Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN BACAAN SEJARAH PEREKONOMIAN

(Liberalisme)

Oleh :

Ultri Saputri (A1N122056)

PRODI PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2023
A. Definisi Liberalisme

Liberalisme dan kata-kata sejenis lainnya seperti liberal, liberty, libertarian, dan libertine
semuanya mempunyai akar sejarah ke bahasa Latin yang sama yaitu liber, yang berarti “bebas”.
Memang, liberalisme adalah sebuah paham, ideologi, atau pandangan yang menghendaki adanya
kebebasan. Dalam KBBI, pengertian liberalisme adalah aliran ketatanegaraan dan ekonomi yang
menghendaki demokrasi dan kebebasan pribadi untuk berusaha dan berniaga (pemerintah tidak
boleh turut campur); usaha perjuangan menuju kebebasan. Artinya, paham liberalisme adalah
sebuah paham yang menuntut kebebasan individu untuk kemerdekaan pribadi, kebebasan tempat
tinggal, hak menentang penindasan, hingga hak perlindungan pribadi serta hak milik.

Liberalisme mengutamakan kebebasan individu dalam berbagai bidang kehidupan seperti


ekonomi, politik, ilmu pengetahuan, kebudayaan, agama, maupun kebebasan sebagai warga
negara. Liberalisme adalah paham yang menuntut negara dan pemerintahan untuk melindungi
dan menghormati hak serta kebebasan setiap warga negara mereka. Artinya, paham ini memang
akan berkembang baik dalam sistem demokrasi, meski juga kebebasan yang dimaksud di sini
merupakan kebebasan yang dipertanggungjawabkan bukan semata-mata kebebasan yang tidak
terbatas.

B. Sejarah Paham Liberalisme

Liberalisme merupakan fenomena modern yang bermula pada abad ke-17, meski
beberapa gagasan filosofis liberal telah muncul sejak abad ke-8 sebelum Masehi dan di
Kekaisaran Cina. Liberalisme adalah reaksi atas penindasan yang dilakukan oleh kaum
bangsawan dan agamawan pada masa perkembangan feodalisme dengan pemerintahan monarki
absolut. Kaum borjuis dan kaum-kaum terpelajar kota merupakan pendukung utama paham
liberal. Paham ini kemudian mulai berkembang pesat pada abad ke-18 dan 19, terutama di
Prancis dan Inggris. Saat itu, seluruh aspek kehidupan dipegang penuh oleh raja, bangsawan, dan
gereja. Masyarakat kemudian mulai memperjuangkan kebebasan manusia dari kungkungan
gereja atau agama pada masa renaissance tersebut. Saat itu, memang rakyat tak punya kebebasan
dalam berpendapat dan bertindak, keadaan tertekan tersebut membuat banyak pihak
menyuarakan kebebasan di semua bidang kehidupan. Revolusi Perancis pada abad ke-18 jadi
salah satu peristiwa yang membentuk paham liberalisme, saat itu ada kepincangan sistem dan
kesenjangan sosial yang sangat mencolok di masyarakat. Anggota kerajaan dan pemuka agama
punya banyak hak istimewa dan kenyamanan hidup, yang tak didapatkan golongan lain. Serta
golongan istimewa ini harus dipatuhi semua masyarakat. Kemudian, muncul tuntutan
kemerdekaan dan kebebasan dari masyarakat yang tidak memiliki hak istimewa. Puncaknya pada
1789, ada revolusi yang kemudian menjadi awal terbentuknya golongan liberal atau liberalisme.
Paham liberalisme ini kemudian menyebar ke negara Eropa yang lain dan mendapatkan banyak
dukungan dari masyarakat saat itu. Di Inggris, pada abad ke-19 ada Raja John yang
mengeluarkan piagam Magna Charta untuk menjamin kebebasan hak individu dan membatasi
kekuasaan yang absolut bagi raja di Inggris.
Hal ini kemudian berimbas pada banyak hal, termasuk merdekanya 13 koloni Inggris di
Amerika Utara yang kemudian membantu Amerika Serikat. Selain itu, ada Adam Smith yang
menulis The Wealth of Nations, yang memulai era larangan pemerintah untuk campur tangan
soal ekonomi. Artinya, liberalisme ini memang lahir dari kondisi masyarakat yang sudah lelah
akan kekuasaan absolut raja, pemimpin negara, dan pemuka agama, membuat rakyat harus
tunduk dan tak memiliki kebebasan dalam banyak aspek kehidupan.

C. Ciri-Ciri Liberalisme

Ada beberapa ciri-ciri paham liberalisme yang bisa ditemukan dalam kehidupan, beberapa di
antaranya:

1. Setiap manusia punya kesempatan yang sama.


2. Semua orang berhak mendapat perlakuan yang sama.
3. Hukum diterapkan ke semua orang.
4. Pemerintah ditentukan dengan persetujuan masyarakat.
5. Negara hanya alat untuk mencapai tujuan.
6. Tak ada ajaran dogmatisme.
7. Lebih memilih pemerintahan demokrasi.
8. Masyarakat punya kebebasan intelektual secara penuh.
9. Pemerintah punya aturan terbatas.
10. Tujuan utama untuk mendapatkan kebahagiaan individu.

Selain itu, ada beberapa ciri-ciri yang muncul dalam berbagai bidang dalam paham liberalisme.

1. Di bidang politik, muncul demokratisasi.


2. Di bidang sosial, ada kebebasan pendapat, kesempatan yang sama untuk semua orang
dalam usaha, reformasi sosial, hingga perasaan egaliter.
3. Dalam bidang seni dan budaya, ada kebebasan berekspresi, seperti dalam lukisan, drama,
seni, musik, dan lain sebagainya.
4. Dalam bidang ekonomi, muncul ekonomi pasar yang demokratis
D. Contoh dan Penerapan Liberalisme

Globalisasi merupakan dampak dari penerapan liberalisme dalam kehidupan saat ini. Dalam
globalisasi ada pasar bebas, hiperliberasi individu, dan ada upaya mengurangi peran pemerintah
di sektor ekonomi. Di Indonesia contohnya, liberalisme memang tak diterapkan dalam politik,
tetapi diterapkan dalam bidang ekonomi. Pengaruh terbesar justru tampak dari berkembangnya
gaya hidup yang terus mengikuti zaman yang ada. Gaya hidup mewah dan kebebasan memilih
kebutuhan adalah salah satu ciri-ciri liberalisme. Di negara-negara lain, liberalisme juga
dijunjung tinggi, terutama di negara-negara seperti Jerman, Prancis, hingga Amerika Serikat.
Penerapan demokrasi jadi salah satu parameternya, membuat rakyat bebas berekspresi dan
berpendapat. Selain itu, juga terlihat dari pasar demokratis di bidang ekonomi.

E. Kritik dan Dukungan Tentang Pandangan Liberalisme

Dalam sejarahnya, banyak pihak yang sudah memberikan dukungan maupun kritikan soal
paham liberalisme ini. Salah satu paham yang paling menentang liberalisme adalah paham
konservatisme, paham yang sangat mendukung nilai-nilai tradisional dan tak mendukung adanya
modernisasi. Selain itu, ada beberapa yang menganggap liberalisme dan sosialisme adalah
paham yang sama, padahal mereka berbeda. Banyak varian paham sosialisme yang kemudian
membedakan diri dengan liberalisme dengan cara menentang kapitalisme, hierarki, hingga
kepemilikan barang pribadi. Selain itu, ada pula pihak yang menganggap liberalisme sangat
materialistis dan kurang akan nilai-nilai spiritual, dan individualisme bisa membuat perpecahan
nasional. Di sistem ekonomi, ada yang menganggap bahwa liberalisme juga memunculkan
sistem eksploitasi karena kebebasan ekonomi individu. Sedangkan pihak lain juga berkata bahwa
liberalisme menghancurkan komunitas serta merusak tatanan sosial yang seharusnya dilestarikan
oleh negara.

Anda mungkin juga menyukai