Anda di halaman 1dari 2

Nama : Amanda Pratiwi

NIM : 2210831013
Mata Kuliah : Pemikiran Politik Barat
Dosen Pengampu : Irawati, S.IP, M.A.

Ujian Akhir Semester


1. Gagasan civil society dan gagasan liberal dalam pemikiran John Locke yaitu Gagasan civil
society Locke merujuk pada konsep masyarakat yang terbentuk melalui perjanjian sosial antara
individu-individu. Locke memandang masyarakat sipil sebagai sebuah kontrak sosial antara
pemerintah dan rakyat. Pemerintah berfungsi untuk melindungi hak-hak individu dan
memelihara ketertiban di masyarakat. Namun, Locke menegaskan bahwa pemerintah hanya
memiliki kekuasaan yang terbatas dan harus bertanggung jawab pada rakyat. Sedangkan,
Gagasan liberal dalam pemikiran Locke menekankan pentingnya kebebasan individu dalam
masyarakat sipil. Locke meyakini bahwa setiap individu memiliki hak alami atas kebebasan, dan
pemerintah harus memastikan bahwa kebebasan ini wajib dilindungi. Konsep liberalisme Locke
mencakup prinsip-prinsip seperti pemisahan kekuasaan, supremasi hukum, dan pemilikan
pribadi. Selain itu, ia juga memandang bahwa hukum harus berlaku sama bagi semua orang,
termasuk pemerintah itu sendiri.

Keterkaitan antara gagasan civil society dan gagasan liberal dalam pemikiran Locke terletak
pada fokusnya pada hak-hak individu dan pentingnya masyarakat yang berdasarkan perjanjian
sosial. Locke berpendapat bahwa masyarakat sipil yang berdasarkan kebebasan individu dan
supremasi hukum akan menciptakan lingkungan yang optimal untuk pembangunan sosial dan
ekonomi. Dalam pemikiran Locke, civil society yang berdasarkan prinsip-prinsip liberal
memberikan ruang bagi individu untuk mengejar kebebasan, kebahagiaan, dan kemajuan mereka
sendiri. Pemerintah dalam civil society harus bertanggung jawab kepada rakyat dan melindungi
hak-hak individu, sambil menjaga keteraturan sosial.

2. Perbedaan gagasan demokrasi sosialis dan liberal yaitu secara konsep dasar demokrasi sosialis
menggabungkan prinsip-prinsip demokrasi politik dengan prinsip-prinsip ekonomi sosialis. Ini
berarti bahwa pemerintah memiliki peran yang kuat dalam mengatur dan mengontrol ekonomi,
serta mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi antara individu. Sedangkan, demokrasi liberal
menekankan pada kebebasan individu dan hak asasi manusia. Pemerintahan demokratis liberal
melindungi kebebasan sipil, hak politik, hak ekonomi, serta mendorong adanya ekonomi pasar
yang bebas.

Dalam melihat kondisi global maupun nasional yang sangat dipengaruhi oleh kapitalisme,
menurut saya gagasan demokrasi yang bisa memberikan solusi dalam meningkatkan kualitas
demokrasi di Indonesia yaitu demokrasi sistem liberal. Karena, dalam demokrasi liberal, negara
memiliki peran yang lebih terbatas dalam urusan ekonomi, dan pasar bebas sering dianggap
sebagai mekanisme yang efisien untuk mengatur kegiatan ekonomi. Sistem ini dapat
menciptakan iklim yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi, inovasi, dan kebebasan
berpendapat bagi masyarakat.

3. Gagasan fasisme yang dikembangkan oleh Musollini (1922-1943) dan Hitler (1933-1945).
• Musollini (1922-1943)
Sebuah ideologi politik otoriter yang menekankan kekuasaan negara yang kuat.
Mussolini percaya bahwa negara adalah entitas yang paling penting, dan individu harus
tunduk sepenuhnya pada negara tersebut. Ia mengusung konsep korporatisme, di mana
korporasi-korporasi ekonomi dan sosial akan disatukan di bawah kendali negara untuk
mencapai tujuan nasional.
• Hitler (1933-1945)
Sebuah ideologi politik otoriter yang menekankan supremasi ras Arya, anti-Semitisme,
dan ekspansionisme teritorial untuk menciptakan Reich Ketiga yang berkuasa. Hitler
menganggap ras Arya sebagai ras yang paling superior dan percaya pada ide pemurnian
ras melalui eugenika.

Perbedaan gagasan kedua tokoh diatas yaitu terletak pada aspek rasial dan ekspansionis.
Meskipun Mussolini memiliki kebijakan rasial yang diskriminatif, ia tidak memiliki ambisi
teritorial yang sama sebesar Hitler. Mussolini lebih fokus pada pengembangan Italia sebagai
negara yang kuat secara internal. Di sisi lain, Hitler mengejar agenda penaklukan dan ekspansi
besar-besaran yang didasarkan pada ideologi rasial Nazi.

Dampak ideologi fasisme ini terhadap sistem politik suatu negara sangat signifikan yaitu Fasisme
menekankan otoritarianisme, kepemimpinan otoriter, dan penekanan pada negara sebagai entitas
yang paling penting. Negara memiliki kendali total atas masyarakat dan individu harus tunduk
pada kehendak negara. Fasisme juga cenderung menekan hak-hak individu, meredam oposisi
politik, dan menghilangkan kebebasan sipil. Fasisme juga dapat menciptakan sistem
korporatisme, di mana pemerintah mengendalikan atau bekerja sama dengan korporasi-korporasi
besar untuk mencapai tujuan nasional. Dalam praktiknya, fasisme menghasilkan represi politik
yang massif dan pembatasan kebebasan berpendapat.

Anda mungkin juga menyukai