PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Setiap negara pada hakikatnya memiliki bentuk Ideologinya masing
masing dalam menjalankan pemerintahan. Ada yang menganut demokrasi,
liberal, monarki dan lain sebagainya. Namun bukan berarti negara tersebut
hanya berpegang pada satu ideologi saja. Seperti negara Liberal, walu
dikatakan menganut Liberalisme, namun kenyataanya dalam sistem
pemerintahannya berpegang pada demokrasi, dan sistem ekonominya
menggunakan sistem Kapital. Sehingga disini, Liberalisme tidak berada pada
posisi sebagai ideologi, namun hanya sebagai pragmatisme, karena mengambil
keuntungan dari tiap-tiap paham yang ada.
Seiring berkembangnya peradaban manusia dan diiringi oleh kemajuan
beberapa Negara dibelahan dunia, kini paham liberalisme menjadi sebuah
paham yang penting untuk dipelajari dalam tahapan kajian perbandingan
Ideologi yang didalamnya membahas kelebihan dan kekurangan masing
masing ideologi dari sebuah Negara yang kemudian dijadian sebuah kajian
dalam peningkatan ideology ataupun percampuran ideology.
Pada makalah ini penulis mencoba memaparkan tentang materi ideologi
liberalisme dalam matakuliah filsafat pancasila dan perbandingan Ideologi
sebagai bagian dari kegiatan perkuliahan. Secara garis besar penulis akan
memaparkan tentang pengertian, sejarah, prinsip, macam, serta perkembangan
paham liberalisme dibeberapa Negara di dunia.
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan paham Liberalisme sebagai sebuah idelogi ?
2. Apa yang menjadi ciri khas dari paham Liberalisme yang membedakan
dengan ideology lainnya?
3. Bagaimana sejarah dan perkembangan Ideologi Liberalisme saat ini?
1
1.3.Tujuan Penulisan
1. Untuk melengkapi tugas matakuliah Filsafat pancasila & perbandingan
Ideologi
2. Sebagai materi presentasi perkuliahan fislafat pancasila & perbandingan
Ideologi
3. Sebagai bahan pembelajaran ideologi
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Liberalisme
3
rakyat itu sendiri, bagaimana pun juga demokrasi jauh lebih baik karena dalam
demokrasi rakyat membuat sendiri keputusan bagi diri mereka, terlepas dari baik
buruknya keputusan tersebut.
a. Liberalisme klasik
4
dan kebebasannya sangatlah diagungkan. Dan setiap individu memiliki kebebasan
berpikir masing-masing yang akan menghasilkan paham baru. Ada dua paham
yang menyangkut terhadap liberalisme klasik, yakni paham Demokrasi Politik dan
Kapitalisme Ekonomi.
b. Liberalisme Modern
5
dibutuhkan adanya sikap terbuka yang mengedepankan kepentingan publik atau
rakyat banyak. Dan berkenan kebebasan individu, masyarakat manapun
sesungguhnya memerlukan adanya sikap toleransi, kebesaran hati dan apresiasi
yang tinggi atas keragaman; dan yang paling penting adalah pemberian
kesempatan yang seluas-luasnya bagi keinginan dan cita-cita yang tinggi dari
setiap warga negara.
6
bertentangan dengan hak asasi, kebebasan dan harga diri manusia, yakni otoritas
yang akarnya, aturannya, ukurannya, dan ketetapan ada diluar dirinya.
I. Amerika
7
negeri.Tapi, kesuksesan tersebut mulai merosot dan menghilang pada sekitar
tahun1970-an. Pada saat itu konsensus liberal telah dihadapkan suatu death-blow
atau yang berupa robohnya pemerintahan Bretton Woods System yang
dikarenakan kemenangan Ronald Reagan dalam pemilihan presiden tahun 1980,
yang menjadikan liberalisme suatu arus kuat dalampolitik AS pada tahun tersebut.
Liberalisme AS mulai bangkit pada awal abad ke-20 sebagai suatu alternatif ke
politik nyata yang merupakan interaksi internasionalyang dominan pada waktu
itu. Presiden Franklin Roosevelt yang pada saat itu adalah seorang yang berpaham
liberal self-proclaimed, menawarkan bangsa itu menuju ke suatu kesuksesan baru
dengan cara membangun institusi kolaboratif yang berpendukungan orang-orang
Amerika sendiri dan berjanji akan menarik AS keluar dari tekanan yang besar
tersebut. Untuk mengantisipasi akhir Perang Dunia II, Roosevelt merancang
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) sebagai suatu alat berupa harapan akan kerja
sama timbal balik daripada membuat ancaman dan penggunaan kekuatan perang
untuk memecahkan permasalahan politis internasional tersebut. Roosevelt juga
menggunakan badan tersebut (PBB) untuk memasukan orang-orang Afrika yang
tinggal di Amerika ke dalam militer AS serta membuat badan pendukungan hak
dan kebenaran para wanita-wanita, sebagai penekanan atas kebebasan individu
yang selanjutnya dilanjutkan oleh Presiden John F Kennedy dengan pembangunan
Patung Liberty (1964) sebagai simbol kebebasan individu untuk hidup.
Sebenarnya, liberalisme yang dianut oleh AS, sebagaimana yang ditekankan oleh
Wilson dan Roosevelt adalah dengan menekankan kerja sama serta kolaborasi
timbal balik dan usaha individu, bukan dengan membuat ancaman dan pemaksaan
sebagai untuk pemecahan permasalahan politis baik di dalam maupun luar,
sepertinya dianut oleh Presiden AS saat ini,George W Bush. Suatu paham liberal
di AS itu mungkin seperti institusi dan prosedur politis yang mendorong
kebebasan ekonomi, perlindungan yang lemah dari agresi oleh yang kuat, dan
kebebasan dari norma-norma sosial bersifat membatasi. Karena sejak Perang
Dunia II, liberalisme di AS telah dihubungkan dengan liberalisme modern,
pengganti paham ideologi liberalisme klasik.
8
III. Eropa
Sebagai aksi dan reaksi penentangan komunisme, Eropa membuat suatu paham
yang berterminologi politis (termasuk "sosialisme" dan " demokrasi sosial"). Tapi,
mereka tidak bisa memilih AS dengan pahamnya tersebut, dikarenakan pada saat
itu Eropa belum begitu mengenal liberalisme yang dianut oleh AS. Tapi beberapa
tahun kemudian barulah Eropa menyadari bahwa liberalisme yang dianut oleh AS.
Hal itu mendorong Eropa ke suatu kebebasan individu tersendiri yang akhirnya
memperbaiki keadaan ekonomi mereka tersendiri. Liberalisme di Eropa
mempunyai suatu tradisi yang kuat. Di negara-negara Eropa, kaum liberal
cenderung menyebut diri mereka sendiri sebagai kaum liberal, atau sebagai radical
centristsyang democratic.
IV. ASIA
Negara-negara yang menganut paham liberal di Asia antara lain adalah India, Iran,
Israel, Jepang, Korea Selatan, Filipina, Taiwan, Thailand, dan Turki. Saat ini
banyak negara-negara di Asia yang mulai berpaham liberal, antara lain adalah
Myanmar, Kamboja, Hong Kong, Malaysia dan Singapura.
V. Afrika
Sistem ekonomi liberal terbilang masih baru di Afrika. Pada dasarnya, liberalisme
hanya dianut oleh mereka yang tinggal di Mesir,Senegal dan Afrika Selatan.
Sekarang ini, kurang lebih liberalisme sudah dipahami oleh negara Aljazair,
Angola, Benin, Burkina, Faso, Mantol Verde, Cote D’lvoire, Equatorial, Guinea,
Gambia, Ghana, Kenya, Malawi, Maroko, Mozambik, Seychelles, Tanzania,
Tunisia, Zambia Zimbabwe dan Republik Kongo.
9
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik
yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang
utama. Liberalisme tumbuh dari konteks masyarakat Eropa pada abad
pertengahan. Ketika itu masyarakat ditandai dua garis besar yaitu kaum aristokrat
dan para petani.
10
DAFTAR PUSTAKA
Anshar, Endang Saifuddin. 1997. Piagam Jakarta Juni 1945 Sebuah Konsesus
Nasional Tentang Dasar Negara Republik Indonesiai (1945-1949). Jakarta: Gema
Insani Press
Ensiklopedia Bebas
Husaini, Adian & Hidayat, Nuim. 2002. Islam Liberal : Sejarah, Konsepsi,
Penyimpangan, dan Jawabannya. Jakarta: Gema Insani Press)
Idris, Ahmad. 1991. Sejarah Injil dan Gereja (Tarikh Al-Injil wa Al-Kanisah),
Penerjemah H. Salim Basyarahil. Jakarta : Gema Insani Press
11