah
Repoeblik Indonesia jang sesoeai dengan kedjadian terseboet.

Memoetoeskan :
1. Memohon dengan sangat kepada Pemerintah Repoeblik Indonesia
soepaja menentoekan soeatoe sikap dan tindakan jang njata serta
sepadan terhadap oesaha2 jang akan membahajakan Kemerdekaan
dan Agama dan Negara Indonesia teroetama terhadap fihak Belanda
dan kaki tangannja.
2. Seoapaja memerintahkan melandjoetkan perdjoeangan bersifat
“sabilillah” oentoek tegaknja Negara Repoeblik Indonesia Merdeka dan
Agama Islam.

Soerabaja, 22 Oktober 1945

NAHDLATOEL OELAMA
SAMBUTAN
PENGURUS MWCNU KECAMATAN SUKOREJO
PADA HARI SANTRI NASIONAL 22 OKTOBER 2018

Assalamu‟alaikum warahmatullahi

wabarakatuh, Bismillahirahmanirahim.

Yang saya hormati para Kyai dan Ulama, Para pejabat pemerintah, , seluruh jajaran
Pengurus Nahdlatul Ulama, para tamu undangan, para santri dan seluruh peserta
apel yang saya muliakan.

Marilah kita bersama-sama memanjatkan rasa syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan
Yang Maha Esa karena karuniaNya kita dapat menghadiri apel Hari Santri Nasional
22 Oktober 2018 dalam keadaan sehat wal „afiat. Sholawat dan salam marilah kita
haturkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, semoga beliau beserta keluarga dan
para pengikutnya senantiasa dirahmati Allah SWT.

Hadirin sekalian yang saya hormati.

Hari ini kita memperingati Hari Santri Nasional, sebuah peristiwa yang sangat penting
dan bersejarah bagi bangsa Indonesia. Sejarah mencatat bahwa para santri telah
mewakafkan hidupnya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan
mewujudkan cita-cita kemerdekaan tersebut. Para santri dengan caranya masing-
masing bergabung dengan seluruh elemen bangsa melawan penjajah, menyusun
kekuatan di daerah-daerah terpencil, mengatur strategi, mengajarkan tentang arti
kemerdekaan, kebhinekaan dan kedaulatan bangsa Indonesia.

Dicetuskannya Resolusi Jihad 22 Oktober yang oleh Hadrotusy Syekh KH. Hasyim
Asy‟ari, pendiri Nahdlatul Ulama, telah membakar semangat patriotisme dan
nasionalisme, menggerakkan santri, pemuda dan masyarakat untuk bergerak
bersama, bahu membahu berjuang melawan pasukan kolonial sampai titik darah
penghabisan. Sebuah perjuangan panjang dan sangat heroik sampai puncaknya
pada 10 Nopember 1945 yang kita kenal sebagai Hari Pahlawan.
Mengingat peran historis itu, peran santri menjaga keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, peran tokoh-tokoh santri seperti KH Hasyim Asy‟ari, KH Ahmad
Dahlan, KH Ahmad Hasan, Syech Ahmad Suropati, Kiai Mas Abdurahman, Bung
Tomo, dan masih banyak pejuang-pejuang santri yang tidak terhitung jumlahnya.
Mereka telah memberikan kontribusi yang besar dalam menjaga keutuhan dan
kesatuan Republik Indonesia.

Penetapan Hari Santri Nasional dimaksudkan agar kita semua selalu ingat untuk
meneladani semangat jihad ke Indonesiaan para pendahulu kita, semangat
kebangsaan, semangat cinta tanah air, semangat rela ber korban untuk bangsa dan
negara. Dengan mewarisi semangat ini saya berharap kepada para santri masa kita
dan masa depan baik yang di Pesantren maupun yang diluar Pesantren dan seluruh
anak bangsa dapat memperkuat jiwa religius keIslaman dan sekaligus juga jiwa
nasionalisme kebangsaan.

Perjuangan Republik Indonesia tidak akan pernah terwujud apabila tidak ada
semangat jihad, semangat jihad ke Indonesiaan, semangat jihad kebangsaan, atau
semangat jihad untuk kemerdekaan dan untuk kemajuan Indonesia yang hidup di
dada elemen bangsa. Perjuangan kemerdekaan Indonesia juga tidak akan pernah
terwujud apabila tidak ada cita-cita bersama untuk melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan kita semua ikut menjaga ketertiban dunia
berdasarkan perdamaian dan keadilan sosial.

Dengan mewarisi semangat ini para santri selalu ingat untuk selalu berjihad kepada
bangsa, untuk tanah air , untuk tumpah darah Indonesia kita tercinta, dan untuk
selalu ingat memperjuangkan kesejahteraan, memperjuangkan keadilan bagi seluruh
rakyat Indonesia. Dan untuk selalu ingat meningkatkan pengetahuan dan teknologi
demi kemajuan bangsa dan negara, dengan semangat itu kita akan semakin optimis
menghadapi tantangan, menghadapi hambatan-hambatan yang ada di depan kita.

Peringatan Hari Santri Nasional tahun ini mengambil tema “Merajut Kebhinekaan dan
Kedaulatan Indonesia”. Sebuah tema yang diharapkan akan dapat memperkuat
semangat kebangsaan, mempertebal rasa cinta tanah air, memperkokoh integrasi
bangsa, serta memperkuat tali persaudaraan kita.
Semangat untuk menyatukan Indonesia, dalam keragaman kita sebagai bangsa baik
keragaman suku, keragaman agama maupun keragaman budaya, melekat nilai nilai
untuk saling menghargai, saling menjaga toleransi, saling menguatkan tali
persaudaran antar anak bangsa.

Melihat peran santri yang sangat besar bagi kemerdekaan dan kelangsungan Negara
Kesatuan Republik Indonesia, kami mengajak kepada seluruh bangsa Indonesia
untuk turut serta berpartisipasi dan berbondong-bondong mensukseskan program
“Ayo Mondok”. Program yang dicanangkan untuk memperkuat kembali eksistensi
Pesantren sebagai kawah candradimuka bagi kader-kader ulama masa depan.
Karena pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia telah
banyak memberikan kontribusi untuk negeri Indonesia tercinta.

Maka perkenankanlah kami mengucapkan Selamat Hari Santri Nasional 22 Oktober


2018. Semoga menjadi momentum untuk kebangkitan para Santri dalam berbhakti
dan ikhlas mengabdi untuk negeri Indonesia tercinta ini.

Demikian terima kasih,

Wassalamu‟alaikum wr wb.

Sukorejo, 22 Oktober 2018

PENGURUS MWCNU KECAMATAN SUKOREJO


Ketua

ttd

H. ANJUMIL AZHARI

Anda mungkin juga menyukai