Anda di halaman 1dari 7

Demokrasi Liberal

Dalam pelaksanaannya, negara memiliki kekuasaan terbatas dan harus


memberikan perlindungan terhadap hak-hak individual dalam kehidupan warga
negaranya. Secara konstitusional, ini bisa diartikan sebagai hak individu dari
kekuasaan pemerintah. Di dalam demokrasi liberal, keputusan-keputusan
mayoritas diberlakukan pada sebagian besar bidang kebijakan pemerintah yang
tunduk terhadap pembatasan-pembatasan agar keputusan pemerintah tidak
melanggar kemerdekaan dan hak-hak individu seperti yang tercantum dalam
konstitusi.

Demokrasi Liberal pada pertama kali dikemukakan pada Abad Pencerahan oleh
penggagas teori kontrak sosial. Semasa Perang Dingin, istilah Demokrasi Liberal
seperti AS, bertolak belakang dengan Komunisme Republik Rakyat, seperti
Soviet dan China. Pada zaman sekarang demokrasi konstitusional umumnya
dibandingkan dengan demokrasi langsung ataupun demokrasi partisipasi.

Ciri-Ciri Demokrasi Liberal

Ciri-ciri demokrasi liberal secara umum. diantaranya yaitu :

1. Agama Adalah Urusan Masing-Masing

Di dalam negara yang menganut paham demokrasi liberal, agama ataupun


kepercayaan adalah urusan masing-masing pribadi di negara tersebut. Demokrasi
liberal meyakini bahwa agama ataupun kepercayaan seseorang yang mengatur
hubungannya dengan Tuhan hingga hanya orang tersebutlah yang berhak
mengatur dan mengetahuinya. Berikut adalah keterangan dari ciri-ciri agama dari
urusan masing-masing, sebagai berikut:

 Jika pergi ke beberapa negara yang menganut demokrasi liberal pada


sistem pemerintahan maupun dalam kehidupan bermasyarakatnya, jangan
sekali-kali menanyakan soal agama terhadap orang yang tinggal di sana.
 Selain bisa dianggap menyinggung, bisa juga dipermasalahkan sebab
mencampur urusan pribadi orang lain.
 Jika di Indonesia kehidupan beragama diatur undang-undang, maka di
negara yang menganut paham demokrasi liberal, kehidupan beragama
menjadi urusan masing-masing individu.

2. Mengutamakan Kepentingan Pribadi

Negara yang menganut paham demokrasi liberal lebih cenderung mengutamakan


kepentingan pribadi terutama pada lingkungan masyarakatnya. Seperti yang
diketahui, negara yang menganut paham demokrasi liberal memilikk masyarakat
yang sangat individualis dalam kehidupan sehari-harinya.

 Pengutamaan kepentingan pribadi dalam negara yang menganut paham


demokrasi memiliki makna tertentu.
 Makna yang paling mudah bisa dipahami adalah pengutamaan
kepentingan pribadi di atas kepentingan yang lain.
 Oleh sebab itu, hak-hak yang bersifat personal lebih diutamakan dalam
penegakkan hak asasi manusia pada negara yang menganut paham
demokrasi liberal

3. Mengutamakan Hak Asasi Yang Berkaitan Dengan Kebebasan

Negara yang menganut sistem demokrasi liberal mengutamakan hak asasi


manusia yang berkaitan dengan kebebasan individul. Perlu diketahui, liberal
adalah suatu ideologi atau filsasat yang mendasarkan suatu pemahaman yang
menjunjung tinggi kebebasan.

4. Memiliki Dua Kelompok Masyarakat

Di negara yang menganut paham demokrasi , dalam kehidupan bermasyarakat ada


dua kelompok yang menentukan jalannya kebijakan negara. Dua kelompok
masyarakat ini disebut kelompok mayoritas dan kelompok minoritas. Kedua
kelompok ini hidup dengan berdampingan pada negara yang menganut paham
demokrasi liberal .

5. Pembatasan Kebebasan Minoritas

Walaupun negara menganut paham demokrasi yang menjunjung hak-hak asasi


yang berkaitan denga kebebasan, kebebasan kelompok minoritas dibatasi. Namun
pembatasan yang dilakukan bukan kepada hak yang bersifat personal melainkan
hak-hak yang berkaitan dengan kelompok seperti:

 Eksistensi kelompok minoritas


 Pengajuan bantuan hukum pada kelompok minoritas

6. Adanya Kekuatan Mayoritas

Seperti yang sudah dijelaskan dalam poin sebelumnya, kelompok mayoritas


adalah kelompok yang memiliki kekuatan baik di dalam pemerintahan serta di
dalam masyarakat.

7. Keputusan di Ambil Berdasarkan Suara Terbanyak

Dalam menjalankan kehidupan demokrasi negara yang menganut paham


demokrasi liberal, keputusan terbanyak digunakan sebagai penentu ketika
menentukan keputusan yang berkaitan dengan kebijakan.

Demokrasi Komunisme/Sosialisme

Demokrasi Komunis adalah demokrasi yang mengatur kehidupan warganya dan


segala sesuatunya menjadi milik negara. Konsep demokrasi Komunis adalah
interpretasi dari konsep Marxisme-Leninisme dari Karl Marx dan Lenin.

Dua hal penting mengenai pemikiran Marx adalah:


(1) Gagasan-gagasan Marx sangat bersifat moralistik. Isinya penuh dengan
pesan-pesan etika dan moralitas seperti sikapnya yang anti penindasan sesama
manusia dan menilai manusia sebagai makhluk kreatif. Ia menentang segala
bentuk perbuatan yang merendahkan manusia;

(2) Karya-karya Marx memberikan analisa yang tajam mengenai eksploitasi


kelas dalam sistem kapitalis. Negara dilihatnya sebagai kelas penindas yang
dimiliki kaum borjuasi-kapitalis. Kelas proletar (the oppressed people) harus
merebut kekuasaan negara dari tangan kelas borjuasi-kapitalis melalui cara-cara
kekerasan politik. Setelah berhasil merebut kekuasaan, kelas proletar menurut
Marx akan membentuk diktator proletariat dimana yang memegang kekuasaan
tertinggi adalah kaum proletariat.

Sementara itu bagi Lenin, meskipun kelas proletar memiliki kesadaran


revolusioner atau kesadaran kelas, mereka harus ada yang menggerakkan. Lenin
kemudian memperkenalkan konsep vanguard dalam terminologi komunis.
Konsep ini merujuk ke sekelompok kecil kaum elit proletar terdidik, yang
dianggap paling revolusioner, memiliki kesadaran kelas yang tinggi dan setia
kepada cita-cita komunisme, dan pelopor demokrasi Marxisme-Leninisme

Selain itu, ciri-ciri demokrasi komunis lainnnya adalah:

a.) Bersifat masyarakat anti pasar. Dalam masyarakat anti pasar tidak
diperkenankan kebebasan bernegosiasi sesuatu yang mempengaruhi dan
menentukan kehidupan individu dalam masyarakat. Hubungan-hubungan sosial,
keagamaan, ekonomi, dan politik diatur oleh negara.

b.) Adanya maksimalisasi peran negara. Negara sangat dominan dalam


berbagai aspek kehidupan masyarakat. Negara yang mengatur apa yang baik dan
buruk bagi masyarakat. Jadi, moralitas ditentukan oleh negara. Maksimalisasi
peran negara menimbulkan kecenderungan lain dalam negara demokrasi komunis,
yaitu kurang diakuinya privatisasi dan kebebasan sektor-sektor swasta (non-
negara) untuk mengembangkan diri. Hak-hak privat dan dominasi sektor swasta
dianggap kejahatan sosial dan dianggap sumber berbagai ketimpangan sosial
ekonomi.

c.) Pembatasan partisipasi politik. Dalam negara komunis, partisipasi


politik hanya ditolerir sejauh ia mendukung kekuatan rezim yang berkuasa.
Partisipasi  politik yang berbeda atau bertentangan dengan aspirasi pemerintah
dianggap sebagai kegiatan politik ilegal dan tindakan subversif. Karena partisipasi
politik diperkenankan sejauh dimaksudkan untuk mendukung penguasa, maka
terdapat kecenderungan dimana partisipasi di negara-negara demokrasi komunis
lebih bersifat partisipasi politik yang dimobilisasi. Kegiatan politik bukanlah
merupakan partisipasi yang benar-benar muncul karena kesadaran diri, otonom
atau sukarela.

d.) Kurang mengenal kebebasan pers, sebab pers atau media massa
sepenuhnya berada di bawah kontrol kekuasaan. Pers hanya diperkenankan
menyuarakan aspirasi, program, dan cita-cita elit penguasa. Maka, dalam
demokrasi komunis pers tidak bisa disebut sebagai pilar keempat (the fourth
pillar) demokrasi, karena pers, misalnya, tidak bisa secara bebas menyuarakan
pandangan, aspirasi, gagasan dan penyelewengan kekuasaan negara.

e.) Digunakannya sistem partai tunggal dominan (one party system). Di


negara demokrasi komunis tidak dikenal persaingan atau kompetisi partai-partai
seperti yang terdapat dalam demokrasi liberal (Barat) sebab hanya ada satu partai
yang berkuasa. Kalaupun ada partai-partai lainnya, pada umumnya lemah dan
tidak memiliki kekuasaan politik yang memungkinkan mereka bernegosiasi
dengan partai negara yang dominan.

Demokrasi Pancasila

Secara umum, pengertian Demokrasi Pancasila adalah suatu paham demokrasi


yang berlandaskan pada nilai-nilai yang terkandung di dalam ideologi Pancasila.
Ada juga yang menyebutkan bahwa demokrasi Pancasila adalah suatu paham
demokrasi yang sumbernya berasal dari falsafah hidup bangsa Indonesia yang
digali berdasarkan kepribadian rakyat Indonesia itu sendiri. Falsafah hidup bangsa
Indonesia tersebut kemudian melahirkan dasar falsafah negara Indonesia, yaitu
Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945.

Jadi secara ringkas penjelasan poin-poin penting mengenai sistem demokrasi ini
dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Demokrasi dilaksanakan berdasarkan kekeluargaan dan musyawarah untuk


mufakat untuk kesejahteraan rakyat.
2. Sistem organisasi negara dilaksanakan sesuai dengan persetujuan rakyat.
3. Kebebasan individu dijamin namun tidak bersifat mutlak dan harus
disesuaikan dengan tanggung jawab sosial.
4. Dalam pelaksanaan demokrasi ini tidak ada dominasi mayoritas atau
minoritas, namun harus dijiwai oleh semangat kekeluargaan untuk
mewujudkan cita-cita hidup bangsa Indonesia.

Ciri-Ciri Demokrasi Pancasila

Pada dasarnya sistem demokrasi ini memiliki kesamaan dengan demokrasi


universal, namun terdapat perbedaan di dalamnya. Adapun ciri-ciri demokrasi
Pancasila adalah sebagai berikut:

1. Penyelenggaraan pemerintahan berjalan sesuai dengan konstitusi.


2. Dilakukan kegiatan Pemilihan Umum (PEMILU) secara
berkesinambungan.
3. Menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) dan melindungi hak
masyarakat minoritas.
4. Proses demokrasi dapat menjadi ajang kompetisi berbagai ide dan cara
menyelesaikan masalah.
5. Ide-ide yang paling baik bagi Indonesia akan diterima, dan bukan
berdasarkan suara terbanyak.

Anda mungkin juga menyukai