Anda di halaman 1dari 5

POIN: Kerangka Perekonomian Dalam Sistem Liberalisme yang Mempengaruhi Aktivitas

Bisnis (Sistem Liberalisme)

Source: Muhammad Yamin & Agus Haryanto. TEORI PEMBANGUNAN


INTERNASIONAL. Penerbit Pustaka Ilmu Yogyakarta.

Prinsip Dasar Liberalisme

Liberalisme berasal dari kata“Liber”dan“Isme”. Merujuk pada Mises (2011 : XV)


“Liber” merupakan kata lain yang memiliki arti kebebasan. Sehingga Liberalisme dapat
dikatakan sebagai sebuah pandangan filsafat dan ideologi yang menekankan
kebebasan individu dan persamaan hak menjadi nilai utama. Atas dasar hal tersebut,
paham ini menolak adanya pembatasan terhadap peran individu oleh khususnya pemerintah
dan agama. Paham liberalisme berkembang di abad pertengahan, sekitar abad 16, dikarenakan
pemerintahan dan lembaga keagamaan yaitu negara serta gereja sangat dominan dengan
sistem feodalisme.

Liberalisme pada dasarnya lahir dari perlawanan terhadap pandangan feodalisme.


Aturan dan pembatasan yang dilakukan oleh negara dan gereja dalam melaksanakan
pemerintah menjadikan kesempatan individu untuk memperoleh kesejahteraan dan hak-hak
individu terbelenggu. Oleh sebab itu, liberalisme memperjuangkan hak-hak individu yang
tidak diperoleh pada saat itu. Beberapa hal yang tidak diperoleh ketika masa feodal antara
lain adalah kepemilikan individu. Ketika itu, kepemilikan privat hanya dimiliki oleh kaum
bangsawan. Kaum bangsawan tersebut menjadi tuan tanah disuatu daerah dan membawahi
rakyat-rakyat yang menghamba kepada mereka. Kepemilikan pribadi hanya dimiliki oleh
status sosial khusus yang berkaitan erat dengan darah kebangsawanan. Selain itu, mengenai
kebenaran yang dipercaya oleh masyarakat erat kaitannya dengan keputusan negara dan gereja
yang berkuasa saat itu. kebenaran bersifat mutlak dan tidak dapat dibantah sehingga
seringkali pandangan-pandangan rasional dianggap sebagai dosa dan kesalahan.

Liberalisme menyerukan bahwa perlu adanya kebebasan dalam bertindak dan


berfikir dengan rasionalitas. Oleh sebab itu, liberalisme berakar kuat dengan
individualisme, kesetaraan dan kebebasan seperti yang diungkapkan oleh Mises (2011:X)
bahwa secara definisi liberalisme merupakan kebebasan yang merata dan kesempatan yang
setara untuk setiap individu tanpa pengaturan, kontrol, dan regulasi dari negara terhadap
urusan manusia terhadap kesejahteraan material. Berdasarkan keadaan tersebut, kaum
liberalisme selanjutnya membuat perlawanan terhadap feodalisme dengan dasar-dasar yang
diperjuangkan berupa:

1. Kepemilikan Pribadi (Private Property): Liberalisme sangat mengagungkan kepemilikan


pribadi. Hal ini menunjukan bahwa tiap-tiap individu memiliki hak untuk
memperoleh kesejahteraan melalui kepemilikan pribadi. Selain itu dengan adanya
kepemilikan pribadi, kaum liberalisme memiliki anggapan bahwa produktivitas akan
semakin tinggi dikarenakan keinginan tiap-tiap individu untuk memenuhi kepuasan
materilnya.
2. Kebebasan Individu (Personal Liberty): Kebebasan individu sangat dibutuhkan untuk
terlaksananya demokrasi dan kapitalisme yang menjadi anak dari pandangan liberalisme.
Kebebasan disini diartikan sebagai kesempatan untuk setiap individu menentukan
yang terbaik bagi dirinya. Dalam sudut pandang ekonomi, dengan adanya kebebasan
individu memungkinkan pekerja bebas bisa lebih banyak menghasilkan kekayaan
untuk banyak orang bila dibandingkan dengan yang dihasilkan budak oleh tuan
mereka. Jika perbudakan ataupun belenggu inividualisme masih banyak diterapkan
maka terdapat kecenderungan rendahnya produktivitas sehingga kemajuan peradapan
akan lambat.
3. Inisiatif Pribadi (Private Enterprise): Melalui inisiatif pribadi, setiap individu mendapat
kesempatan untuk menentukan nasibnya sendiri berdasarkan hasil kerjanya.

Semangat individualisme yang tinggi menyebabkan pandangan liberal membatasi


peranan lembaga-lembaga yang berwenang terhadap keputusan-keputusan individu. Secara
politik, negara merupakan hasil persetujuan dari individu yang terjadi secara alamiah
untuk melindungi hak-hak yang melekat untuk setiap individu. Sehingga, peran negara
sangat kecil dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam perdagangan, regulasi yang berlaku
juga menunjukan semangat individu yang cukup tinggi. Liberalisme mengedepankan peranan
kebutuhan dan keinginan setiap individu dalam regulasi perdagangan. Konsep ini dikenal
sebagai konsep pasar dimana penentuan harga merupakan hasil dari adanya permintaan dan
penawaran yang ada. Dapat dikatakan bahwa liberalisme menyerahkan kebijakan dan
keputusan kepada tiap individu sehingga kebijakan yang pada akhirnya diputuskan
merupakan suara terbanyak dari anggota masyarakat.

Liberalisme melihat bahwa setiap individu memiliki hak-hak pribadi yang harus
dijunjung tinggi. Walaupun demikian perlu disadari hak-hak yang melekat pada setiap
individu tersebut berpotensi terjadi gesekan sehingga liberalisme mensyaratkan beberapa hal
yang perlu dipahami. Seorang pemikir liberal Filipina menilai bahwa terdapat 6 prinsip dasar
liberalisme yaitu (Teehankee, t.tahun):

1. Individualisme: Penganut liberalisme sangat menekankan kebebasan individu dan


hak-hak individu, bahkan mereka beranggapan bahwa individualisme lebih penting
dari kolektivisme.
2. Rasionalisme: Kaum liberal percaya bahwa dunia dapat dipahami dengan logis karena
memiliki struktur yang rasional.
3. Kebebasan: Liberalisme beranggapan bahwa individu memiliki kebebasan untuk
memutuskan karena diasumsikan setiap individu mampu untuk berpikir dan bertindak
sesuai mata hati.
4. Tanggung Jawab: Kebebasan tanpa tanggung jawab adalah keliaran.
5. Keadilan: keadilan dalam sudut pandang liberalisme adalah pemberian kesempatan
kepada setiap individu untuk bersaing dan menggapai hak-haknya.
6. Toleransi: sikap untuk menghormati pandangan orang lain, karena tanpa toleransi
kebebasan tidak dapat ditegakkan.

Kebijakan Ekonomi dan Pembangunan Liberal

Sebuah masyarakat yang menganut liberalisme dikenal sebagai masyarakat kapitalis,


sedangkan kondisi masyarakat tersebut disebut kapitalisme (Mises,2011:15). Karakter
perkembangan kapitalisme ekonomi dimana hal ini melahirkan sistem ekonomi kapitalis.
Sistem ekonomi mengandalkan mekanisme pasar sebagai motor penggerak perekonomian
sehingga para pemikir dari teori ekonomi kapitalis membatasi ataupun menolak intervensi
pemerintahan dan negara dalam kegiatan perekonomian. Penganut ekonomi kapitalis memiliki
kepercayaan besar terhadap kebebasan individu (personal liberty), kepemilikan pribadi
(private property), dan inisiatif individu serta usaha swasta (private enterprise) (Fakih,
2001:46). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekonomi kapitalis bersifat memberi
kebebasan kepada setiap individu untuk memanfaatkan sumberdaya yang ada untuk
mendapatkan keuntungan pribadi yang sebesar-besarnya.

Titik tolak yang menjadi pandangan kapitalisme di awal perkembangannya adalah bahwa
kebutuhan manusia akan terpenuhi secara baik apabila sumber daya yang dimiliki, yaitu
tanah (SDA), Tenaga (Buruh) dan modal dimanfaatkan secara seefisien mungkin, serta
hasil produksi dan jasa dijual dipasar dengan mekanisme persaingan yang benar-benar
bebas (Agustiani, t.tahun). Asumsi yang ada dibenak Smith adalah kegiatan perdagangan yang
terjadi dilakukan dalam atmosfir persaingan sempurna. Sehingga tidak ada kekuasaan yang
akan mempengaruhi harga maupun proses produksi sehingga harga yang muncul
merupakan interaksi dari adanya permintaan dan penawaran. Namun demikian, negara
perlu turun tangan berperan sebagai setting moral dan legal institusional pengatur
terjaminnya kontrak dihormati oleh semua pihak. (Handoko, 2013 : 66). Kebebasan
ekonomi mungkin terjadi bila tidak ada intervensi pemerintah dan terbukanya mekanisme
pasar. Dengan adanya mekanisme pasar maka memberikan kesempatan berputarnya ekonomi
melalui adanya permintaan dan supply sehingga proses konsumsi dan produksi barang terjadi
secara natural berdasarkan hukum permintaan dan penawaran. Smith menekankan beberapa
hal penting dibidang ekonomi di dalam iklim liberal, sehingga kapitalisme menyandarkan diri
pada: (Agustiani, t.tahun).

1. Hak milik swasta (Private Property)


Hal ini merupakan elemen pokok dari kapitalisme, sehingga setiap individu berhak
untuk memiliki barang-barang ekonomi dan sumber daya ekonomi untuk kepentingan
pribadinya. Hal ini tentunya dilakukan dengan cara-cara yang legal dimana
pemerintah memiliki peran sebagairegurator untuk memastikan perjanjian yang
dilakukan disepakati bersama.
2. Prinsip dibina tangan yang tak terlihat (Invisible Hand)
Perkembangan kapitalisme dan pertukaran barang dan jasa yang terjadi berdasarkan
penawaran dan permintaan. Kebutuhan dan keinginan masyarakaat tersebutlah
yang selanjutnya membina pasar untuk memproduksi ataupun menentukan harga
dari suatu barang. Setiap individu didalam mayarakat yang kapitalistik
dimotivasi oleh kekuatan ekonomi sehingga ia bertindak seefisien mungkin untuk
mendapatkan kepuasan terbesar.
3. Individualisme ekonomi (Laissez-Faire)
Perdagangan dan kemajuan ekonomi dilimpahkan kepada keputusan-keputusan
individu mengenai permintaan dan penawaran, sehingga peran pemerintah sangat
minim dalam sistem perekonomian kapitalisme. Kemajuan dan kesejahteraan ekonomi
sangat bergantung pada keputusan-keputusan individu tersebut.
4. Persaingan pasar secara bebas (Free Market Competition)
Prinsip mekanisme pasar menyebabkan para aktor di dalam perekonomian bersaing
secara bebas untuk memperoleh konsumen, buruh untuk memperoleh pekerjaan, para
majikan memperoleh buruh dan akses terhadap berbagai sumber daya ekonomi
lainnya. Bentuk yang paling sempurna didalam pasar bebas adalah bila pembeli
dan penjual dalam jumlah yang cukup banyak sehingga tidak terdapat satu pihak
yang dapat mempengaruhi harga serta kebebasaan bagi pembeli dan penjual tidak
dibatasi oleh batasan-batasan ekonomi atas permintaan dan penawaran.

Point penting yang ditekankan oleh Smith dalam konsep ekonomi liberalnya adalah:

1. Kebebasan dalam bidang ekonomi sehingga perlu pembatasan peran pemerintah pada
bidang ekonomi.
2. Berlakunya sistem pasar atau kompetisi bebas dan pasar persaingan sempurna.
3. Adanya full employment sehingga ekonomi akan selalu berjalan lancar dan
melakukan kesesuaian diri jika tanpa intervensi pemerintah.
4. Dengan memenuhi kepentingan individu maka akan memenuhi kepentingan
masyarakat (Harmony of Interest)
5. Hukum pasar “permintaan akan turun bila penawaran naik”.
6. Hukum ekonomi berlaku universal khususnya pada kegiatan ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai