(A021191023)
Keadilan merupakan suatu topik penting dalam ‘etika’ telebih lagi dalam konteks
ekonomi dan bisnis, karena tidak pernah sebatas sikap batin saja tetapi menyangkut
kepentingan atau barang yang dimiliki ataupun dituntut oleh berbagai pihak. Maka dari itu,
antara ekonomi dan keadilan ini terjalin hubungan erat, karena dua-duanya bersasal dari
sumber daya yang sama yaitu ‘masalah kelangkaan’ (Kelangkaan adalah asal-usul dari
ekonomi dalam dua arti).
Titik tolak untuk refleksi tentang keadilan adalah memberikan kepada setiap orang apa yang
menjadi haknya.
a) Keadilan tertuju pada orang lain, Masalah keadilan atau ketidakadilan hanya bisa
timbul dalam konteks antar-manusia. Untuk itu diperlukan sekurang-kurangnya dua
orang manusia.
b) Keadilan harus ditegakan atau dilaksanakan, Jadi, keadilan tidak diharapkan saja
atau dianjurkan saja. Keadilan mengikat kita, sehingga kita mempunyai kewajiban.
Ciri itu disebabkan karena keadilan selalu berkaitan dengan hak yang harus dipenuhi.
Oleh karena itu dalam konteks keadilan bias dipakai “bahasa hak” atau “bahasa
kewajiban.
a) Pembagian Klasik, Cara membagi keadilan ini terutama ditemukan dalam kalangan
thomisme, aliran filsafat yang mengikuti jejak filsuf dan teolog besar, Thomas
Aquinas (1225-1274). Dia juga mendasrkan pandangan filosofisnya atas pemikiran
Aristoteles dalam masalah keadilan pun demikian. Keadilan dapat menyangkut
kewajiban individu-individu terhadap masyarakat, lalu kewajiban masyarakat
terhadap individu- individu dan akhirnya kewajiban antara individu-individu sata
sama lain. Pada pembagian klasik ini terbagi lagi menjadi tiga macam keadilan, yaitu:
• Keadilan Umum: Berdasarkan keadilan ini para anggota masyarakat diwajibkan
untuk member kepada masyarakat.
• Keadilan Distributif: Berdasarkan keadilan ini negara (secara konkret berarti:
pemerintah) harus membagi segalanya dengan cara yang sama kepada para
anggota masyarakat.
• Keadilan Komutatif: Berdasarkan keadilan ini setiap orang harus memberikan
kepada orang lain apa yang menjadi haknya.
Cara yang paling baik untuk menguraikan keadilan social dan adalah membedakannya
dengan keadilan individual. Pelaksanaan keadilan individual tergantung pada kemauan atau
keputusan satu orang / bisa beberapa orang saja. Dalam pelaksanaan keadilan sosial,
tergantung dari struktur-struktur masyarakat di bidang social-ekonomi, politik, budaya dan
sebagainya.
Keadilan sosial terlaksana jika ‘hak-hak’ sosial terpenuhi. Tetapi perlu diakui bahwa
keadilan individual sering kali dapat dilaksanakan dengan sempurna. Namun keadilan sosial
tidak pernah terlaksana dengan sempurna karena kompleksitas masyarakat modern.
Dalam etika modern ada 2 macam prinsip untuk keadilan distributif, yaitu :
3. Kuasa dan keuntungan yang berkaitan dengan jabatan-jabatan dan posisi-posisi penuh
tanggung jawab
a) Prinsip Original Acquisition, Yang artinya kita memperoleh sesuatu untuk pertama
kali.
b) Prinsip Transfer, Yang artinya kita memiliki sesuatu karena diberikan oleh orang
lain.
c) Prinsip Rectification of Injustice, Yang artinya kita mendapat sesuatu kembali yang
sebelumnya dicuri dari kita.
Kesimpulan dari teori ‘Robert Nozick’ adalah Kesimpulan Nozick adalah bahwa keadilan
harus ditegakkan, jika diakui bakat-bakat dan sifat-sifat pribadi beserta segala
konsekuensinya (seperti hasil kerja) sebagai satu-satunya landasan hak. Ia juga berpendapat
bahwa prinsip dasar Immanuel Kant juga harus dipegang teguh. Tidak pernah menjadi adil
memerangi kemiskinan dengan memaksakan perubahan struktural dalam masyarakat.
Membantu orang miskin memang merupakan solidaritas tetapi kewajiban itu termasuk etika
pribadi dan haknya hanya boleh dijalankan dengan keputusan-keputusan bebas.
Keadilan memegang peranan penting dalam konteks ekonomi dan bisnis, karena
menyangkut barang yang diincar banyak orang untuk dimilki atau dipakai. Sejarawan ide
sosial dan politik yang berkebangsaan Kanada, C.B. MacPherson, berpendapat bahwa dalam
zaman modern keadilan ekonomis tidak banyak diperhatikan, sampai muncul lagi dengan
kuatnya sekitar pertengahan abad ke 19 dan berperang penting dalam demokrasi- demokrasi
parlementer sepangjang abad ke 20.
Masyarakat tidak mungkin dikatakan diatur dengan baik kalau tidak ditandai dengan
keadilan. Namun alangkah lebih baik keadilan harus berperan pada tahap sosial maupun
individual. Juga dalam konteks ekonomi dan bisnis. Keadilan ekonomis harus diwujudkan
dalam masyarakat, tetapi keadilan merupakan juga keutamaan yang harus dimiliki oleh
pelaku bisnis secara pribadi. Supaya dapat hidup dengan baik, disamping nilai-nilai
ekonomis, pebisnis pun harus memberi tempat juga kepada nilai-nilai moral yaitu yang
terpenting adalah keadilan.