Anda di halaman 1dari 22

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam ilmu-ilmu sosial dikenal dua pengertian mengenai ideologi, yaitu


ideologi secara fungsional dan secara struktural. Ideologi secara fungsional
diartikan sebagai seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama; atau tentang
masyarakat dan negara yang dianggap paling baik, sedangkan ideologi secara
struktural diartikan sebagai sistem pembenaran, seperti gagasan dan formula politik
atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh penguasa. Menurut
pendekatan struktural konflik, kelas yang memiliki sarana produksi materiil dengan
sendirinya memiliki sarana produksi mental, seperti gagasan, budaya dan hukum.
Gagasan kelas yang berkuasa di manapun dan kapanpun merupakan gagasan yang
dominan. Gagasan, budaya, hukum dan sebagainya sadar atau tidak merupakan
pembenaran atas kepentingan materiil pihak yang memiliki gagasan yang dominan.
Sistem pembenaran ini disebut ideologi. Sedangkan liberal adalah suatu kebebasan
setiap individu atu perorangan dalam melakukan kegiatannya, seperti di contohkan
bebas memilih agama, pendidikan, dan hal yang menyangkut dalam kesehariannya
seperti makan minum berolahraga dan lainnya, tetapi selain itu tetap ada peraturan–
peraturan yang mengekang mereka agar tidak melewati batas dan juga untuk
kebaikan mereka sendiri.
Perkembangan paham-paham di Eropa semakin hari semakin
mengalamikemajuan yang pesat. Dalam hal ini adalah Liberalisme dan
Kapitalisme. Liberalisme mempunyai makna positif dan negative tergantung dalam
kontek apamenempatkannya. Perkembangan Liberalisme di Prancis dan Inggris
tidaklah sama, masing-masing dengan konteks historisme sendiri-sendiri.
Liberalisme pada awalnya muncul saat dunia barat memasuki enlightment ages atau
abad pencerahan (sekitar abad ke 16 sampai awal abad 19). Pada saa titu, mulai
muncul industri dan perdagangan dalam skala besar yang berbasis teknologi baru.
Untuk mengelola kedua hal tersebut muncullah kebutuhan-kebutuhan baru seperti

1
buruh yang bebas dalam jumlah banyak, ruang gerak yang leluasa, mobilitas yang
tinggi, dan kebebasan berkreasi. Namun kebutuhan-kebutuhan ini terbentur oleh
peraturan-peraturan yangdibuat oleh pemerintahan yang feodal. Maka golongan
intelektual yang mengedepankan rasionalitas memunculkan faham liberal, yang
menjalankan faham liberal disebut liberalisme.
Golongan intelektual ini merasakan keresahan ilmiah (rasa ingin tahu dan
keinginan untuk mencari pengetahuan yang baru) danartistic umum pada zaman itu.
Dalam bidang sosial (menyangkut individu), liberalisme klasik menciptakan
masyrakat yang atomistis yang terdiri dari individu-individu yang tidak mempunyai
hubungan satu dengan yang lain. Dalam bidang ekonomi, Liberalisme klasik
menciptakan pengusaha dan perusahaan raksasa. Keahlian berkembang menjadi
semacam ideology, sehingga amat menentukan kehidupan Negara.
Dalam perkembangannya liberalisme klasik menuai badai yang
ditaburkannya, prakteknya kontra produktif, kebebasan individu yang ingin
dilindungi justru digerogoti sendiri. Sejarah akhirnya memaksa liberalisme klasik
harus dibongkar menjadi liberalisme demokratis yaitu liberalisme yang mampu
melindungiindividualitas setiap orang dan memanusiakan manusia. Selain hal-hal
di atas, liberalisme juga dilatar belakangi oleh terjadinya Reformasi Gereja yang
memuncak pada 31 Oktober 1517. Reformasi Gereja inimembawa dampak pada
munculnya paham sekularisme yang akan berujung padarevolusi dalam segala
bidang, termasuk di dalamnya adalah bidang politik. Selain oleh Reformasi Gereja,
faham Liberalisme juga dilatar belakangi dengan terjadinya Revolusi Industri dan
Glorious Revolution di Inggris.

2
1.2 Rumusan masalah

1) Apa pengertian dari Liberalisme?


2) Bagaimana Lahirnya Liberalisme?
3) Bagaimana Perkembangan Liberalisme?
4) Bagaimana perkembangan Liberalisme di Indonesia?
5) Apa saja dampak dari Pekembangan Liberalisme dalam aspek kehidupan?

1.3 Tujuan Penelitian

1) Untuk mengetahui pengertian dari Liberalisme


2) Untuk mengetahui Lahirnya Liberalisme
3) Untuk mengetahui Bagaimana Perkembangan Liberalisme
4) Untuk mengetahui perkambangan Liberalisme di Indonesia
5) Untuk Mengetahui Apa saja dampak dari Pekembangan Liberalisme dalam aspek
kehidupan.

3
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Liberalisme

Liberalisme adalah suatu paham yang menghendaki adanya suatu


kebebasan individu dalam segala bidang, baik bidang politik, ekonomi, maupun
agama. Menurut paham ini titik pusat dalam kehidupan adalah individu. Karena ada
indivdu masyarakat dapat tersusun; karena ada individu pula negara dapat
terbentuk. Oleh karena masyarakat atau negara harus melindungi kebebasan dan
kemerdekaan individu. Tiap-tiap individu harus memiliki kebebasan dan
kemerdekaan dalam bidang politik, ekonomi, maupun agama1.
Jadi, Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan
tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan
hak adalah nilai politik yang utama.
Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas,
dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak
adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Dalam masyarakat
modern, liberalisme akan dapat tumbuh dalam sistem demokrasi, hal ini
dikarenakan keduanya sama-sama didasarkan pada kebebasan mayoritas. Banyak
suatu negara yang tidak mematuhi peraturan tersebut.

Tokoh-tokoh Liberalisme

Ada beberapa tokoh nan berperan besar dalam paham liberalisme, antara lain
sebagai berikut.2

1. Marthen Luther

1
Leo Agung, Sejarah Intelektual, hlm 59
2
http://www.binasyifa.com/869/06/27/pengaruh-paham-liberalisme-dalam-berbagai-
bidang.htm

4
Abad ke -15 merupakan abad kegelapan di Eropa sebab setiap individu terkekang
dan terbatasi oleh Gereja Katolik, namun kemudian muncul Marthen Luther
seorang tokoh nan menyuarakan kebebasan sehingga tiap-tiap individu bisa
berkembang dalam berbagai bidang termasuk dalam bidang ilmu pengetahuan.
Puncak kesuksesan perjuangan Marthen Luther ini ditandai dengan terjadinya
“reformasi gereja” pada tahun 1517.

2. John Locke dan Hobbes

Konsep dasar pemikiran nan dimiliki oleh kedua tokoh ini sebenarnya sama
yaitu konsep negara alamiah atau lebih dikenal dengan sebutan “State Of Nature”.
Namun, seiring dengan pengembangan konsep ini titik tolak pemikiran keduanya
saling kontras.

John Locke berpendapat bahwa setiap individu pada hakikatnya ialah baik,
tetapi dampak adanya kesenjangan harta dan kekayaan terjadilah kekhawatiran jika
hak satu individu diambil oleh individu lain maka diperlukan pihak penengah
(pemerintah).

Sementara itu, Hobbes berpendapat bahwa setiap individu pada hakikatnya


ialah jelek dan mementingkan dirinya sendiri, tetapi sebab menginginkan
kehidupan nan damai mereka membentuk suatu masyarakat baru dengan
kesepakatan bersama nan melibatkan pihak ketiga (pemerintah) buat melindungi
hak-haknya dari individu lainnya.

3. Adam Smith

Dalam hasil karya pertamanya nan berjudul, “The Theory Of Moral Sentiments”
pada tahun 1759 dia mengemukakan tentang individualisme dan kebebasan. Dalam
karya tersebut dia menuliskan bahwa setiap manusia sangat menyukai hayati

5
bermasyarakat dan tak menyukai hayati sendiri-sendiri (individualistik) serta
mementingkan diri sendiri.

Dia berpikiran bahwa sejatinya setiap individu saling menghargai (rasional)


dan menghormati satu sama lain sehingga secara tak langsung mereka telah
menganggap bahwa setiap individu merupakan makhluk nan bebas dan dengan
sendirinya memahami nilai-nilai dalam hayati bermasyarakat. Padahal dalam
kenyataannya asumsi Adam Smith tak sahih sebab tak semua individu menghargai
individu lain pemikiran ini dianggap cukup berbahaya.

2.2 Lahirnya Liberalisme

Awal mula perjuangan kaum Liberal berawal dari Inggris, mereka melawan
kekangan yang ada pada saat itu untuk mendapatkan kebebasan dalam segala hal.
Perjuangan mereka akhirnya berbuah hasil dengan dikeluarkanya Magna Charta
tahun 1225, isi dari piagam ini antara lain;3
a) Seseorang tidak boleh ditangkap
b) Dipenjara
c) Disiksa
d) Diasingkan atau disita hak miliknya tanpa cukup alasan menurut hukum.
Piagam ini sangat berpen garuh terhadap kehidupan masyarakat di Inggris,
mereka menjadi memiliki kebebasan dan kenyamanan karna haknya di lindungi
oleh hukum.

Dua peristiwa penting yang menjadi dasar lahirnya paham liberalisme adalah;

3
Agung, Leo. Sejarah Intelektual. 2013. Yogjakarta: Ombak.

6
a) Declaration of Independense
Deklarasi ini adalah deklarasi yang dikemukakan atau dikeluarkan oleh
ketiga belas koloni di Amerika dengan deklarasi ini ketiga belas koloni
menyatakan merdeka dari jajahan Inggris, deklarasi ini menyatakan bahwa
semua orang diciptakan sama, semua orang mendapat hak yang melekat
dalam dirinya sejak lahir yang diberikan oleh tuhan, dan hak ini tidak dapat
dipisahkan oleh siapapun, hak-hak ini antara lain; hak untuk hidup, hak
untuk kebebasan, dan hak untuk memiliki kebahagiaan. Life, poorsweet of
happines
b) Wealt of Nation karya Adam Smith yang berisi merupakan ajaran pokok
bagi Liberalisme yang biasanya dirumuskan sebagai laisser Faire,laisser
passer, (produksi bebas, perdagangan bebas)
Pertumbuhan dan perkembangan kaum Liberalisme ini semakin nyata
dengan adanya Revolusi Prancis kaum Borjuis pada abad ke 18
menyuarakan aksi Liberalisme sebagai protes terhadap sistem Feodalisme
yang ada di Prancis pada waktu itu, golongan borjuis berhasil mengajak
rakyat Prancis untuk menentang kekuasaan raja yang Absolut mereka
menentang ini untuk mewujud kan Liberalisme di Prancis dan mendapatkan
kebebasan dan kemerdekaan di Prancis
Kebebasan ini ada dalam bidang politik maupun agama gerakan menuju
Liberalisme ini di ilhami oleh karya Montesue dalam tulisannya yang
berjudul jiwa Undang-undang dan tulisan Rosseau yang berjudul Kontak
sosial.
Gerakan rakyat menuju Liberalisme akhirnya berubah menjadi gerakan
politik yang berakibat dengan meletusnya Revolusi Prancis pada 1789,
revolusi Prancis ini mengakhiri kekuasaan feodal dan absolut raja Prancis.
Gerakan ini menghasilkan dokumen yang disebut La Declaration des
Droits de L’home de Citoyen( pernyataan hak-hak manusia dan negara)
yang dikumandangkan pada 27 Agustus 1791 yang berisi:
1) Persamaan dalam bidang Politik dan sosial bagi semua warga negara
2) Penghormatan hak milik

7
3) Kedaulatan bangsa dan negara
4) Kemungkinan bagi semua warga negara untuk memegang jabatan umum
5) Penghormatan akan pendirian
6) Kepercayaan dan agama
7) Kemerdekaan berbicara dan pers
Paham Liberalisme ini disebar luaskan saat Napoleon Bonaparte berkuasa,
dan di seluruh penjuru Eropa dan kemudian menyebar luas di seluruh dunia dengan
semboyan Liberte, egalite dan fraternite4. Revolusi Prancis ini sebenarnya adalah
revolusinya para golongan Borjuis yang menuntut adanya kebebasan, dan
kemerdekaan dan mereka disebut sebagai golongan liberal.
Ada tiga hal yang mendasar dari Ideologi Liberalisme yakni Kehidupan,
Kebebasan dan Hak Milik (Life, Liberty and Property). Dibawah ini, adalah nilai-
nilai pokok yang bersumber dari tiga nilai dasar Liberalisme tadi:
Kesempatan yang sama. (Hold the Basic Equality of All Human Being).
Bahwa manusia mempunyai kesempatan yang sama, di dalam segala bidang
kehidupan baik politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan. Namun karena kualitas
manusia yang berbeda-beda, sehingga dalam menggunakan persamaan kesempatan
itu akan berlainan tergantung kepada kemampuannya masing-masing. Terlepas dari
itu semua, hal ini (persamaan kesempatan) adalah suatu nilai yang mutlak dari
demokrasi. Dengan adanya pengakuan terhadap persamaan manusia, di mana setiap
orang mempunyai hak yang sama untuk mengemukakan pendapatnya, maka dalam
setiap penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi baik dalam kehidupan politik,
sosial, ekonomi, kebudayaan dan kenegaraan dilakukan secara diskusi dan
dilaksanakan dengan persetujuan – di mana hal ini sangat penting untuk
menghilangkan egoisme individu. (Treat the Others Reason Equally).
Pemerintah harus mendapat persetujuan dari yang diperintah. Pemerintah
tidak boleh bertindak menurut kehendaknya sendiri, tetapi harus bertindak menurut
kehendak rakyat.(Government by the Consent of The People or The Governed)

4
Leo Agung, Sejarah Intektual,Ombak,hlm 61

8
Berjalannya hukum (The Rule of Law). Fungsi Negara adalah untuk membela dan
mengabdi pada rakyat. Terhadap hal asasi manusia yang merupakan hukum abadi
di mana seluruh peraturan atau hukum dibuat oleh pemerintah adalah untuk
melindungi dan mempertahankannya. Maka untuk menciptakan rule of law, harus
ada patokan terhadap hukum tertinggi (Undang-undang), persamaan dimuka
umum, dan persamaan sosial. Yang menjadi pemusatan kepentingan adalah
individu. (The Emphasis of Individual) Negara hanyalah alat (The State is
Instrument). Negara itu sebagai suatu mekanisme yang digunakan untuktujuan-
tujuan yang lebih besar dibandingkan negara itu sendiri. Di dalam ajaran Liberal
Klasik, ditekankan bahwa masyarakat pada dasarnya dianggap, dapat memenuhi
dirinya sendiri, dan negara hanyalah merupakan suatu langkah saja ketika usaha
yang secara sukarela masyarakat telah mengalami kegagalan.
Dalam liberalisme tidak dapat menerima ajaran dogmatisme (Refuse
Dogatism). Hal ini disebabkan karena pandangan filsafat dari John Locke (1632 –
1704) yang menyatakan bahwa semua pengetahuan itu didasarkan pada
pengalaman. Dalam pandangan ini, kebenaran itu adalah berubah.

2.3 Perkembangan Liberalisme

Embrio perjuangan kaum liberal yang menentang setiap tindakan


yang dianggap menekan kebebasan individu sebenarnya telah ada di Inggris.
Kebebasan individu akhirnya dijamin dengan dikeluarkannya Magna Charta tahun
1215. Isi piagam ini antara lain bahwa seseorang (kecuali budak) tidak boleh
ditangkap, dipenjara, disiksa, diasingkan, atau disita hak miliknya tanpa cukup
alasan menurut hukum.

Dua peristiwa penting yang menjadi dasar lahirnya paham liberalisme ialah:
a. Declaration of Independence
Ke-13 koloni Inggris di Amerika Utara berhasil melepaskan diri dari belenggu
penjajahan Inggris dan menghasilkan “Declaration of Independence”, yang
menyatakan “bahwa semua orang di ciptakan sama, bahwa Tuhan telah

9
menganugrahi beberapa hak yang tidak dapat dipisahkan daripadanya, dan hak
untuk mencapai kebahagiaan” (life, liberty, and pursuit of happiness).
b. Buku Wealth of Nation karya Adam Smith yang isinya mengenai gagasan-gagasan
pokok yang menjadi dasar bagi kaum liberal di bidang ekonomi yang lazim
dirumuskan dengan “laisser faire, laisser passer” (produksi bebas, perdagangan
bebas).

Pertumbuhan dan perkembangan perjuangan kaum liberal semakin nyata


dengan munculnya kaum borjuis di Prancis pada abad ke-18 yang menyuarakan
liberalism sebagai aksi protes terhadap kepincangan yang ada di Prancis selama itu.
Golongan borjuis berhasil mendekati rakyat untuk menentang kekuasaan raja yang
absolute guna mendapatkan kebebasan dan kemerdekaan dalam bidang politik,
ekonomi dan agama.

Gerakan ini di ilhami oleh buah karya ahli pikir seperti Montesquieu
(menulis L’esprit des Lois: jiwa undang-undang) dan J.J Rousseau (yang menulis
Du Contract Social). Gerakan liberalism ini akhirnya meningkat menjadi gerakan
politik dengan meletusnya Revolusi Prancis tahun 1789. Satu naskah penting dalam
bidang politik yang dihasilkan di waktu Revolusi Prancis adalah yang lazim disebut
“La Declaration des Droits de L’homme et du Citoyen” (ppernyataan hak-hak asasi
manusia dan warga Negara), dikumandangkan pada 27 Agustus 1791.

Isinya antara lain sebagai berikut.


1) Persamaan dalam lapangan politik dan social bagi semua warga Negara.
2) Penghormatan akan hak milik,
3) Kedaulatan bangsa dan Negara.
4) Kemungknan bagi semua warga Negara untuk memegang jabatann-jabatan umum.
5) Penghormatan akan pendirian, kepercayaan dan agama.
6) Kemerdekaan berbicara dan pers.

10
Selanjutnya lewat kekuasaan Napoleon Bonaparte, paham liberalisme ini
disebarluaskan ke seluruh Eropa dan kemudian menyebar ke seluruh dunia dengan
semboyan “liberte, egalite, dan fraternite” (kebebasan, persamaan dan
persaudaraan). Jadi, Revolusi Prancis sebenarnya revolusinya golongan borjuis
yang menuntut adanya kebebasan dan kemerdekaan, dan mereka itu kemudian
disebut golongan liberal.

Praktik kehidupan liberalisme

a. Dalam bidang politik

Terbentuknya suatu Negara merupakan kehendak dari individu. Oleh


karena itu yang berhak dan mengatur adalah individu tersebut. Dengan kata lain
kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat yang kemudian melahirkan Negara
demokrasi. Agar kebebasan dan kemerdekaan tetap dihormati dan dijamin maka
dibentuk undang-undang, hokum, parlemen dan sebagainya.5
Demokrasi yang dihendaki oleh golongan liberal adalah yang dikenal
dengan demokrasi liberal yang dianut oleh Negara eropa dan amerika. Bagi
Indonesia, demokrasi liberal tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Sejarah telah
membuktikan bahwa ketika paham ini dipraktikkan pada masa UUDS 1950-1959,
timbul instabilitas dibidang politik, ekonomi, social dan keamanan. Partai-partai
politik hanya berjuang untuk mementingkan partainya sendiri sehingga
kepentingan bangsa dan Negara terbengakalai.

b. Dalam bidang ekonomi

5
Agung, Leo. Sejarah Intelektual. 2013. Yogjakarta: Ombak.

11
Liberalism di bidang ekonomi menghendaki adanya system ekonomi yang
bebas. Setiap individu, harus memiliki kebebasan dan kemerdekaan untuk
berusaha, memilih pekerjaan yang disukai, mengumpulkan harta dan sebagainya.
Pemerintah tidak boleh mencampuri urusan tersebut. Semboyan kaum liberal yang
dikenal dibidang ekonomi ialah “Laisser faire, laisser passer I”emmonde va de lui-
meme (produksi bebas, perdagangan bebas dunia akan berjalan sendiri). Hal ini
diilhami oleh buku Wealth of Nations karya Adam Smith. Dalam buku ini
ditampilkan adana gagasan pokok yang dijadikan dasar bagi paham liberal dibidang
ekonomi. Oleh karena itu Adam Smith sering mendapat julukan Bapak ekonomi
liberal

.
c. Dalam bidang agama

Liberalisme menganggap masalah agama adalah masalah individu, maka


tiap individu berhak menganut agamanya masing-masing tanpa adanya campur
tangan pemerintah.

Ekonomi Liberal

a. Ciri ekonomi liberal6

1) Semua sumber produksi adalah milik masyarakat individu.


2) Masyarakat diberi kebebasan dalam memiliki sumber-sumber eproduksi.
3) Pemerintah tidak ikut campur tangan secara langsung dalam kegiatan
ekonomi.

6
Agung, Leo. Sejarah Intelektual. 2013. Yogjakarta: Ombak.

12
4) Masyarakat terbagi menjadi dua golongan, yaitu golongan pemilik sumber
daya produksi dan masyarakat pekerja (buruh).
5) Timbul persaingan dalam masyarakat, terutama dalam mencari keuntungan.
6) Kegiatan selalu mempertimbangkan keadaan pasar.
7) Pasar merupakan dasar setiap tindakan ekonomi.
8) Biasanya barang-barang produksi yang dihasilkan bermutu tinggi.

b. Keuntungan dan kelemahan dari ekonomi liberal

Ada beberapa keuntungan dari system ekonomi liberal, yaitu:7


1. Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam mengatur kegiatan
ekonomi karna masyarakat tidak perlu lagi menunggu perintah atau
komando dari pemerintah.
2. Setiap individu bebas memiliki sumber-sumber daya produksi yang
nantinya akan mendorong partisipasi masyarakat dalam perekonomian.
3. Timbul persaingan semangat untuk maju dari masyarakat.
4. Menghasilkan barang-barang bermutu tinggi.
5. Efisiensi dan efektifitas tinggi karena setiap tindakan ekonomi didasarkan
motif mencari keuntungan.

Ada beberapa kelemahan dari sistem ekonomi liberal, yaitu:8

1. Terjadinya persaingan bebas yang tidak sehat bilamana birokratnya korup.


2. Masyarakat yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.
3. Banyak terjadinya monopoli masyarakat.
4. Banyak terjadinya gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi
sumberdaya oleh individu.

7
Agung, Leo. Sejarah Intelektual. 2013. Yogjakarta: Ombak. Hlm: 64
8
Agung, Leo. Sejarah Intelektual. 2013. Yogjakarta: Ombak. Hlm: 65

13
5. Tidak adanya pemerataan pendapatan.

Penerapan Ekonomi Liberal9

a. Amerika

Negara yang menganut paham liberal dibenua Amerika adalah Amerika


Serikat, Argentina, Bolivia, Brazil, Cili, Cuba, Colombia, Ekuador, Honduras,
Kanada, meksiko, Nikaraguna, Panama dan lain sebagainya.

b. Amerika Serikat

Paham liberal di Amerika Serikat disebut liberalism modern atau liberalism


baru. Sekarang para politis diAmerika Serikat mengakui bahwa paham liberalism
klasik ada kaitannya dengan kebebasan individu yang bersifat luas. Akan tetapi
mereka menolak ekonomi yang bersifat laissez faire atau liberalism klasik yang
menuju ke pemerintahan interventionism yang berupa penyatuan persamaan social
dan ekonomi.10
Liberalism AS mulai bangkit pada awal abad ke-20 sebagai suatu alternative
ke politik nyata yang merupakan interaksi internasional yang dominan pada waktu
itu. Presiden Franklin Roosevelt yang berpaham liberal selt-proclaimed yang
menawarkan bangsaa menuju kesuksesan baru dengan membangun institusi
kolaboratif. Untuk mengantisipasi akhir perang dunia II Roosevelt merancang PBB
yang diharapkan dapat menumbuhkan kerjasama daripada membuat ancaman dan
penggunaan kekuatan perang untuk memecahkan permasalahan politis

9
Agung, Leo. Sejarah Intelektual. 2013. Yogjakarta: Ombak. Hlm: 65

10
Agung, Leo. Sejarah Intelektual. 2013. Yogjakarta: Ombak. Hlm: 66

14
internasional. Selain itu PBB digunakan untuk memasukkan orang-orang Afrika
yang tinggal di Amerika kedalam militer AS, serta membuat badan pendukung hak
dan kebebasan para wanita yang dilanjutkan oleh presiden John. F. Kennedy dengan
pembangunan patung liberti 1964 sebagi symbol kebebasan indvidu.
Sebenarnya, liberalisme yang dianut AS menekankan lebih pada kolaborasi
untuk pemecahan masalah politis, baik di dalam maupun diluar. Suatu paham
liberal mungkin seperti institusi dan prosedur politis yang mendorong kebebasa
ekonomi, perlindungan yang lemah dari agresi oleh yang kuat, dan kebebasan
norma social yang berdifat membatasi. Sejak perang dunia II, liberalism AS
dihubungkan denga liberalism modern, pengganti paham ideology liberalisme
klasik.

c. Eropa
Sebagai aksi dan reaksi penentangan komunisme, eropa membuat paham
yang berterminologi politis, tapi mereka tidak bias memilh AS karena pada saat itu
Eropa belum begitu mengenal liberalism yang dianut oleh AS. Akan tetapi beberapa
tahun kemudian Eropa menyadari bahwa liberalism yang dianut ileh Amerika
mendorong Eropa kedalam ekonomi yang lebih kuat. Liberalism dinnegara eropa,
kaum liberalnya ceenderung menyebut diri mereka sendriri sebagai kaum liberal
atau sebagai radikal sentries yang demokratik.
Negara-negara penganut paham liberal adalah Albania, Armenia, Austria,
Belgia, Bulgaria, Kroasia, Cyprus, Prancis, Jerman, Yunani, Italia, Rusia, Portugal
dal lain-lain.

d. Asia
Negara-negara yang menganut paham liberal di Asia antara lain India, Iran,
Israel, Jepang, Korea selatan, Filiphina, Taiwan, Thailand, dan Turki. Saat ini
banyak Negara-negara di Asia yang mulai berpaham liberal, anatar lan adalah
Myanmar, Kamboja, Hongkong, Malaysia dan Singapur.

e. Kepulauan Oceania

15
Negar yang menganut paham liberal dikepulauan Oceania adalah Australia
dan Selandia Baru.

f. Afrika
Sistem ekonomi liberal terbilang masih baru di Afrika pada dasarnya
liberalisme hanya dianut oleh mereka yang tinggal di Mesir, Senegal, dan Afrika
Selatan. Pada saat ini kurang lebih liberalisme dipahami oleh Negara Aljazair,
Angola, Benin, Burkinavaso, Kenya, Gambia, Ghana, Maroko, Zambia dan
Zimbabwe.

2.4 Perkembangan Liberalisme Di Indonesia

Indonesia sendiri yang lebih menganut paham demokrasi Pancasila, yang


mempunyai nilai-nilai yang luhur mengenai konsep-konsep kerjasama, kerukunan,
dan gotong-royong yang menurut penulis merupakan nilai-nilai yang paling mulia
dan memiliki makna “keadilan dan penghargaan hak-hak individu” dalam arti
sesungguhnya oleh karena itu tidaklah cocok dengan liberalisasi di segala bidang,
terutama bidang ekonomi.

Di bidang ekonomi, Indonesia mempunyai ciri khas yang sangat


mencerminkan kesahajaan dalam bentuk Pertanian, Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah (UKM). Pertanian bahkan bisa menjadi ujung tombak perekonomian
dengan keadaan alam Indonesia yang sangat subur dan mendukung. Jika kita lihat
dari konstitusi Indonesia, yaitu Undang-Undang Dasar 1945, Liberalisasi di segala
bidang juga amat tidak relevan dengan tujuan Negara dan pemerintah untuk
membantu orang-orang terlantar dan tidak mampu untuk hidup berkecukupan serta
untuk mencerdaskan seluruh rakyat Indonesia dengan kesempatan yang sama untuk
mengenyam pendidikan yang seharusnya dipunyai oleh seluruh rakyat Indonesia.

Untuk itu Indonesia, sebagai Negara yang berdaulat tidak menjadikan


segala sesuatu yang datang dari Barat sebagai anutan secara berlebihan, terlebih
meniru secara menyeluruh, karena Bangsa kita tidak kalah hebat, bahkan

16
sebenarnya jauh lebih hebat dibandingkan Negara-negara Barat tersebut. Nilai-nilai
yang kita punya, yang terbentuk melalui proses yang panjang dan dilatarbelakangi
oleh penyesuaian karakteristik iklim, karakteristik keadaan alam, maupun
karakteristik sosiologis-kemasyarakatan, membentuk budaya, norma, dan nilai-
nilai yang patut kita acungkan jempol dan tentu saja paling sesuai dengan diri kita
sebagai masyarakat Indonesia.

Ideologi liberalisme juga mempunyai kelemahan jika diterapkan di


Indonesia, Kelemahan utama liberalisme adalah kurangnya perhatian terhadap
nasib kaum miskin, buruh dan lainnya. Mereka menganggap siapa yang miskin itu
yang hidupnya malas. Sangat ekstrem. Tapi anggapan itu tidak berlaku untuk
kondisi Indonesia.
Jadi, penerapan liberalisme pada dasarnya tidak cocok diterapkan di
Indonesia secara penuh. Indonesia sendiri dikenal dengan Negara yang selalu
menggunakan sistem campuran. Sehingga, hal-hal yang positif dapat diikuti namun
tetap merajuk pada budaya dan adat istiadat Negara kita, karena pada dasarnya
manusia dilahirkan secara bebas namun norma dan adat istiadat yang masih terus
dijaga oleh masyarakat Indonesia tetap mengikat kita sebagai manusia.

2.5 Dampak dari Pekembangan Liberalisme dalam Aspek Kehidupan

Besarnya pengaruh paham Liberalisme menyebar hampir ke seluruh global


dan tentunya juga memberikan pengaruh pada berbagai aspek dalam kehidupan
bernegara dan bermasyarakat. Wujud dari pengaruh paham Liberalisme tersebut,
antara lain sebagai berikut: 11

11
http://www.binasyifa.com/869/06/27/pengaruh-paham-liberalisme-
dalam-berbagai-bidang.htm

17
1. Bidang Politik

Pengaruh paham Liberalisme dalam bidang politik ditandai dengan munculnya


paham demokrasi dan nasionalisme nan menyebar di berbagai negara. Akibat dari
kemunculan demokrasi dan nasionalisme ini, antara lain memberikan suntikan
semangat buat meraih kemerdekaan bagi bangsa nan masih terjajah, mulai
diberlakukan PEMILU (Pemilihan Umum) buat memilih anggota parlemen dimana
pemilihnya ialah dari seluruh anggota masyarakat.

2. Bidang Ekonomi

Pengaruh paham Liberalisme dalam bidang ekonomi ditandai dengan munculnya


sistem perekonomian liberal nan menghendaki perdagangan bebas serta menolak
campur tangan pemerintah.

3. Bidang Agama

Pengaruh paham Liberalisme dalam bidang agama ditandai dengan adanya


kebebasan beragama bagi tiap individu tanpa ada paksaan atau tekanan dari pihak
manapun buat memeluk suatu agama tertentu.

4. Bidang Pers

Pengaruh paham Liberalisme dalam bidang pers ditandai dengan adanya kebebasan
berekspresi dan berkarya bagi artis serta kebebasan bagi wartawan buat menulis
dan memuat warta apapun nan benar-benar diketahuinya.

18
5. Bidang Sosial

Pengaruh paham Liberalisme dalam bidang sosial ditandai dengan adanya


emansipasi wanita serta penyetaraan gender nan menempatkan wanita sejajar
dengan pria serta mendapatkan kesempatan nan sama dalam berbagai hal, seperti
pendidikan dan karir.

Meskipun saat ini Liberalisme sudah diterapkan di berbagai bidang kehidupan


tetapi tetap saja kebebasan nan kebablasan tentunya berdampak tak baik. Mari
menggunakan kebebasan secara bertanggungjawab serta mengikuti anggaran nan
berlaku sehingga kebebasan nan telah diperoleh membawa akibat positif bagi diri
sendiri, orang lain, masyarakat, serta bangsa dan negara.

BAB III. PENUTUP

3.1 SIMPULAN

19
Liberalisme adalah suatu paham yang menghendaki adanya suatu
kebebasan individu dalam segala bidang, baik bidang politik, ekonomi, maupun
agama. Menurut paham ini titik pusat dalam kehidupan adalah individu. Karena ada
indivdu masyarakat dapat tersusun; karena ada individu pula negara dapat
terbentuk. Oleh karena masyarakat atau negara harus melindungi kebebasan dan
kemerdekaan individu. Tiap-tiap individu harus memiliki kebebasan dan
kemerdekaan dalam bidang politik, ekonomi, maupun agama.
Awal mula perjuangan kaum Liberal berawal dari Inggris, mereka melawan
kekangan yang ada pada saat itu untuk mendapatkan kebebasan dalam segala hal.
Perjuangan mereka akhirnya berbuah hasil dengan dikeluarkanya Magna Charta
tahun 1225, isi dari piagam ini antara lain;
a. Seseorang tidak boleh ditangkap
b. Dipenjara
c. Disiksa
d. Diasingkan atau disita hak miliknya tanpa cukup alasan menurut hukum.
Piagam ini sangat berpen garuh terhadap kehidupan masyarakat di Inggris,
mereka menjadi memiliki kebebasan dan kenyamanan karna haknya di lindungi
oleh hukum.

Ada beberapa keuntungan dari system ekonomi liberal, yaitu:


1. Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam mengatur kegiatan
ekonomi karna masyarakat tidak perlu lagi menunggu perintah atau
komando dari pemerintah.
2. Setiap individu bebas memiliki sumber-sumber daya produksi yang
nantinya akan mendorong partisipasi masyarakat dalam perekonomian.
3. Timbul persaingan semangat untuk maju dari masyarakat.
4. Menghasilkan barang-barang bermutu tinggi.
5. Efisiensi dan efektifitas tinggi karena setiap tindakan ekonomi
didasarkan motif mencari keuntungan.

Ada beberapa kelemahan dari sistem ekonomi liberal, yaitu:

20
1. Terjadinya persaingan bebas yang tidak sehat bilamana birokratnya
korup.
2. Masyarakat yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin
miskin.
3. Banyak terjadinya monopoli masyarakat.
4. Banyak terjadinya gejolak dalam perekonomian karena kesalahan
alokasi sumberdaya oleh individu.
5. Tidak adanya pemerataan pendapatan.

DAFTAR PUSTAKA

Agung, Leo. Sejarah Intelektual. 2013. Yogjakarta: Ombak.

21
Sukarna. Sistem Politik Indonesia II. Yogyakarta: Mandar Maju.

http://www.binasyifa.com/869/06/27/pengaruh-paham-liberalisme-dalam-
berbagai-bidang.htm

22

Anda mungkin juga menyukai