Anda di halaman 1dari 2

Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral, mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda

atau orang. Menurut sebagian besar teori, keadilan memiliki tingkat kepentingan yang besar. Keadilan
adalah kelebihan (virtue) pertama dari institusi sosial, sebagaimana halnya kebenaran pada sistem
pemikiran. Tapi, menurut kebanyakan teori, keadilan belum lagi tercapai: "Kita tidak hidup di dunia yang
adil". Kebanyakan orang percaya bahwa ketidakadilan harus dilawan dan dihukum, dan banyak gerakan
sosial dan politis di seluruh dunia yang berjuang menegakkan keadilan. Tapi, banyaknya jumlah dan
variasi teori keadilan memberikan pemikiran bahwa tidak jelas apa yang dituntut dari keadilan dan
realita ketidakadilan. Di samping itu, pada penerapanya, keadilan sendiri harus sesuai proporsionalitas.
Sebagai contoh, akan tidak adil apabila tiga anak dengan tinggi yang berbeda diberikan satu kursi yang
sama. Dengan demikian, keadilan haruslah media yang meletakkan segala sesuatunya pada tempatnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata adil berarti tidak berat sebelah atau tidak memihak atau
sewenang-wenang. Selain itu menurut para akhli ada 5 pendapat

1. Thomas Aquinas, keadilan dibedakan menjadi 2 kelompok :

a) Keadilan Umum : keadilan menurut humum yang harus dilaksanakan demi kepentingan bersama.

b) Keadilan distribuktif : keadilan berdasarkan kesamaan atau proposionalitas.

2. Plato, keadilan diumpamakan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang bisa
mengendalikan diri dan perasaan dengan akalnya. Keadilan hanya ada didalam hukum dan perundang-
undanganyang dibuat oleh para ahli yang khusus memikirkan hal itu.

3. Aristoteles,keadilan adalah kelayakan dalam manusia, dibedakan menjadi 2 yaitu :

a. Keadila Distributif : pembagian menurut hak atau jasa individu. (berperan pada individu dan
masyarakat).

b. Keadilan kumulatif : pembagian berdasarkan suka rela maupun tidak. (berperan dalam hukum
perdata, perjanjian tukar-menukar).

4. Kong Hu Chu, keadilan terjadi apabila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila ibu sebagai ibu,
bil raja sebagai raja, masing-masing telah melaksanakan kewajibannya.

5. Notohamidjojo, keadila dibedakan menjadi 2 :

a) Keadilan kreatif : keadilan yang memberikan setiap orang kebebasan menciptakan sesuatu sesuai
dengan daya kreatifitasnya.

b) Keadilan protektif : keadilan yang memberikan

Sila Kelima dalam Dasar Negara RI mengandung makna setiap manusia Indonesia menyadari hak dan
kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Untuk
itu dikembangkan perbuatannya luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong
royong. Untuk itu diperlukan sikap adil terhadap sesama, menjaga kesinambungan antara hak dan
kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.

Nilai-nilai keadilan haruslah merupakan suatu dasar yang harus diwujudkan dalam hidup bersama
kenegaraan untuk mewujudkan tujuan negara yaitu mewujudkan kesejahteraan, mencerdaskan, dan
melindungi seluruh warganya dan wilayahnya. Demikian pula nilai-nilai keadilan tersebut sebagai dasar
dalam pergaulan antara negara sesama bangsa didunia dan prinsip ingin menciptakan ketertiban hidup
bersama dalam suatu pergaulan antar bangsa didunia dengan berdasarkan suatu prinsip kemerdekaan
bagi setiap bangsa, perdamaian abadi serta keadilan dalam hidup bersama (keadilan sosial).

Anda mungkin juga menyukai