2. Menghubungkan hakikat hak dan kewajiban asasi manusia sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila
Hak asasi manusia (HAM) adalah hak pokok yang dimiliki manusia sejak manusia itu
dilahirkan yang tidak dapat diganggu gugat sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. HAM
diatur dalam Undang-undang No, 39 tahun 1999, hak asasi manusia merupakan hak dasar yang
secara kodrat melekat pada diri manusia, bersifat universal dan langgeng.
Kewajiban adalah segala sesuatu yang harus dilakukan atau dikerjakan dengan penuh tanggung
jawab. Kewajiban asasi manusia dapat kita artikan sebagai kewajiban dasar setiap manusia.
Dalam menjalankan hak dan kewajiban asasi manusia harus didasarkan dengan nilai-nilai
Pancasila karena Pancasila merupakan landasan yang digunakan warga Indonesia dalam
menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga dalam pelaksanaannya tidak ada
penyimpangan.
Sebagai contoh, Hak asasi manusia yang sesuai dengan nilai pancasila sila ke-5 yaitu Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dalam implementasinya adalah mendapatkan hak mendapat
keadilan dalam berbangsa dan bernegara.
Kewajiban asasi manusia sebagai contoh sesuai dengan Pancasila sila ke- 1 yaitu Ketuhanan
Yang Maha Esa. Artinya, warga negara Indonesia harus turut serta percaya dan takwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing serta Saling
menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
● Sila 1 (Ketuhanan)
1. Kewajiban untuk menjaga solidaritas antar umat beragama
2. Kewajiban untuk menjalin kerja sama yang mempererat persaudaraan di lingkungannya
● Sila 2 (Kemanusiaan)
1. Kewajiban untuk memperlakukan sesamanya sesuai dengan harkat martabat ciptaan
Tuhan
2. Kewajiban untuk ikut serta dalam kegiatan bakti sosial
3. Kewajiban untuk menumbuhkan sikap saling peduli dan tidak semena - mena
● Sila 3 (Persatuan)
1. Kewajiban untuk cinta terhadap tanah air dan sikap membela negara
2. Kewajiban untuk memupuk persatuan berdasarkan semboyan negara yaitu Bhinneka
Tunggal Ika
3. Kewajiban untuk rela berkorban demi keutuhan bangsa dan negara
● Sila 4 (Kerakyatan)
1. Kewajiban untuk tidak memaksakan kehendak orang lain agar sama seperti kehendak kita
2. Kewajiban untuk tidak bersikap otoriter
3. Kewajiban untuk mengambil pertimbangan atas pendapat orang lain secara bijaksana
● Sila 5 (Keadilan)
1. Kewajiban untuk hidup bekerja keras
2. Kewajiban untuk menghindari perilaku yang dapat menimbulkan konflik dan merugikan
orang lain
3. Kewajiban untuk hidup tidak boros
Dengan adanya penegakan dan perlindungan HAM disuatu negara maka hak dan martabat setiap
manusia lebih dijunjung tinggi dan nilai moral dalam bergaul sesama manusia, sehingga tidak
ada tindakan semena-mena terhadap orang lain karena telah dilindungi melalui Hak Asasi
Manusia. Tanpa adanya perlindungan serta penegakan HAM, seluruh hak warga negara akan
rentan mengalami pelanggaran hak asasi baik dari kalangan sesama masyarakat hingga
pemerintah, bahkan cita – cita dasar bangsa yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
tidak akan pernah tercapai apabila perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia tidak
diupayakan.
1. D
emokrasi Parlementer ( 1945 – 1959 )
Kehidupan politik dan pemerintahan tidak stabil, sehingga program dari suatu negara tidak dapat
dilaksanakan dengan baik dan berkesinambungan. Sering bergantinya yang bertugas melaksanakan
pemerintahan. Kedudukan negara berada di bawah DPR dan keberadaannya bergantung pada
dukungan DPR dan negara lain. Timbulnya perbedaan yang sangat mendasar di antara partai
politik yang ada saat itu.
2. D
emokrasi Terpimpin (1959 – 1965)
Demokrasi Terpimpin lahir dari keinsyafan, kesadaran, dan keyakinan terhadap keburukan yang
diakibatkan oleh praktek demokrasi parlementer. Secara konsepsional demokrasi terpimpin
mempunyai kelebihan yang dapat mengatasi permasalahan yang di hadapi masyarakat.
Pokok – pokok Demokrasi Terpimpin menurut Bung Karno tertanggal 22 April 1959 sebagai
berikut :
3. D
emokrasi Pancasila pada era orde baru (1966 – 1998)
Demokrasi pancasila bersumber pada pola pikir dan tata nilai sosial budaya bangsa Indonesia dan
menghargai hak individu yang tidak terlepas dari kepentingan sosial. Demokrasi pancasila tidak
bertentangan dengan prinsip demokrasi konstitusional. Demokrasi pancasila berpangkal dari
kekeluargaan dan gotong royong.
Penyimpangan yang dilakukan orde baru khususnya yang berkaitan dengan pancasila yaitu :
4. D
emokrasi Pancasila pada Orde Reformasi (1998 – saat ini)
Demokrasi yang dilaksanakan tetap demokrasi pancasila. Perbedaan terletak pada aturan
pelaksanaan dan praktek penyelenggaraan.
Demokrasi Pancasila hanya akan dapat dilaksanakan dengan baik apabila nilai-nilai yang
terkandung didalamnya dapat dipahami dan dihayati sebagai nilai-nilai budaya politik yang
mempengaruhi sikap hidup politik pendukungnya. Pelaksanaan demokrasi pancasila harus disertai
dengan pembangunan bangsa secara keseluruhan karena pembangunan adalah proses perubahan
kearah kemajuan dan proses pendidikan bangsa untuk meningkatkan mutu kehidupan bangsa.
● HUKUM TERTULIS : Hukum yang dapat kita temui dalam bentuk tulisan dan dicantumkan
dalam berbagai peraturan negara. Contoh: UUD 1945. Referensi dari LKS: Hukum ini dapat
berupa hukum tertulis dan dikodifikasikan.
● HUKUM TIDAK TERTULIS : Hukum yang masih hidup dan tumbuh dalam keyakinan
masyarakat tertentu (hukum adat). Dalam praktik ketatanegaraan, hukum tidak tertulis disebut
konvensi. Contoh: Pidato kenegaraan presiden setiap tanggal 16 Agustus. Referensi dari LKS
: Hukum Kebiasaan.
● HUKUM LOKAL : Hukum yang hanya berlaku di suatu daerah tertentu. Contoh: Hukum
Adat Batak, Hukum Jawa, Hukum Dayak dan Hukum Minangkabau.
● HUKUM NASIONAL : Hukum yang berlaku di suatu negara tertentu Contoh: Hukum
Nasional Indonesia, Hukum Malaysia dan Hukum AS.
● HUKUM INTERNASIONAL : Hukum yang mengatur hubungan hukum antar negara atau
lebih. Contoh: Hukum perang dan hukum perdata internasional.
● HUKUM GEREJA : Kumpulan Norma yang di tetapkan oleh gereja untuk anggota-
anggotanya. Contoh: Hukum pernikahan
● HUKUM OBJEKTIF : Hukum dalam negara yang berlaku umum dan tidak mengenal orang
atau golongan tertentu. Contoh: UU No. 14/92 tentang lalu lintas dan angkutan jalan.
● HUKUM SUBJEKTIF : Hukum yang timbul dari hukum objektif dan berlaku untuk orang
tertentu atau lebih. Hukum subjektif disebut juga hak. Contoh: UU No 1/74 tentang
perkawinan.
● IUS CONSTITUTUM (Hukum Positif) : Hukum yang berlaku sekarang bagi suatu
masyarakat tertentu dalam suatu daerah tertentu. singkatnya, hukum yang berlaku bagi suatu
masyarakat pada suatu waktu dan dalam suatu tempat tertentu. Contoh: di Indonesia
persoalan perdata diatur dalam KUHPerdata, persoalan pidana diatur melalui KUHPidana, dll
● IUS CONSTITUENDUM : Hukum yang berlaku pada masa yang akan datang. Rancangan
UU yang sedang diproses oleh DPR bersama Pemerintah. Contoh: Rancangan UU tentang
pornografi yang entah di setujui atau tidak oleh masyarakat.
● HUKUM ANTARWAKTU : Hukum yang mengatur suatu peristiwa yang menyangkut
hukum yang berlaku saat ini dan hukum yang berlaku pada masa lalu.
● HUKUM ASASI (Hukum Alam) : Hukum yang berlaku dimana-mana dalam segala waktu
untuk segala bangsa di dunia dan berlaku untuk selama-lamanya terhadap siapapun juga di
seluruh tempat.
● HUKUM SATU GOLONGAN : Hukum yang berlaku pada satu golongan tertentu. Contoh :
UU Pers No 40 tahun 1999.
● HUKUM SEMUA GOLONGAN : Hukum yang berlaku bagi semua golongan tanpa
kecuali. Contoh: UU No 62/58 tentang kewarganegaraan.
● HUKUM ANTARGOLONGAN : Hukum yang mengatur untuk kepentingan tertentu
dengan golongan lain. Contoh: UU No 2/58 tentang dwi kewarganegaraan RI-RRC.
● Komisi Yudisial mempunyai peranan dalam memberi usulan atas pengangkatan Hakim Agung
kepada Dewan Perwakilan Rakyat
● Selain mengangkat Hakim Agung, Komisi Yudisial juga mempunyai peranan untuk
menegakkan dan menjaga gerak-gerik hakim di lingkungan peradilan
Selain peranan diatas, Komisi Yudisial juga mempunyai beberapa tugas untuk mengawasi
hakim. Tugas-tugas Komisi Yudisial seperti :
● Sebagai pihak yang menerima saran, kritik atau laporan masyarakat mengenai tugas seorang
hakim
Komisi Yudisial wajib meminta laporan secara berkala kepada badan peradilan mengenai
tugas dan hal-hal apa saja yang telah dilakukan hakim di lingkungan peradilan.
● Komisi Yudisial wajib memeriksa setiap pelanggaran hukum yang dilakukan hakim
● Komisi Yudisial juga berhak dan wajib untuk memanggil hakim yang telah terbukti
melakukan pelanggaran hukum.
● Setelah melakukan rangkaian pemeriksaan kepada hakim yang bersalah, Komisi Yudisial juga
wajib membuat laporan hasil pemeriksaan yang nantinya akan diserahkan kepada MA, MK
dan pada akhirnya akan disampaikan juga kepada presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat
4. Pengadilan Negeri
Sistem pemerintahan presidensial dan Peranan dari Pengadilan Negeri adalah sebagai pihak yang
memeriksa, memutuskan perkara pidana di tingkat pertama. Berdasarkan golongan sendiri hukum
terbagi menjadi beberapa seperti : hukum berdasarkan bentuk (hukum tertulis dan tidak tertulis),
hukum berdasarkan wilayah (hukum lokal, hukum nasional dan hukum internasional), hukum
berdasarkan fungsi (hukum materiil dan hukum formal), hukum berdasarkan waktu (hukum positif
yang berlaku di masa sekarang dan masa yang akan datang dan hukum transitoir), hukum
berdasarkan pokok permasalahan (hukum sipil dan hukum negara) dan hukum berdasarkan sumber
(undang-undang, kebiasaan atau adat istiadat atau hukum adat, hukum traktat dan hukum
yurisprudensi).
5. Pengadilan Tinggi
Peranan lembaga peradilan dalam Pengadilan tinggi merupakan lembaga peradilan yang
mempunyai posisi di ibu kota provinsi. Adapun dari peranan pengadilan tinggi adalah :
6. Peradilan Agama
Pernah mendengar mengenai peradilan agama? Peradilan agama adalah lembaga pengadilan
lembaga yang ada di setiap daerah kabupaten. Peranan peradilan agama ini adalah untuk
memeriksa, memutuskan dan menyelesaikan beberapa perkara seperti pernikahan, warisan, hak
asuh anak dan wakaf. Peradilan Agama sendiri identik dengan memberikan nasehat tentang hukum
islam, namun nasehat itu sendiri dikeluarkan peradilan Agama ketika instansi pemerintah
memintanya.
7. Peradilan Militer
Lembaga peradilan militer adalah sebuah lembaga peradilan yang melaksanakan dan
menegakkan hukum di lingkungan angkatan bersenjata. Selain itu, ketika sebuah lembaga peradilan
militer memutuskan hukum harus mempertimbangkan juga kepentingan pertahanan keamanan
negara.
Ternyata lembaga peradilan di bidang militer mempunyai sistem peradilan di Indonesia dibagi
menjadi 2, pertama lembaga peradilan militer dan lembaga peradilan militer tinggi. Keduanya
mempunyai fungsi yang sama. Perbedaannya adalah lembaga peradilan militer berfungsi untuk
memeriksa dan memutuskan perkara pidana tingkat pertama, dan dalam hal ini terdakwanya adalah
prajurit atau berpangkat di bawah kapten. Sedangkan lembaga peradilan militer tinggi berperan
sebagai pihak yang menyelesaikan, memutuskan dan memeriksa suatu perkara pidana di bidang
militer di tingkat banding.
Lembaga peradilan tata usaha negara merupakan sebuah lembaga peradilan yang melaksanakan
hukum sesuai undang-undang yang berlaku. Umumnya lembaga peradilan tata usaha negara
berperan sebagai pihak yang menyelesaikan sengketa usaha di tingkat pertama (kotamadya atau
kabupaten)
Lembaga pengadilan tinggi tata usaha negara mempunyai peran yang hampir sama dengan
lembaga peradilan tata usaha negara hanya saja yang membedakannya adalah lembaga pengadilan
tinggi tata usaha negara berperan untuk memeriksa, memutuskan sengketa tata usaha di tingkat
banding atau provinsi.
12. Menjelaskan isi Pasal 18 ayat (1)/Pasal 37 ayat (5) UUD Negara RI Tahun 1945
Jawab :
● Pasal 18 : adanya landasan keberadaan Pemerintahan daerah, yaitu Pemerintah daerah provinsi
dan Pemerintah daerah Kabupaten/Kota.
● Pasal 37 UUD 1945 : "Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak
dapat dilakukan perubahan".
14. Menjelaskan kewenangan lembaga negara tersebut menurut UUD NRI Tahun 1945
Jawab :
➔ MPR
◆ Mengubah dan menetapkan UUD
◆ Melantik pres/wapres berdasarkan hasil pemilu dalam sidang paripurna MPR
◆ Memberhentikan pres wapres dalam masa jabatannya menurut UUD
➔ DPR
◆ Membentuk UU yang dibahas bersama presiden untuk mendapat persetujuan bersama
◆ Memberikan persetujuan kpd presiden atas pengangkatan dan pemberhentian anggota
komisi yudisial
◆ Memilih anggota bpk dengan memperhatikan pertimbangan anggota dpd
◆ Memberikan pertimbangan kepada presiden untuk mengangkat duta, menerima
peempatan duta dari negara lain, serta membeerikan pertibangan dalam pemberian
amnesti dan abolisi
◆ Memberikan persetujuan kepada presiden dalam hal menyatakan perang, serta membuat
perdamaian dan perjanjian dengan negara lain
➔ DPD
◆ Di bidang legislasi yakni pengajuan RUU tertentu, ikut membahas bersama DPR dan
Pemerintah terhadap penyusunan RUU tertentu, pemberian pandangan dan pendapat
terhadap RUU tertentu, pemberian pertimbangan terhadap RUU tentang APBN dan RUU
yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama, serta pengawasan terhadap
pelaksanaan UU tertentu.
➔ Presiden
◆ Memegang kekuasaan tertinggi atas al, au, ad
◆ Dengan persetujua dp menyatakan perang serta membuat perdamaian dan perjanjian
dengan negara lain
◆ Menyatakan keadaan bahaya
◆ Mengangkat duta dan konsul dengan memperhatikan pertimbangan dpr
➔ MA
◆ Di bidang peradilan : memeriksa dan memutuskan perkara
◆ Dibidang nasihat dan pertimbangan hokum
◆ Di bidang pengawasan
➔ MK
◆ Mengadili pada tingkat pertama yang putusannya bersifat final untuk menguji uu thdp
uud 1945
◆ Memutuskan sengketan kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan
oleh uud 1945
◆ Memutuskan pembubaran partai politik
◆ Memutuskan perselisihan tentang hasil pemilu
➔ Komisi Yudisial
◆ Mengusulkan pengangkatan hakim agung dan hakim ad hoc di Mahkamah Agung kepada
DPR untuk mendapatkan persetujuan;
◆ Menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim;
◆ Menetapkan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH) bersama-sama
dengan Mahkamah Agung;
◆ Menjaga dan menegakkan pelaksanaan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim
(KEPPH).
➔ Bpk
◆ menentukan objek pemeriksaan, merencanakan serta melaksanakan pemeriksaan.
◆ memberikan pendapat kepada DPR, DPD, DPRD, dan semua lembaga keuangan negara
lain yang diperlukan untuk menunjang sifat pekerjaan BPK.
◆ memberi nasihat/pendapat berkaitan dengan pertimbangan penyelesaian masalah
kerugian negara.
16. Menganalisis pentingnya nilai nilai Pancasila menjadi landasan dalam praktek
penyelenggaraan pemerintahan
Jawab :
· Pentingnya nilai-nilai Pancasila menjadi landasan dalam praktik
❖ S
etiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan
23. Menganalisis hubungan antara lembaga - lembaga negara tersebut menurut UUD NRI Tahun 1945
Dalam hubungannya dengan DPR, khusus mengenai penyelenggaraan sidang MPR berkaitan
dengan kewenangan untuk memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden, proses tersebut
hanya bisa dilakukan apabila didahului oleh pendapat DPR yang diajukan pada MPR.
Dalam hubungannya dengan DPD. Seperti halnya peran DPR, peran DPD dalam MPR juga sangat
besar misalnya dalam hal mengubah UUD yang harus dihadiri oleh 2/3 anggota MPR dan
memberhentikan Presiden yang harus dihadiri oleh 3/4 anggota MPR maka peran DPD dalam
kewenangan tersebut merupakan suatu keharusan.
Dalam hal hubungannya dengan Mahkamah Konstitusi (MK) dapat dipahami dari Pasal 24C ayat
(1) UUD 1945 menyebutkan bahwa salah satu wewenang Mahkamah Konstitusi adalah untuk
memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan UUD. Karena
kedudukan MPR sebagai lembaga negara maka apabila MPR bersengketa dengan lembaga negara
lainnya yang sama-sama memiliki kewenangan yang ditentukan oleh UUD, maka konflik tersebut
harus diselesaikan oleh Mahkamah Konstitusi.
Pasal 20 ayat (1) menyatakan bahwa DPR memegang kekuasaan membentuk undang-undang.
Selanjutnya untuk menguatkan posisi DPR sebagai pemegang kekuasaan legislatif maka pada
Pasal 20 ayat (5) ditegaskan bahwa dalam hal RUU yang disetujui bersama tidak disahkan oleh
Presiden dalam waktu 30 hari semenjak RUU tersebut disetujui, sah menjadi UU dan wajib
diundangkan.
Dalam hubungan dengan DPD, terdapat hubungan kerja dalam hal ikut membahas RUU yang
berkaitan dengan bidang tertentu, DPD memberikan pertimbangan atas RUU tertentu, dan
menyampaikan hasil pengawasan pelaksanaan UU tertentu pada DPR.
Dalam hubungannya dengan Mahkamah Konstitusi, terdapat hubungan tata kerja yaitu dalam hal
permintaan DPR kepada MK untuk memeriksa pendapat DPR mengenai dugaan bahwa Presiden
bersalah. Disamping itu terdapat hubungan tata kerja lain misalnya dalam hal apabila ada sengketa
dengan lembaga negara lainnya, proses pengajuan calon hakim konstitusi, serta proses pengajuan
pendapat DPR yang menyatakan bahwa Presiden bersalah untuk diperiksa oleh MK.
Tugas dan wewenang DPD yang berkaitan dengan DPR adalah dalam hal mengajukan RUU
tertentu kepada DPR, ikut membahas RUU tertentu bersama dengan DPR, memberikan
pertimbangan kepada DPR atas RUU tertentu, dan menyampaikan hasil pengawasan pelaksanaan
UU tertentu pada DPR. Dalam kaitan itu, DPD sebagai lembaga perwakilan yang mewakili daerah
dalam menjalankan kewenangannya tersebut adalah dengan mengedepankan kepentingan daerah.
Dalam hubungannya dengan BPK, DPD berdasarkan ketentuan UUD menerima hasil pemeriksaan
BPK dan memberikan pertimbangan pada saat pemilihan anggota BPK.
Ketentuan ini memberikan hak kepada DPD untuk menjadikan hasil laporan keuangan BPK
sebagai bahan dalam rangka melaksanakan tugas dan kewenangan yang dimilikinya, dan untuk
turut menentukan keanggotaan BPK dalam proses pemilihan anggota BPK. Disamping itu, laporan
BPK akan dijadikan sebagai bahan untuk mengajukan usul dan pertimbangan berkenaan dengan
RUU APBN.
Dalam kaitannya dengan MK, terdapat hubungan tata kerja terkait dengan kewenangan MK dalam
hal apabila ada sengketa dengan lembaga negara lainnya.
Pasal 24 ayat (2) menyebutkan bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah
Agung dan badan peradilan dibawahnya serta oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. Ketentuan
tersebut menyatakan puncak kekuasaan kehakiman dan kedaulatan hukum ada pada MA dan MK.
Mahkamah Agung merupakan lembaga yang mandiri dan harus bebas dari pengaruh
cabang-cabang kekuasaan yang lain.
e. Hubungan antara Mahkamah Konstitusi dengan Presiden, DPR, BPK, DPD, MA, KY
Kewenangan Mahkamah Konstitusi sesuai dengan ketentuan Pasal 24C ayat (1) dan (2) adalah
untuk mengadili pada tingkat pertama dan terakhir untuk menguji UU terhadap UUD, memutus
sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan UUD, memutus
pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum. Disamping
itu, MK juga wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh
Presiden atau Wakil Presiden menurut UUD.
Dengan kewenangan tersebut, jelas bahwa MK memiliki hubungan tata kerja dengan semua
lembaga negara yaitu apabila terdapat sengketa antar lembaga negara atau apabila terjadi proses
judicial review yang diajukan oleh lembaga negara pada MK.
BPK merupakan lembaga yang bebas dan mandiri untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung
jawab tentang keuangan negara dan hasil pemeriksaan tersebut diserahkan kepada DPR, DPD, dan
DPRD. dengan pengaturan BPK dalam UUD, terdapat perkembangan yaitu menyangkut
perubahan bentuk organisasinya secara struktural dan perluasan jangkauan tugas pemeriksaan
secara fungsional. Karena saat ini pemeriksaan BPK juga terhadap pelaksanaan APBN di
daerah-daerah dan harus menyerahkan hasilnya itu selain DPR juga pada DPD dan DPRD.
Selain dalam kerangka pemeriksaan APBN, hubungan BPK dengan DPR dan DPD adalah dalam
hal proses pemilihan anggota BPK.
1) Partisipasi peran serta masyarakat dalam proses pembuatan keputusan juga kebebasan berkumpul
dan berserikat.
2) Aturan hukum yaitu hukum harus adil, tanpa perbedaan, ditegakkan dan dipatuhi, terutama
tentang HAM.
3) Transparan yaitu adanya kebebasan informasi dalam berbagai lembaga sehingga gampang
diketahui oleh masyarakat.
4) Daya tanggap yaitu proses yang dilakukan oleh setiap lembaga harus diarahkan ke upaya untuk
melayani pihak yang membutuhkan.
5) Berorientasi konsensus yaitu berperan sebagai penengah untuk mencapai usaha bersama.
6) Berkeadilan yaitu memberi kesempatan yang sama kepada laki-laki maupun perempuan dalam
usaha untuk meningkatkan kualitas hidup.
7) Efektivitas & efisiensi yaitu segala proses dan lembaga yang diarahkan untuk menghasilkan
sesuatu benar-benar dibutuhkan dan sesuai dengan sumber daya yang dimiliki.
8) Akuntabilitas yaitu pengambil keputusan harus bertanggung jawab kepada masyarakat umum
sesuai dengan keputusan yang sudah disepakati.
9) Bervisi strategis yaitu pemimpin dan masyarakat punya usaha yang luas dan berjangka panjang
dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan manusia dengan cara memahami berbagai
aspek yang ada dalam kehidupan rakyat.
10) Saling terkait, yaitu adanya kebijakan yang saling memperkuat dan terkait dan nggak bisa berdiri
sendiri.
Kekurangan
❖ Pertentangan Peraturan
❖ Pengawasan Lemah
❖ Rentan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
❖ Kesenjangan Antar Daerah
❖ Koordinasi Sulit
❖ Keseimbangan Kepentingan Sulit Tercapai
❖ Perlu Biaya Desentralisasi
❖ Kedaerahan
❖ Keputusan Lebih Panjang
Electroral activity, yaitu segala bentuk kegiatan yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan
dengan pemilihan. Termasuk dalam kategori ini adalah ikut serta dalam memberikan sumbangan untuk
kampanye, menjadi sukarelawan dalam kegiatan kampanye, ikut mengambil bagian dalam kampanye atau
rally politik sebuah partai, mengajak seseorang untuk mendukung dan memilih sebuah partai atau calon
pemimpin, memberikan suara dalam pemilihan, mengawasi pemberian dan penghitungan suara, menilai
calon-calon yang diajukan dan lain-lainnya.
Lobbying, yaitu tindakan dari seseorang atau sekelompok orang untuk menghubungi pejabat pemerintah
ataupun tokoh politik dengan tujuan untuk mempengaruhinya menyangkut masalah tertentu.
Organizational activity, yaitu keterlibatan warga masyarakat ke dalam organisasi sosial dan politik,
apakah ia sebagai pemimpin, aktivis, atau sebagai anggota biasa.
Contacting, yaitu partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat dengan secara langsung pejabat pemerintah
atau tokoh politik, baik dilakukan secara individu maupun kelompok orang yang kecil jumlahnya.
Biasanya, dengan bentuk partisipasi seperti ini akan mendatangkan manfaat bagi yang orang yang
melakukannya.
Violance, yaitu dengan cara-cara kekerasan untuk mempengaruhi pemerintah, yaitu dengan cara
kekerasan, pengacauan dan pengrusakan.
Sedangkan menurut Dalton (2009) mengelompokkan bentuk partisipasi politik sebagai berikut:
Voting. Yaitu bentuk-bentuk partisipasi politik yang terkait dengan pemilihan (voting/electing). Voting
adalah bentuk yang paling sederhana untuk mengukur partisipasi.
Campaign activity. Yaitu aktivitas kampanye yang mewakili bentuk-bentuk partisipasi yang merupakan
perluasan dari pemilihan (extension of electoral participation). Termasuk di dalamnya bekerja untuk
partai atau seorang kandidat, menghadiri pertemuan-pertemuan kampanye, melakukan persuasi terhadap
orang lain untuk memilih, dan segala bentuk aktivitas selama dan antara pemilihan.
Communal Activity. Bentuk-bentuk partisipasi ini berbeda dengan aktivitas kampanye karena aktivitas
komunal mengambil tempat di luar setting pemilihan (out side electoral setting). Termasuk keterlibatan
dalam kelompok-kelompok masyarakat yang interest dan concern dengan kebijakan umum seperti
kelompok studi lingkungan, kelompok wanita, atau proteksi terhadap konsumen.
Protest. Yaitu bentuk-bentuk partisipasi yang unconventional seperti demonstrasi dan gerakan protes.
Walaupun individu-individu yang memilih bentuk partisipasi ini sering berada di luar jalur/saluran yang
normal, namun mereka seringkali menjadi bagian penting dalam proses demokratisas
27. menunjukkan peran pemerintah/ pusat dalam pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia
Dalam pelaksanaan otonomi daerah, pemerintah pusat memiliki tiga fungsi / peranan secara umum, yaitu:
a. Fungsi layanan
Fungsi ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara merata dan tidak memberatkan antara
satu orang dengan yang lain. Dalam pelaksanaannya, pemerintah tidak boleh pilih kasih, tetapi
memberikan hak yang sama kepada semua orang. Hak tersebut adalah hak untuk dilayani. dihormati,
diakui, kepercayaan, dan sebagainya.
b. Fungsi Pengaturan
Fokus dari fungsi ini adalah pengaturan tidak hanya kepada rakyat, tetapi juga pemerintah itu sendiri
sebagai warga negara. Dalam membuat kebijakan, harus dibuat lebih dinamis yang mengatur kehidupan
masyarakat sekaligus meminimalkan intervensi negara dalam kehidupan masyarakat. Pemerintah harus
mengatur dan melindungi masyarakat dalam menjalankan hidupnya sebagai warga negara.
c. Fungsi pemberdayaan
Fungsi ini dijalankan pemerintah dalam rangka pemberdayaan masyarakat. Di mana masyarakat harus
tahu dan mampu memilih alternatif yang baik untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi.
Selain tiga fungsi pemerintah pusat dalam menjalankan otonomi daerah, terdapat fungsi lain yang dimiliki
pemerintah. Berikut enam fungsinya:
1. Menyediakan infrastruktur
2. Menyediakan barang dan jasa kolektif
3. Menjembatani konflik dalam masyarakat
4. Menjaga kompetisi
5. Menjamin akses minimal setiap individu kepada barang dan jasa
6. Menjaga stabilitas ekonomi
Menurut UU No 5 thn1974, desentralisasi adalah suatu penyerahan urusan pemerintah dari pusat kepada
suatu daerah. Pelimpahan wewenang kepada Pemerintahan suatu Daerah, semata- mata untuk
dapat mencapai pemerintahan yang efisien. Pelimpahan wewenang itu menghasilkan suatu otonomi.
Otonomi tersebut adalah suatu kebebasan masyarakat yang tinggal didaerahnya itu sendiri untuk dapat
mengatur serta juga mengurus kepentingannya sendiri.
Sedangkan Dekonsentrasi adalah suatu pelimpahan wewenang administrasi dari pemerintah pusat
kepada suatu pejabat di daerah. terdapat hal yang perlu digaris bawahi, pelimpahan wewenang yang
dimaksud ialah hanya sebatas dari wewenang administrasi, untuk wewenang politik itu tetap
dikendalaikan oleh pemerintah pusat. Bisa dikatakan dekonsentrasi ialah suatu perpaduan antara
sentralisasi serta juga desentralisasi.
1. Mengelola sumberdaya nasional yang tersedia diwilayahnya dan bertanggung jawab memelihara
kelestarian lingkungan sesuai dengan peraturan perundangan,
2. Mengelola wilayah laut sejauh 12 mil dari garis pantai kearah laut lepas dan berwenang
melakukan:
- ekplorasi, ekploitasi, konservasi dan pengelolaan kekayaan laut sebatas wilayah laut tersebut;
- pengaturan kepentingan administratif; pengaturan tata ruang;
- penegakan hukum; dan
- perbantuan penegakan keamanan dan kedaulatan negara.
5. Melakukan peminjaman dari sumber dalam negeri dan atau luar negeri dengan persetujuan DPRD
dan Pusat untuk pinjaman luar negeri
6. Menentukan tarif dan tata cara pemungutan retribusi dan pajak daerah
7. Membentuk dan memiliki Badan Usaha Milik Daerah.
8. Menetapkan APBD
9. Melakukan kerjasama antar daerah atau badan lain, dan dapat membentuk Badan Kerjasama baik
dengan mitra didalam maupun diluar negeri
10. Menetapkan pengelolaan Kawasan Perkotaan, Pemerintahan kota/kabupaten yang wilayahnya
berbatasan langsung dapat membentuk lembaga bersama untuk mengelola kawasan perkotaan
11. Membentuk, menghapus, dan menggabungkan desa yang ada di wilayahnya atas usul dan
prakarsa masyarakat dan persetujuan DPRD
12. Mengatur penyelenggaraan pemerintahan desa
13. Membentuk Satuan Polisi Pamong Praja
Keberagaman yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan suatu hal yang harus disyukuri dan dijaga.
Namun hal tersebut bisa jadi boomerang bagi bangsa itu sendiri apabila tidak ada upaya menjaga
keberagaman tersebut.
Disinilah pentingnya menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan supaya tidak terjadi perpecahan antar
SARA.
Hal ini tecermin dalam makna Bhinneka tunggal Ika yang mengajarkan kita untuk tetap satu dalam
lingkup yang beragam
Dengan adanya persatuan dan kesatuan maka akan memperkokoh ketahanan dan menjaga keamanan
negara.
31. Menjelaskan makna Integrasi nasional dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Jawab :
● Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan yang ada pada suatu negara
sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan suatu bangsa.
● Bhineka Tunggal Ika merupakan semboyan negara yang mempunyai arti “berbeda beda tetapi
tetap satu” . Bhineka Tunggal Ika merupakan alat agar terus terciptanya integrasi nasional.
32. Memberikan contoh upaya yang dapat dilakukan warga negara dalam mengatasi tantangan
dalam menjaga keutuhan negara
Jawab :
● Mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Sila 1 → Tidak memaksakan agama dan kepercayaan kepada orang lain.
Sila 2 → Mengakui persamaan derajat sesama manusia. Tidak membeda-bedakan suku, agama,
dll.
Sila 3 → Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhineka Tunggal Ika.
Sila 4 → Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain, harus musyawarah deh.
Sila 5 → Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
● Menggelorakan semangat Bhineka Tunggal Ika sebagai semangat persatuan bangsa.
● Menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai UUD 1945
Lebih lanjut :
https://www.zonareferensi.com/aspek-alamiah-sosial-wawasan-nusantara/
38. menganalisis pentingnya nilai nilai Pancasila menjadi landasan dalam penerapan hak dan kewajiban
warga negara.
Jawab
Pentingnya nilai-nilai pancasila untuk menjadi landasan dalam penerapan hak dan kewajiban berkaitan
dengan kedudukan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia.
39. memberikan contoh perilaku penerapan hak warga Negara dalam perikehidupan bermasyarakat yang
mencerminkan penerapan nilai nilai Pancasila
Jawab
Hehe tau lah ya…
41. menyimpulkan upaya warga negara/pemerintah dalam mencegah terjadinya pelanggaran hak
dan pengingkaran kewajiban
a. Upaya pemerintah
1. Supremasi hukum dan demokrasi harus ditegakkan.
2. Mengoptimalkan peran lem baga-lembaga selain lembaga tinggi negara yang berwenang
dalam penegakan hak dan kewajiban warga negara seperti Komisi Pem berantasan
Korupsi (KPK), Lembaga Ombudsman Republik Indonesia, Komisi Nasi onal Hak Asasi
Manusia (Komnas HAM), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dan Komisi
Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan).
3. Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mencegah terjadinya berbagai bentuk
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara oleh pemerintah.
4. Meningkatkan pengawasan dari masyarakat dan lembaga-lembaga politik terhadap setiap
upaya penegakan hak dan kewajiban warga negara.
5. Meningkatkan penyebarluasan prinsip-prinsip kesadaran bernegara kepada masyarakat
melalui lembaga pendidikan formal (sekolah/perguruan tinggi) maupun non-formal
(kegiatankegiatan keagamaan dan kursuskursus).
6. Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara.
7. Meningkatkan kerja sama yang harmonis antarkelompok atau golongan dalam
masyarakat agar mampu saling memahami dan menghormati keyakinan dan pendapat
masing masing.
b. Upaya warga negara
Upaya pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara yang dilakukan oleh
pemerintah tidak akan berhasil tanpa didukung oleh sikap dan perilaku warga negaranya, yang
mencerminkan penegakan hak dan kewajiban warga negara. Sebagai warga negara dari bangsa
dan negara yang beradab sudah sepantasnya sikap dan perilaku kita mencerminkan sosok manusia
beradab yang selalu menghormati keberadaan orang lain secara kaffah. Sikap tersebut dapat
kalian tampilkan dalam perilaku di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara.
Sumber:
https://ex-school.com/artikel/upaya-penanganan-pelanggaran-hak-dan-pengingkaran-kewajiban-w
arga-negara
42. menganalisis pentingnya perlindungan/penegakkan hukum oleh aparat penegak hukum di
Indonesia
Pentingnya perlindungan dan penegakan hukum adalah untuk menciptakan tatanan masyarakat
yang adil, damai yang sejahtera dengan tanpa adanya pelanggaran HAM dan pelanggaran hukum lainnya
seperti pembunuhan, penipuan dan lain sebagainya.
a. Tegaknya supremasi hukum
b. Tegakna keadilan
c. Mewujudkan perdamaian
Sumber:
https://www.kompasiana.com/muhammadnuh8152/5f3fb07fd541df2b57352ef3/pentingnya-perlin
dungan-dan-penegakan-hukum?page=2
43. menjelaskan pengaruh positif/negatif dari kemajuan IPTEK tersebut terhadap keberadaan
Kebhinnekaan Bangsa Indonesia.
a. Positif
1. Politik
Kemajuan Iptek membuat nilai-nilai seperti kebebasan demokrasi dan
keterbukaan berpengaruh terhadap kemajuan pikiran dan partisipasi bangsa Indonesia.
Nilai-nilai ini akan menjadi alat kontrol yang baik bagi keberlangsungan pemerintah yang
bersih, jujur, adil, dan mampu menerima aspirasi dari masyarakat secara baik.
2. Ekonomi
Dalam sisi ekonomi, kemajuan Iptek berpotensi mendorong penanaman modal
asing, meningkatkan kemakmuran rakyat, meningkatkan kesempatan dan devisa kerja
serta dan makin terbukanya pasar internasional untuk produksi di dalam negeri.
3. Sosbud
Munculnya internet dan gadget yang canggih telah mempermudah seseorang
memperoleh informasi dari manapun dan kapan pun. Ini juga berperan dalam
peningkatan efisiensi dalam aktifitas sehari-hari.
4. Hukum
Kemajuan Iptek akan memberikan efek pada pertahanan dan keamanan,
supremasi hukum, demokrasi, dan tuntutan Hak Asasi Manusia (HAM) semakin
menguat. Disamping itu, tuntutan terhadap tugas-tugas penegak hukum yang lebih
transparan, professional, dan lebih bertanggung jawab juga makin menguat.
b. Negatif
1. Politik
Dengan berkembangnya Iptek, maka tidak menutup kemungkinan nilai-nilai
seperti kebebasan demokrasi dan keterbukaan bisa disalahartikan oleh masyarakat. Hal
ini bisa membuat terganggunya stabilitas politik di dalam negeri.
2. Ekonomi
Dalam bidang ekonomi, perkembangan Iptek bisa merugikan lantaran dapat
meningkatkan perdagangan bebas yang membuat terdesaknya produk lokal, timbulnya
kesenjangan sosial akibat adanya persaingan bebas, kemungkinan perekonomian negara
untuk dikuasai pihak asing, dan yang lebih buruk mekanisme pengaturan ekonomi
sepenuhnya diatur oleh pasar sehingga pemerintah hanya sebagai regulator.
3. Sosbud
Kemajuan Iptek ini dapat memunculkan sifat hedonisme maupun gaya hidup
konsumtif dan individualisme. Hal ini tentu saja memicu adanya kesenjangan sosial jika
seseorang tidak mampu menerima pengaruh Iptek dengan baik. Selain itu, ada
kekhawatiran akan lunturnya nilai-nilai sosial dan keagamaan. Dimana kemajuan
teknologi kadang bisa membuat seseorang melupakan hubungan dengan orang lain dan
melanggar norma agama contohnya mencuri dengan cara hacking ke suatu lembaga
keuangan dan sebagainya.
4. Hukum
Kemajuan Iptek di bidang hukum dikhawatirkan akan memunculkan tindakan
anarkis dari masyarakat yang mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa, ketahanan
maupun stabilitas nasional. Oleh karena itu, perlu adanya solusi dalam menghadapi
pengaruh Iptek terhadap sebuah negara sehingga kemajuan teknologi ini bisa
dimanfaatkan untuk kepentingan orang banyak. Salah satunya perkembangan Iptek harus
sesuai dengan sila Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa dan didukung dengan UUD
1945 untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Sumber: https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/pengaruh-kemajuan-iptek-terhadap-indonesia-4425/
44. sikap/perilaku selektif dalam menerapkan IPTEK dibidang IPOLEKSOSBUDHANKAM
Ya tau lah ya...
45. memberikan contoh peran warga negara dalam menjaga dan mempertahankan NKRI
1. Mengembangkan sikap-sikap yang ideal dan baik dalam menjaga keutuhan NKRI seperti
toleransi, mengedepankan musyawarah, mendahulukan kewajiban dan kepentingan bersama,
tenggang rasa dan lain sebagainua.
2. Ikut serta dalam melakukan BELA NEGARA bagi bangsa sesuai kedudukannya masing-masing.
Bela negara tidak selalu harus berjuang di medan perang, bisa juga sesuai profesi masing-masing.
Contoh siswa, bela negara dengan cara berprestasi.
3. Cinta pada tanah air dengan mendukung budayanya, ekonominya, keamanannya dan lain
sebagainya
46. Pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara di antaranya disebabkan oleh
faktor-faktor berikut.
47. Upaya pencegahan mengatasi berbagai kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga
negara
48. Asas-Asas Kewarganegaraan Indonesia
49. syarat-syarat memperoleh warganegara indonesia