Disusun Oleh :
Kelompok II
Fakultas Keperawatan
Manado
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmatNya kami sekelompok, boleh menyelesaikan tugas makalah tentang
‘Gangguan Konsep Diri’. Adapun maksud dari pembuatan makalah ini sebagai
perkuliahan mata kuliah ‘Keperawatan Jiwa’.
Terima kasih juga di sampaikan kepada teman- teman yang telah terlibat
dalam pembuatan makalah ini, yang sudah meluangkan waktu dalam pembuatan
makalah ini. Dalam penulisannya kami sudah berusaha agar apa yang kami tulis dapat
dimengerti oleh pembaca. Semoga dengan makalah ini juga dapat menambah
wawasan atau pengetahuan kita baik sebagai penulis maupun pembaca.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan aktualisasi
orang tersebut. Manusia sebagai organisme yang memiliki dorongan untuk
berkembang yang pada akhirnya menyebabkan ia sadar akan keberadaan dirinya.
Perkembangan yang berlangsung tersebut kemudian membantu pembentukan konsep
diri individu yang bersangkutan. Perasaan individu bahwa ia tidak mempunyai
kemampuan yang ia miliki. Padahal segala keberhasilan banyak bergantung kepada
cara individu memandang kualitas kemampuan yang dimiliki. Pandangan dan sikap
negatif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan individu
memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang sulit untuk diselesaikan, maka dari
itu sangatlah penting untuk seorang perawat memahami konsep diri. Memahami diri
sendiri terlebih dahulu baru bisa memahami klien.
1.4 Manfaat
PEMBAHASAN
d. Menurut Burns (1982), konsep diri adalah hubungan antara sikap dan keyakinan
tentang diri kita sendiri. Sedangkan Pemily (dalam Atwater, 1984), mendefisikan
konsep diri sebagai sistem yang dinamis dan kompleks diri keyakinan yang dimiliki
seseorang tentang dirinya, termasuk sikap, perasaan, persepsi, nilai-nilai dan tingkah
laku yang unik dari individu tersebut.
f. Stuart dan Sudeen (1998), konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan
dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu
dalam berhubungan dengan orang lain.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah cara seseorang untuk
melihat dirinya secara utuh dengan semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian
yang diketahui individu dalam berhubungan dengan orang lain. Konsep diri tidak
terbentuk waktu lahir, tetapi dipelajari sebagai hasil pengalaman yang unik seseorang
dalam dirinya sendiri, dengan orang terdekat, dan dengan realitas dunia.
2.2 Komponen Konsep Diri terdiri dari 5 menurut (Stuart dan Sundeen,
1991):
2.2.1 Citra tubuh :sikap, persepsi, keyakinan dan pengetahuan individu secara
sadar atau tidak sadar terhadap tubuhnya yaitu ukuran, bentuk, struktur, fungsi,
keterbatasan, makna dan obyek yang kontak secara terus menerus ( anting, make up,
kontak lensa, pakaian, kursi roda) dengan tubuh. Pandangan ini terus berubah oleh
pengalaman dan persepsi baru. Gambaran tubuh yang diterima secara realistis akan
meningkatkan keyakinan diri sehingga dapat mantap dalam menjalani kehidupan.
b. Tanda Dan Gejala. Pada klien yang dirawat dirumah sakit umum, perubahan
citra tubuh sangat mungkin terjadi.Stressor pada tiap perubahan adalah :
6. Makna dan obyek yang sering kontak : penampilan dan dandan berubah,
pemasangan alat pada tubuh klien ( infus, fraksi, respitor, suntik, pemeriksaan tanda
vital, dll)
2.2.2 Ideal diri : persepsi individual tentang bagaimana dia harus berperilaku
berdasarkan standart, tujuan, keinginan atau nilai pribadi tertentu. Sering disebut
bahwa ideal diri sama dengan cita-cita, keinginan, harapan tentang diri sendiri. Ideal
diri diperlukan oleh individu untuk memacu pada tingkat yang lebih tinggi.
a. Gangguan ideal diri adalah ideal diri yang terlalu tinggi, sukar dicapai dan
tidak realistis. Ideal diri yang samar dan tidak jelas dan cenderung menuntut. Pada
klien yang dirawat dirumah sakit karena sakit fisik maka ideal dirinya dapat
terganggu. Atau ideal diri klien terhadap hasil pengobatan yang terlalu tinggi dan
sukar dicapai.
2.2.3 Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Pencapaian ideal
diri/cita-cita/harapan langsung menghasilkan perasaan berharga. Harga diri yang
tinggi berakar dari penerimaan diri sendiri tanpa syarat, sebagai individu yang berarti
dan penting, walaupun salah, gagal atau kalah. Harga diri diperoleh dari penghargaan
diri sendiri dan orang lain. Faktor yang mempengaruhi harga diri tinggi adakah
perasaan diterima, dicintai, dihormati serta frekwensi kesuksesan.
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap
penyakit. Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi botak setelah mendapat terapi
sinar pada kanker.
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi jika saya
segera ke rumah sakit, menyalahkan/ mengejek dan mengkritik diri sendiri
3. Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya orang
bodoh dan tidak tahu apa-apa.
4. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri, klien tidak ingin bertemu
dengan orang lain, lebih suka sendiri.
2.2.4 Performa peran: serangkaian pola yang diharapkan oleh lingkungan sosial
berhubungna dengan fungsi individu diberbagai kelompok sosial. Peran yang
ditetapkan adalah peran yang dijalani dan seorang tidak mempunyai pilihan. Peran
yang diambil adalah peran yang terpilih oleh induvidu.
a. Gangguan penampilan peran adalah berubah atau terhenti fungsi peran yang
disebabkan oleh penyakit, proses menua, putus sekolah, putus hubungan kerja. Pada
klien yang sedang dirawat di rumah sakit otomatis peran sosial klien berubah menjadi
peran sakit. Peran klien yang berubah adalah :
2. Ketidakpuasan peran
3. Ketergantungan
2.3.1 Individu dengan kepribadian yang sehat akan mengalami hal – hal berikut ini :
3.1 Konsep diri positif apabila individu mempunyai pengalaman yang positif
dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal –hal positif maupun yang negative dari
dirinya
3.2 Harga diri rendah adalah ; individu cenderung untuk menilai dirinya
negative dan merasa lebih rendah dari orang lain
2.6.1 Burns (1993) menyebutkan bahwa secara garis besar ada lima faktor yang
mempengaruhi perkembangan konsep diri, yaitu :
a. fisik,
b. pakaian,
d. intelegensi,
e. tingkat aspirasi,
f. emosi,
g. budaya,
2.7.1 Potensi yang dimiliki seseorang bisa berkembang atau tidak, itu tergantung
pada pribadi yang bersangkutan dan lingkungan dia berada. Beberapa hambatan yang
sering terjadi dalam pengembangan potensi diri adalah sebagai berikut:
b. Hambatan yang berasal dari individu sendiri; Penghambat yang cukup besar
adalah pada diri sendiri,misalnya sikap berprasangka, tidak memiliki tujuan yang
jelas, keengganan mengenal diri sendiri, ketidak mampuan mengatur diri, pribadi
yang kerdil, kemampuan yang tidak memadai untuk memecahkan masalah,
kreativitas rendah, wibawa rendah, kemampuan pemahaman manajerial lemah,
kemampuan latih rendah dan kemampuan membina tim yang rendah.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
Pengumpulan data yang dilakukan oleh perawat meliputi perilaku yang objektif dan
dapat diamati serta perasaan subjektif dan dunia dalam diri pasien sendiri. Perilaku
yang berhubungan dengan harga diri rendah, kerancuan identitas, dan depersonalisasi
2. Penurunan produktivitas
7. Rasa bersalah
20. Khawatir
4. Perasaan hampa
6. Kerancuan gender
9. Kehilangan keautentikan
10. Masalah intimasi
a. Afektif :
b. Perseptual
c. Kognitif
1. Bingung
2. Disorientasi waktu
3. Gangguan berfikir
5. Gangguan penilaian
a. Faktor yang mempengaruhi harga diri, termasuk penolakan orang tua, harapan
orang tua yang tidak realistic, kegagalan yang berulang, kurang mempunyai tanggung
jawab personal, ketergantungan pada orang lain, dan ideal diri yang tidak realistis.
b. Faktor yang mempengaruhi penampilan peran, yaitu peran yang sesuai dengan
jenis kelamin, peran dalam pekerjaan dan harapan peran budaya.
c. Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi, yaitu orang tua yang tidak
percaya pada anak, tekanan teman sebaya dan kultur social yang berubah.
b. Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dan
individu mengalaminya sebagai frustasi . Ada 3 jenis transisi peran :
3.1.6 Penilaian Stresor. Apa pun masalah dalam konsep diri dicetuskan oleh
stresor psikologis, sosiologis, atau fisiologis, elemen yang penting dalam persepsi
pasien tentang ancaman.
f. Bakat tertentu
g. Kecerdasan
i. Hubungan interpersonal
4. Aktivitas yang merupakan upaya jangka pendek untuk membuat identitas diluar
dari hidup yang tidak bermakna saat ini ( misalnya penyalahgunaan obat)
2. Identitas negatif: Asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan harapan
yang diterima masyarakat
d. Proyeksi adalah kelemahan dan kekurangan dalam diri sendiri dilontarkan pada
orang lain.
1. Resiko isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
3.6.1.1 Resiko isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
a.Tingkatkan kegiatan
yang sesuai dengan
toleransi kondisi klien
b.Beri contoh
pelaksanaan kegiatan
yang boleh klien
lakukan
5.Beri kesempatan
pada klien untuk
mencoba kegiatan
yang telah
direncanakan
b.Diskusikan
kemungkinan
pelaksanaan di rumah
a.Bantu keluarga
dalam memberi
dukungan pada klien
b.Bantu keluarga
menyiapkan
lingkungan rumah
3.6.1.2 Gangguan konsep diri: harga diri rendah berhubungan dengan gangguan citra
tubuh
Pengobatan;
3.5 Evaluasi
Evaluasi terhadap masalah konsep diri secara umum dapat dinilai dari kemampuan
untuk menerima diri, menghargai diri, melakukan peran yang sesuai, dan mampu
menunjukkan identitas diri.
BAB 3
KESIMPULAN / SARAN
3.1 Kesimpulan
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui
individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan
orang lain. Citra tubuh adalah sikap, persepsi, keyakinan dan pengetahuan individu
secara sadar atau tidak sadar terhadap tubuhnya yaitu ukuran, bentuk, struktur, fungsi,
keterbatasan, makna dan obyek yang kontak secara terus menerus ( anting, make up,
kontak lensa, pakaian, kursi roda) dengan tubuh. Ideal diri adalah persepsi individual
tentang bagaimana dia harus berperilaku berdasarkan standart, tujuan, keinginan atau
nilai pribadi tertentu. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri
dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Peran adalah
seperangkat perilaku yang diharapkan secara sosial yang berhubungan dengan fungsi
individu pada berbagai kelompok sosial. Identitas diri pengorganisasian prinsip dari
kepribadian yang bertanggung jawab terhadap kesatuan, berkesinambungan,
konsistensi dan keunikan individu.
3.2 Saran
Kita harus mengerti, tahu dan memahami apa itu ”Gangguan Konsep Diri”. Agar
tindakan serta penanganan terhadap masalah ini dapat tercapai sesuai dengan
keinginan.
DAFTAR PUSTAKA
Stuart, Gail Wiscarz, Buku Saku Keperawatan jiwa. Jakarta .EGC, 1998
Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999