Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepemimpinan dalam keperawatan merupakan penerapan pengaruh
dan bimbingan yang ditujukan kepada semua staf keperawatan untuk
menciptakan kepercayaan dan ketaatan sehingga timbul kesediaan
melaksanakan tugas dalam rangka mencapai tujuan bersama secara efektif dan
efisien. Salah satu pelaku yang terlibat dalam sistem pelayanan kesehatan
adalah tim kesehatan termasuk tenaga keperawatan. Tenaga keperawatan yang
terlibat dalam pelayanan kesehatan harus senantiasa memberikan pelayanannya
secara kontinyu dan konsisten selama 24 jam. Mereka menghadapi berbagai
masalah kesehatan yang dialami oleh pasien atau keluarganya. Disamping itu,
mereka juga harus memfokuskan pelayanannya pada keberlangsungan kegiatan
pelayanan itu sendiri.
Manajemen keperawatan pada dasarnya berfokus pada perilaku
manusia. Untuk mencapai tingkat tertinggi dari produktivitas pada pelayanan
keperawatan, pasien membutuhkan manajer perawat yang terdidik dalam
pengetahuan dan ketrampilan tentang perilaku manusia untuk mengelola
perawat profesional serta pekerja keperawatan non profesional.
Konflik adalah bagian hidup manusia yang selalu berinteraksi, maka
konflik menjadi fenomena yang sering muncul dalam kehidupan, serta menjadi
pendorong dalam dinamika kehidupan sosial-politik. Adanya pemikiran dan
pendirian yang berbeda, perbedaan itu yang pada akhirnya akan menghasilkan
perbedaan pemikiran tiap-tiap individu. Dalam bergaul, berorganisasi dan
berkelompok sudah tentu akan menemukan konflilk. Namun, konflik tidak
muncul seketika dan langsung menmjadi besar, melainkan berkembang secara
bertahap.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja peran dan fungsi pemimpin?
2. Apa saja strategi penyelesaian konflik?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui peran dan fungsi pemimpin.
2. Untuk mengetahui strategi penyelesaian konflik.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Peran dan Fungsi Pemimpin

1. Pimpinan dan kepemimpinan


Manajer atau kepemimpinan adalah orang yang bertugas melakukan
proses atau fungsi manajemen. Berdasarkan hierarki tugasnya pimpinan
dikelompokkan sebagai berikut:
a. Pimpinan tingkat pertama (Lower Manager)
Pimpinan yang langsung berhubungan dengan para pekerja yang
menjalankan mesin peralatan atau memberikan pelayanan langsung pada
konsumen. Pimpinan ini diutamakan memiliki proporsi peranan technical
skill yang terbesar dan konseptual skill yang terkecil.
b. Pimpinan tingkat menengah (Middle Manager)
Pimpinan yang berada satu tingkat di atas Lower Manager. Pimpinan ini
menjadi saluran informasi dan komunikasi timbal balik antara Lower
Manager dan Top Manager, yakni pimpinan puncak (di atas Middle
Manager) sehingga pimpinan ini diutamakan memiliki kemampuan
mengadakan hubungan antara keduanya. Conceptual skill adalah
ketrampilan dalam penyusunan konsep-konsep, identifikasi, dan
penggambaran hal-hal yang abstrak. Sedangkan technical skill adalah
ketrampilan dalam melakukan pekerjaan secara teknik. Hubungan antara
manusia merupakan ketrampilan dalam melakukan komunikasi dengan
sesama manusia lain.
c. Pimpinan puncak (Top Manager)
Pimpinan puncak adalah manajer yang menduduki kewenangan
organisasi tertinggi dan sebagai penanggung jawab utama pelaksanaan
administrasi. Pimpinan ini memiliki proporsi peranan konseptual skill yang
terbesar dan technical skill yang terkecil.

3
2. Tugas - tugas pimpinan;
a. Sebagai pengambil keputusan
b. Sebagai pemikul tanggung jawab
c. Mengerahkan sumber daya untuk mencapai tujuan sebagai pemikir
konseptual
d. Bekerja dengan atau melalui orang lain
e. Sebagai mediator, politikus, dan diplomat.

3. Peranan pemimpin terhadap kelompok:


a. Sebagai penghubung interpersonal, yaitu merupakan simbul suatu
kelompok dalam melakukan tugas secara hukum dan sosial, mempunyai
tanggung jawab dan memotivasi, mengatur tenaga dan mengadakan
pengembangan serta merupakan penghubung jaringan kerja di luar
kelompok.
b. Sebagai inovator atau pembaharu
c. Sebagai pemberi informasi, yaitu memonitor informasi yang ada di
lingkungan organisasi, menyebarluaskan informasi dari luar kepada
bawahan dan mewakili kelompok sebagai pembicara.
d. Menghimpun kekuatan.
e. Merangsang perdebatan masyarakat
f. Membuat kedudukan perawat di media massa.
g. Memilih suatu strategi utama yang paling efektif, bertindak di saat yang
tepat.
h. Mempertahankan kegiatan.
i. Memelihara formaf desentralisasi organisasi.
j. Mendapatkan dan mengembangkan data penelitian yang terbaik.
k. Mempelajari pengalaman.
l. Jangan menyerah tanpa mencoba.

4
B. Strategi Penyelesaian Konflik
1. Teknik manajemen konflik:
a. Menetapkan tujuan. Apabila ingin terlibat dalam manajemen konflik,
maka perawat perlu memahami gambaran yang menyeluruh tentang
masalah atau konflik yang akan diselesaikan. Tujuan yang ingin
dicapai antara lain: meningkatkan alternatif penyelesaian masalah
konflik, bila perlu motivasi fihak yang terlibat untuk mendiskusikan
alternatif penyelesaian masalah yang mungkin diambil sehingga pihak
yang terlibat konflik dapat bertanggung jawab terhadap keputusan
yang dipilih.
b. Memilih strategi
1) Menghindar untuk mencegah konflik yang lebih berat pada
situasi yang memuncak, maka strategi menghindar merupakan
alternatif penyelesaian konflik yang bersifat sementara yang
tepat untuk dipilih.
2) Akomodasi. Mengakomodasikan pihak yang terlibat konflik
dengan cara meningkatkan kerja sama dan keseimbangan serta
mengembangkan kemampuan penyelesaian masalah yang tepat
dengan cara mengumpulkan data yang akurat dan mengambil
suatu kesepakatan bersama.
3) Kompromi. Dilakukan dengan mengambil jalan tengah di antara
kedua pihak yang terlibat konflik.
4) Kompetisi sebagai pimpinan, perawat dapat menggunakan
kekuasaan yang terkait dengan tugas stafnya melalui upaya
meningkatkan motivasi antar staf, sehingga timbul rasa
persaingan yang sehat.

5
5) Kerja sama. Apabila pihak - pihak yang terlibat konflik bekerja
sama untuk mengatasi konflik tersebut, maka konflik dapat
diselesaikan secara memuaskan.

C. Penerapan Kepemimpinan dalam Keperawatan


Pemberian pelayanan dan asuhan keperawatan merupakan suatu kegiatan
yang kompleks dan melibatkan berbagai individu. Agar tujuan keperawatan
tercapai diperlukan berbagai kegiatan dalam menerapkan keterampilan
kepemimpinan. Menurut Kron, kegiatan tersebut meliputi:
a. Perencanaan dan Pengorganisasian. Pekerjaan dalam suatu ruangan
hendaknya direncakan dan diorganisasikan. Semua kegiatan dikoordinasikan
sehingga dapat dikerjakan pada waktu yang tepat dan dengan cara yang benar.
Sebagai seorang kepala ruangan perlu membuat suatu perencanaan kegiatan
di ruangan.
b. Membuat Penugasan dan Memberi Penghargaan. Setelah membuat
penugasan, perlu diberikan pengarahan kepada para perawat tentang
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan secara singkat dan jelas. Dalam
memberi pengarahan, seorang pemimpin harus mampu membaut seseorang
memahami apa yang diarahkan dan juga mempunyai tanggung jawab untuk
melihat apakah pekerjaan tersebut dikerjakan dengan benar. Untuk ini
diperlukan kemampuan dalam hubungan antar manusia dan teknik-teknik
keperawatan.
c. Pemberian bimbingan. Bimbingan merupakan unsur yang poenting dalam
keperawatan. Bimbingan berarti menunjukkan cara menggunakan berbagai
metoda mengajar dan konseling. Bimbingan yang diberikan meliputi
pengetahuan dan keterampilan dalam keperawatan. Hal ini akan membantu
bawahan dalam melakukan tugas mereka sehingga dapat memberikan
kepuasan bagi perawat dan klien.

6
d. Medorong Kerjasama dan Partisipasi. Kerjasama diantara perawat perlu
ditingkatkan dalam melaksanakan keperawatan. Seorang pemimpin perlu
mennyadari bahwa bawahan bekerjasama dengan pemimpin bukan untuk atau
dibawah pimpinan. Kerjasama dapat ditingakatkan melalui suasana
demokrasi dimana setiap individu/perawat mengetahui apa yang diharapkan
dari mereka, dan mereka mendapat pujian serta kritik yang membangun.
e. Kegiatan Koordinasi. Pengkoordinasian kegiatan dalam suatu ruangan
merupakan bagian yang penting dalam kepemimpinan keperawatan. Seorang
pemimpin perlu mengusahakan agar setiap perawat mengetahui kegiatan-
kegiatan yang dilakukan dalam suatu ruangan. Hal lain yang perlu dilakukan
adalah melaporkan kepada atasan langsung tentang pencapaian kerja
bawahan. Agar dapat melakukan koordinasi dengan efektif, diperlukan suatu
perencanaan yang baik dan penggunaan kemampuan setiap individu dan
sumber-sumber yang ada.
f. Evaluasi Hasil Penampilan Kerja. Evaluasi hasil penampilan kerja dilakukan
melalui pengamatan terhadap staf dan pekereaan mereka. Evaluasi
merupakan proses berkelanjutan untuk menganalisa kekurangan dan
kelebihan staf sehingga dapat mendorong mereka mempertahankan pekerjaan
yang baik dan memperbaiki kekuranngan yanng ada.

Melalui kegiatan-kegiatan ini diharapkan seorang kepala ruangan dapat


melakukan tanggung jawabnya sebagai manajer dan pemimpin yang efektif.
Dalam melaksanakan pelayanan dan asuhan keperawatan, kepala ruangan sebagai
seorang pemimpin bertanggungjawab dalam:
a. Membantu perawat lain mencapai tujuan yang ditentukan
b. Mengarahkan kegiatan-kegiatan keperawatan
c. Tanggungjawab atas tindakan keperawatan yang dilakukan
d. Pelaksanaan keperawatan berdasarkan standar
e. Penyelesaian pekerjaan dengan benar

7
f. Pencapaian tujuan keperawatan
g. Kesejahteraan bawahan
h. Memotivasi bawahan

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Manajer atau kepemimpinan adalah orang yang bertugas melakukan


proses atau fungsi manajemen. Kepemimpinan dalam keperawatan merupakan
penerapan pengaruh dan bimbingan yang ditujukan kepada semua staf
keperawatan untuk menciptakan kepercayaan dan ketaatan sehingga timbul
kesediaan melaksanakan tugas dalam rangka mencapai tujuan bersama secara
efektif dan efisien.
Dengan model kepemimpinan yang efektif ini, diharapkan di masa yang
akan datang profesi keperawatan bisa diterima dengan citra yang baik di
masyarakat luas sebagai suatu profesi yang dikembangkan berdasarkan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sedang berkembang.

9
DAFTAR PUSTAKA

Swanburg, Russel C. (2000). Pengantar kepemimpinan & manajemen


keperawatan. EGC, Jakarta.
Wiyono, Djoko. (1997). Manajemen kepemimpinan dan organisasi kesehatan.
Airlangga University Press, Surabaya.
Elaine, La Monika. (1998). Kepemimpinan dan manajemen keperawatan. EGC,
Jakarta.
Nursalam. (2002). Manajemen Keperawatan; Aplikasi pada praktek perawatan
professional. Salemba Medika, Jakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai