Puji syukur penulis kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya maka penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Perkembangan Paham
Liberalisme
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………….i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1. Kesimpulan……………………………………………………………..22
3.2. Kritik dan Saran………………………………………………………...22
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
merdeka, bebas dari penindasan negara lain atau pihak manapun. Dengan
kata lain, negara berhak menentukan nasibnya sendiri.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penulis menetapkan tujuan
pembuatan makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari Liberalisme.
2. Untuk mengetahui latar belakang serta lahirnya liberalisme.
3. Untuk mengetahui Perkembangan Liberalisme (di Amerika )
4. Untuk mengetahui Bentuk Liberalisme di bidang Politik, Ekonomi,Agama
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
Ada tiga hal yang mendasar dari Ideolog Liberalisme yakni
Kehidupan, Kebebasan dan Hak Milik (Life, Liberty and Property).
Dibawah ini, adalah nilai-nilai pokok yang bersumber dari tiga nilai dasar
Liberalisme tadi:
a. Kesempatan yang sama. (Hold the Basic Equality of All Human Being).
Bahwa manusia mempunyai kesempatan yang sama, di dalam
segala bidang kehidupan baik politik, sosial, ekonomi
dan kebudayaan. Namun karena kualitas manusia yang berbeda-beda,
sehingga dalam menggunakan persamaan kesempatan itu akan berlainan
tergantung kepada kemampuannya masing-masing. Terlepas dari itu
semua, hal ini (persamaan kesempatan) adalah suatu nilai yang mutlak
dari demokrasi.
b. Dengan adanya pengakuan terhadap persamaan manusia, dimana setiap
orang mempunyai hak yang sama untuk mengemukakan pendapatnya,
maka dalam setiap penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi baik
dalam kehidupan politik, sosial, ekonomi, kebudayaan dan kenegaraan
dilakukan secara diskusi dan dilaksanakan dengan persetujuan – dimana
hal ini sangat penting untuk menghilangkan egoisme individu.( Treat the
Others Reason Equally.)
c. Pemerintah harus mendapat persetujuan dari yang diperintah. Pemerintah
tidak boleh bertindak menurut kehendaknya sendiri, tetapi harus bertindak
menurut kehendak rakyat.(Government by the Consent of The People or
The Governed)
d. Berjalannya hukum (The Rule of Law). Fungsi Negara adalah untuk
membela dan mengabdi pada rakyat. Terhadap hal asasi manusia yang
merupakan hukum abadi dimana seluruh peraturan atau hukum dibuat oleh
pemerintah adalah untuk melindungi dan mempertahankannya. Maka
untuk menciptakan rule of law, harus ada patokan
terhadap hukum tertinggi (Undang-undang), persamaan dimuka umum,
dan persamaan sosial.
4
e. Yang menjadi pemusatan kepentingan adalah individu.(The Emphasis of
Individual)[2]
f. Negara hanyalah alat (The State is Instrument). Negara itu sebagai suatu
mekanisme yang digunakan untuk tujuan-tujuan yang lebih besar
dibandingkan negara itu sendiri. Di dalam ajaran Liberal Klasik,
ditekankan bahwa masyarakat pada dasarnya dianggap, dapat memenuhi
dirinya sendiri, dan negara hanyalah merupakan suatu langkah saja ketika
usaha yang secara sukarela masyarakat telah mengalami kegagalan.
Dalam liberalisme tidak dapat menerima ajaran dogmatisme (Refuse
Dogatism). Hal ini disebabkan karena pandangan filsafat dari John
Locke (1632 – 1704) yang menyatakan bahwa semua pengetahuan itu
didasarkan pada pengalaman. Dalam pandangan ini, kebenaran itu adalah
berubah.
5
Peristiwa yang pertama adalah ditandatanganinya Declration of
Independence dari tiga belas daerah koloni Inggris di Amerika utara
dengan deklarasi ini, maka lepaslah tiga belas koloni ini dari belenggu
penjajahan Ingris dan lahirlah negara Amerika Serikat.Negara ini
selanjutnya memegang peranan yang penting dalam perkembangan sejarah
dunia.
6
1) Persarnaan dalam lapangan politik dan sosial bagi semua warga
negara.
1. Marthin Luther
7
menyimpang dari otoritasnya semula. Individu menjadi tidak berkembang,
kerena mereka tidak boleh melakukan hal-hal yang dilarang oleh Gereja
bahkan dalam mencari penemuan ilmu pengetahuan sekalipun. Kemudian
timbullah kritik dari beberapa pihak – misalnya saja kritik oleh Marthin
Luther; seperti : adanya komersialisasi agama dan ketergantungan umat
terhadap para pemuka agama, sehingga menyebabkan manusia menjadi
tidak berkembang; yang berdampak luas, sehingga pada puncaknya timbul
sebuah reformasi gereja (1517) yang menyulut kebebasan dari para
individu yang tadinya “terkekang”.
8
Konstitusional. Bertolak dari kesemua hal tersebut, kedua pemikir ini
sama-sama menyumbangkan pemikiran mereka dalam konsepsi
individualisme. Inti dari terbentuknya Negara, menurut Hobbes adalah
demi kepentingan umum (masing-masing individu) meskipun baik atau
tidaknya Negara itu kedepannya tergantung pemimpin negara. Sedangkan
Locke berpendapat, keberadaan Negara itu akan dibatasi oleh individu
sehingga kekuasaan Negara menjadi terbatas – hanya sebagai “penjaga
malam” atau hanya bertindak sebagai penetralisasi konflik.
3. Adam Smith
9
Kita tahu bahwa paham liberalisme semakin merajalela di berbagai
Negara dibelahan dunia. Dan tampaknya keberhasilan sistem liberal di
Amerika Serikat yang notabene Negara maju mampu menyedot perhatian
khalayak dunia akan pentingnya menengok suatu ideologi yang mendasari
sebuah kebebasan sebagai nilai luhur politik yang utama. Yang perlu kita
kaji pertama kali adalah bagaimana sebenarnya teori dari ideologi ini,
dimana ideologi ini mencita-citakan sebuah masyarakat yang bebas dalam
artian sistem pemerintahan bisa dikatakan transparan dan mendukung serta
menolak adanya pembatasan hak indiviu. Dan fenomena yang sekarang
terjadi di masyarakat modern, liberalisme sangat mudah tumbuh dinegara
yang menganut sistem demokrasi. Sesuatu yang lazim kita temukan di
Negara demokrasi besar seperti Amerika Serikat, kebebasan dijunjung
tinggi disana, karena pada dasarnya, latar belakang Amerika merdeka
adalah menuntut kebebasan yang sebenarnya tidak mutlak, karena dalam
ideologi ini, kebebasan harus bisa dipertanggungjawabkan. Maka dari itu
sampai sekarang, kebebasan hak individu, kebebasan pasar dan juga
pengembangan kemampuan individu secraa bebas dan maksimal. Tentu
saja Negara yang memegang ideologi liberalisme yang cukup sukses
adalah Amerika Serikat, dimana penggunaan sistem demokrasi yang
memang sangat mendasari aktifitas perpolitikannya.
10
itu menuju ke suatu kesuksesan baru dengan Cara rnembangun institusi
kolaboranf yang didukung orang-orang Amerika sendiri dan berjanji akan
rnenarik AS ,keluar dari tekanan yang besar tersebut. Untuk
mengantisipasiakhir Perang Dunia ll, Roosevelt merancang Perserikatan
Bangsa-bangsa (PBB) sebagai suatu alat berupa harapan akan kerja sama
tirnbal balik claripada mernbuat ancarnan dan penggunaan kekuatan
perang untuk mernecahkan bermasalanan politis internasional tersebut.
Roosevelt juga mengunakari badan tersebut (PBB) untuk mernasukan
orangb- orang Afrika yang tinggal di Amerika ke dalarn._militer. AS serta
membuat badan pendukung hak dan kebebasan para wanita sebagai
penekanan atas kebebasan individu yang selanjutnya dilanjutkan oleh
Presioen John F. Kennedy dengan pembangunan Patung Liberty (196l)
sebagai simbol kebebasan individu untuk hidup.
11
signifikan. Maka dari itu, sekarang sudah terhitung banyak perusahaan-
perusahaan yang tadinya milik individu kemudian mulai diambil alih oleh
negaranya contohnya Pemerintah Amerika Serikat yang akhirnya
mengambil alih dua perusahaan dalam bidang pembiayaan perumahan
Fannie Mae dan Freddie Mac guna mencegah adanya krisis finansial yang
mungkin dapat berlanjut. Dan juga beberapa sumber-sumber produksi
yang notabene berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat luas juga
sudah mulai di ambil haknya oleh Negara. Ini membuktikan bahwa
Amerika Serikat sudah mengarahkan sistem ekonominya mendekati atau
mengadopsi niali-nilai sistem ekonomi sosialisme. Ini disebabakan
pemerintahan Amerika Serikat mulai ketakutan dan khawatir terhadap
keadaan perekonomiannya yang kita tahu sedang kacau. Dimana tak
sedikit perusahaan-perusahaan besar yang bangkrut, kemudian banyak
pula kredit macet yang menghantui ekonomi Amerika Serikat yang
akhirnya hanya akan berimbas pada krisis global. Maka berdasarkan apa
yang tadi kita diskusikan di atas, Amerika Serikat untuk saat ini menganut
sistem ekonomi campuran antara kapitalisme dan sosialisme. Dan memang
pada dasarnya tak ada sistem yang sempurna, semua sistem sejatinya
bekerja saling melengkapi satu sama lain.
Inilah yang kemudian membuat beberapa Negara terbuka hatinya
untuk tidak selalu fokus pada suatu sistem yang dianut oleh Negara maju
hanya karena keberhasilan yang berhasil didulang. Sejatinya setiap sistem
pasti pernah didesain untuk sebuah keadaan tertentu, dan mungkin
memang keadaan Amerika Serikat sampai sekarang cocok dengan sistem
demokrasi. Namun faktanya seperti yang dikuak diatas bahwa Amerika
Serikat pun yang notabene Negara demokrasi besar juga memasukkan
unsur-unsur sosialis yang dominan dinegara komunis. Ini membuktikan
bahwa setiap Negara pada dasarnya mencari sistem yang paling cocok dan
pas dengan keadaan yang sekarang. Dan memang setiap sistem pada
dasarnya juga saling melengkapi, tinggal bagaimana memilah-milah nilai-
nilai yang terkandung pada sebuah sistem atau ideologi dan
12
menyempurnakannya dengan unsure-unsur ideologi lain yang bisa
dijalankan dengan selaras.
13
telah dimodifikasi, meskipun yang dimodifikasi bukanlah pertimbangan
umum yang mendasarinya. Paham liberal dalam bidang politik nampak
dalam demokrasi dan nasionalisme.
14
pemikiran. Pertama, haluan pandangan Adam Smith tidak terlepas dari
falsafah politik, kedua, perhatian yang ditujukan pada identifikasi tentang
faktor-faktor apa dan kekuatan-kekuatan yang manakah yang menentukan
nilai dan harga barang. Ketiga, pola, sifat, dan arah kebijaksanaan negara
yang mendukung kegiatan ekonomi ke arah kemajuan dan kesejahteraan
mesyarakat. Singkatnya, segala kekuatan ekonomi seharusnya diatur oleh
kekuatan pasar dimana kedudukan manusia sebagai individulah yang
diutamakan, begitu pula dalam politik.
Ciri umum :
15
tangga adalah basis masyarakat. Individu akan bertindak rasional dan akan
memaksimalkan atau memuaskan nilai-nilai tertentu dengan biaya
seminimal mungkin.
16
2.5 Pengaruh Liberalisme terhadap perkembangan sejarah nasional di
Indonesia
Bidang Ekonomi
17
dihapuskannya tanam paksa secara berangsur-angsur, maka tanaman wajib
pemerintah diganti dengan perkebunan-perkebunan yang diusahakan oleh
pengusaha-pengusaha swasta.
Penghapusan tanam paksa menyebabkan munculnya sistem
ekonomi liberal, dimana Indonesia dijadikan sebagai tempat untuk
menanamkan modal mereka. Pada masa Liberalisme, komersialisme
terhadap bangsa Indonesia tampak dengan:
1. Indonesia dijadikan tempat untuk mencari bahan mentah untuk kepentingan
Industri orang-orang Eropa
2. Indonesia dijadikan sebagai tempat untuk menanamkan modal bagi para
pengusaha swasta asing. Dengan cara menyewa tanah rakyat untuk dijadikan
perkebunan-perkebuan besar.
3. Indonesia juga dijadikan sebagai tempat untuk memasarkan hasil-hasil
Industri Eropa.
Pada masa Liberalisme ini pulalah merupakan awal munculnya
industrialisasi di Indonesia. Munculnya Industrialisasi ditandai dengan
dikeluarkannya Undang-undang Agraria (Agrarische Wet) tahun
1870 ,yang memberikan peluang bagi pengusaha asing (pengusaha dari
Inggris, Belgia, Perancis, Amerika Serikat, Cina, dan Jepang) untuk
menyewa tanah dari rakyat Indonesia tetapi tidak boleh menjualnya.
Mereka mulai datang ke Indonesia untuk menanamkan modal dan untuk
memperoleh keuntungan yang besar.
Tanah penduduk Indonesia yang awalnya merupakan milik pribadi
tersebut harus disewa untuk jangka waktu tertentu (25 tahun untuk tanah
pertanian, 75 tahun untuk tanah ladang) oleh para pemilik modal swasta
asing. Penduduk hanya mendapatkan uang sebagai uang sewa tanah
tersebut.Tanah yang disewa kemudian dijadikan `perkebunan-perkebunan
besar yang dilengkapi dengan pabrik-pabrik untuk mengolah hasil
perkebunan tersebut. Perkebunan-perkebunan tersebut diantaranya
Perkebunan Kopi, Teh, Gula, Kina dan Tembakau. Di Deli, Sumatra
Timar. Industri di Indonesia awalnya memang hanya industri perkebunan
18
tetapi perkembangannya di Indonesia terdapat industri mesin, industri
tambang, dsb. Para pengusaha Indonesia tidak mampu mengalah
pengusaha swasta asing.
Sebagai ganti dari eksploitasi pemerintah akan dijalankan
kebebasan berusaha dan kerja paksa akan diganti dengan kerja bebas.
Akan teatapi sekali lagi perlu diingat, baik partai liberal maupun partai
konservatif sepakat bahwa daerah jajahan harus membantu Negara induk
dalam kesejahteraan materialnya. Keduanya tidak berkeberatan akan
penyumbangan surplus anggaran belanja Hindia- Belanda kepada
Nedherland. Soal yang dihadapai golongan liberal adalah bukan
bagaimana mengatur daerah koloni, tetapi bagaimana mengatur daerah
koloni untuk mendapatkan uang. Dengan demikian, penghapusan tanam
paksa tidak berarti berakhirnya penderitaan rakyat karena penarikan modal
pemerintah digantikan dengan pemasukan modal swasta.
Terbukanya Indonesia bagi swasta asing berakibat munculnya
perkebunan-perkebunan swasta asing di Indonesia seperti perkebunan teh
dan kina di Jawa Barat, perkebunan tembakau di Deli, perkebunan tebu di
Jawa Tengah dan Jawa Timur, dan perkebunan karet di Serdang. Selain di
bidang perkebunan, juga terjadi penanaman modal di bidang
pertambangan batu bara di Umbilin. Menurut Swanto, dkk. (1997)
pengaruh gerakan liberal terhadap Indonesia secara umum adalah :
1). Tanam paksa dihapus.
2). Modal swasta asing mulai ditanamkan di Indonesia.
3). Rakyat Indonesia mulai mengerti akan arti pentingnya uang.
4). Usaha kerajinan rakyat terdesak oleh barang impor.
5). Pemerintah Hindia Belanda membangun sarana dan prasarana.
6). Hindia Belanda menjadi penghasil barang perkebunan yang penting
19
perkebuann memperoleh keuntungan-keuntungan yang besar sekali dari
penjualan tanaman dagang ini di pasaran dunia. Untuk sebagian besar
perkembangna pesat ini disebabkan oleh pembukaan terusan Suez dalam
tahun 1869 yang sangat mengurangi jarak antra Negara penghasil tanaman
dagang dan pasaran-pasaran dunia yang terpenting di dunia.
Setelah tahun 1885 perkembangan tanaman dagang mulai berjalan
agak seret yang disebabkan oleh jatuhnya harga-harga koli dan gula di
pasaran dunia. Dalam tahun 1891 harga tembakau di pasaran dunia juga
jatuh dengan pesat sehingga membahayakan kelangsungan hidup
perkebunan-perkebunan. Jatuhnya harga.
Kondisi-kondisi yang menguntungkan bagi penanam modal asing
dijamin oleh pemerintah colonial, seperti tenaga kerja dan sewa tanah yang
murah. Hal itu dapat dilihat dari isi Undang-Undang agrarian tahun 1870,
suatu peraturan yang umumnya dianggap sebagai dimulainya politik
colonial liberal di hindia Belanda. Peraturan tersebut pada pokoknya berisi
dua hal, yaitu pengambilalihan tanah milik penduduk tidak diperbolehkan,
dan orang asing boleh menyewa tanah untuk perkebunan. Tidak
mengherankan bahwa sesudah tahun 1870 modal asing semakin meningkat
mengalir ke Jawa secara intensif.
Pada tahun 1882 pajak kepala diadakan dengan maksud untuk
menggantikan wajib kerja. Jumlah per kepala dipungut dari semua warga
desa yang kena wajib kerja. Pada tahun ini juga dihapuskan pancen
diensten, yang terdiri atas 15 jenis, kecuali kerja wajib untuk perbaikan
jalan, dam, tanggul dan saluran air. Dalam politik liberal penetrasi usaha
kapitalis berpenetrasi sampai ke individu. Konversi tanah yang dikuasai
perseorangan menjadi tanah yang dikuasai tuan perkebunan berarti tanah
masuk obyek komersialisasi. Perkembangan selanjutnya sebagian
ditentukan oleh factor-faktor modernisasi lain, seperti komunikasi,
birokrasi, adukasi dan industrialisasi pertanian.
Pelaksanaan politik kolonial liberal ternyata tidak lebih baik dari
pada tanam paksa. Justru pada masa ini penduduk diperas oleh dua pihak.
20
Pertama oleh pihak swasta dan yang kedua oleh pihak pemerintah.
Pemerintah Hindia Belanda memeras penduduk secara tidak langsung
melelui pajak-pajak perkebunan dan pabrik yang harus dibayar oleh pihak
swasta. Padahal, pihak swasta juga ingin mendapat keuntungan yang
besar. Untuk itu, para buruh diibayar dengan gaji yang sangat rendah,
tanpa jaminan kesehatan yang memadai, jatah makan yang kurang, dan
tidak lagi mempunyai tanah karena sudah disewakan untuk membayar
hutang.
Disamping itu, para pekerja perkebunan diikat dengan sistem kontrak,
sehingga mereka tidak dapat melepaskan diri. Mereka harus mau
menerima semua yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Mereka tidak
berani melarikan diri walaupun menerima perlakuan yang tidak baik,
karena mereka akan kena hukuman dari pengusaha jika tertangkap. Pihak
pengusaha memang mempunyai peraturan yang disebut Poenale Sanctie
(peraturan yang menetapkan pemberian sanksi hukuman bagi para buruh
yang melarikan diri dan tertangkap kembali). Keadaan yang demikian ini
menyebabkan tingkat kesejahteraan rakyat semakin merosot sehingga
rakyat semakin menderita.
Jadi, pada masa tanam paksa rakyat diperas oleh pemerintah
Hindia Belanda, sedangkan pada masa politik pintu terbuka rakyat diperas
baik pengusaha swasta maupun oleh pemerintah. Walaupun pemerintah
melakukannya secara tidak langsung. Kekuatan liberal mendesak
pemerintahan kolonial melindungi modal swasta dalam mendapatkan
tanah, buruh, dan kesempatan menjalankan usaha atau perkebunan. Negara
menjadi pelayan modal lewat dukungan infrastruktur dan birokrasi,
dengan menelantarkan pelayanan masyarakat. Dengan demikian politik
kolonial liberal yang semula menghendaki liberalisasi tanah jajahan lalu
berkembang menjadi bagaimana mengatur tanah jajahan untuk
memperoleh uang.
21
Perkebunan-perkebunan besar di Jawa berkembang dengan pesat di
dalam liberal, yang sangat menguntungkan pihak mswasta Belanda
maupun pemerintah colonial, maka di lain pihak tingkat kesejahteraan
orang-orang Indonesia di jawa semakin mundur. Di pihak lain angka-
angka yang tersedia mengenai produksi bahan makanan memperlihatkan
bahwa kenaikan produksi ini malahan lebih rendah lagi daripada
kenaikan jumlah penduduk. Disamping itu, krisis yang telah dialami
perkebunan-perkebunan besar sekitar tahun 1885 juga membawa pengaruh
buruk bagi penduduk Jawa karena penyempitan operasi perkebunan-
perkebunan ini berarti pula penyempitan penghasilan penduduk Jawa, baik
yang berupa upah bagi pekerjaan di perkebunan maupun yang berupa sewa
tanah.
Kemakmuran yang telah menurun dari penduduk Jawa disebabkan
oleh beberapa faktor.Pertama pertumbuhan penduduk yang pesat telah
mengakibatkan perbandingan antara jumlah penduduk (faktor produksi
tanah) yang terbatas dilain pihak tidak lagi seimbang akhirnya berakibat
hokum pertambahan hasil yang berkurang, kenaikan produksi pertanian
juga berkurang. Kedua, perkembangan produksi pertanian yang tidak
menguntungkan ini juga tidak dapat diubah dengan
penggunaaan peralatan pertanian yang lebigh efisien berhubung para
petani rata- rata sangat kekurangan modal sebagai akibat kemiskinan
mereka. Ketiga, politik pemerintahan colonial terhadap pulau Jawa. Yang
mana berarti bahwa penduduk Jawalah yang harus menanggung segala
beban untuk mengatur dan memerintah daerah koloni di luar
Jawa. Keempat yaitu adanya system perpajakan yang sangat regresif,
artinya sangat memberatkan golongan yang berpendapatan rendah, untuk
sebagian terbesar terdiri dari orang- orang Indonesia pribumi, akan tetapi
di lain pihak sangat meringankan golongan yang berpendapatan tinggi,
yang untuk sebagian besar terdiri atas orang-orang Eropa. Faktor kelima,
adanya krisis yang telah melanda perkebunan-perkebunan besar sekitar
tahun 1885. Kejadian ini telah mendorong perkebunan-perkebunan besar
22
di Jawa untuk mengadakan penghematan-penghematan drsatis yang dicari
dalam penekanan upah dan sewa tanah sampai tingkat yang serendah
mungkin.
23
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
24
pancasila dalam pelaksanaan pemerintahan sangat perlu dilakukan,
revitalisasi yang dimaksud bukan hanya sebatas structural melainkan
urgensi yang lebih diutamakan dalam aspek kultural untuk menjadikan
Indonesia Negara yang lebih baik
25
DAFTAR PUSTAKA
Suhelmi, Ahmad. 2007. Pemikiran Politik Barat. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama,