PENDAHULUAN
1
buruh yang bebas dalam jumlah banyak, ruang gerak yang leluasa, mobilitas yang
tinggi, dan kebebasan berkreasi. Namun kebutuhan-kebutuhan ini terbentur oleh
peraturan-peraturan yangdibuat oleh pemerintahan yang feodal. Maka golongan
intelektual yang mengedepankan rasionalitas memunculkan faham liberal, yang
menjalankan faham liberal disebut liberalisme.
Golongan intelektual ini merasakan keresahan ilmiah (rasa ingin tahu dan
keinginan untuk mencari pengetahuan yang baru) danartistic umum pada zaman itu.
Dalam bidang sosial (menyangkut individu), liberalisme klasik menciptakan
masyrakat yang atomistis yang terdiri dari individu-individu yang tidak mempunyai
hubungan satu dengan yang lain. Dalam bidang ekonomi, Liberalisme klasik
menciptakan pengusaha dan perusahaan raksasa. Keahlian berkembang menjadi
semacam ideology, sehingga amat menentukan kehidupan Negara.
Dalam perkembangannya liberalisme klasik menuai badai yang
ditaburkannya, prakteknya kontra produktif, kebebasan individu yang ingin
dilindungi justru digerogoti sendiri. Sejarah akhirnya memaksa liberalisme klasik
harus dibongkar menjadi liberalisme demokratis yaitu liberalisme yang mampu
melindungiindividualitas setiap orang dan memanusiakan manusia. Selain hal-hal
di atas, liberalisme juga dilatar belakangi oleh terjadinya Reformasi Gereja yang
memuncak pada 31 Oktober 1517. Reformasi Gereja inimembawa dampak pada
munculnya paham sekularisme yang akan berujung padarevolusi dalam segala
bidang, termasuk di dalamnya adalah bidang politik. Selain oleh Reformasi Gereja,
faham Liberalisme juga dilatar belakangi dengan terjadinya Revolusi Industri dan
Glorious Revolution di Inggris.
2
1.2 Rumusan masalah
3
BAB 2. PEMBAHASAN
Tokoh-tokoh Liberalisme
Ada beberapa tokoh nan berperan besar dalam paham liberalisme, antara lain
sebagai berikut.2
1. Marthen Luther
1
Leo Agung, Sejarah Intelektual, hlm 59
2
http://www.binasyifa.com/869/06/27/pengaruh-paham-liberalisme-dalam-berbagai-
bidang.htm
4
Abad ke -15 merupakan abad kegelapan di Eropa sebab setiap individu terkekang
dan terbatasi oleh Gereja Katolik, namun kemudian muncul Marthen Luther
seorang tokoh nan menyuarakan kebebasan sehingga tiap-tiap individu bisa
berkembang dalam berbagai bidang termasuk dalam bidang ilmu pengetahuan.
Puncak kesuksesan perjuangan Marthen Luther ini ditandai dengan terjadinya
“reformasi gereja” pada tahun 1517.
Konsep dasar pemikiran nan dimiliki oleh kedua tokoh ini sebenarnya sama
yaitu konsep negara alamiah atau lebih dikenal dengan sebutan “State Of Nature”.
Namun, seiring dengan pengembangan konsep ini titik tolak pemikiran keduanya
saling kontras.
John Locke berpendapat bahwa setiap individu pada hakikatnya ialah baik,
tetapi dampak adanya kesenjangan harta dan kekayaan terjadilah kekhawatiran jika
hak satu individu diambil oleh individu lain maka diperlukan pihak penengah
(pemerintah).
3. Adam Smith
Dalam hasil karya pertamanya nan berjudul, “The Theory Of Moral Sentiments”
pada tahun 1759 dia mengemukakan tentang individualisme dan kebebasan. Dalam
karya tersebut dia menuliskan bahwa setiap manusia sangat menyukai hayati
5
bermasyarakat dan tak menyukai hayati sendiri-sendiri (individualistik) serta
mementingkan diri sendiri.
Awal mula perjuangan kaum Liberal berawal dari Inggris, mereka melawan
kekangan yang ada pada saat itu untuk mendapatkan kebebasan dalam segala hal.
Perjuangan mereka akhirnya berbuah hasil dengan dikeluarkanya Magna Charta
tahun 1225, isi dari piagam ini antara lain;3
a) Seseorang tidak boleh ditangkap
b) Dipenjara
c) Disiksa
d) Diasingkan atau disita hak miliknya tanpa cukup alasan menurut hukum.
Piagam ini sangat berpen garuh terhadap kehidupan masyarakat di Inggris,
mereka menjadi memiliki kebebasan dan kenyamanan karna haknya di lindungi
oleh hukum.
Dua peristiwa penting yang menjadi dasar lahirnya paham liberalisme adalah;
3
Agung, Leo. Sejarah Intelektual. 2013. Yogjakarta: Ombak.
6
a) Declaration of Independense
Deklarasi ini adalah deklarasi yang dikemukakan atau dikeluarkan oleh
ketiga belas koloni di Amerika dengan deklarasi ini ketiga belas koloni
menyatakan merdeka dari jajahan Inggris, deklarasi ini menyatakan bahwa
semua orang diciptakan sama, semua orang mendapat hak yang melekat
dalam dirinya sejak lahir yang diberikan oleh tuhan, dan hak ini tidak dapat
dipisahkan oleh siapapun, hak-hak ini antara lain; hak untuk hidup, hak
untuk kebebasan, dan hak untuk memiliki kebahagiaan. Life, poorsweet of
happines
b) Wealt of Nation karya Adam Smith yang berisi merupakan ajaran pokok
bagi Liberalisme yang biasanya dirumuskan sebagai laisser Faire,laisser
passer, (produksi bebas, perdagangan bebas)
Pertumbuhan dan perkembangan kaum Liberalisme ini semakin nyata
dengan adanya Revolusi Prancis kaum Borjuis pada abad ke 18
menyuarakan aksi Liberalisme sebagai protes terhadap sistem Feodalisme
yang ada di Prancis pada waktu itu, golongan borjuis berhasil mengajak
rakyat Prancis untuk menentang kekuasaan raja yang Absolut mereka
menentang ini untuk mewujud kan Liberalisme di Prancis dan mendapatkan
kebebasan dan kemerdekaan di Prancis
Kebebasan ini ada dalam bidang politik maupun agama gerakan menuju
Liberalisme ini di ilhami oleh karya Montesue dalam tulisannya yang
berjudul jiwa Undang-undang dan tulisan Rosseau yang berjudul Kontak
sosial.
Gerakan rakyat menuju Liberalisme akhirnya berubah menjadi gerakan
politik yang berakibat dengan meletusnya Revolusi Prancis pada 1789,
revolusi Prancis ini mengakhiri kekuasaan feodal dan absolut raja Prancis.
Gerakan ini menghasilkan dokumen yang disebut La Declaration des
Droits de L’home de Citoyen( pernyataan hak-hak manusia dan negara)
yang dikumandangkan pada 27 Agustus 1791 yang berisi:
1) Persamaan dalam bidang Politik dan sosial bagi semua warga negara
2) Penghormatan hak milik
7
3) Kedaulatan bangsa dan negara
4) Kemungkinan bagi semua warga negara untuk memegang jabatan umum
5) Penghormatan akan pendirian
6) Kepercayaan dan agama
7) Kemerdekaan berbicara dan pers
Paham Liberalisme ini disebar luaskan saat Napoleon Bonaparte berkuasa,
dan di seluruh penjuru Eropa dan kemudian menyebar luas di seluruh dunia dengan
semboyan Liberte, egalite dan fraternite4. Revolusi Prancis ini sebenarnya adalah
revolusinya para golongan Borjuis yang menuntut adanya kebebasan, dan
kemerdekaan dan mereka disebut sebagai golongan liberal.
Ada tiga hal yang mendasar dari Ideologi Liberalisme yakni Kehidupan,
Kebebasan dan Hak Milik (Life, Liberty and Property). Dibawah ini, adalah nilai-
nilai pokok yang bersumber dari tiga nilai dasar Liberalisme tadi:
Kesempatan yang sama. (Hold the Basic Equality of All Human Being).
Bahwa manusia mempunyai kesempatan yang sama, di dalam segala bidang
kehidupan baik politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan. Namun karena kualitas
manusia yang berbeda-beda, sehingga dalam menggunakan persamaan kesempatan
itu akan berlainan tergantung kepada kemampuannya masing-masing. Terlepas dari
itu semua, hal ini (persamaan kesempatan) adalah suatu nilai yang mutlak dari
demokrasi. Dengan adanya pengakuan terhadap persamaan manusia, di mana setiap
orang mempunyai hak yang sama untuk mengemukakan pendapatnya, maka dalam
setiap penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi baik dalam kehidupan politik,
sosial, ekonomi, kebudayaan dan kenegaraan dilakukan secara diskusi dan
dilaksanakan dengan persetujuan – di mana hal ini sangat penting untuk
menghilangkan egoisme individu. (Treat the Others Reason Equally).
Pemerintah harus mendapat persetujuan dari yang diperintah. Pemerintah
tidak boleh bertindak menurut kehendaknya sendiri, tetapi harus bertindak menurut
kehendak rakyat.(Government by the Consent of The People or The Governed)
4
Leo Agung, Sejarah Intektual,Ombak,hlm 61
8
Berjalannya hukum (The Rule of Law). Fungsi Negara adalah untuk membela dan
mengabdi pada rakyat. Terhadap hal asasi manusia yang merupakan hukum abadi
di mana seluruh peraturan atau hukum dibuat oleh pemerintah adalah untuk
melindungi dan mempertahankannya. Maka untuk menciptakan rule of law, harus
ada patokan terhadap hukum tertinggi (Undang-undang), persamaan dimuka
umum, dan persamaan sosial. Yang menjadi pemusatan kepentingan adalah
individu. (The Emphasis of Individual) Negara hanyalah alat (The State is
Instrument). Negara itu sebagai suatu mekanisme yang digunakan untuktujuan-
tujuan yang lebih besar dibandingkan negara itu sendiri. Di dalam ajaran Liberal
Klasik, ditekankan bahwa masyarakat pada dasarnya dianggap, dapat memenuhi
dirinya sendiri, dan negara hanyalah merupakan suatu langkah saja ketika usaha
yang secara sukarela masyarakat telah mengalami kegagalan.
Dalam liberalisme tidak dapat menerima ajaran dogmatisme (Refuse
Dogatism). Hal ini disebabkan karena pandangan filsafat dari John Locke (1632 –
1704) yang menyatakan bahwa semua pengetahuan itu didasarkan pada
pengalaman. Dalam pandangan ini, kebenaran itu adalah berubah.
Dua peristiwa penting yang menjadi dasar lahirnya paham liberalisme ialah:
a. Declaration of Independence
Ke-13 koloni Inggris di Amerika Utara berhasil melepaskan diri dari belenggu
penjajahan Inggris dan menghasilkan “Declaration of Independence”, yang
menyatakan “bahwa semua orang di ciptakan sama, bahwa Tuhan telah
9
menganugrahi beberapa hak yang tidak dapat dipisahkan daripadanya, dan hak
untuk mencapai kebahagiaan” (life, liberty, and pursuit of happiness).
b. Buku Wealth of Nation karya Adam Smith yang isinya mengenai gagasan-gagasan
pokok yang menjadi dasar bagi kaum liberal di bidang ekonomi yang lazim
dirumuskan dengan “laisser faire, laisser passer” (produksi bebas, perdagangan
bebas).
Gerakan ini di ilhami oleh buah karya ahli pikir seperti Montesquieu
(menulis L’esprit des Lois: jiwa undang-undang) dan J.J Rousseau (yang menulis
Du Contract Social). Gerakan liberalism ini akhirnya meningkat menjadi gerakan
politik dengan meletusnya Revolusi Prancis tahun 1789. Satu naskah penting dalam
bidang politik yang dihasilkan di waktu Revolusi Prancis adalah yang lazim disebut
“La Declaration des Droits de L’homme et du Citoyen” (ppernyataan hak-hak asasi
manusia dan warga Negara), dikumandangkan pada 27 Agustus 1791.
10
Selanjutnya lewat kekuasaan Napoleon Bonaparte, paham liberalisme ini
disebarluaskan ke seluruh Eropa dan kemudian menyebar ke seluruh dunia dengan
semboyan “liberte, egalite, dan fraternite” (kebebasan, persamaan dan
persaudaraan). Jadi, Revolusi Prancis sebenarnya revolusinya golongan borjuis
yang menuntut adanya kebebasan dan kemerdekaan, dan mereka itu kemudian
disebut golongan liberal.
5
Agung, Leo. Sejarah Intelektual. 2013. Yogjakarta: Ombak.
11
Liberalism di bidang ekonomi menghendaki adanya system ekonomi yang
bebas. Setiap individu, harus memiliki kebebasan dan kemerdekaan untuk
berusaha, memilih pekerjaan yang disukai, mengumpulkan harta dan sebagainya.
Pemerintah tidak boleh mencampuri urusan tersebut. Semboyan kaum liberal yang
dikenal dibidang ekonomi ialah “Laisser faire, laisser passer I”emmonde va de lui-
meme (produksi bebas, perdagangan bebas dunia akan berjalan sendiri). Hal ini
diilhami oleh buku Wealth of Nations karya Adam Smith. Dalam buku ini
ditampilkan adana gagasan pokok yang dijadikan dasar bagi paham liberal dibidang
ekonomi. Oleh karena itu Adam Smith sering mendapat julukan Bapak ekonomi
liberal
.
c. Dalam bidang agama
Ekonomi Liberal
6
Agung, Leo. Sejarah Intelektual. 2013. Yogjakarta: Ombak.
12
4) Masyarakat terbagi menjadi dua golongan, yaitu golongan pemilik sumber
daya produksi dan masyarakat pekerja (buruh).
5) Timbul persaingan dalam masyarakat, terutama dalam mencari keuntungan.
6) Kegiatan selalu mempertimbangkan keadaan pasar.
7) Pasar merupakan dasar setiap tindakan ekonomi.
8) Biasanya barang-barang produksi yang dihasilkan bermutu tinggi.
7
Agung, Leo. Sejarah Intelektual. 2013. Yogjakarta: Ombak. Hlm: 64
8
Agung, Leo. Sejarah Intelektual. 2013. Yogjakarta: Ombak. Hlm: 65
13
5. Tidak adanya pemerataan pendapatan.
a. Amerika
b. Amerika Serikat
9
Agung, Leo. Sejarah Intelektual. 2013. Yogjakarta: Ombak. Hlm: 65
10
Agung, Leo. Sejarah Intelektual. 2013. Yogjakarta: Ombak. Hlm: 66
14
internasional. Selain itu PBB digunakan untuk memasukkan orang-orang Afrika
yang tinggal di Amerika kedalam militer AS, serta membuat badan pendukung hak
dan kebebasan para wanita yang dilanjutkan oleh presiden John. F. Kennedy dengan
pembangunan patung liberti 1964 sebagi symbol kebebasan indvidu.
Sebenarnya, liberalisme yang dianut AS menekankan lebih pada kolaborasi
untuk pemecahan masalah politis, baik di dalam maupun diluar. Suatu paham
liberal mungkin seperti institusi dan prosedur politis yang mendorong kebebasa
ekonomi, perlindungan yang lemah dari agresi oleh yang kuat, dan kebebasan
norma social yang berdifat membatasi. Sejak perang dunia II, liberalism AS
dihubungkan denga liberalism modern, pengganti paham ideology liberalisme
klasik.
c. Eropa
Sebagai aksi dan reaksi penentangan komunisme, eropa membuat paham
yang berterminologi politis, tapi mereka tidak bias memilh AS karena pada saat itu
Eropa belum begitu mengenal liberalism yang dianut oleh AS. Akan tetapi beberapa
tahun kemudian Eropa menyadari bahwa liberalism yang dianut ileh Amerika
mendorong Eropa kedalam ekonomi yang lebih kuat. Liberalism dinnegara eropa,
kaum liberalnya ceenderung menyebut diri mereka sendriri sebagai kaum liberal
atau sebagai radikal sentries yang demokratik.
Negara-negara penganut paham liberal adalah Albania, Armenia, Austria,
Belgia, Bulgaria, Kroasia, Cyprus, Prancis, Jerman, Yunani, Italia, Rusia, Portugal
dal lain-lain.
d. Asia
Negara-negara yang menganut paham liberal di Asia antara lain India, Iran,
Israel, Jepang, Korea selatan, Filiphina, Taiwan, Thailand, dan Turki. Saat ini
banyak Negara-negara di Asia yang mulai berpaham liberal, anatar lan adalah
Myanmar, Kamboja, Hongkong, Malaysia dan Singapur.
e. Kepulauan Oceania
15
Negar yang menganut paham liberal dikepulauan Oceania adalah Australia
dan Selandia Baru.
f. Afrika
Sistem ekonomi liberal terbilang masih baru di Afrika pada dasarnya
liberalisme hanya dianut oleh mereka yang tinggal di Mesir, Senegal, dan Afrika
Selatan. Pada saat ini kurang lebih liberalisme dipahami oleh Negara Aljazair,
Angola, Benin, Burkinavaso, Kenya, Gambia, Ghana, Maroko, Zambia dan
Zimbabwe.
16
sebenarnya jauh lebih hebat dibandingkan Negara-negara Barat tersebut. Nilai-nilai
yang kita punya, yang terbentuk melalui proses yang panjang dan dilatarbelakangi
oleh penyesuaian karakteristik iklim, karakteristik keadaan alam, maupun
karakteristik sosiologis-kemasyarakatan, membentuk budaya, norma, dan nilai-
nilai yang patut kita acungkan jempol dan tentu saja paling sesuai dengan diri kita
sebagai masyarakat Indonesia.
11
http://www.binasyifa.com/869/06/27/pengaruh-paham-liberalisme-
dalam-berbagai-bidang.htm
17
1. Bidang Politik
2. Bidang Ekonomi
3. Bidang Agama
4. Bidang Pers
Pengaruh paham Liberalisme dalam bidang pers ditandai dengan adanya kebebasan
berekspresi dan berkarya bagi artis serta kebebasan bagi wartawan buat menulis
dan memuat warta apapun nan benar-benar diketahuinya.
18
5. Bidang Sosial
3.1 SIMPULAN
19
Liberalisme adalah suatu paham yang menghendaki adanya suatu
kebebasan individu dalam segala bidang, baik bidang politik, ekonomi, maupun
agama. Menurut paham ini titik pusat dalam kehidupan adalah individu. Karena ada
indivdu masyarakat dapat tersusun; karena ada individu pula negara dapat
terbentuk. Oleh karena masyarakat atau negara harus melindungi kebebasan dan
kemerdekaan individu. Tiap-tiap individu harus memiliki kebebasan dan
kemerdekaan dalam bidang politik, ekonomi, maupun agama.
Awal mula perjuangan kaum Liberal berawal dari Inggris, mereka melawan
kekangan yang ada pada saat itu untuk mendapatkan kebebasan dalam segala hal.
Perjuangan mereka akhirnya berbuah hasil dengan dikeluarkanya Magna Charta
tahun 1225, isi dari piagam ini antara lain;
a. Seseorang tidak boleh ditangkap
b. Dipenjara
c. Disiksa
d. Diasingkan atau disita hak miliknya tanpa cukup alasan menurut hukum.
Piagam ini sangat berpen garuh terhadap kehidupan masyarakat di Inggris,
mereka menjadi memiliki kebebasan dan kenyamanan karna haknya di lindungi
oleh hukum.
20
1. Terjadinya persaingan bebas yang tidak sehat bilamana birokratnya
korup.
2. Masyarakat yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin
miskin.
3. Banyak terjadinya monopoli masyarakat.
4. Banyak terjadinya gejolak dalam perekonomian karena kesalahan
alokasi sumberdaya oleh individu.
5. Tidak adanya pemerataan pendapatan.
DAFTAR PUSTAKA
21
Sukarna. Sistem Politik Indonesia II. Yogyakarta: Mandar Maju.
http://www.binasyifa.com/869/06/27/pengaruh-paham-liberalisme-dalam-
berbagai-bidang.htm
22