Anda di halaman 1dari 4

Ivander

X.5

AGAMA

Liberalisme
Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang
didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politik yang
utama.[1]

Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang tidak terikat, dicirikan oleh
kebebasan berpikir untuk para individu. [2] Ajaran liberalisme menolak keadaan pembatasan,
khususnya dari pemerintah dan agama.[2]

Dalam masyarakat modern, liberalisme akan dapat tumbuh dalam sistem demokrasi, hal ini
dikarenakan keduanya sama-sama mendasarkan kebebasan mayoritas. Bandingkan [3].

Pokok-pokok Liberalisme

Hadir tiga hal yang mendasar dari Ideolog Liberalisme yakni Kehidupan, Kebebasan dan Hak
Milik (Life, Liberty and Property).[2] Dibawah ini, adalah nilai-nilai pokok yang berasal dari
tiga nilai landasan Liberalisme tadi:

• Kesempatan yang sama. (Hold the Basic Equality of All Human Being). Bahwa manusia
benar kesempatan yang sama, di dalam segala anggota kehidupan patut politik, sosial, ekonomi
dan norma budaya istiadat. [2] Namun karena kualitas manusia yang berbeda-beda, sehingga
dalam memakai persamaan kesempatan itu akan berlainan tergantung untuk kemampuannya
masing-masing. Terlepas dari itu semua, hal ini (persamaan kesempatan) adalah suatu nilai yang
mutlak dari demokrasi.[2]

• Dengan keadaan pengakuan terhadap persamaan manusia, dimana setiap orang benar hak
yang sama untuk mengemukakan pendapatnya, karenanya dalam setiap penyelesaian masalah-
masalah yang dihadapi patut dalam kehidupan politik, sosial, ekonomi, norma budaya istiadat
dan kenegaraan dilakukan secara diskusi dan dilakukan dengan persetujuan – dimana hal ini
sangat penting untuk menghilangkan egoisme individu.( Treat the Others Reason Equally.)[2]

• Pemerintah mesti mendapat persetujuan dari yang diperintah. Pemerintah tidak boleh
berperan menurut hasratnya sendiri, tetapi mesti berperan menurut hasrat rakyat.(Government by
the Consent of The People or The Governed)[2]

• Berlakunya hukum (The Rule of Law). Fungsi Negara adalah untuk membela dan
mengabdi pada rakyat. Terhadap hal asasi manusia yang merupakan hukum abadi dimana
seluruh peraturan atau hukum dihasilkan oleh pemerintah adalah untuk melindungi dan
mempertahankannya. Karenanya untuk menciptakan rule of law, mesti hadir patokan terhadap
hukum tertinggi (Undang-undang), persamaan dimuka umum, dan persamaan sosial.[2]

• Yang menjadi pemusatan kebutuhan adalah individu.(The Emphasis of Individual)[2]

• Negara hanyalah alat (The State is Instrument). [2] Negara itu sebagai suatu mekanisme
yang dipakai untuk tujuan-tujuan yang semakin akbar dibandingkan negara itu sendiri. [2] Di
dalam nasihat Liberal Klasik, ditekankan bahwa masyarakat pada landasannya dianggap, dapat
memenuhi dirinya sendiri, dan negara hanyalah merupakan suatu langkah saja ketika usaha yang
secara sukarela masyarakat telah merasakan kegagalan.[2]

• Dalam liberalisme tidak dapat menerima nasihat dogmatisme (Refuse Dogatism).[2] Hal
ini disebabkan karena pandangan filsafat dari John Locke (1632 – 1704) yang menyatakan
bahwa semua ilmu itu didasarkan pada pengalaman. Dalam pandangan ini, kebenaran itu adalah
berubah.[2].

Referensi

1. ^ A: "'Liberalisme' diartikan sebagai suatu etika sosial yang menganjurkan kebebasan dan
kesetaraan secara umum." - Coady, C. A. J. Distributive Justice, A Companion to
Contemporary Political Philosophy, editors Goodin, Robert E. and Pettit, Philip.
Blackwell Publishing, 1995, p.440. B: "Kebebasan itu sendiri bukanlah sarana prasarana
untuk sampai tujuan politik yang semakin tinggi. Dia sendiri adalah tujuan politik yang
tertinggi."- Lord Acton
2. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x Sukarna. Ideologi : Suatu Studi Ilmu Politik.
(Bandung: Penerbit Alumni, 1981)
3. ^ Oxford Manifesto dari Liberal International: "Hak-hak dan kondisi ini hanya dapat
diperoleh melalui demokrasi yang sejati. Demokrasi sejati tidak terpisahkan dari
kebebasan politik dan didasarkan pada persetujuan yang dilakukan dengan sadar, tidak
terikat, dan yang dikenal adil (enlightened) dari himpunan mayoritas, yang diungkapkan
melalui surat suara yang tidak terikat dan rahasia, dengan menghargai kebebasan dan
pandangan-pandangan kaum minoritas."
Definisi ideologi komunisme
Menurut Fadhilah Rachmawati dalam jurnal Kritik terhadap Konsep Ideologi
Komunisme Karl Marx (2020), ideologi komunisme adalah paham atau ideologi yang
mengacu pada sistem sosial ekonomi, didasarkan pada kepemilikan komunal serta
produksi barang, baik di lingkup pemerintahan atau kehidupan. Dalam Bahasa Inggris,
komunisme disebut communism. Dilansir dari Encyclopaedia Britannica, komunisme
merupakan doktrin politik serta ekonomi yang bertujuan untuk menggantikan
kepemilikan pribadi menjadi kepemilikan publik dengan kontrol komunal, yang
setidaknya mencakup alat produksi utama dan penggunaan sumber daya alam.

Ciri-ciri ideologi komunisme


Dalam Buku Ajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (Panduan Kuliah di
Perguruan Tinggi) (2021) karangan Zulfikar Putra dan H. Farid Wajdi, ideologi
komunisme memiliki lima ciri, yakni:

1. Komunisme mengajarkan tentang teori perjuangan kelas Artinya penganut komunisme


akan memperjuangkan kelas atau kelompoknya. Contoh kaum proletariat yang melawan
kaum kapitalis atau tuan tanah.
2. Biasanya penganut komunis adalah ateis Penganut komunis biasanya ateis karena
menganggap Tuhan tidak ada. Sehingga mereka tidak beriman kepada Tuhan.
3. Kepemilikan barang menjadi milik bersama Salah satu ciri yang paling dikenal dari
komunisme adalah kepemilikan barangnya secara komunal atau umum. Penganut
komunisme tidak membiarkan seseorang memiliki hak milik pribadi atau menguasai
barangnya.
4. Kepentingan kelompok lebih penting Dalam paham komunisme, kepentingan individu
tidaklah penting karena mereka lebih mengutamakan kepentingan bersama, yakni negara
atau kelompoknya.
5. Revolusinya menjalar ke seluruh dunia Salah satu doktrin komunis ialah the pemanent
atau continuous revolution (revolusi secara terus menerus). Revolusi dari paham ini
menjalar ke seluruh dunia, sehingga sering disebut go international.

Sistem ekonomi komunis


Dalam jurnal Paradigma Idiologi Sistem Ekonomi Dunia (2018) karya Nurhadi,
dituliskan jika sistem ekonomi komunis adalah sistem perekonomian yang menjadikan
pemerintah sebagai pengatur seluruh sumber aktivitas perekonomian. Paham komunisme
tidak memperbolehkan individu atau suatu kelompok memiliki kekayaan pribadi,
sehingga kehidupan ekonominya bergantung kepada pemerintah. Seluruh industri
perekonomian kecil hingga yang besar, dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah. Seluruh
perintah perekonomian di negara penganut komunisme dibuat oleh pemerintah pusat.
Sistem ekonomi ini bersifat totaliter dan pemerintah yang menentukan segalanya, mulai
dari lokasi penempatan kerja hingga apa yang harus dikonsumsi. Selain itu, dalam sistem
ekonomi komunis, tidak ada hak milik pribadi, orang tidak diperbolehkan memilih
pekerjaannya, seluruh perusahaan merupakan milik negara atau tidak ada perusahaan
swasta, dan harganya juga dikendalikan langsung oleh pemerintah atau negara.

Contoh penerapan
Ideologi komunisme diterapkan di beberapa negara seperti Republik Rakyat Tiongkok,
Korea Utara, Kuba, Laos dan Vietnam. Contoh penerapan ideologi ini di antaranya segala
sumber daya alam, produksi dan manusia, dikuasai oleh negara. Contoh lainnya ialah
hanya ada sistem satu partai. Contohnya di Tiongkok yang memiliki Partai Komunis
China. Walaupun ada partai lainnya, namun partai ini memegang peranan yang sangat
penting, baik dalam bidang politik, kenegaraan ataupun ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai