Anda di halaman 1dari 6

Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan

Kode Mata Kuliah : MJU.01-04


Bobot SKS : 2 SKS
Dosen pengampu : Ahmad Bahriyanto, M.Pd
Nama Mahasiswa : nur indah
Nim : 1911011056

UJIAN AKHIR SEMESTER PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2020/2021

Jawablah pertanyaan berikut!

1. Pancasila sebagai nilai dasar pendidikan kewarganegaraan dalam sila ke 5 yaitu, keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Menekankan 3 keadilan Aristoteles. Sebut dan
jelaskan!
2. Sejak masa kemerdekaan Indonesia hingga saat ini terdapat tiga model Demokrasi.
Jelaskan ketiga model demokrasi yang dimaksud?
3. Setiap warga Negara memiliki hak dan kewajiban warga Negara. Jelaskan yang dimaksud
dengan:
A. Kemammpuan awal bela Negara
B. Bela Negara secara non-fisik
C. Bela Negara secara fisik
4. Apa yang dimaksud dengan konstitusi? Sebutkan jenis-jenisnya!
5. Mengapa pendidikan pancasila dan pendidikan kewarganegaraan sangat penting
diberikan kepada mahasiswa di perguruan tinggi?

Terima Kasih
Selamat Mengerjakan Semoga Sukses!!!
JAWABAN
1.1. Keadilan Komutatif

Hubungan pribadi dengan pribadi. Dalam hubungan ini harus ada perlakuan sifat adil
antara sesama warga masyarakat, antara pribadi dengan pribadi. Keadilan yang berlaku
dalam hal ini. Suatu hubungan keadilan antara warga satu dengan yang lainnya secara
timbal balik.

Keadilan ini bertujuan untuk memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan


umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan ini merupakan asan pertalian dan ketertiban
dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrem menjadikan ketidak
adilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.

Nilai-nilai keadilan tersebut haruslah merupakan suatu dasar yang harus diwujudkan
dalam hidup bersama kenegaraan untuk mewujudkan tujuan negara yaitu mewujudkan
kesejahteraan seluruh warganya serta melindungi seluruh warganya dan wilayahnya,
mencerdaskan seluruh warganya.

Demikian pula nilai-nilai keadilan tersebut sebagai dasar dalam pergaulan antara
negara sesama bangsa di dunia dan prinsip ingin menciptakan ketertiban hidup bersama
dalam suatu pergaulan antar bangsa di dunia dengan berdasarkan suatu prinsip
kemerdekaan bagi setiap bangsa, perdamaian abadi serta keadilan dalam hidup bersama
(keadilan bersama).

2. Keadilan Distributif

Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama
diperlukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama diperlukan tidak sama.

3. Keadilan Legalis

Hubungan pribadi dengan masyarakat. Dalam hubungan ini harus ada perlakuan sifat
adil dari pribadi terhadap masyarakat keseluruhan.
Dalam masyarakat, pelaksanaan tiga macam keadilan ini ada dua musuh besar, yang
keduanya itu merupakan penonjolan dari penjelmaan salah satu sifat kodrat manusia, yaitu
sifat individu dan sifat sosial, yang mewujudkan individualism dan liberalism, yaitu:

1. Individualisme mutlak

Dalam aliran individualisme mutlak ini, masyarakat tidak diakui sebagai


perserikatan sosial yang mempunyai realita sendiri dan tata sosial sendiri. Masyarakat
dianggap sebagai kumpulan individu-individu yang banyak tanpa ada pertalian
kepentingan bersama, setiap individu hanya mengutamakan kepentingannya sendiri
sehingga kepentingan umum tidak diperhatikan.

2. Kolektivisme mutlak

Dalam aliran kolektivisme mutlak ini, masyarakat ditempatkan sebagai


keseluruhan manusia, yang hanya memperhatikan kepentingan umum, tidak ada
pengakuan kepentingan individu, semua adalah milik umum.

Kedua aliran ini selalu berlawanan, yang kedua-duanya berdasarkan atas salah satu
sifat kodrat manusia. Di dalam negara yang berdasarkan Pancasila, sifat individu dan
sifat sosial selalu diseimbangkan secara harmonis, yang berarti berdasarkan atas sifat
kodrat manusia monodualis, dan negaranya disebut negara berfaham monodualisme.

Dalam bentuk negara ini ketiga macam keadilan itu betul-betul terlaksana dalam
masyarakat. Adapun keadilan yang dapat menghimpun tiga macam keadilan itu berlaku
di dalamnya disebut keadilan sosial.

2. 1. Demokrasi Parlementer (1945-1959)

Demokrasi parlementer yang menonjolkan peranan parlementer serta partai-partai.


Akibatnya, persatuan yang digalang selama perjuangan melawan musuh bersama menjadi
kendor dan tidak dapat dibina menjadi kekuatan konstruktif sesudah kemerdekaan.
Sistem parlementer ini mulai berlaku sebulan sesudah kemerdekaan diproklamirkan dan
kemudian diperkuat dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan 1950. Banyak para ahli
menilai bahwa demokrasi parlementer kurang cocok untuk Indonesia. Karena lemahnya
benih-benih demokrasi sistem parlementer memberi peluang untuk dominasi partai-partai
politik dan Dewan Perwakilan Rakyat.

2. Demokrasi Terpimpin (1959-1965)

Demokrasi terpimpin. Demokrasi terpimpin ini telah menyimpang dari demokrasi


konstitusional dan lebih menampilkan beberapa aspek dari demokrasi rakyat. Masa ini
kuat ditandai dengan dominasi presiden, terbatasnya peran partai politik, perkembangan
pengaruh komunis dan peran ABRI sebagai unsur sosial-politik semakin meluas.

UUD 1945 membuka kesempatan bagi seorang presiden untuk bertahan selama sekurang-
kurangnya lima tahun. Namun ketetapan MPRS No. III/1963 yang mengangkat Ir.
Soekarno sebagai presiden seumur hidup telah membatalkan pembatasan waktu lima
tahun ini yang ditentukan oleh Undang-Undang Dasa

3. Demokrasi Pancasila

Era Orde Baru (1966-1998)


Demokrasi pancasila merupakan demokrasi konstitusional yang menonjolkan sistem
presidensial. Landasan formal periode ini adalah pancasila, UUD 1945, dan Tap
MPRS/MPR dalam rangka meluruskan penyelewengan terhadap UUD 1945 yang terjadi
pada masa demokrasi terpimpin. Namun, dalam perkembangannya peran presiden justru
semakin dominan terhadap lembaga-lembaga Negara yang lain.
Melihat praktik demokrasi pada masa ini, nama pancasila hanya digunakan sebagai
legitimasi politik penguasa pada saat itu. Sebab kenyataannya yang dilaksanakan tidak
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Era Reformasi (1999-Sekarang)


Setelah Orde Baru berakhir, Indonesia mulai memasuki era Reformasi di mana
pemerintah Habibie mulai menjalankan demokrasi dengan menyuburkan kembali alam
demokrasi di Indonesia dengan jalan kebebasan pers dan kebebasan berbicara. Keduanya
dapat berfungsi sebagai check and balances serta memberikan kritik supaya kekuasaan
yang dijalankan tidak menyeleweng terlalu jauh. Dalam perkembangannya demokrasi di
Indonesia setelah rezim Habibie diteruskan oleh presiden Abdurahman Wahid sampai
dengan Pemerintahan Joko Widodo.

3. A. Kemampuan Awal Bela Negara


Merupakan suatu usaha pertama atau dasar yang dilakukan untuk membela
Negara dari berbagai ancaman.

B. Bela Negara Non-Fisik

Merupakan suatu usaha pembelaan Negara yang dilakukan secara akal


sehat.Contohnya demokrasi dan musyawarah.

C. Bela Negara Secara Fisik.

Merupakan usaha terakhir jika usaha bela negara yang dilakukan secara non-fisik
tidak berhasil. Contohnya, pembelaan negara dengan aksi militer

4. Konstitusi, didalam ketatanegaraan Republik Indonesia Konstitusi diartikan dengan


Undang-Undang Dasar. UUD dapat diartikan sebagai peraturan dasar dan yang membuat
ketentuan-ketentuan pokok dan menjadi satu sumber perundang-undangan. Konstitusi
adalah keseluruhan peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara
mengikat cara suatu pemerintah diselenggarakan dalam suatu masyarakat negara. Jenis dari
Konstitusi ada 2, yaitu : Tertulis (Documentary Constitution/Written Constitution), Tidak
Tertulis/Konvensi (Non-Documentary Constitution).

5. Menurut saya, mata kuliah Pendidikan pancasila memiliki peran penting dan berguna
untuk mahasiswa di Perguruan Tinggi. Pendidikan Pancasila atau Kewarganegaraan haruslah
kita pelajari dan di gunakan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kita dapat mengetahui
dan mengerti tentang hak dan kewajiban sebagai warga Negara Indonesia. Bersama
pendidikan agama dan Kewarganegaraan, pendidikan Pancasila berperan penting dalam
pembentukan moral, adab, prilaku dan kepribadian yang sehat dan berjiwa Nasionalisme.

Pancasila adalah sebagai sumber nilai dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara bagi bangsa Indonesia. Sebab itu seluruh tatanan kehidupan masyarakat dan
bangsa Indonesia menggunakan Pancasila sebagai dasar moral atau norma dan segabagai
tolak ukur baik buruk dan benar salahnya sikap, perubahan dan tingkah laku sebagai bangsa
Indonesia.

Contoh-contoh pentingnya Mata Kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


saat di Perguruan Tinggi:

1. Melalui pendidikan Pancasila, mahasiswa diharapkan mempu memahami, menganalisis,


dan mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

2. Melalui pendidikan Pancasila, mahasiswa dapat berpartisipasi dalam upaya mencegah


dan menghentikan berbagai tindak kekerasan dengan cara cerdas dan damai.

2. Melalui pendidikan Pancasila, mahasiswa dapat berpartisipasi dalam upaya mencegah


dan menghentikan berbagai tindak kekerasan dengan cara cerdas dan damai.

3. Melalui pendidikan Pancasila, mahasiswa menjadi warga negara yang memiliki


pandangan yang benar terhadap nilai-nilai demokrasi dan HAM.

4. Melalui pendidikan Pancasila, mahasiswa berpikir kritis dan objektif terhadap persoalan
kenegaraan, HAM, dan demokrasi.

Pendidikan Pancasila adalah suatu usaha sadar, yang terencana dan terarah, melalui
pendidikan formal, untuk mentranformasikan nilai-nilai yang terkandung ddalam Pancasila
pada mahasiswa. Mahasiswa diharapkan dapat mencerna nilai-nilai Pancasila melalui
akalnya, dan menumbuhkan rasionalitas sesuai dengan kemampuan sehingga mereka
mencapai perkembangan penalaran moral seoptimal mungkin yang dijiwai Pancasila.

Salah satu hal penting dalam pembelajaran yaitu memahami materi pembelajaran.
Pemahaman merupakan sebuah proses yang berlangsung terus dalam kehidupan. Materi
merupakan unsur kunci sebuah pembelajaran dan materi ini ingin dibagikan kepada
mahasiswa. Agar meteri yang baik itu bisa sampai ke mahasiswa maka metode menjadi
salah satu hal penting yang harus diperhatikan.

Anda mungkin juga menyukai