PEMBAHASAN
Sila ke-5 berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” memiliki
lambang padi dan kapas. Dengan sila kelima ini, manusia menyadari hak dan
kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan
masyarakat Indonesia. Dalam hal ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang
mencerminkan jiwa dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang. Sedangkan sosial adalah tidak mementingkan diri
sendiri saja, tetapi mengutamakan kepentingan umum, tidak individualistik dan
egoistik, tetapi berbuat untuk kepentingan bersama. Menurut KBBI, keadilan adalah
sifat (perbuatan, perlakuan, dan sebagainya) yang adil sedangkan sosial adalah
berkenaan dengan masyarakat atau suka memperhatikan kepentingan umum.
Jadi, keadilan sosial adalah kerja sama untuk menghasilkan masyarakat yang
bersatu secara organis sehingga anggota masyarakat memiliki kesempatan yang sama
1
C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil, Modul Pancasila dan Kewarganegaraan, PT. Pradnya Paramita,
Jakarta, 2006, hlm. 26.
dan nyata untuk tumbuh dan belajar hidup pada kemampuan aslinya. Adapun
menurut Soekarno arti dari kata keadilan sosial itu ialah:
“keadilan sosial ialah suatu masyarakat atau sifat suatu masyarakat adil dan
makmur, berbahagia buat semua orang, tidak ada penghinaan, tidak penindasan, tidak
ada penghisapan…Semua bahagia, cukup sandang, cukup pangan, gemah ripahloh
jinawi, tata tentrem karta rahadja.”
Padi dan Kapas melambangkan sila ke lima, keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. Padi dan kapas digunakan karena merupakan kebutuhan dasar
setiap manusia, yakni pangan dan sandang sebagai syarat utama untuk mencapai
kemakmuran yang merupakan tujuan utama bagi sila kelima ini2
Dalam sila ke-5 terkandung nilai Keadilan yang didasari dan dijiwai oleh hakekat
keadilan manusia yaitu keadilan dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri,
manusia dengan Tuhannya, bangsa dan negaranya serta hubungan manusia dengan
masyarakat. Oleh karena itu manusia dikatakan pula sebagai makhluk
Monopluralisme3. Konsekuensinya nilai-nilai keadilan yang harus terwujud dalam
kehidupan bersama adalah meliputi:
1. Keadilan Distributif
2
Chy Rohmanah, “Arti Pancasila, lambang dan Isinya”, blogging, diakses dari blogging.co.id/arti-
pancasila, pada tanggal 29 November 2015 pukul 10.57.
3
Paham yang mengakui bahwa bangsa Indonesia terdiri dari berbagai unsur beraneka ragam, seperti
suku, adat dan budaya, agama, namun semuanya terikat menjadi satu-kesatuan. Contoh: gotong
royong.
Aristoteles4 berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang
sama diperlukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama diperlukan secara tidak
sama. Keadilan distributif sendiri yaitu suatu hubungan keadilan antara negara
terhadap warganya, dalam arti pihak negaralah yang wajib memenuhi keadilan
dalam bentuk keadilan membagi, dalam bentuk kesejahteraan, bantuan, subsidi
serta kesempatan dalam hidup bersama yang didasarkan atas hak dan kewajiban.
Keadilan distributif adalah keadilan yang memberikan hak atau jatah kepada
setiap orang menurut jasa-jasa yang telah diberikan (pembagian menurut haknya
masing-masing). Contoh: Seorang pemimpin perusahaan memberikan gaji lebih
banyak kepada karyawan yang rajin bekerja dan memiliki profesionalitas yang
tinggi5.
Yaitu suatu hubungan keadilan antara warga negara terhadap negara dan dalam
masalah ini pihak wargalah yang wajib memenuhi keadilan dalam bentuk
mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam negara.
Yaitu suatu hubungan keadilan antara warga satu dengan yang lainnya secara
timbal balik. Keadaan ini bertujuan untuk memelihara ketertiban masyarakat dan
kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan ini merupakan asas
pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung
ekstrem menjadikan ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan
pertalian dalam masyarakat6.
6
Syamsul Hadi, “Pengertian dan Contoh Keadilan Lengkap”, Mari Belajar Bk, diakses dari
www.maribelajarbk.web.id/2015/05/pengertian-dan-contoh-keadilan-lengkap.html, pada tanggal 29
November 2015 pukul 12.14.
Yaitu manusia Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk
menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam hal ini
dikembangkan perbuatannya yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan gtong royong. Untuk itu dikembangkan sikap adil sesama,
menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak
orang lain.
Untuk itu perlu usaha yang sungguh-sungguh dan terus menerus serta terpadu
demi terlaksananya penghayatan dan pengamalan Pancasila. Usaha-usaha tersebut
adalah:
7
Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR Periode 2009-2014, Empat Pilar Kehidupan Berbangsa
dan Bernegara, Sekretariat Jenderal MPR RI, Jakarta, 2012, hlm. 85-86.
Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata
dan berkeadilan sosial8.
8
Sapto Pandugo, “Arti dan Mkana Sila Kelima Pancasila”, tricklik, diakses dari
tricklik.blogspot.co.id/2013/12/arti-dan-makna-sila-kelima-pancasila.html, pada tanggal 29
November 2015 pukul 12:38.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan