Anda di halaman 1dari 4

NADIA SYARIFAH M.

(A021191023)

SUMMARY BUKU BERTENS “BAB 3:


EKONOMI DAN KEADILAN”

Keadilan merupakan suatu topik penting dalam ‘etika’ telebih lagi dalam konteks
ekonomi dan bisnis, karena tidak pernah sebatas sikap batin saja tetapi menyangkut
kepentingan atau barang yang dimiliki ataupun dituntut oleh berbagai pihak. Maka dari itu,
antara ekonomi dan keadilan ini terjalin hubungan erat, karena dua-duanya bersasal dari
sumber daya yang sama yaitu ‘masalah kelangkaan’ (Kelangkaan adalah asal-usul dari
ekonomi dalam dua arti).

Ekonomi dan keadilan selalu terkait atau sekurang-kurangnya seharusnya terkait.


Keadilan menjadi kata hampa belaka, bila tidak tersedia barang yang cukup (kemakmuran)
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Tetapi kemakmuran saja tidak menjamin adanya
keadilan, bila kekayaan tidak terbagi dengan seimbang.

POINT 1: HAKIKAT KEADILAN

Titik tolak untuk refleksi tentang keadilan adalah memberikan kepada setiap orang apa yang
menjadi haknya.

Ada 3 ciri khas penanda keadilan, yaitu :

a) Keadilan tertuju pada orang lain, Masalah keadilan atau ketidakadilan hanya bisa
timbul dalam konteks antar-manusia. Untuk itu diperlukan sekurang-kurangnya dua
orang manusia.

b) Keadilan harus ditegakan atau dilaksanakan, Jadi, keadilan tidak diharapkan saja
atau dianjurkan saja. Keadilan mengikat kita, sehingga kita mempunyai kewajiban.
Ciri itu disebabkan karena keadilan selalu berkaitan dengan hak yang harus dipenuhi.
Oleh karena itu dalam konteks keadilan bias dipakai “bahasa hak” atau “bahasa
kewajiban.

c) Keadilan menuntut persamaan (equality), Atas dasar keadilan, kita harus


memebrikan kepada setiap orang apa yang menjadi haknya, tanpa kecuali.

POINT 2: PEMBAGIAN KEADILAN

Ada 3 jenis-jenis keadilan, yaitu:

a) Pembagian Klasik, Cara membagi keadilan ini terutama ditemukan dalam kalangan
thomisme, aliran filsafat yang mengikuti jejak filsuf dan teolog besar, Thomas
Aquinas (1225-1274). Dia juga mendasrkan pandangan filosofisnya atas pemikiran
Aristoteles dalam masalah keadilan pun demikian. Keadilan dapat menyangkut
kewajiban individu-individu terhadap masyarakat, lalu kewajiban masyarakat
terhadap individu- individu dan akhirnya kewajiban antara individu-individu sata
sama lain. Pada pembagian klasik ini terbagi lagi menjadi tiga macam keadilan, yaitu:
• Keadilan Umum: Berdasarkan keadilan ini para anggota masyarakat diwajibkan
untuk member kepada masyarakat.
• Keadilan Distributif: Berdasarkan keadilan ini negara (secara konkret berarti:
pemerintah) harus membagi segalanya dengan cara yang sama kepada para
anggota masyarakat.
• Keadilan Komutatif: Berdasarkan keadilan ini setiap orang harus memberikan
kepada orang lain apa yang menjadi haknya.

b) Pembagian Pengarang Modern, Pembagian keadilan menurut beberapa pengarang


modern tentang etika bisnis, khususnya John Boatrigh dan Manuel Velasquez. Mereka
pun mendasarkan pemikirannya dari Aristoteles. Maka tidak mengherankan, bila
pembagian kedua ini bertupang tindih dengan pembagian pertama. Menurut mereka
ada tiga macam keadilan, yaitu:
• Keadilan Distributif: Dimengerti dengan cara pembagian klasik (manfaat & beban).
• Keadilan Retributif: Berkaitan dengan terjadinya kesalahan. Hukuman atau denda
yang diberikan kepada orang yang bersalah haruslah bersifat adil.
• Keadilan Kompensantoris: Menyangkut juga kesalahan yang dilakukan, tetapi
menurut aspek lain. Berdasarkan keadilan ini orang mempunyai kewajiban moral
untuk memberikan kompensasi atau ganti rugi kepada orang atau instansi yang
dirugikan.

c) Keadilan Individual & Keadilan Sosial

Cara yang paling baik untuk menguraikan keadilan social dan adalah membedakannya
dengan keadilan individual. Pelaksanaan keadilan individual tergantung pada kemauan atau
keputusan satu orang / bisa beberapa orang saja. Dalam pelaksanaan keadilan sosial,
tergantung dari struktur-struktur masyarakat di bidang social-ekonomi, politik, budaya dan
sebagainya.

Keadilan sosial terlaksana jika ‘hak-hak’ sosial terpenuhi. Tetapi perlu diakui bahwa
keadilan individual sering kali dapat dilaksanakan dengan sempurna. Namun keadilan sosial
tidak pernah terlaksana dengan sempurna karena kompleksitas masyarakat modern.

POINT 3: KEADILAN DISTRIBUTIF PADA KHUSUSNYA

Dalam etika modern ada 2 macam prinsip untuk keadilan distributif, yaitu :

a) Prinsip Formal, Menyatakan bahwa kasus-kasus yang sama harus diperlakukan


dengan cara yang sama, sedangkan kasus-kasus yang tidak sama boleh saja
diperlakukan dengan cara yang tidak sama.
b) Prinsip Material, Beauchamp dan Bowie menyebut ada 6 prinsip mengenai prinsip
material yang melengkapi prinsip moral. Keadilan distributif terwujud, kalau
diberikan :
• Kepada setiap orang bagian yang sama
• Kepada setiap orang sesuai dengan kebutuhan individualnya
• Kepada setiap orang sesuai dengan haknya
• Kepada setiap orang sesuai dengan usaha individualnya
• Kepada setiap orang sesuai dengan kontribusinya kepada masyarakat
• Kepada setiap orang sesuai dengan jasanya
• Berdasarkan prinsip-prinsip material terbentuklah beberapa teori keadilan distributif

POINT 4: JOHN RAWLS TENTANG KEADILAN DISTRIBUTIF

Menurut ‘John Rawls dilahirkan di Baltimore, Mayland , Amerika Serikat, tahun


1921’, keadilan distributif hanya muncul berkaitan dengan apa yang tergantung pada
kemauan manusia. Yang harus dibagi dengan adil dalam masyarakat hanyalah the social
primary goods, yaitu :

1. Kebebasan-kebebasan dasar : mengemukakan pendapat, kebebasan hati nurani, dasn


kebebasan berkumpul, integrasi pribadi dan kebebasan politik

2. Kebebasan bergerak dan kebebasan memilih profesi

3. Kuasa dan keuntungan yang berkaitan dengan jabatan-jabatan dan posisi-posisi penuh
tanggung jawab

4. Pendapatan dan milik

5. Dasar-dasar sosial dan harga diri

POINT 5: ROBERT NOZICK TENTANG KEADILAN DISTRIBUTIF

Teorinya tentang keadilan distributif disebutnya “entilement theory”. Menurutnya kita


memiliki sesuatu dengan adil, jika pemilikan itu berasal dari keputusan bebas yang
mempunyai landasan hak. Ada 3 kemungkinan yang mengeluarkan 3 prinsip, yaitu:

a) Prinsip Original Acquisition, Yang artinya kita memperoleh sesuatu untuk pertama
kali.
b) Prinsip Transfer, Yang artinya kita memiliki sesuatu karena diberikan oleh orang
lain.
c) Prinsip Rectification of Injustice, Yang artinya kita mendapat sesuatu kembali yang
sebelumnya dicuri dari kita.

Kesimpulan dari teori ‘Robert Nozick’ adalah Kesimpulan Nozick adalah bahwa keadilan
harus ditegakkan, jika diakui bakat-bakat dan sifat-sifat pribadi beserta segala
konsekuensinya (seperti hasil kerja) sebagai satu-satunya landasan hak. Ia juga berpendapat
bahwa prinsip dasar Immanuel Kant juga harus dipegang teguh. Tidak pernah menjadi adil
memerangi kemiskinan dengan memaksakan perubahan struktural dalam masyarakat.
Membantu orang miskin memang merupakan solidaritas tetapi kewajiban itu termasuk etika
pribadi dan haknya hanya boleh dijalankan dengan keputusan-keputusan bebas.

POINT 6: KEADILAN EKONOMIS

Keadilan memegang peranan penting dalam konteks ekonomi dan bisnis, karena
menyangkut barang yang diincar banyak orang untuk dimilki atau dipakai. Sejarawan ide
sosial dan politik yang berkebangsaan Kanada, C.B. MacPherson, berpendapat bahwa dalam
zaman modern keadilan ekonomis tidak banyak diperhatikan, sampai muncul lagi dengan
kuatnya sekitar pertengahan abad ke 19 dan berperang penting dalam demokrasi- demokrasi
parlementer sepangjang abad ke 20.

Masyarakat tidak mungkin dikatakan diatur dengan baik kalau tidak ditandai dengan
keadilan. Namun alangkah lebih baik keadilan harus berperan pada tahap sosial maupun
individual. Juga dalam konteks ekonomi dan bisnis. Keadilan ekonomis harus diwujudkan
dalam masyarakat, tetapi keadilan merupakan juga keutamaan yang harus dimiliki oleh
pelaku bisnis secara pribadi. Supaya dapat hidup dengan baik, disamping nilai-nilai
ekonomis, pebisnis pun harus memberi tempat juga kepada nilai-nilai moral yaitu yang
terpenting adalah keadilan.

Anda mungkin juga menyukai