Anda di halaman 1dari 18

INDUKSI MAGNET

A. HUKUM OERSTED
Pada umumnya, medan magnetik muncul di sekitar magnet. Benda benda yang memiliki sifat
kemagnetan akan terpengaruh oleh medan magnetik itu. Namun bila di sekitar benda yang
bukan termasuk magnetik terdapat medan magnetik, hal tersebutlah yang ditemukan oleh
Oersted

Hans Christian Oersted (1777 - 1851) fisikawan berkebangsaan Denmark. Setelah


melakukan eksperimen cukup lama, pada tahun 1819 Oersted berhasil menemukan bahwa,
”Jika sebuah magnet jarum (kompas kecil) didekatkan pada suatu penghantar yang berarus
listrik, magnet jarum akan menyimpang”. Hal ini menunjukkan bahwa di sekitar kawat
berarus terdapat medan magnet. Medan magnet oleh kawat berarus inilah yang dinamakan
induksi magnet.

Induksi magnet merupakan besaran vektor arahnya dapat ditentukan dengan menggunakan
kaedah tangan kanan. Ibu jari sebagai arah arus I dan empat jari lain sebagai arah medan
magnet induksi di sekitar penghantar Sedangkan arah medan magnetik di suatu titik searah
dengan garis singgung lingkaran di titik tersebut, seperti yang ditunjukkan pada gambar b.

Gambar a. Kaidah tangan kanan Gambar b. arah medan magnet induksi si suatu
titik disekitar aru listrik
1. Hukum Biot-Savart

Berdasarkan hasil eksperimen dari tentang pengamatan medan magnet di suatu titik yang
dipengaruhi oleh suatu kawat penghantar dl, yang dialiri arus listrik I diperoleh
kesimpulan bahwa besarnya kuat medan magnet (yang kemudian disebut induksi magnet
yang diberi lambang B) di titik P :
 Berbanding lurus dengan kuat arus listrik (𝐼)
 Berbanding lurus dengan panjang kawat (𝑑𝑙)
 Berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara titik P ke elemen kawat
penghantar (𝑟)
 Sebanding dengan sinus sudut apit 𝜃 antara arah arus dengan garis hubung antara
titik P ke elemen kawat penghantar.

Pernyataan tersebut dikenal dengan hukum Biot-Savart yang secara matematik dapat
dinyatakan dalam persamaan:

𝑰 𝒅𝒍 𝐬𝐢𝐧 𝜽
𝒅𝑩 = 𝒌
𝒓𝟐

𝝁𝟎 𝑰 𝒅𝒍 𝐬𝐢𝐧 𝜽
𝒅𝑩 =
𝟒𝝅 𝒓𝟐

Keterangan :

𝑑𝐵 = Induksi magnet di titik P (𝑊𝑏/𝑚2 atau Tesla)

𝐼 = kuat arus listrik (𝐴)

𝑑𝑙 = panjang elemen kawat berarus (𝑚)


𝜃 = sudut antara arah 𝐼 dengan garis hubung P ke 𝑑𝑙

𝜇
𝑘 = 4𝜋0 = bilangan konstanta = 4𝜋 × 10−7 𝑊𝑏/𝐴𝑚

𝑟 = jarak dari P ke 𝑑𝑙

2. Induksi Magnetik di Sekitar Kawat Lurus Panjang Berarus Listrik


Untuk menghitung besarnya induksi magnetik di suatu titik yang terletak di sekitar kawat
penghantar lurus dan panjang yang beraliran arus sebesar I dapat diturunkan dari Hukum
Biot-Savart. Misalnya suatu titik P terletak pada jarak a dari kawat penghantar (Lihat
Gambar C), besarnya induksi magnet di titik P yang diakibatkan oleh elemen sepanjang
𝑑ℓ yang berjarak r dari titik dapat dinyatakan:

Gambar c. Penerapan hukum Biot-Savart pada


penghantar lurus panjang berarus

𝜇 𝐼 𝑑ℓ sin 𝜃
Hukum Biot-Savart : 𝑑𝐵 = 4𝜋0 𝑟2

𝑎 𝑎
Dari Gambar di samping tampak bahwa : sin 𝜃 = 𝑟 atau 𝑟 = sin 𝜃

−ℓ
ctg 𝜃 = atau ℓ = −𝑎 ctg 𝜃
𝑎
Apabila harga harga tersebut kita subtitusikan ke persamaan biot savart maka akan
menjadi

𝜇0 𝐼(𝑎 𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 2 𝜃 𝑑𝜃 )𝑠𝑖𝑛𝜃


𝑑𝐵 =
4𝜋 𝑎2 𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 2 𝜃

𝜇0 𝐼 𝑠𝑖𝑛𝜃 𝑑𝜃
𝑑𝐵 =
4𝜋 𝑎

Besarnya nilai B dapat ditentukan dengan mengintegralkan dengan batasan nilai 𝜃 mulai
dari 𝜃 1 sampai dengan menjadi 𝜃 2

𝜃2 𝜃2
𝜇0 𝐼 𝜇0 𝐼 𝜃 2
𝐵 = ∫ 𝑑𝐵 = ∫ 𝑠𝑖𝑛𝜃𝑑𝜃 = ∫ sin 𝜃𝑑𝜃
𝜃1 𝜃1 4𝜋𝑎 4𝜋𝑎 𝜃 1

𝜇0 𝐼 𝜇0 𝐼
𝐵= (−𝑐𝑜𝑠𝜃)|𝜃𝜃21 = − (𝑐𝑜𝑠𝜃2 − 𝑐𝑜𝑠𝜃1 )
4𝜋𝑎 4𝜋𝑎

𝜇 𝐼
0
𝐵 = 4𝜋𝑎 (cos 𝜃 1 − 𝜃 2 )

Untuk kawat yang sangat panjang maka 𝜃 1 = 00 dan 𝜃 2 = 1800 sehingga :

𝜇0 𝐼 𝜇0 𝐼 2𝜇0 𝐼
𝐵= (1 − (−1)) = (1 + 1) =
4𝜋𝑎 4𝜋𝑎 4𝜋𝑎

𝝁𝟎 𝑰
𝑩=
𝟐𝝅𝒂

Keterangan :

B = Induksi magnetik di titik P (Wb/m2 atau Tesla)

I = kuat arus listrik (A)

μ0 = Permiabilitas ruang hampa 4𝜋 × 10−7 𝑊𝑏/𝐴𝑚

𝑎 = jarak titik P ke kawat penghantar (m)

Arah medan magnet di titik P dapat ditentukan dengan aturan tangan kanan (Lihat
Gambar c), jika titik P di sebelah kanan kawat dan arus listrik pada kawat penghantar
dari bawah ke atas, maka arah medan magnet di titik P masuk bidang gambar. Jika untuk
P di sebelah kiri, arah medan magnetnya keluar bidang gambar.

3. Induksi Magnetik pada Sumbu Lingkaran Kawat Berarus Listrik


Besarnya induksi magnetik pada suatu titik yang terletakpada garis sumbu penghantar
berbentuk lingkaran denganjari-jari 𝛼 dapat dicari sebagai berikut :

Gambar d. Induksi magnetik pada sumbu


lingkaran kawat berarus

Perhatikan Gambar (d) besarnya induksi magnet di titik P yang terletak pada garis sumbu
lingkaran akibat elemen kawat sepanjang 𝑑𝑙 yang berjarak 𝑟 dapat dinyatakan :

𝝁𝟎 𝑰𝒅𝒍 𝒔𝒊𝒏 𝜽
𝒅𝑩 =
𝟒𝝅 𝒓𝟐

Karena arah 𝑰 tegak lurus terhadap 𝒅𝒍 maka 𝜽 = 900 dan sin 900 = 1, maka

𝝁𝟎 𝑰𝒅𝒍
𝒅𝑩 =
𝟒𝝅 𝒓𝟐

Induksi magnetik arahnya tegak lurus terhadap r, apabila 𝛼 adalah sudut apit antara r
dengan sumbu lingkaran. Maka medan magnetik di titik P dapat

diuraikan menjadi dua, yaitu yang sejajar dengan sumbu lingkaran sebesar 𝑑𝐵 sin 𝛼 dan
tegak lurus sumbu lingkaran yaitu sebesar 𝑑𝐵 cos 𝛼. Di mana bagian 𝑑𝐵 cos 𝛼 akan
saling meniadakan dengan bagian yang ditimbulkan oleh elemen yang lain yang saling
berseberangan, sehingga besarnya induksi magnetik di titik P tinggal bagian yang sejajar
dengan sumbu lingkaran yaitu :

𝝁𝟎 𝑰𝒅𝒍 𝒔𝒊𝒏 𝜽
𝒅𝑩 =
𝟒𝝅 𝒓𝟐

Kawat penghantar mempunyai bentuk lingkaran, maka panjang kawat dapat dinyatakan
sebagai keliling lingkaran, sehingga besarnya induksi magnetik di titik P adalah :

2𝜋𝑎
𝜇0 𝐼𝑑ℓ 𝑠𝑖𝑛𝛼 𝜇0 𝐼 𝑠𝑖𝑛𝛼 2𝜋𝑎
𝐵=∫ = ∫ 𝑑ℓ
0 4𝜋 𝑟2 4𝜋 𝑟 2 0

𝜇0 𝐼 𝑠𝑖𝑛𝛼 2𝜋𝑎
𝐵= ℓ|0
4𝜋 𝑟 2

𝝁𝟎 𝑰𝒂 𝒔𝒊𝒏𝜶
𝑩=
𝟐𝒓𝟐

𝑎 𝑎2 𝑎2
Dari gambar tampak sin 𝛼 = 𝑟 atau 𝑠𝑖𝑛2 𝛼 = maka nilai 𝑟 2 = 𝑠𝑖𝑛𝛼2
𝑟2

𝝁𝟎 𝒔𝒊𝒏𝟑 𝜶
Maka :𝑩 = 𝟐𝒂

 Apabila titik P berada di titik pusat lingkaran, maka 𝛼 = 900 dan r = a. Dengan
demikian induksi magnetik di titik pusat lingkaran adalah :
𝝁𝟎 𝑰
𝑩=
𝟐𝒂
 Apabila kawat penghantar terdiri atas N buah lilitan kawat, maka induksi magnetik
di pusat lingkaran adalah :
𝝁𝟎 𝑰𝑵
𝑩=
𝟐𝒂

4. Induksi Magnetik di Sumbu Solenoida Berarus


Solenoida disebut juga kumparan. Solenoide merupakan penghantar panjang yang terdiri
atas banyak lilitan. Jika solenoide diberi arus maka akan timbul medan magnetik.
Solenoide yang digulung rapat dapat dianggap sebagai sederetan kawat melingkar
beraturan yang ditempatkan berdampingan serta membawa arus yang sama. Solenoide ini
menghasilkan medan magnetik seragam di dalamnya. Adapun ujungujung solenoide
memiliki sifat kemagnetan, dan berfungsi sebagai kutub-kutub magnetik. Penentuan
kutub magnetik dari solenoide dapat menggunakan kaidah tangan kanan.

 Besarnya induksi magnetik di pusat kumparan dirumuskan sebagai :


𝝁𝟎 𝑰𝑵
𝑩=
𝑳
Atau
𝑩 = 𝝁𝟎 𝑰𝒏
 Besarnya induksi magnetik di ujung-ujung solenoide dirumuskan sebagai :
𝝁𝟎 𝑰𝑵
𝑩=
𝟐𝑳
Atau
𝝁𝟎 𝑰𝒏
𝑩=
𝟐
Keterangan:
B = Induksi magnetik di titik pusat solenoida (Wb/m2 atau Tesla)
I = kuat arus listrik dalam solenoida (A)
μ0 = Permiabilitas ruang hampa 4𝜋 × 10−7 𝑊𝑏/𝐴𝑚
N = jumlah lilitan dalam solenoida
L = panjang solenoid (m)

5. Induksi Magnetik di Sumbu Toroida Berarus


Toroida adalah sebuah solenoida yang dilengkungkan sehingga membentuk lingkaran
seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
Besarnya induksi magnetik di pusat sumbu toroida adalah
𝑩 = 𝝁𝟎 𝑰𝒏
Atau
𝝁𝟎 𝑰𝑵
𝑩=
𝟐𝝅𝒓
Keterangan :
𝐵 = Induksi magnetik di titik pusat toroida (𝑊𝑏/𝑚2 atau Tesla)
𝐼 = kuat arus listrik dalam toroida (𝐴)
𝜇0 = Permiabilitas ruang hampa 4𝜋 × 10−7 𝑊𝑏/𝐴𝑚
N = jumlah lilitan dalam toroida
2𝜋𝑟 = keliling toroida (𝑚)

B. GAYA MAGNETIK (GAYA LORENTZ)


Alat listrik yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik adalah motor listrik.
Motor listrik jika kita hubungkan dengan sumber tegangan akan berputar. Motor listrik
tersebut dapat berputar karena timbulnya gaya Lorentz atau gaya magnetik yang terjadi
pada kumparan kawat penghantar beraliran arus listrik yang berada dalam medan magnet.

1. Gaya Magnetik pada Kawat Berarus dalam Medan Magnetik


Gambar Gaya Lorentz pada kawat berarus
dalam medan magnetik.

Perhatikan Gambar di atas, sebuah kawat penghantar AB yang dibentangkan melalui


medan magnet yang ditimbulkan oleh magnet tetap. Apabila pada ujung kawat A kita
hubungkan dengan kutub positif baterai dan ujung B kita hubungkan dengan kutub
negatif baterai, maka pada kawat AB mengalir arus dari A ke B. Pada saat itu kawatAB
akan bergerak ke atas. Sebaliknya jika arus listrik diputus (dihentikan), kawat
kembalike posisi semula. Sebaliknya jika ujung A di-hubungkan dengan kutub negatif
dan ujung B dihubungkan dengan kutubpositif baterai, kembali kawat bergerak ke
bawah (berlawanan dengan geraksemula). Gerakan kawat ini menunjukkan adanya
suatu gaya yang bekerja pada kawat tersebut saat kawat tersebut dialiriarus listrik.
Gaya yang bekerja pada tersebut disebut gaya magnetik atau Gaya Lorentz.
Berdasarkan hasil percobaan yang lebih teliti menunjukkan bahwa besarnya gaya
magnetik gaya Lorentz yang dialami oleh kawat yang beraliran arus lisrik :
a. Berbanding lurus dengan kuat medan magnet/induksi magnet (𝐵).
b. Berbanding lurus dengan kuat arus listrik yang mengalir dalam kawat (𝐼).
c. Berbanding lurus dengan panjang kawat penghantar (ℓ).
d. Berbanding lurus dengan sudut (𝜃) yang dibentuk arah arus (𝐼) dengan arah
induksi magnet (𝐵).
Besarnya gaya magnetik/gaya Lorentz dapat dinyatakan dalam persamaan :

𝑭 = 𝑩𝑰𝓵 𝒔𝒊𝒏𝜽
Dengan 𝐹 = Gaya Lorentz (𝑁)

2. Gaya Magnetik pada Kawat Berarus dalam Medan Magnetik


Arah Gaya Lorentz dapat ditentukan dengan menggunakan kaidah tangan kanan
ataupun aturan putar sekrup :
a. Aturan putar sekrup

Jika sekrup diputar dari I ke B searah dengan arah jarum jam maka arah gaya
lorentz ke bawah. Sebaliknya, jika diputar dari I ke B dengan arah berlawanan arah
jarum jam maka akan mengahasilkan gaya lorentz ke arah atas.
b. Aturan tangan kanan

Apabila tangan kanan dalam keadaan terbuka (jari-jari dan ibu jari diluruskan).
Arah dari pergelangan tangan menuju jari-jari menyatakan arah induksi magnet dan
arah ibu jari menyatakan arah arus listrik, maka arah gaya magnetiknya dinyatakan
dengan arah telapak tangan menghadap.
3. Gaya Magnetik di Antara Dua Kawat Sejajar Berarus
Gaya magnet juga dialami oleh dua buah kawat sejajar yang saling berdekatan yang
beraliran arus listrik. Timbulnya gaya pada masing-masing kawat dapat dianggap
bahwa kawat pertama berada dalam induksi medan magnetik yang ditimbulkan oleh
kawat kedua dan sebaliknya kawat kedua berada dalam induksi medan magnetik yang
ditimbulkan oleh kawat pertama.

Kaidah tangan kanan. Arah induksi magnet masuk bidang,


gambar disimbolkan “X” dan keluar bidang, gambar
disimbolkan “o”

Apabila arah arus pada kawat itu searah maka pada kedua kawat akan terjadi gaya
tarik-menarik dan sebaliknya jika arah arus pada kedua kawat berlawanan, maka
akan tolak-menolak. Gaya tarik-menarik atau gaya tolakmenolak pada kedua kawat
merupakan akibat adanya gaya magnet pada kedua kawat tersebut. Besarnya gaya
magnet pada masing-masing kawat dapat dinyatakan
𝑭𝟏 = 𝑩𝑰𝓵 𝒔𝒊𝒏𝜽 dan 𝑭𝟐 = 𝑩𝑰𝓵 𝒔𝒊𝒏𝜽
Karena arah B dan I saling tegak lurus atau 𝜃 = 900 maka persmaanya menjadi
𝑭𝟏 = 𝑩𝑰𝟏 𝓵 𝑑𝑎𝑛 𝑭𝟐 = 𝑩𝑰𝟐 𝓵
Keterangan
F = gaya magnet pada kawat (𝑁)
𝐼1 = arus listrik pada kawat 1 (𝐴)
𝐼2 = arus listrik pada kawat 2 (𝐴)
𝐵1 = induksi magnet yang ditimbulkan oleh kawat 1 (Wb/m2 atau Tesla)
𝐵2 = induksi magnet yang ditimbulkan oleh kawat 2 (Wb/m2 atau Tesla)
ℓ= panjang kawat penghantar (𝑚)

Pada awal bab telah dihitung bahwa besarnya induksi magnet di sekitar kawat lurus
berarus listrik adalah
𝝁𝟎 𝑰
𝑩=
𝟐𝝅𝒂
𝝁𝟎 𝑰𝟏 𝝁𝟎 𝑰𝟐
Maka besarnya 𝑩𝟏 = dan 𝑩𝟐 = sehingga jika harga ini dimasukkan
𝟐𝝅𝒂 𝟐𝝅𝒂

dalam nilai F, menjadi


𝝁𝟎 𝑰𝟏 𝑰𝟐 𝓵
𝑭=
𝟐𝝅𝒂
Gaya magnetik di antara kedua kawat sejajar sering dinyatakan sebagai gaya per
𝑭 𝝁𝟎 𝑰𝟏 𝑰𝟐
satuan panjang yaitu : 𝓵 = 𝟐𝝅𝒂

Dengan 𝑎 adalah jarak antar kedua kawat

4. Gaya Magnetik yang Dialami oleh Muatan Listrik yang Bergerak dalam Medan
Magnetik
q

Benda bermuatan masuk medan magnet


dengan arah tegak lurus terhadap medan
magnet menghasilkan lintasan berupa
lingkaran.
Sebuah benda bermuatan listrik yang bergerak dalam medan magnetik juga akan
mengalami gaya magnetik. Besarnya gaya magnetik yang dialami oleh benda
bermuatan listrik dinyatakan :
𝑭 = 𝑩𝑰𝓵𝒔𝒊𝒏𝜽
𝑞
𝐼=
𝑡
𝑞
𝑭 = 𝑩 𝓵 𝒔𝒊𝒏𝜽
𝑡
𝓵
𝑣=
𝑡
Keterangan :
𝐹 = gaya magnetik (N)
𝐵 = induksi magnet (T)
𝑞= besarnya muatan listrik (C)
𝑣 = kecepatan muatan listrik (m/s)
𝜃= sudut yang dibentuk oleh arah 𝐼 dan 𝑣

Apabila benda bermuatan listrik memasuki medan magnet dengan arah tegak lurus
medan magnet sehingga 𝒔𝒊𝒏𝜽 = 𝒔𝒊𝒏𝟗𝟎𝟎 = 𝟏 maka benda bermuatan listrik
tersebut akan bergerak dalam medan dengan lintasan yang berbentuk lingkaran. Hal
tersebut dikarenakan gaya magnetik yang timbul akan berfungsi sebagai gaya sentri
petal (Fs). Besarnya jari-jari lintasan yang ditempuh oleh muatan listrik dapat
dihitung sebagai berikut :
𝐹 = 𝐵𝑞𝑣
𝑣2
𝐹𝑠 = 𝑚
𝑅
𝒗𝟐
𝑩𝒒𝒗 = 𝐦
𝑹
dengan :
𝑅 = jari -jari lintasan muatan listrik (m)
𝑚= massa benda bermuatan listrik (kg)
𝑣= kecepatan benda bermuatan listrik (m/s)
𝐵= induksi magnet (T)
q= muatan listrik benda (C)

C. CONTOH SOAL
1. Dua kawat lurus panjang berarus listrik sejajar dengan jarak 15 cm. Kuat arusnya searah
dengan besar IA = 10 A dan IB = 15 A. Tentukan induksi magnet di suatu titik C yang
berada diantara kedua kawat berjarak 5 cm dari kawat IA.
Penyelesaian :
𝐼𝐴 = 10 A
𝐼𝐵 = 15 A
𝑎𝐴 = 5 cm x
C
𝑎𝐵 = 10 cm

Induksi magnet di suatu titik oleh dua kawat berarus. 𝐵𝐵 keluar bidang dan 𝐵𝐴 masuk
bidang. Letak titik C dapat dilihat seperti pada Gambar Sesuai kaedah tangan kanan
arah induksi magnetnya berlawanan arah sehingga memenuhi :
𝐵𝐶 = 𝐵𝐴 -𝐵𝐵
𝜇0 𝐼𝐴 𝜇0 𝐼𝐵
𝐵𝐶 = −
2𝜋𝑎𝐴 2𝜋𝑎𝐵
𝜇0 𝐼𝐴 𝐼𝐵
𝐵𝐶 = ( − )
2𝜋 𝑎𝐴 𝑎𝐵
4𝜋 × 10−7 𝑊𝑏/𝐴𝑚 10𝐴 15𝐴
𝐵𝐶 = ( −2
− −1 )
2𝜋 5 × 10 𝑚 10 𝑚
𝑩𝑪 = 𝟏𝟎−𝟏 𝐖𝐛/𝒎𝟐
2. 2. Tentukanlah besarnya medan magnetik di pusat lingkaran jika diketahui bahwa
besarnya arus yang mengalir pada lingkaran sebesar 2 ampere dan jari-jari lingkarannya
8 cm!
Penyelesaian:
Diketahui: I = 2 A
r = 8 cm
Ditanyakan: B = . . . ?
Jawab:
𝜇0 𝐼
𝐵=
2𝑎
𝑊𝑏
4𝜋 × 10−7 𝐴𝑚 2𝐴
𝐵=
2 (8 × 10−2 )
𝑩 = 𝟒𝝅 × 𝟏𝟎−𝟕 𝑾𝒃/𝒎𝟐

3. Sebuah solenoida yang panjangnya 50 cm memiliki 2000 lilitan, dialiri arus sebesar 4
ampere. Hitunglah induksi magnet :
a. di ujung solenoida,
b. di tengah-tengah solenoida!
Penyelesaian :
𝐿 = 5𝑐𝑚 = 50 × 10−1 𝑚
𝑁 = 200 𝑙𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑛
𝐼 = 4𝐴
𝜇0 = 4𝜋 × 10−7 𝑊𝑏/𝐴𝑚
𝑁 2 × 103
𝑛= = = 4 × 103 𝑙𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑛/𝑚
𝐿 5 × 10−1
a. Induksi magnet di ujung solenoida
𝜇0 𝐼𝑛
𝐵=
2
𝑊𝑏
4𝜋 × 10−7 𝐴𝑚 4𝐴 4 × 103 𝑙𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑛/𝑚
𝐵=
2

𝑩 = 𝟑𝟐𝝅 × 𝟏𝟎−𝟒 𝑻

b. Induksi magnet di tengah-tengah solenoida


𝐵 = 𝜇0 𝐼𝑛
𝑊𝑏
𝐵 = 4𝜋 × 10−7 4𝐴 4 × 103 𝑙𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑛/𝑚
𝐴𝑚
𝑩 = 𝟔𝟒𝝅 × 𝟏𝟎−𝟒 𝑻
4. Sebuah kawat penghantar panjangnya 0,6 m diletakkan di dalam medan magnet
homogen 4 × 10−5 𝑇 dan membentuk sudut 300 . Berapa N gaya magnet yang dialami
1
kawat jika dialiri arus sebesar 5 A? (sin 300 = 2)

Penyelesaian :
𝐵 = 4 × 10−5 𝑇
𝐼 = 5𝐴
ℓ = 0.6 𝑚
𝜃 = 300
Ditanyakan F…. ?
𝐹 = 𝐵𝐼ℓ 𝑠𝑖𝑛𝜃
𝐹 = 4 × 10−5 𝑇 5A 0.6m sin300
1
𝐹 = 12 × 10−5 ( ) T. A
2
𝑭 = 𝟔 × 𝟏𝟎−𝟓 𝑵

5. 5. Sebuah partikel bermuatan sebesar 5 × 10−5 𝐶 bergerak dalam medan magnet


0.5 𝑊𝑏/𝑚2 dengan kecepatan 2 × 104 m/𝑠. Tentukan besarnya gaya magnetik yang
dialami partikel tersebut jika arah geraknya membentuk sudut 300 terhadap medan
1
magnet! (𝑠𝑖𝑛 300 = 2)

Penyelesaian :
𝑞 = 5 × 10−5 𝐶
𝑣 = 2 × 104 𝑚/𝑠
𝜃 = 300
𝐵 = 0.5 𝑊𝑏/𝑚2
Ditanyakan F…. ?
𝐹 = 𝐵𝑞𝑣 𝑠𝑖𝑛𝜃
𝑊𝑏 −5 4
𝑚
𝐹 = 0.5 . 5 × 10 𝐶. 2 × 10 . sin300
𝑚2 𝑠
𝐶 1
𝐹 = 5 × 10−1 𝑊𝑏 ( )
𝑚𝑠 2
𝑭 = 𝟎. 𝟐𝟓 𝑵
Jadi besarnya gaya magnetik yang dialami partikel sebesar 0.25 𝑁

DAFTAR PUSTAKA
Handayani, Sri, Ari Ramadani. 2009. Fisika untuk SMA dan MA Kelas XII. Jakarta :

Pusat Perbukuan.

Siswnto, Sukaryadi. 2009. Kompetensi Fisika. Jakarta : Pusat Perbukuan.

Surhayanto dkk. 2009. Fisika untuk SMA dan MA Kelas XII. Jakarta : Pusat Perubahan.

Anda mungkin juga menyukai