Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PEMBAHASAN

A. Makna dan Arti Pancasila Sila Ke-5

Sila ke-5 berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” memiliki
lambang padi dan kapas. Dengan sila kelima ini, manusia menyadari hak dan
kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan
masyarakat Indonesia. Dalam hal ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang
mencerminkan jiwa dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.

Untuk itu dikembangkanlah sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan


antara hak dan kewajiban, serta menghormati hak-hak orang lain. Sikap kita
berkenaan dengan penggunaan hak milik. Demikian pula perlu dipupuk sikap suka
memberikan pertolongan kepada orang yang memerlukan agar dapat berdiri sendiri.
Dengan sikap yang demikian ia tidak menggunakan hak miliknya untuk usaha-usaha
yang bersifat pemerasan terhadap orang lain, juga tidak untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan hidup begaya mewah serta perbuatan-perbuatan lain yang
bertentangan dengan atau mengikuti kepentingan umum1.

Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang. Sedangkan sosial adalah tidak mementingkan diri
sendiri saja, tetapi mengutamakan kepentingan umum, tidak individualistik dan
egoistik, tetapi berbuat untuk kepentingan bersama. Menurut KBBI, keadilan adalah
sifat (perbuatan, perlakuan, dan sebagainya) yang adil sedangkan sosial adalah
berkenaan dengan masyarakat atau suka memperhatikan kepentingan umum.

Jadi, keadilan sosial adalah kerja sama untuk menghasilkan masyarakat yang
bersatu secara organis sehingga anggota masyarakat memiliki kesempatan yang sama
1
C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil, Modul Pancasila dan Kewarganegaraan, PT. Pradnya Paramita,
Jakarta, 2006, hlm. 26.
dan nyata untuk tumbuh dan belajar hidup pada kemampuan aslinya. Adapun
menurut Soekarno arti dari kata keadilan sosial itu ialah:

“keadilan sosial ialah suatu masyarakat atau sifat suatu masyarakat adil dan
makmur, berbahagia buat semua orang, tidak ada penghinaan, tidak penindasan, tidak
ada penghisapan…Semua bahagia, cukup sandang, cukup pangan, gemah ripahloh
jinawi, tata tentrem karta rahadja.”

B. Arti Lambang Pancasila Sila Ke-5

Padi dan Kapas melambangkan sila ke lima, keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. Padi dan kapas digunakan karena merupakan kebutuhan dasar
setiap manusia, yakni pangan dan sandang sebagai syarat utama untuk mencapai
kemakmuran yang merupakan tujuan utama bagi sila kelima ini2

C. Nilai Yang Terkandung Pada Sila Ke Lima

Dalam sila ke-5 terkandung nilai Keadilan yang didasari dan dijiwai oleh hakekat
keadilan manusia yaitu keadilan dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri,
manusia dengan Tuhannya, bangsa dan negaranya serta hubungan manusia dengan
masyarakat. Oleh karena itu manusia dikatakan pula sebagai makhluk
Monopluralisme3. Konsekuensinya nilai-nilai keadilan yang harus terwujud dalam
kehidupan bersama adalah meliputi:

1. Keadilan Distributif

2
Chy Rohmanah, “Arti Pancasila, lambang dan Isinya”, blogging, diakses dari blogging.co.id/arti-
pancasila, pada tanggal 29 November 2015 pukul 10.57.
3
Paham yang mengakui bahwa bangsa Indonesia terdiri dari berbagai unsur beraneka ragam, seperti
suku, adat dan budaya, agama, namun semuanya terikat menjadi satu-kesatuan. Contoh: gotong
royong.
Aristoteles4 berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang
sama diperlukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama diperlukan secara tidak
sama. Keadilan distributif sendiri yaitu suatu hubungan keadilan antara negara
terhadap warganya, dalam arti pihak negaralah yang wajib memenuhi keadilan
dalam bentuk keadilan membagi, dalam bentuk kesejahteraan, bantuan, subsidi
serta kesempatan dalam hidup bersama yang didasarkan atas hak dan kewajiban.

Keadilan distributif adalah keadilan yang memberikan hak atau jatah kepada
setiap orang menurut jasa-jasa yang telah diberikan (pembagian menurut haknya
masing-masing). Contoh: Seorang pemimpin perusahaan memberikan gaji lebih
banyak kepada karyawan yang rajin bekerja dan memiliki profesionalitas yang
tinggi5.

2. Keadilan Legal (Keadilan Bertaat)

Yaitu suatu hubungan keadilan antara warga negara terhadap negara dan dalam
masalah ini pihak wargalah yang wajib memenuhi keadilan dalam bentuk
mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam negara.

Keadilan legal adalah keadilan menurut undang-undang dimana objeknya


adalah masyarakat yang dilindungi UU untuk kebaikan bersama atau banum
commune. Contoh: Semua pengendara wajib menaati rambu-rambu lalu lintas.

Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan subtansi rohani


umum dari masyarakat yang membuat dan menjadi kesatuannya. Dalam
masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan menurut sifat dasar
yang paling cocok baginya. Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan
untuk yang lainnya disebut keadilan legal.
4
Terdapat 3 orang filsuf yang sangat terkenal mengenai teori keadilan, yaitu Aristoteles, Plato dan
Thomas Hobbes.
5
Afif Anisatul.L., “Macam-macam Keadilan Beserta Contohnya”, viffanisa, diakses dari
https://viffanisa.wordpress.com/2012/12/02/macam-macam-keadilan-beserta-contohnya/, pada
tanggal 29 November 2015 pukul12.18.
3.Keadilan Komulatif

Yaitu suatu hubungan keadilan antara warga satu dengan yang lainnya secara
timbal balik. Keadaan ini bertujuan untuk memelihara ketertiban masyarakat dan
kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan ini merupakan asas
pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung
ekstrem menjadikan ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan
pertalian dalam masyarakat6.

Keadilan komulatif adalah keadilan yang memberikan kepada masing-masing


orang terhadap apa yang menjadi bagiannya dengan berdasarkan hak seseorang
pada suatu objek tertentu. Contoh: Iwan membeli tas Andri yang harganya Rp.
100.000 maka Iwan membayar Rp. 100.000 kepada Andri seperti yang telah
mereka sepakati.

Nilai-nlai keadilan tersebut haruslah merupakan suatu dasar yang diwujudkan


dalam hidup bersama kenegaraan untuk mewujudkan tujuan negara yaitu
mewujudkan kesejahteraan seluruh warganya, melindungi seluruh warga dan
wilayahnya serta mencerdaskan seluruh warganya.

Demikian pula nilai-nilai keadilan tersebut sebagai dasar dalam pergaulan


antara negara sesama bangsa di dunia dan prinsip ingin menciptakan ketertiban
hidup bersama dalam satu pergaulan antar bangsa di dunia berdasarkan suatu
prinsip kemerdekaan bagi setiap bangsa, perdamaian abadi serta keadilan dalam
hidup bersama (keadilan bersama).

D. Kekurangan dan Kelebihan Sila Ke-5

a) Kelebihan sila ke-5

6
Syamsul Hadi, “Pengertian dan Contoh Keadilan Lengkap”, Mari Belajar Bk, diakses dari
www.maribelajarbk.web.id/2015/05/pengertian-dan-contoh-keadilan-lengkap.html, pada tanggal 29
November 2015 pukul 12.14.
Yaitu manusia Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk
menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam hal ini
dikembangkan perbuatannya yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan gtong royong. Untuk itu dikembangkan sikap adil sesama,
menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak
orang lain.

b) Kekurangan sila ke-5


Sila ke-5 berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Keadilan
sosial berarti keadaan yang seimbang dalam suatu masyarakat. Namun ternyata
dalam kenyataannya sila ke-5 masih memiliki banyak kekurangan. Perwujudan
suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia setelah 70 tahun merdeka
masih belum maksimal dan merupakan sila yang diabaikan oleh penyelenggara
Negara Kesatuan Republik Indonesia dari saat kemerdekaan 17 Agustus 1945
sampai dengan saat ini.
Ini ditandai dengan saat ini adanya kurang lebih 100 juta rakyat indonesia
(menurut data Bank Dunia) berada dibawah garis kemiskinan atau kurang lebih
40% dari bangsa Indonesia. Dilihat dari strata sosial bangsaIndonesia setelah
kemerdekaan tidak mengalami perubahan, starata tersebut antara lain:
1) Strata Sosial Utama
Diduduki oleh kaum pemodal yang dengan kebijakan ekonomi liberal,
dimulai masa orede baru sampai dengan saat ini, telah berhasil
mengumpulkan kekayaan yang luar biasa dan mengendalikan perekonomian
Indonesia yang sebetulnya sebagai penjajah model baru melalui dominasi
modal dan ekonomi. Indonesia yang berada di strata ini mayoritas adalah
keturunan Cina yang berada di Indonesia. Sangat sedikit para pemodal bangsa
Indonesia asli yang punya kedekaran dengan para pengambil keputusan dan
para penyelenggara negara.
2) Strata Sosial Kedua
Kalangan birokrat penyelenggara negara yang dengan penyakit KKN yang
akut dari masa orde baru sampai dengan saat ini.
3) Strata Sosial Ketiga
Para pekerja profesional.
4) Strata Sosial Keempat
Tetap tidak beranjak dari masa penjajahan Belanda dulu yang menikmati
paling sedikit kesejahteraan di alam kemerdekaan ini adalah: petani, buruh,
pekerja rendahan, nelayan. Akibat daya dukung kehidupan makin menurun di
pedesaan dan terpaksa melarikan diri ke kota tanpa modal pendidikan dan
keahlian apa-apa.

 Masalah atau kekurangan dalam bidang perekonomian dan kesejahteraan sosial


yang tidak merata berdasarkan pasal-pasal yang ditercantum dalam UUD 1945
adalah sebagai berikut:
a. Pasal 33 UUD 1945, tentang kesejahteraan sosial, dimana di ayat 3 disebutkan
bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai
oleh negara dan digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Berarti seharusnya rakyat Indonesia dapat menggunakan air secara gratis dan
merata tapi kenyataannya rakyat diharuskan membayar air dan terjadi
ketidakmerataan sehingga terjadi kekeringan dan kekurangan air di daerah-
daerah terpencil, seperti NTB. Mereka harus membuat sumber air sendiri
hingga hal tersebut dijadikan sebagai iklan salah satu perusahaan air minum.
Selain itu kelangkaan juga terjadi terhadap sumber minyak dan bahan bakar
(bensin) padahal Indonesia kaya akan segala macam kekayaan alam. Tetapi
realitanya bangsa Indonesia harus antri dan membayar mahal untuk
mendapatkan kebutuhan tersebut.
b. Pada pasal 31 UUD 1945 tentang Pendidikan, juga belum terlaksana dengan
baik. Biaya sekolah setiap tahun semakin meningkat, beasiswa juga disalurkan
tidak merata bahkan terkadang salah sasaran, dan pendidikan pun mengenal
kata diskriminasi karena penduduk kota saja yang dapat merasakan
pendidikan dengan baik sedangkan daerah-daerah tertentu yang sulit
dijangkau oleh manusia apalagi teknologi tidak dapat, merasakan pendidkan
itu dengan baik7.

E. Usaha-Usaha untuk Melaksanakan Penghayatan dan Pengamalan Pancasila

Untuk itu perlu usaha yang sungguh-sungguh dan terus menerus serta terpadu
demi terlaksananya penghayatan dan pengamalan Pancasila. Usaha-usaha tersebut
adalah:

 Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan


suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
 Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
 Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
 Menghormati hak orang lain.
 Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain.
 Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan
gaya hidup mewah
 Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum.
 Suka bekerja keras
 Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.

7
Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR Periode 2009-2014, Empat Pilar Kehidupan Berbangsa
dan Bernegara, Sekretariat Jenderal MPR RI, Jakarta, 2012, hlm. 85-86.
 Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata
dan berkeadilan sosial8.

8
Sapto Pandugo, “Arti dan Mkana Sila Kelima Pancasila”, tricklik, diakses dari
tricklik.blogspot.co.id/2013/12/arti-dan-makna-sila-kelima-pancasila.html, pada tanggal 29
November 2015 pukul 12:38.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pancasila merupakan dasar falsafah Negara RepublikIndonesia secara resmi


tercantum di dalam alenia ke-empat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yang
ditetapkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Nilai-nilai keadilan atau nilai yang
tertuang dalam sila ke-5 mempunyai konsekuensi nilai-nilai keadilan yang harus
terwujud dalam kehidupan bersama antara lain keadilan distributif, keadilan legal,
keadilan komulatif. Selain itu Pancasila mempunyai beberapa kelebihan dan
kelemahan. Kelebihan-kelebihan tersebut terletak pada tujuan utama sila ke-5,
sedangkan kelemahannya terletak pada pelaksanaan yang belum maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai