DI SUSUN OLEH :
SASKIA RAHMADANI RISAL MK (2102355202046)
SRIWIYANTI (2102355202045)
NUARMAN (2102355202047)
WINGKY (2102355202049)
1
PENDAHULUAN
Pada awal tahun 2020, COVID-19 telah menjadi pandemi. Penularan COVID-19
sangatlah cepat sehingga organisasi kesehatan dunia (WHO) menetapkan virus corona
atau COVID-19 ini sebagai pandemi. Pada tanggal 11 Maret 2020, Status epidemi
global atau pandemi ini menandakan penyebaran COVID-19 berlangsung sangatlah
cepat hingga hampir tak ada negara di dunia yang dapat terhindar dari virus corona.
Hasil pengamatan selama pembelajaran jarak jauh baik keaktifan siswa dalam be-
lajar dan hasil belajar mulai menurun.terlihat pada saat uji coba pra siklus. Sebelum di-
lakukan dengan pemberian tindakan berupa model pembelajaran problem based lear
ning (PBL) dan hasil belajar banyak yang tidak tuntas sesuai dengan capaian pembe-
lajaran.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana dampak dari proses pembelajaran secara daring dan apa saja
kegiatannya ?
2. Apa saja kendala saat proses pembelajaran secara daring berlangsung dan se-
perti apa mekanisme pembelajarannya ?
2
3. Media apa saja yang digunakan dalam proses pembelajaran daring ?
Tujuan Penulisan
1. Apakah pada sistem pembelajaran secara online dapat meningkatkan pengeta-
huan dan prestasi belajar siswa/i atau justru membuat peserta didik menjadi ku-
rang aktif dalam menyampaikan aspirasi dan pemikirannya, sehingga dapat men-
gakibatkan pembelajaran yang menjenuhkan.
2. Mencari bagaimana cara meningkatkan semangat belajar peserta didik dengan
memberikan motivasi dan mendorong siswa/i agar tertarik dalam proses pembe-
lajaran secara online.
3. Mengetahui media dan sarana prasarana yang digunakan dalam proses pembela-
jaran secara daring..
3
PEMBAHASAN
Pandemi COVID-19 jadi perkara multidimensi yang dialami dunia. Perihal tersebut
mengakibatkan sektor pembelajaran menimbulkan penyusutan mutu belajar pada par-
tisipan didik. Masa darurat pandemi ini mewajibkan sistem pendidikan diganti dengan
pembelajaran daring agar proses pendidikan senantiasa berlangsung. Perihal ini jelas
mengganti pola pendidikan yang mewajibkan guru pengembang pembelajaran untuk
menyediakan bahan pendidikan serta mengajar siswa secara langsung lewat perleng-
kapan digital jarak jauh.
Ada beberapa aktivitas yang dilakukan peserta didik selama kegiatan pembelajaran
daring berlangsung. Menurut Paul D. Derich (oemar Hamalik, 2008: 172-173) keaktifan
terdiri dari beberapa jenis, antara lain:
1. Kegiatan-Kegiatan Visual
Kegiatan visual meliputi membaca,memperhatikan gambar,mengamati eksperimen
dan demonstrasi, serta mengamati pekerjaan orang lain
3. Kegiatan Menulis
Kegiatan menulis meliputi menyusun cerita,membuat laporan,mengerjakan rang-
kuman.
4. Kegiatan Emosional
Kegiatan emosional meliputi menaruh minat,merasa senang dan berseman-
gat,merasa bosan, dan lain-lain.
5
1. Cara universitas melakukan segala sesuatu yang fleksibel dan mudah dalam
menghadapi perubahan.
2. Kemampuan universitas dalam memberikan tanggapan terhadap perubahan-
perubahan lain dalam lingkungan.
Dalam akun twitternya Dewa Gede Bambang Erawan S.Pd., M.Pd, selaku ketua Uni-
versitas, mengadakan kegiatan workshop dengan judul “Pengembangan Media Pem-
belajaran Google Classroom Berlandaskan “Tat Twam Asi” guna mengefektifkan pem-
belajaran daring pada masa pandemi Di Desa Blahkiuh, Kecamatan Abiansemal, Ban-
dung” yang diikuti oleh Guru dan Siswa tingkat Sekolah Dasar (SD) yang dilakukan di
desa Belahkiuh,Bandung pada Rabu, 12 Januari 2022. Pembelajaran daring membawa
dampak serta perubahan yang sangat besar dari berbagai aspek salah satunya adalah
mempengaruhi proses belajar mengajar di berbagai sekolah.
Tujuan diadakan kegiatan ini adalah untuk mengembangkan potensi desa dalam
pendidikan di masa pandemi dengan pembelajaran berbasis digital. Selain itu kegiatan
ini di lakukan guna membantu para guru dan siswa dalam penggunaan aplikasi pem-
belajaran salah satunya yakni google classroom. Kegiatan ini berjalan dengan lancar
sesuai dengan adanya kegiatan workshop ini dan dapat memberikan maanfaat bagi
guru dan siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran dan penggunaan aplikasi
pembelajaran (google classroom) pada pelaksanaan pembelajaran jarak jauh.
6
pendidikan tinggi bermutu yang fleksibel dan terjangkau, sesuai dengan prinsip
MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOCs),SPADA menawarkan tiga
layanan :
a) Materi Terbuka
1) Objek Belajar (Learning Object)
2) Objek Pembelajaran yang dapat digunakan kembali (Reusable Learning
Object)
b) Mata Kuliah Terbuka
1) Mata kuliah online utuh
2) Dapat digunakan dan diikuti oleh siapa saja
c) Mata Kuliah Daring
1) Wahana perolehan dan alih kredit
2) Wahana “blended learning” internal
Gambar 1.1
7
Gambar 1.2
Sejak Tahun 2014 SPADA sudah diselenggarakan oleh 25 perguruan tinggi,yaitu ada di
gambar di bawah ini.
Gambar 1.3
Dari data diatas pada tahun 2014 jumlah perguruan tinggi yang sudah melaksanaan
SPADA Sebanyak 5 Perguruan tinggi dan dan pada tahun 2015 Mengalami pening-
katan Yaitu sebanyak 12 Perguruan Tinggi dan pada tahun 2016 Mengalami Penaikan
yang sangat besar yaitu sebanyak 31 Perguruan Tinggi dan pada tahun 2017 Jumlah
yang melaksanakan proses pembelajaran secara SPADA yaitu sebanayak 53 Perguru-
an tinggi.
8
Kendala Saat Proses Pembelajaran Secara Daring Berlangsung
1) Masih banyak guru ataupun dosen yang mempunyai keterbatasan dari sisi akses
maupun pemanfaatan gawai yang dimiliki. Tidak semua guru mempunyai ke-
mampuan untuk mengoprasikan dan memamfaatkan gawai canggihnya. Bagi
guru yang melek teknologi tentu bukan masalah baginya tapi sebaliknya bagi
guru/dosen yang gagap teknologi hal ini menjadi masalah, padahal proses pem-
belajaran daring membutuhkan kreativitas dalam proses pembelajarannya. Krea-
tivitas ini tidak hanya dari sisi pembuatan konten materi yang menarik,tetapi juga
kreatvitas dalam pemamfaatan kelebihan media daring yang digunakan dan
artinya guru/dosen harus pintar mengkreasikan materi pelajaran agar mudah
dipahami.
2) Kemandirian belajar siswa di rumah tidak dapat sepenuhnya dapa terlaksana
dengan baik dan kemandirian belajar menjadi tuntutan yang harus di penuhi da-
lam pembelajaran daring. Keterbatasan untuk bertatap muka langsung dengan
guru membuat siswa harus mandiri dalam memahami pembelajaran yang di
bawakan. Dalam memahami materi tersebut tentunya tidak semudah dan semu-
lus dengan proses pembelajaran secara offline/tatap muka karena ketidakpaham-
an miskonsepsi suatu materi mungkin saja terjadi,apalagi jika materi yang
dibawakan membutuhkan penjelasan yang lebih detail dan mendalam atau justru
siswa tidak memahami penjelasan yang diberikan oleh guru dan tentu proses
pembelajaran daring tidak mengatasi permasalahan tersebut.
3) Tugas dan pembelajaran yang diberikan membebani siswa dan seharusnya pem-
belajaran daring tidak membebani siswa dan siswi seharusnya memiliki kebeba-
san dalam aktivitas maupun menyampaikan aspirasinya dan bukan justru malah
ditekan dengan banyaknya tugas yang diberikan sehingga siswa menjadi stress.
9
Termasuk juga dikejar-kejar dengan deadline pengumpulan tugas yang diberi-
kan.
4) Tidak semua siswa/mahasiswa mempunyai handphone/gadget. Handphone ada-
lah alat utama yang harus digunakan dalam pembelajaran daring tetapi tidak
semua siswa mempunyai alat komunikasi ini.
5) Pembelajaran daring sering terkendala karena signal internet yang tidak stabil
dan harga pulsa maupun kuota termasuk mahal dan tiap-tiap daerah tidak
selalunya memiliki kestabilan signal yang baik,misalnya rumah siswa tersebut be-
rada di pedalaman dan bisa jadi kestabilan signal disana kurang memadai karena
kestabilan internet di perlukan agar dalam proses pembelajaran tidak terganggu
sehingga siswa dapat mengikuti proses pembelajaran secara daring dengan baik.
10
DAFTAR PUSTAKA
Sumber : https://sman4tegal.sch.id/karya-ilmiah-populer/
Sumber : https://www.smkpgri1-nganjuk.sch.id/read/31/karya-ilmiah-motivasi-belajar-
daring
Sumber : https://youtu.be/308HFZA304U
11