Anda di halaman 1dari 37

Kisi-kisi pkn usbn

1. Menyimpulkan implementasi wawasan Nusantara di bidang politik/ekonomi/sosial


budaya/hankam
Wawasan nusantara ​menurut Suhady dan Sinaga adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam
mencapai tujuan nasional yang mencakup perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai kesatuan
politik, sosial buaya, ekonomi, dan pertahanan keamanan.
Implementasi wawasan nusantara dalam bidang:
● Politik​: dilakukan dengan menciptakan perpolitikan Indonesia yang bermartabat dan
sesuai dengan Undang-Undang. Implementasi ini bermaksud untuk menciptakan
pemerintahan yang kuat, bersih, dan dapat dipercaya oleh masyarakat.
● Ekonomi: ​dijalankan dengan memanfaatkan kekayaan alam di indonesia sambil menjaga
kelestarian lingkungan hidupnya. Kekayaan dan letak geografis Indonesia yang strategis
dapat dimanfaatkan dengan maksimal untuk perekonomian negara.
● Sosial budaya: dilakukan dengan saling menghargai dan menghormati setiap perbedaan
atau keragaman yang ada di Tanah Air. Mulai dari perbedaan, suku, ras, agama hingga
budaya.
● Hankam​: dilakukan dengan menanamkan dan menumbuhkan rasa cinta terhadap Tanah
Air. Selain itu, implementasi ini juga bisa dilakukan dengan membentuk sikap rela
membela Tanah Air.

2. Menghubungkan hakikat hak dan kewajiban asasi manusia sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila

Hak asasi manusia (HAM) ​adalah hak pokok yang dimiliki manusia sejak manusia itu
dilahirkan yang tidak dapat diganggu gugat sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. HAM
diatur dalam Undang-undang No, 39 tahun 1999, hak asasi manusia merupakan hak dasar yang
secara kodrat melekat pada diri manusia, bersifat universal dan langgeng.

Kewajiban adalah segala sesuatu yang harus dilakukan atau dikerjakan dengan penuh tanggung
jawab. Kewajiban asasi manusia dapat kita artikan sebagai kewajiban dasar setiap manusia.
Dalam menjalankan hak dan kewajiban asasi manusia harus didasarkan dengan nilai-nilai
Pancasila karena Pancasila merupakan landasan yang digunakan warga Indonesia dalam
menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga dalam pelaksanaannya tidak ada
penyimpangan.

Sebagai contoh, Hak asasi manusia yang sesuai dengan nilai pancasila sila ke-5 yaitu Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dalam implementasinya adalah mendapatkan hak mendapat
keadilan dalam berbangsa dan bernegara.

Kewajiban asasi manusia sebagai contoh sesuai dengan Pancasila sila ke- 1 yaitu Ketuhanan
Yang Maha Esa. Artinya, warga negara Indonesia harus turut serta percaya dan takwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing serta Saling
menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.

3.​ ​Memberikan contoh kewajiban asasi berdasarkan Nilai nilai Pancasila


kewajiban merupakan segala sesuatu yang menjadi keharusan untuk kita lakukan. Hak dan
kewajiban merupakan suatu hal yang sudah menjadi keterikatan, sehingga antara hak dan
kewajiban haruslah seimbang dalam melakukannya.

● Sila 1 (Ketuhanan)
1. Kewajiban untuk menjaga solidaritas antar umat beragama
2. Kewajiban untuk menjalin kerja sama yang mempererat persaudaraan di lingkungannya
● Sila 2 (Kemanusiaan)
1. Kewajiban untuk memperlakukan sesamanya sesuai dengan harkat martabat ciptaan
Tuhan
2. Kewajiban untuk ikut serta dalam kegiatan bakti sosial
3. Kewajiban untuk menumbuhkan sikap saling peduli dan tidak semena - mena
● Sila 3 (Persatuan)
1. Kewajiban untuk cinta terhadap tanah air dan sikap membela negara
2. Kewajiban untuk memupuk persatuan berdasarkan semboyan negara yaitu Bhinneka
Tunggal Ika
3. Kewajiban untuk rela berkorban demi keutuhan bangsa dan negara
● Sila 4 (Kerakyatan)
1. Kewajiban untuk tidak memaksakan kehendak orang lain agar sama seperti kehendak kita
2. Kewajiban untuk tidak bersikap otoriter
3. Kewajiban untuk mengambil pertimbangan atas pendapat orang lain secara bijaksana
● Sila 5 (Keadilan)
1. Kewajiban untuk hidup bekerja keras
2. Kewajiban untuk menghindari perilaku yang dapat menimbulkan konflik dan merugikan
orang lain
3. Kewajiban untuk hidup tidak boros

4. menganalisis pentingnya perlindungan dan penegakkan HAM


Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia “Hak asasi
manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung
tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia.”

Dengan adanya penegakan dan perlindungan HAM disuatu negara maka hak dan martabat setiap
manusia lebih dijunjung tinggi dan nilai moral dalam bergaul sesama manusia, sehingga tidak
ada tindakan semena-mena terhadap orang lain karena telah dilindungi melalui Hak Asasi
Manusia. Tanpa adanya perlindungan serta penegakan HAM, seluruh hak warga negara akan
rentan mengalami pelanggaran hak asasi baik dari kalangan sesama masyarakat hingga
pemerintah, bahkan cita – cita dasar bangsa yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
tidak akan pernah tercapai apabila perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia tidak
diupayakan.

5. Menganalisis hakikat demokrasi Pancasila


Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang dilaksanakan sejalan dengan nilai-nilai Pancasila.
Demokrasi tidak semata-mata diartikan sebagai kebebasan berpendapat, tetapi juga demokrasi
diartikan sebagai partisipasi aktif masyarakat dalam menerapkan Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Dalam rangka pelaksanaan Demokrasi Pancasila, kita mementingkan musyawarah. Musyawarah
itu tidak didasarkan atas kekuasaan mayoritas atau minoritas, tapi yang dihasilkan musyawarah
itu sendiri.

6. Mengklasifikasi pelaksanaan demokrasi di Indonesia

1.​ D
​ emokrasi Parlementer ( 1945 – 1959 )

Kehidupan politik dan pemerintahan tidak stabil, sehingga program dari suatu negara tidak dapat
dilaksanakan dengan baik dan berkesinambungan. Sering bergantinya yang bertugas melaksanakan
pemerintahan. Kedudukan negara berada di bawah DPR dan keberadaannya bergantung pada
dukungan DPR dan negara lain. Timbulnya perbedaan yang sangat mendasar di antara partai
politik yang ada saat itu.

2.​ D
​ emokrasi Terpimpin (1959 – 1965)

Demokrasi Terpimpin lahir dari keinsyafan, kesadaran, dan keyakinan terhadap keburukan yang
diakibatkan oleh praktek demokrasi parlementer. Secara konsepsional demokrasi terpimpin
mempunyai kelebihan yang dapat mengatasi permasalahan yang di hadapi masyarakat.

Pokok – pokok Demokrasi Terpimpin menurut Bung Karno tertanggal 22 April 1959 sebagai
berikut :

● Demokrasi terpimpin bukan diktator


● Demokrasi terpimpin adalah demokrasi yang cocok dengan kepribadian dan dasar hidup
bangsa Indonesia.
● Demokrasi terpimpin adalah demokrasi di segala soal kenegaraan dan kemasyarakatan yang
meliputi bidang politik, ekonomi, dan sosial.
● Inti dari pada pemimpin dalam Demokrasi terpimpin adalah permusyawaratan yang di pimpin
oleh hikmat kebijaksanaan.
● Oposisi dalam arti melahirkan pendapat yang sehat dan yang membangun dalam Demokrasi
Terpimpin.

3.​ D
​ emokrasi Pancasila pada era orde baru (1966 – 1998)
Demokrasi pancasila bersumber pada pola pikir dan tata nilai sosial budaya bangsa Indonesia dan
menghargai hak individu yang tidak terlepas dari kepentingan sosial. Demokrasi pancasila tidak
bertentangan dengan prinsip demokrasi konstitusional. Demokrasi pancasila berpangkal dari
kekeluargaan dan gotong royong.

Penyimpangan yang dilakukan orde baru khususnya yang berkaitan dengan pancasila yaitu :

● Penyelenggaraan PEMILU yang tidak jujur dan tidak adil


● Pengekangan kebebasan berpolitik bagi PNS.
● Masih adanya intervensi pemerintah terhadap lembaga peradilan.
● Kurangnya jaminan kebebasan mengemukakan pendapat.
● Sistem kepartaian yang tidak otonom dan berat sebelah.
● Maraknya praktek KKN.
● Menteri – menteri dan gubernur diangkat menjadi anggota MPR.

4.​ D
​ emokrasi Pancasila pada Orde Reformasi (1998 – saat ini)

Demokrasi yang dilaksanakan tetap demokrasi pancasila. Perbedaan terletak pada aturan
pelaksanaan dan praktek penyelenggaraan.

Terdapat perubahan pelaksanaan Demokrasi pada era reformasi sebagai berikut :

● Pemilihan umum lebih demokratis.


● Partai politik lebih mandiri.
● Pengaturan hak asasi manusia.
● Lembaga demokrasi lebih berfungsi.

Demokrasi Pancasila hanya akan dapat dilaksanakan dengan baik apabila nilai-nilai yang
terkandung didalamnya dapat dipahami dan dihayati sebagai nilai-nilai budaya politik yang
mempengaruhi sikap hidup politik pendukungnya. Pelaksanaan demokrasi pancasila harus disertai
dengan pembangunan bangsa secara keseluruhan karena pembangunan adalah proses perubahan
kearah kemajuan dan proses pendidikan bangsa untuk meningkatkan mutu kehidupan bangsa.

7. Menganalisis pentingnya sikap/perilaku yang mendukung terciptanya suasana


kehidupan demokrasi yang baik
Berikut ini beberapa perilaku yang mendukung tegaknya nilai-nilai demokratis dalam kehidupan
sehari-hari:
● Membiasakan diri untuk berbuat sesuai dengan aturan main atau hukum yang berlaku.
● Membiasakan diri bertindak demokratis dalam segala hal.
● Membiasakan diri menyelesaikan persoalan dengan musyawarah.
● Membiasakan diri mengadakan perubahan secara damai tidak dengan kekerasan.
● Membiasakan diri untuk memilih pemimpin-pemimpin melalui cara-cara demokratis, dll.

8. Mengidentifikasi penggolongan hukum di Indonesia

1.​ ​BERDASARKAN BENTUK

● HUKUM TERTULIS : Hukum yang dapat kita temui dalam bentuk tulisan dan dicantumkan
dalam berbagai peraturan negara. Contoh: UUD 1945. Referensi dari LKS: Hukum ini dapat
berupa hukum tertulis dan dikodifikasikan.
● HUKUM TIDAK TERTULIS ​: Hukum yang masih hidup dan tumbuh dalam keyakinan
masyarakat tertentu (hukum adat). Dalam praktik ketatanegaraan, hukum tidak tertulis disebut
konvensi. Contoh: Pidato kenegaraan presiden setiap tanggal 16 Agustus. Referensi dari LKS
: Hukum Kebiasaan.

2.​ ​BERDASARKAN RUANG

● HUKUM LOKAL : Hukum yang hanya berlaku di suatu daerah tertentu. Contoh: Hukum
Adat Batak, Hukum Jawa, Hukum Dayak dan Hukum Minangkabau.
● HUKUM NASIONAL : Hukum yang berlaku di suatu negara tertentu Contoh: Hukum
Nasional Indonesia, Hukum Malaysia dan Hukum AS.
● HUKUM INTERNASIONAL : Hukum yang mengatur hubungan hukum antar negara atau
lebih. Contoh: Hukum perang dan hukum perdata internasional.
● HUKUM GEREJA : Kumpulan Norma yang di tetapkan oleh gereja untuk anggota-
anggotanya. Contoh: Hukum pernikahan

3.​ ​BERDASARKAN WUJUD

● HUKUM OBJEKTIF : Hukum dalam negara yang berlaku umum dan tidak mengenal orang
atau golongan tertentu. Contoh: UU No. 14/92 tentang lalu lintas dan angkutan jalan.
● HUKUM SUBJEKTIF : Hukum yang timbul dari hukum objektif dan berlaku untuk orang
tertentu atau lebih. Hukum subjektif disebut juga hak. Contoh: UU No 1/74 tentang
perkawinan.

4.​ ​BERDASARKAN WAKTU

● IUS CONSTITUTUM (Hukum Positif) : Hukum yang berlaku sekarang bagi suatu
masyarakat tertentu dalam suatu daerah tertentu. singkatnya, hukum yang berlaku bagi suatu
masyarakat pada suatu waktu dan dalam suatu tempat tertentu. Contoh: di Indonesia
persoalan perdata diatur dalam KUHPerdata, persoalan pidana diatur melalui KUHPidana, dll
● IUS CONSTITUENDUM : Hukum yang berlaku pada masa yang akan datang. Rancangan
UU yang sedang diproses oleh DPR bersama Pemerintah. Contoh: Rancangan UU tentang
pornografi yang entah di setujui atau tidak oleh masyarakat.
● HUKUM ANTARWAKTU : Hukum yang mengatur suatu peristiwa yang menyangkut
hukum yang berlaku saat ini dan hukum yang berlaku pada masa lalu.
● HUKUM ASASI (Hukum Alam) : Hukum yang berlaku dimana-mana dalam segala waktu
untuk segala bangsa di dunia dan berlaku untuk selama-lamanya terhadap siapapun juga di
seluruh tempat.

5.​ ​BERDASARKAN SASARAN

● HUKUM SATU GOLONGAN : Hukum yang berlaku pada satu golongan tertentu. Contoh :
UU Pers No 40 tahun 1999.
● HUKUM SEMUA GOLONGAN : Hukum yang berlaku bagi semua golongan tanpa
kecuali. Contoh: UU No 62/58 tentang kewarganegaraan.
● HUKUM ANTARGOLONGAN : Hukum yang mengatur untuk kepentingan tertentu
dengan golongan lain. Contoh: UU No 2/58 tentang dwi kewarganegaraan RI-RRC.

6.​ ​BERDASARKAN ISI

● HUKUM PUBLIK/HUKUM NEGARA : Hukum yang mengatur hubungan antara warga


negara dan warga negara lain yang menyangkut kepentingan hukum. Contoh: - Hukum Tata
Negara - Hukum Administrasi Negara - Hukum Pidana - Hukum Internasional
● HUKUM PRIVAT/HUKUM SIPIL : Hukum yang mengatur antara orang yang satu dengan
orang lain dan bersifat pribadi. Hukum privat dalam arti luas meliputi: - Hukum Perdata -
Hukum Dagang Dalam arti sempit meliputi: - Hukum Perseorangan - Hukum Keluarga -
Hukum Harta Kekayaan - Hukum Waris

7.​ ​BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

● HUKUM MATERIAL : Hukum yang menganut peraturan tentang kepentingan dan


hubungan yang berwujud perintah dan larangan. Contoh: Hukum perdata,Hukum Pidana dan
Hukum Dagang.
● HUKUM FORMAL : Hukum yang berisi tentang tata cara melaksanakan hukum dan
mempertahankan hukum material. Contoh: Hukum acara pidana dan Hukum acara perdata.

9. Menganalisis pentingnya peran lembaga peradilan dalam memberikan rasa keadilan


terhadap masyarakat

PERAN LEMBAGA PERADILAN

1. Mahkamah Agung atau MA

● Mahkamah Agung berwenang untuk memutuskan permohonan kasasi.


● Mahkamah Agung berwenang untuk memeriksa hasil sengketa tenyang dan mempunyai
kewenangan untuk mengadili.
● Mahkamah Agung berhak untuk memeriksa permohonan peninjauan keputusan pengadilan,
meskipun keputusan tersebut memiliki kekuatan hukum.
● Menjalankan perannya sebagai pengadilan tertinggi di Indonesia.
● Mahkamah Agung berhak untuk memberikan nasihat hukum kepada presiden dan wakil
presiden dalam menentukan keputusan.
● Mahkamah Agung berhak juga menguji dan mengkaji ulang peraturan undang-undang secara
materi.

2. Mahkamah Konstitusi atau MK

● Mahkamah Konstitusi mempunyai wewenang untuk menguji Undang-Undang terhadap


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945).
● Mahkamah Konstitusi berhak memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
● Mahkamah Konstitusi berperan untuk memutuskan pembubaran partai politik.
● Mahkamah Konstitusi berhak untuk memutuskan perselisihan mengenai hasil pemilihan
umum
● Mahkamah Konstitusi juga berhak atas pendapat dari Dewan Perwakilan Rakyat yang
mengatakan Presiden dan Wakil Presiden melakukan pelanggaran. Berdasarkan penjelasan
diatas prinsip kerja dari Mahkamah Konstitusi adalah mengecek kesimbangan antara lembaga
satu dan lembaga lainnya agar berada dalam posisi yang sejajar.

3. Komisi Yudisial atau KY

● Komisi Yudisial mempunyai peranan dalam memberi usulan atas pengangkatan Hakim Agung
kepada Dewan Perwakilan Rakyat
● Selain mengangkat Hakim Agung, Komisi Yudisial juga mempunyai peranan untuk
menegakkan dan menjaga gerak-gerik hakim di lingkungan peradilan

Selain peranan diatas, Komisi Yudisial juga mempunyai beberapa tugas untuk mengawasi
hakim. Tugas-tugas Komisi Yudisial seperti :

● Sebagai pihak yang menerima saran, kritik atau laporan masyarakat mengenai tugas seorang
hakim
Komisi Yudisial wajib meminta laporan secara berkala kepada badan peradilan mengenai
tugas dan hal-hal apa saja yang telah dilakukan hakim di lingkungan peradilan.
● Komisi Yudisial wajib memeriksa setiap pelanggaran hukum yang dilakukan hakim
● Komisi Yudisial juga berhak dan wajib untuk memanggil hakim yang telah terbukti
melakukan pelanggaran hukum.
● Setelah melakukan rangkaian pemeriksaan kepada hakim yang bersalah, Komisi Yudisial juga
wajib membuat laporan hasil pemeriksaan yang nantinya akan diserahkan kepada MA, MK
dan pada akhirnya akan disampaikan juga kepada presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat

4. Pengadilan Negeri

Sistem pemerintahan presidensial dan ​Peranan dari Pengadilan Negeri adalah sebagai pihak yang
memeriksa, memutuskan perkara pidana di tingkat pertama. Berdasarkan golongan sendiri hukum
terbagi menjadi beberapa seperti : hukum berdasarkan bentuk (hukum tertulis dan tidak tertulis),
hukum berdasarkan wilayah (hukum lokal, hukum nasional dan hukum internasional), hukum
berdasarkan fungsi (hukum materiil dan hukum formal), hukum berdasarkan waktu (hukum positif
yang berlaku di masa sekarang dan masa yang akan datang dan hukum transitoir), hukum
berdasarkan pokok permasalahan (hukum sipil dan hukum negara) dan hukum berdasarkan sumber
(undang-undang, kebiasaan atau adat istiadat atau hukum adat, hukum traktat dan hukum
yurisprudensi).

5. Pengadilan Tinggi

Peranan lembaga peradilan dalam Pengadilan tinggi merupakan lembaga peradilan yang
mempunyai posisi di ibu kota provinsi. Adapun dari peranan pengadilan tinggi adalah :

● Mengadili pidana di tingkat banding atau provinsi


● Pengadilan tinggi mempunyai peran sebagai pihak yang menjaga jalannya peradilan di tingkat
pertam
● Pengadilan negeri juga mempunyai peran untuk memberikan pertimbangan dan nasehat
hukum kepada pemerintah

6. Peradilan Agama

Pernah mendengar mengenai peradilan agama? Peradilan agama adalah lembaga pengadilan
lembaga yang ada di setiap daerah kabupaten. Peranan peradilan agama ini adalah untuk
memeriksa, memutuskan dan menyelesaikan beberapa perkara seperti pernikahan, warisan, hak
asuh anak dan wakaf. Peradilan Agama sendiri identik dengan memberikan nasehat tentang hukum
islam, namun nasehat itu sendiri dikeluarkan peradilan Agama ketika instansi pemerintah
memintanya.

7. Peradilan Militer

Lembaga peradilan militer adalah sebuah lembaga peradilan yang melaksanakan dan
menegakkan hukum di lingkungan angkatan bersenjata. Selain itu, ketika sebuah lembaga peradilan
militer memutuskan hukum harus mempertimbangkan juga kepentingan pertahanan keamanan
negara.

8. Lembaga Peradilan Militer Tinggi

Ternyata lembaga peradilan di bidang militer mempunyai ​sistem peradilan di Indonesia ​dibagi
menjadi 2, pertama lembaga peradilan militer dan lembaga peradilan militer tinggi. Keduanya
mempunyai fungsi yang sama. Perbedaannya adalah lembaga peradilan militer berfungsi untuk
memeriksa dan memutuskan perkara pidana tingkat pertama, dan dalam hal ini terdakwanya adalah
prajurit atau berpangkat di bawah kapten. Sedangkan lembaga peradilan militer tinggi berperan
sebagai pihak yang menyelesaikan, memutuskan dan memeriksa suatu perkara pidana di bidang
militer di tingkat banding.

9. Lembaga Peradilan Tata Usaha Negara

Lembaga peradilan tata usaha negara merupakan sebuah lembaga peradilan yang melaksanakan
hukum sesuai undang-undang yang berlaku. Umumnya lembaga peradilan tata usaha negara
berperan sebagai pihak yang menyelesaikan sengketa usaha di tingkat pertama (kotamadya atau
kabupaten)

10. Lembaga Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara

Lembaga pengadilan tinggi tata usaha negara mempunyai peran yang hampir sama dengan
lembaga peradilan tata usaha negara hanya saja yang membedakannya adalah lembaga pengadilan
tinggi tata usaha negara berperan untuk memeriksa, memutuskan sengketa tata usaha di tingkat
banding atau provinsi.

10. Memberikan contoh peran Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dunia​.


11. Menganalisis upaya yang dapat dilakukan oleh warga negara/pemerintah dalam
menyelesaikan kasus ancaman terhadap pertahanan dan keamanan negara
Jawab ​: Menjadi tanggung jawab seluruh warga Indonesia dengan ​sistem pertahanan SEMESTA

12. Menjelaskan isi Pasal 18 ayat (1)/Pasal 37 ayat (5) UUD Negara RI Tahun 1945
Jawab ​:
● Pasal 18 : adanya landasan keberadaan Pemerintahan daerah, yaitu Pemerintah daerah provinsi
dan Pemerintah daerah Kabupaten/Kota.
● Pasal 37 UUD 1945 : "Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak
dapat dilakukan perubahan".

13. Menentukan faktor-faktor pendorong dan faktor-faktor penghambat persatuan dan


kesatuan/integrasi bangsa
Jawab ​:
➔ Pendorong
◆ Nasionalisme
◆ Rasa toleransi yang tinggi
◆ Kesadaran dalam hidup bermasyarakat
◆ Rela berkorban untuk bangsa
➔ Penghambat
◆ Keberagaman pada masyarakat Indonesia
◆ Faktor geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan
◆ Merebaknya paham kesukuan atau etnosentrisme
◆ Pembangunan nasional yang tidak merata
◆ Masuknya budaya asing yang mengikis nilai asli budaya Indonesia

14. Menjelaskan kewenangan lembaga negara tersebut menurut UUD NRI Tahun 1945
Jawab ​:
➔ MPR
◆ Mengubah dan menetapkan UUD
◆ Melantik pres/wapres berdasarkan hasil pemilu dalam sidang paripurna MPR
◆ Memberhentikan pres wapres dalam masa jabatannya menurut UUD
➔ DPR
◆ Membentuk UU yang dibahas bersama presiden untuk mendapat persetujuan bersama
◆ Memberikan persetujuan kpd presiden atas pengangkatan dan pemberhentian anggota
komisi yudisial
◆ Memilih anggota bpk dengan memperhatikan pertimbangan anggota dpd
◆ Memberikan pertimbangan kepada presiden untuk mengangkat duta, menerima
peempatan duta dari negara lain, serta membeerikan pertibangan dalam pemberian
amnesti dan abolisi
◆ Memberikan persetujuan kepada presiden dalam hal menyatakan perang, serta membuat
perdamaian dan perjanjian dengan negara lain
➔ DPD
◆ Di bidang legislasi yakni pengajuan RUU tertentu, ikut membahas bersama DPR dan
Pemerintah terhadap penyusunan RUU tertentu, pemberian pandangan dan pendapat
terhadap RUU tertentu, pemberian pertimbangan terhadap RUU tentang APBN dan RUU
yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama, serta pengawasan terhadap
pelaksanaan UU tertentu.
➔ Presiden
◆ Memegang kekuasaan tertinggi atas al, au, ad
◆ Dengan persetujua dp menyatakan perang serta membuat perdamaian dan perjanjian
dengan negara lain
◆ Menyatakan keadaan bahaya
◆ Mengangkat duta dan konsul dengan memperhatikan pertimbangan dpr
➔ MA
◆ Di bidang peradilan : memeriksa dan memutuskan perkara
◆ Dibidang nasihat dan pertimbangan hokum
◆ Di bidang pengawasan
➔ MK
◆ Mengadili pada tingkat pertama yang putusannya bersifat final untuk menguji uu thdp
uud 1945
◆ Memutuskan sengketan kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan
oleh uud 1945
◆ Memutuskan pembubaran partai politik
◆ Memutuskan perselisihan tentang hasil pemilu
➔ Komisi Yudisial
◆ Mengusulkan pengangkatan hakim agung dan hakim ad hoc di Mahkamah Agung kepada
DPR untuk mendapatkan persetujuan;
◆ Menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim;
◆ Menetapkan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH) bersama-sama
dengan Mahkamah Agung;
◆ Menjaga dan menegakkan pelaksanaan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim
(KEPPH).
➔ Bpk
◆ menentukan objek pemeriksaan, merencanakan serta melaksanakan pemeriksaan.
◆ memberikan pendapat kepada DPR, DPD, DPRD, dan semua lembaga keuangan negara
lain yang diperlukan untuk menunjang sifat pekerjaan BPK.
◆ memberi nasihat/pendapat berkaitan dengan pertimbangan penyelesaian masalah
kerugian negara.

15. Menjelaskan peran kementerian negara/Lembaga negara non kementerian


Jawab :
● Kementrian, perannya :
○ Koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan
kementerian atau lembaga yang terkait dengan isu di bidangnya.
○ ​Pengendalian pelaksanaan kebijakan kementerian atau lembaga yang terkait dengan isu
di bidangnya.
○ Berkoordinasi melaksanakan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi
kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan bidangnya.
○ Pengelolaan barang milik atau kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab bidangnya.
○ Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan bidangnya.
○ ​pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Presiden.
● Lemaba negara Non-kementrian, dibentuk untuk melaksanakan tugas pemerintahan tertentu dari
Presiden. Kepala LPNK berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada presiden
melalui menteri atau pejabat setingkat menteri yang mengoordinasikan.

16. Menganalisis pentingnya nilai nilai Pancasila menjadi landasan dalam praktek
penyelenggaraan pemerintahan
Jawab :
· Pentingnya nilai-nilai Pancasila menjadi landasan dalam praktik

penyelenggaraan pemerintahan dengan menjadi ​dasar negara,


pandangan hidup bangsa, ideologi negara, jiwa bangsa, kepribadian
bangsa, cita-cita dan tujuan nasional​.
· Pancasila yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan

landasan bangsa Indonesia yang mengandung tiga tata nilai utama,


Dimensi spiritual ​mengandung makna bahwa Pancasila
mengandung nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa sebagai landasan keseluruhan nilai dalam falsafah
negara. Hal ini termasuk pengakuan bahwa atas kemahakuasaan dan
curahan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa perjuangan Bangsa
Indonesia merebut kemerdekaan terwujud.
Dimensi kultural ​mengandung makna bahwa Pancasila merupakan
landasan falsafah negara, pandangan hidup bernegara, dan sebagai dasar
negara.
Dimensi institusional mengandung makna bahwa Pancasila harus
sebagai landasan utama untuk mencapai cita-cita, tujuan bernegara, dan
dalam penyelenggaraan pemerintahan.
· Nilai-nilai Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan UUD RI

Tahun 1945 yang mana harus menjadi landasan dalam praktik


penyelenggaraan negara
Ø N
​ ilai Sila Ketuhanan Yang Maha Esa Pengakuan adanya

kausa prima (sebab pertama) yaitu Tuhan Yang Maha Esa​.


a) Menjamin penduduk untuk memeluk agama
masing-masing dan beribadah menurut agamanya
b) Tidak memaksa warga Negara untuk beragama, tetapi
diwajibkan memeluk agama sesuai hukum yang
berlaku.
c) Atheisme dilarang hidup dan berkembang di
Indonesia.
d) Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya
kehidupan beragama, toleransi antarumat dan dalam
beragama.
e) Negara memfasilitasi bagi tumbuh kembangnya
agama dan iman warga negara dan menjadi mediator
ketika terjadi konflik antar agama.

Ø​ ​Nilai Sila Kemanusian yang Adil dan Beradab


a) Menempatkan manusia sesuai dengan
b) hakikatnya sebagai makluk Tuhan karena manusia
mempunyai sifat universal.
c) Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala
bangsa, hal ini juga bersifat universal.
d) Mewujudkan keadilan dan peradaban yang tidak
lemah.
Ø​ ​Nilai Sila Persatuan Indonesia
a) Nasionalisme
b) Cinta bangsa dan tanah air
c) Menggalang persatuan dan kesatuan bangsa
d) Menghilangkan penonjolan kekuatan atau kekuasaan,
keturunan dan perbedaan ras, suku serta agama.
e) Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggulangan.
Ø Nilai Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat

Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan


a) Hakikat Sila ini adalah demokrasi dimana demokrasi
dalam arti umum, yaitu pemerintah dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat.
b) Permusyawaratan, artinya mengusahakan putusan
bersama secara bulat, baru sesudah itu diadakan
tindakan bersama. Disini terjadi simpul yang penting
yaitu mengusahakan putusan bersama secara bulat.
c) Dalam melakukan putusan diperlukan kejujuran
bersama. Hal yang perlu diingat bahwa keputusan
bersama dilakukan secara bulat sebagai konsekuensi
adanya kejujuran bersama.
d) Perbedaan secara umum demokrasi di negara barat
dan di negara Indonesia, yaitu terletak pada
permusyawaratan
Ø​ ​Nilai Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
a) Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam
arti dinamis dan berkelanjutan.
b) Seluruh kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan
bagi kebahagiaan bersama menurut potensi
masing-masing
c) Melindungi yang lemah agar kelompok warga
masyarakat dapat bekerja sesuai dengan bidangnya.

17. mengidentifikasikan Wilayah Teritorial dan Ekstra Teritorial


Teritorial
· Laut teritorial adalah wilayah kedaulatan sebuah negara selain lahan

pesisir dan perairan pedalaman; sedangkan untuk negara kepulauan


seperti Indonesia, Jepang, dan Filipina, laut teritorial meluas ke jalur
laut yang berdekatan dengan perairan kepulauan yang disebut
perairan pedalaman termasuk dalam definisi kedaulatan laut
teritorial termasuk ruang udara di atas laut teritorial dan dasar laut
dan lapisan tanah daripadanya dan, kedaulatan atas laut teritorial
yang dilakukan berdasarkan ketentuan Konvensi PBB tentang
Hukum (Konvensi PBB tentang Hukum Laut) Sea wide belt perairan
pesisir dapat diperpanjang paling banyak ​dua belas mil laut ( 22,224
km) dari baseline (baseline -Laut)
· Wilayah teritorial adalah wilayah laut dengan batas 12 mil dari titik

ujung terluar pulau-pulau di Indonesia pada saat pasang surut ke


arah laut.
· Wilayah teritorial adlah wilayah suatu negara dimna negara itu

berhak menggunakan juridiksinya.


Ekstra Teritorial
· Daerah yang menurut hukum internasional diakui sebagai wilayah

kekuasaan suatu negara meskipun wilayah negara tersebut letaknya


di negara lain
· Wilayah ekstrateritorial dapat diartikan sebagai wilayah suatu negara

yang diakui oleh kebiasaan internasional, walaupun sebenarnya


wilayah tersebut berada di luar negara pemilik.
· Adapun untuk batas ekstrateritorial, harus berpedoman pada

kongres aachen yang dilakukan pada tahun 1818


· Contoh : Perwakilan Indonesia di negara lain, Perwakilan negara

lain di Indonesia, Kapal Indonesia yang berada di negara lain, Kapal


Indonesia yang berada di laut lepas, Kapal negara lain yang berada
di Indonesia
18. menunjukan hal hal yang harus dilakukan orang asing untuk menjadi warga negara Indonesia

· Permohonan pewarganegaraan diajukan di Indonesia oleh pemohon


secara tertulis dalam bahasa Indonesia di atas kertas bermeterai


cukup kepada Presiden melalui Menteri
· Menteri meneruskan permohonan kepada Presiden dalam waktu

paling lambat 3 (tiga) bulan sejak tanggal permohonan diterima


·​ Presiden mengabulkan atau menolak permohonan pewarganegaraan

· Keputusan Presiden ditetapkan paling lambat 3 bulan sejak


permohonan diterima oleh Menteri dan


· diberitahukan kepada pemohon paling lambat 14 hari sejak

Keputusan Presiden ditetapkan


· Paling lambat 3 bulan terhitung sejak Keputusan Presiden dikirim

kepada pemohon, Pejabat memanggil pemohon untuk mengucapkan


sumpah atau menyatakan janji setia
· Pemohon kemudian dipanggil sesuai waktu yang ditentukan untuk

mengucap sumpah dan janji setia di hadapan pejabat dan dihadiri 2


orang saksi
· Setelah mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia, pemohon

wajib mengembalikan dokumen atau surat-surat dalam waktu paling


lambat 14 (empat belas) hari tsejak tanggal pengucapan sumpah
· Setelah berita acara pengucapan sumpah dan janji setia diterima,

Menteri mengumumkan nama orang yang telah memperoleh


Kewarganegaraan Republik Indonesia dalam Berita Negara
Republik Indonesia.

19. Identifikasikan syarat-syarat menjadi warganegara Indonesia menurut UU Nomor 12 Tahun


2006

❖ Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin;


❖ Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah
negara Republik Indonesia paling singkat 5 (lima) tahun berturut-turut atau
paling singkat 10 tahun tidak berturut-turut;
❖ Sehat jasmani dan rohani;
❖ Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
❖ Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam
dengan pidana penjara 1 (satu) tahun atau lebih;
❖ Jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi
berkewarganegaraan ganda;
❖ M
​ empunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap; dan
❖ M
​ embayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara
20. Memberikan contoh bentuk kemerdekaan beragama dan berkepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa sesuai dengan pasal 29 ayat (2)

❖ Setiap orang berhak memeluk agama dan beribadat menurut agamanya

❖ S ​
​ etiap orang berhak atas kebebasan meyakini​ kepercayaan

21. Menentukan kekuatan sistem pertahanan dan keamanan Nasional.

Sesuai Undang-Undang RI No 34 Tahun 2004, ​Usaha pertahanan dan keamanan negara


dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional
Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat,
sebagai kekuatan pendukung.

22. Memberikan contoh lembaga Suprastruktur/Infrastruktur dalam sistem politik di Indonesia.

Kekuatan Suprastruktur Politik dalam Lembaga Tinggi Negara Indonesia


1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
3. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
4. Presiden/Wakil Presiden
5. Mahkamah Agung
6. Mahkamah Konstitusi
7. Komisi Yudisial
8. Badan Pemeriksa Keuangan

Kekuatan Infrastruktur Politik dalam Lembaga Tinggi Negara Indonesi​a


1. Partai Politik
2. Kelompok Kepentingan (Interests Group)
Kelompok yang mempunyai kepentingan terhadap kebijakan politik negara.
3. Kelompok Penentang (Pressure Group)
Kelompok yang bertujuan mengupayakan atau memperjuangkan keputusan politik yang
berupa undang-undang atau kebijakan publik yang dikeluarkan pemerintah sesuai dengan
kepentingan dan keinginan kelompok mereka.
4. Media Komunikasi Politik
5. Tokoh Politik

23. Menganalisis hubungan antara lembaga - lembaga negara tersebut menurut UUD NRI Tahun 1945

a. Hubungan antara MPR dengan DPR, DPD, dan Mahkamah Konstitusi

Dalam hubungannya dengan DPR, khusus mengenai penyelenggaraan sidang MPR berkaitan
dengan kewenangan untuk memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden, proses tersebut
hanya bisa dilakukan apabila didahului oleh pendapat DPR yang diajukan pada MPR.

Dalam hubungannya dengan DPD. Seperti halnya peran DPR, peran DPD dalam MPR juga sangat
besar misalnya dalam hal mengubah UUD yang harus dihadiri oleh 2/3 anggota MPR dan
memberhentikan Presiden yang harus dihadiri oleh 3/4 anggota MPR maka peran DPD dalam
kewenangan tersebut merupakan suatu keharusan.

Dalam hal hubungannya dengan Mahkamah Konstitusi (MK) dapat dipahami dari Pasal 24C ayat
(1) UUD 1945 menyebutkan bahwa salah satu wewenang Mahkamah Konstitusi adalah untuk
memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan UUD. Karena
kedudukan MPR sebagai lembaga negara maka apabila MPR bersengketa dengan lembaga negara
lainnya yang sama-sama memiliki kewenangan yang ditentukan oleh UUD, maka konflik tersebut
harus diselesaikan oleh Mahkamah Konstitusi.

b. Hubungan DPR dengan Presiden, DPD, dan MK.

Pasal 20 ayat (1) menyatakan bahwa DPR memegang kekuasaan membentuk undang-undang.
Selanjutnya untuk menguatkan posisi DPR sebagai pemegang kekuasaan legislatif maka pada
Pasal 20 ayat (5) ditegaskan bahwa dalam hal RUU yang disetujui bersama tidak disahkan oleh
Presiden dalam waktu 30 hari semenjak RUU tersebut disetujui, sah menjadi UU dan wajib
diundangkan.
Dalam hubungan dengan DPD, terdapat hubungan kerja dalam hal ikut membahas RUU yang
berkaitan dengan bidang tertentu, DPD memberikan pertimbangan atas RUU tertentu, dan
menyampaikan hasil pengawasan pelaksanaan UU tertentu pada DPR.

Dalam hubungannya dengan Mahkamah Konstitusi, terdapat hubungan tata kerja yaitu dalam hal
permintaan DPR kepada MK untuk memeriksa pendapat DPR mengenai dugaan bahwa Presiden
bersalah. Disamping itu terdapat hubungan tata kerja lain misalnya dalam hal apabila ada sengketa
dengan lembaga negara lainnya, proses pengajuan calon hakim konstitusi, serta proses pengajuan
pendapat DPR yang menyatakan bahwa Presiden bersalah untuk diperiksa oleh MK.

c. Hubungan DPD dengan DPR, BPK, dan MK

Tugas dan wewenang DPD yang berkaitan dengan DPR adalah dalam hal mengajukan RUU
tertentu kepada DPR, ikut membahas RUU tertentu bersama dengan DPR, memberikan
pertimbangan kepada DPR atas RUU tertentu, dan menyampaikan hasil pengawasan pelaksanaan
UU tertentu pada DPR. Dalam kaitan itu, DPD sebagai lembaga perwakilan yang mewakili daerah
dalam menjalankan kewenangannya tersebut adalah dengan mengedepankan kepentingan daerah.

Dalam hubungannya dengan BPK, DPD berdasarkan ketentuan UUD menerima hasil pemeriksaan
BPK dan memberikan pertimbangan pada saat pemilihan anggota BPK.

Ketentuan ini memberikan hak kepada DPD untuk menjadikan hasil laporan keuangan BPK
sebagai bahan dalam rangka melaksanakan tugas dan kewenangan yang dimilikinya, dan untuk
turut menentukan keanggotaan BPK dalam proses pemilihan anggota BPK. Disamping itu, laporan
BPK akan dijadikan sebagai bahan untuk mengajukan usul dan pertimbangan berkenaan dengan
RUU APBN.

Dalam kaitannya dengan MK, terdapat hubungan tata kerja terkait dengan kewenangan MK dalam
hal apabila ada sengketa dengan lembaga negara lainnya.

d. Hubungan MA dengan lembaga negara lainnya

Pasal 24 ayat (2) menyebutkan bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah
Agung dan badan peradilan dibawahnya serta oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. Ketentuan
tersebut menyatakan puncak kekuasaan kehakiman dan kedaulatan hukum ada pada MA dan MK.
Mahkamah Agung merupakan lembaga yang mandiri dan harus bebas dari pengaruh
cabang-cabang kekuasaan yang lain.

Dalam hubungannya dengan Mahkamah Konstitusi, MA mengajukan 3 (tiga) orang hakim


konstitusi untuk ditetapkan sebagai hakim di Mahkamah Konstitusi.

e. Hubungan antara Mahkamah Konstitusi dengan Presiden, DPR, BPK, DPD, MA, KY

Kewenangan Mahkamah Konstitusi sesuai dengan ketentuan Pasal 24C ayat (1) dan (2) adalah
untuk mengadili pada tingkat pertama dan terakhir untuk menguji UU terhadap UUD, memutus
sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan UUD, memutus
pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum. Disamping
itu, MK juga wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh
Presiden atau Wakil Presiden menurut UUD.

Dengan kewenangan tersebut, jelas bahwa MK memiliki hubungan tata kerja dengan semua
lembaga negara yaitu apabila terdapat sengketa antar lembaga negara atau apabila terjadi proses
judicial review yang diajukan oleh lembaga negara pada MK.

f. Hubungan antara BPK dengan DPR dan DPD

BPK merupakan lembaga yang bebas dan mandiri untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung
jawab tentang keuangan negara dan hasil pemeriksaan tersebut diserahkan kepada DPR, DPD, dan
DPRD. dengan pengaturan BPK dalam UUD, terdapat perkembangan yaitu menyangkut
perubahan bentuk organisasinya secara struktural dan perluasan jangkauan tugas pemeriksaan
secara fungsional. Karena saat ini pemeriksaan BPK juga terhadap pelaksanaan APBN di
daerah-daerah dan harus menyerahkan hasilnya itu selain DPR juga pada DPD dan DPRD.

Selain dalam kerangka pemeriksaan APBN, hubungan BPK dengan DPR dan DPD adalah dalam
hal proses pemilihan anggota BPK.

g. Hubungan antara Komisi Yudisial dengan MA


Pasal 24A ayat (3) dan Pasal 24B ayat (1) menegaskan bahwa calon hakim agung diusulkan
Komisi Yudisial kepada DPR untuk mendapat persetujuan. Keberadaan Komisi Yudisial tidak bisa
dipisahkan dari kekuasaan kehakiman. Dari ketentuan ini bahwa jabatan hakim merupakan jabatan
kehormatan yang harus dihormati, dijaga, dan ditegakkan kehormatannya oleh suatu lembaga yang
juga bersifat mandiri. Dalam hubungannya dengan MA, tugas KY hanya dikaitkan dengan fungsi
pengusulan pengangkatan Hakim Agung, sedangkan pengusulan pengangkatan hakim lainnya,
seperti hakim MK tidak dikaitkan dengan KY.

24. Menjelaskan prinsip-prinsip dari data UNDP (United Development Program)

1) Partisipasi peran serta masyarakat dalam proses pembuatan keputusan juga kebebasan berkumpul
dan berserikat.
2) Aturan hukum yaitu hukum harus adil, tanpa perbedaan, ditegakkan dan dipatuhi, terutama
tentang HAM.
3) Transparan yaitu adanya kebebasan informasi dalam berbagai lembaga sehingga gampang
diketahui oleh masyarakat.
4) Daya tanggap yaitu proses yang dilakukan oleh setiap lembaga harus diarahkan ke upaya untuk
melayani pihak yang membutuhkan.
5) Berorientasi konsensus ​yaitu berperan sebagai penengah untuk mencapai usaha bersama.
6) Berkeadilan yaitu memberi kesempatan yang sama kepada laki-laki maupun ​perempuan dalam
usaha untuk meningkatkan kualitas hidup.
7) Efektivitas & efisiensi yaitu segala proses dan lembaga yang diarahkan untuk menghasilkan
sesuatu benar-benar dibutuhkan dan sesuai dengan sumber daya yang dimiliki.
8) Akuntabilitas ​yaitu pengambil keputusan harus bertanggung jawab kepada masyarakat umum
sesuai dengan keputusan yang sudah disepakati.
9) Bervisi strategis yaitu pemimpin dan masyarakat punya usaha yang luas dan berjangka panjang
dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan manusia dengan cara memahami berbagai
aspek yang ada dalam kehidupan rakyat.
10) Saling terkait​, yaitu adanya kebijakan yang saling memperkuat dan terkait dan nggak bisa berdiri
sendiri.

25. Menganalisis kelebihan / kelemahan penyelenggaraan otonomi daerah di Indonesia


Kelebihan
❖ Prioritas Pembangunan Jelas
❖ Pembangunan Daerah Lebih Maju
❖ Daerah Mengatur Pengelolaan Sendiri
❖ Kerjasama Terjalin dengan Rakyat
❖ Mengurangi Tugas Pemerintah Pusat
❖ Mudah Menyesuaikan dengan Kebutuhan Khusus Daerah
❖ Lebih Cepat dalam Menangani Kebutuhan Mendesak
❖ Mengurangi Kemungkinan Kesewenangan Pemerintah Pusat
❖ Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik
❖ Hubungan Harmonis Antar Daerah dan Pusat
❖ Efisiensi Waktu dan Biaya
❖ Mengurangi Birokrasi

Kekurangan
❖ Pertentangan Peraturan
❖ Pengawasan Lemah
❖ Rentan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
❖ Kesenjangan Antar Daerah
❖ Koordinasi Sulit
❖ Keseimbangan Kepentingan Sulit Tercapai
❖ Perlu Biaya Desentralisasi
❖ Kedaerahan
❖ Keputusan Lebih Panjang

26. menunjukkan bentuk partisipasi politik warga Negara

Bentuk Partisipasi Politik


secara umum dapat dikategorikan dalam beberapa bentuk sebagai berikut:

Electroral activity​, yaitu segala bentuk kegiatan yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan
dengan pemilihan. Termasuk dalam kategori ini adalah ikut serta dalam memberikan sumbangan untuk
kampanye, menjadi sukarelawan dalam kegiatan kampanye, ikut mengambil bagian dalam kampanye atau
rally politik sebuah partai, mengajak seseorang untuk mendukung dan memilih sebuah partai atau calon
pemimpin, memberikan suara dalam pemilihan, mengawasi pemberian dan penghitungan suara, menilai
calon-calon yang diajukan dan lain-lainnya.

Lobbying​, yaitu tindakan dari seseorang atau sekelompok orang untuk menghubungi pejabat pemerintah
ataupun tokoh politik dengan tujuan untuk mempengaruhinya menyangkut masalah tertentu.

Organizational activity​, yaitu keterlibatan warga masyarakat ke dalam organisasi sosial dan politik,
apakah ia sebagai pemimpin, aktivis, atau sebagai anggota biasa.

Contacting​, yaitu partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat dengan secara langsung pejabat pemerintah
atau tokoh politik, baik dilakukan secara individu maupun kelompok orang yang kecil jumlahnya.
Biasanya, dengan bentuk partisipasi seperti ini akan mendatangkan manfaat bagi yang orang yang
melakukannya.

Violance​, yaitu dengan cara-cara kekerasan untuk mempengaruhi pemerintah, yaitu dengan cara
kekerasan, pengacauan dan pengrusakan.

Sedangkan menurut Dalton (2009) mengelompokkan bentuk partisipasi politik sebagai berikut:
Voting​. Yaitu bentuk-bentuk partisipasi politik yang terkait dengan pemilihan (voting/electing). Voting
adalah bentuk yang paling sederhana untuk mengukur partisipasi.

Campaign activity. Yaitu aktivitas kampanye yang mewakili bentuk-bentuk partisipasi yang merupakan
perluasan dari pemilihan (extension of electoral participation). Termasuk di dalamnya bekerja untuk
partai atau seorang kandidat, menghadiri pertemuan-pertemuan kampanye, melakukan persuasi terhadap
orang lain untuk memilih, dan segala bentuk aktivitas selama dan antara pemilihan.

Communal Activity​. Bentuk-bentuk partisipasi ini berbeda dengan aktivitas kampanye karena aktivitas
komunal mengambil tempat di luar setting pemilihan (out side electoral setting). Termasuk keterlibatan
dalam kelompok-kelompok masyarakat yang interest dan concern dengan kebijakan umum seperti
kelompok studi lingkungan, kelompok wanita, atau proteksi terhadap konsumen.

Contacting personal on personal matters.


Bentuk partisipasi ini berupa individu melakukan kontak terhadap seseorang terkait dengan suatu materi
tertentu yang melekat pada orang tersebut. Diperlukan inisiatif dan informasi yang tinggi terkait isu yang
spesifik, dalam kontak yang bersifat perseorangan ini. Bentuk partisipasi ini seringkali digunakan untuk
membangun pengertian, kepercayaan, mencari koneksi, ataupun membangun jaringan.

Protest​. Yaitu bentuk-bentuk partisipasi yang unconventional seperti demonstrasi dan gerakan protes.
Walaupun individu-individu yang memilih bentuk partisipasi ini sering berada di luar jalur/saluran yang
normal, namun mereka seringkali menjadi bagian penting dalam proses demokratisas

27. menunjukkan peran pemerintah/ pusat dalam pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia

Dalam pelaksanaan otonomi daerah, pemerintah pusat memiliki tiga fungsi / peranan secara umum, yaitu:

a. Fungsi layanan
Fungsi ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara merata dan tidak memberatkan antara
satu orang dengan yang lain. Dalam pelaksanaannya, pemerintah tidak boleh pilih kasih, tetapi
memberikan hak yang sama kepada semua orang. Hak tersebut adalah hak untuk dilayani. dihormati,
diakui, kepercayaan, dan sebagainya.

b. Fungsi Pengaturan
Fokus dari fungsi ini adalah pengaturan tidak hanya kepada rakyat, tetapi juga pemerintah itu sendiri
sebagai warga negara. Dalam membuat kebijakan, harus dibuat lebih dinamis yang mengatur kehidupan
masyarakat sekaligus meminimalkan intervensi negara dalam kehidupan masyarakat. Pemerintah harus
mengatur dan melindungi masyarakat dalam menjalankan hidupnya sebagai warga negara.

c. Fungsi pemberdayaan
Fungsi ini dijalankan pemerintah dalam rangka pemberdayaan masyarakat. Di mana masyarakat harus
tahu dan mampu memilih alternatif yang baik untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi.

Selain tiga fungsi pemerintah pusat dalam menjalankan otonomi daerah, terdapat fungsi lain yang dimiliki
pemerintah. Berikut enam fungsinya:
1. Menyediakan infrastruktur
2. Menyediakan barang dan jasa kolektif
3. Menjembatani konflik dalam masyarakat
4. Menjaga kompetisi
5. Menjamin akses minimal setiap individu kepada barang dan jasa
6. Menjaga stabilitas ekonomi

28. membedakan hakikat desentralisasi dan dekonsentrasi


Desentralisasi adalah suatu penyerahan wewenang dari pusat kepada daerah untuk dapat mengatur rumah
tangganya sendiri, namun tetapi tidak untuk semua hal, kemananan, hukum serta juga kebijakan fiskal
ialah beberapa hal yang masih harus terpusat, namun terdapat pendelegasian kepada suatu daerah.

Menurut UU No 5 thn1974, desentralisasi adalah suatu penyerahan urusan pemerintah dari pusat kepada
suatu daerah. Pelimpahan wewenang kepada Pemerintahan suatu Daerah, semata- mata untuk
dapat mencapai pemerintahan yang efisien. Pelimpahan wewenang itu menghasilkan suatu otonomi.
Otonomi tersebut adalah suatu kebebasan masyarakat yang tinggal didaerahnya itu sendiri untuk dapat
mengatur serta juga mengurus kepentingannya sendiri.

Sedangkan Dekonsentrasi adalah suatu pelimpahan wewenang administrasi dari pemerintah pusat
kepada suatu pejabat di daerah. terdapat hal yang perlu digaris bawahi, pelimpahan wewenang yang
dimaksud ialah hanya sebatas dari wewenang administrasi, untuk wewenang politik itu tetap
dikendalaikan oleh pemerintah pusat. Bisa dikatakan dekonsentrasi ialah suatu perpaduan antara
sentralisasi serta juga desentralisasi.

29. menentukan kewenangan pemerintah Pusat/Daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah

1. Mengelola sumberdaya nasional yang tersedia diwilayahnya dan bertanggung jawab memelihara
kelestarian lingkungan sesuai dengan peraturan perundangan,
2. Mengelola wilayah laut sejauh 12 mil dari garis pantai kearah laut lepas dan berwenang
melakukan:
- ekplorasi, ekploitasi, konservasi dan pengelolaan kekayaan laut sebatas wilayah laut tersebut;
- pengaturan kepentingan administratif; pengaturan tata ruang;
- penegakan hukum; dan
- perbantuan penegakan keamanan dan kedaulatan negara.

3. Melakukan pengangkatan, pemindahan, pemberhentian, penetapan pensiun, gaji, tunjangan, dan


kesejahteraan pegawai, serta pendididkan dan pelatihan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
daerah yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan.

4. Membiayai pelaksanaan tugas pemerintah daerah dan DPRD.

5. Melakukan peminjaman dari sumber dalam negeri dan atau luar negeri dengan persetujuan DPRD
dan Pusat untuk pinjaman luar negeri

6. Menentukan tarif dan tata cara pemungutan retribusi dan pajak daerah
7. Membentuk dan memiliki Badan Usaha Milik Daerah.
8. Menetapkan APBD
9. Melakukan kerjasama antar daerah atau badan lain, dan dapat membentuk Badan Kerjasama baik
dengan mitra didalam maupun diluar negeri
10. Menetapkan pengelolaan Kawasan Perkotaan, Pemerintahan kota/kabupaten yang wilayahnya
berbatasan langsung dapat membentuk lembaga bersama untuk mengelola kawasan perkotaan

11. Membentuk, menghapus, dan menggabungkan desa yang ada di wilayahnya atas usul dan
prakarsa masyarakat dan persetujuan DPRD
12. Mengatur penyelenggaraan pemerintahan desa
13. Membentuk Satuan Polisi Pamong Praja

30. menganalisis pentingnya sikap/perilaku yang mencerminkan bentuk penghargaan terhadap


kebhinekaan

Keberagaman yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan suatu hal yang harus disyukuri dan dijaga.
Namun hal tersebut bisa jadi ​boomerang bagi bangsa itu sendiri apabila tidak ada upaya menjaga
keberagaman tersebut.
Disinilah pentingnya menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan supaya tidak terjadi perpecahan antar
SARA.
Hal ini tecermin dalam makna Bhinneka tunggal Ika yang mengajarkan kita untuk tetap satu dalam
lingkup yang beragam

Dengan adanya persatuan dan kesatuan maka akan memperkokoh ketahanan dan menjaga keamanan
negara.

31. Menjelaskan makna Integrasi nasional dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Jawab :
● Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan yang ada pada suatu negara
sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan suatu bangsa.
● Bhineka Tunggal Ika merupakan semboyan negara yang mempunyai arti “berbeda beda tetapi
tetap satu” . Bhineka Tunggal Ika merupakan alat agar terus terciptanya integrasi nasional.

32. Memberikan contoh upaya yang dapat dilakukan warga negara dalam mengatasi tantangan
dalam menjaga keutuhan negara
Jawab :
● Mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Sila 1​ → Tidak memaksakan agama dan kepercayaan kepada orang lain.
Sila 2 → Mengakui persamaan derajat sesama manusia. Tidak membeda-bedakan suku, agama,
dll.
Sila 3​ → Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhineka Tunggal Ika.
Sila 4​ → Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain, harus musyawarah deh.
Sila 5​ → Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
● Menggelorakan semangat Bhineka Tunggal Ika sebagai semangat persatuan bangsa.
● Menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai UUD 1945

33. Menjelaskan ancaman terhadap negara dibidang IPOLESOSBUDHANKAM


Jawab :
● Ancaman Ideologi
Banyak tersebar Ideologi di Indonesia. Contoh yang paling bepengaruh adalah liberalisme.
Liberalisme adalah paham yang menekan aspek kebebasan individual, hal tsb dapat
membahayakan bangsa karena dapat mengubah kepriadian bangsa.
● Ancaman Politik
Bisa dari dalam atau luar negeri. Contoh dari dalam adalah penggunaan kekuatan seperti
menggiring massa untuk menumbangkan suatu pemerintahan, provokasi, dll. Contoh dari luar
adalah blokade politik, intimidasi, dll.
● Ancaman Ekonomi
Adanya kerjasama antarnegara dapat menimbulkan ancaman ekonomi. Perekonomian negara bisa
saja dikuasai oleh negara asing karena mudahnya orang asing melakukan penanaman modal di
Indonesia.
Persaingan bebas juga dapat menimbulkan kesenjangan sosial yang tajam.
● Ancaman Sosial Budaya
Bisa timbul dari dalam atau luar negeri. Contohnya lunturnya nilai-nlai kebudayaan karena
globalisasi. Pokoknya ini dampak buruh dari globalisasi gitu ya guys. Dari dalam negeri bisa
ditimbulkan oleh isu-isu kemiskinan, kebodohan, ketidakadilan, dll.
● Ancaman Pertahanan dan Keamanan
Dapat berupa ancaman militer. Contohnya agresi, pemberontakan senjata, spionase, dll.

34. Menjelaskan cara mengatasi ancaman dibidang non militer


Jawab :
● Melalui pendidikan PPKN atau dalam bentuk lainnya
- Meningkatkan kecintaan kepada tanah air
- Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara
- Meningkatkan keyakinan pancasila sebagai ideologi nasional
● Melalui Implementasi Pancasila dalam pembuatan kebijakan negara di bidang politi, sosial,
ekonomi, dan hankam.
● Melalui pembinaan kerukuna dalam beragama
- Sosialisasi tentang kerukunan antar umat beragama
- Tidak mencampuri ibadah suatu agama
- Membentuk forum antarumat beragama
● Melalui pengabdian sesuai dengan profesi dan keahlian

35. Memberi contoh sikap/perilaku yang merupakan perwujudan wawasan nusantara


Jawab :
Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri sendiri dan
lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
wilayah dan tetap menghargai serta menghormati kebhinekaan dalam setiap aspek kehidupan untuk
mencapai tujuan.
Intinya → keutuhan dan kesatuan wilayah nasional
Contoh implementasi wawasan nusantara :
● Bidang Politik
- Pemilihan presiden, DPR, Kepala daerah harus menjalankan prinsip demokrasi dan keadilam,
sehingga tidak menghancurkan persatuan dan kesatuan.
- Kehidupan bermasyarakat benegara sesuai dengan hukum yang berlaku.
● Bidang Ekonomi
- Menyeimbangkan keuangan pusat dan daerah.
● Bidang sosial budaya
- Melestarikan budaya daerah.

36. Menjelaskan fungsi/tujuan dari wawasan nusantara sebagai geopolitik Indonesia


Jawab
- Fungsi:
sebagai pedoman, ​motivasi​, dorongan, serta rambu-rambu dalam menentukan segala kebijakan,
keputusan, tindakan, dan perbuatan bagi penyelenggaraan negara dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara
- Tujuan:
Tujuan nasional -> seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, ​"​untuk melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah d​ arah Indonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ​ketertiban ​dunia yang berdasarkan
kemerdekaan perdamaian abadi dan k​ eadilan sosial​"
Tujuan ke dalam -> mewujudkan kesatuan segenap aspek kehidupan baik alamiah maupun ​sosial​,
maka dapat disimpulkan bahwa tujuan bangsa Indonesia adalah menjunjung tinggi kepentingan
nasional, serta kepentingan kawasan untuk menyelenggarakan dan membina kesejahteraan, kedamaian
dan budi luhur serta martabat manusia di seluruh ​dunia​.

37. mengidentifikasi aspek alamiah/sosial dari wawasan nusantara


Jawab
- Aspek alamiah:
Dirangkum dalam konsep Trigatra, yaitu geografis/wilayah, sdm/kependudukan, sda.
- Aspek sosial:
Dirangkum dalam konsep Pancagatra, yaitu ideologi, politik, ekonomi, sosbud, dan pertahanan
keamanan.
Jadi, wawasan nusantara itu adalah cara pandang masyarakat terhadap nusantara, seberapa paham tentang
nusantara sehingga bisa menentukan apa yg harus dilakukan untuk nusantara, yang implementasinya
dikelompokkan ke dalam dua aspek utama di atas.

Lebih lanjut :
https://www.zonareferensi.com/aspek-alamiah-sosial-wawasan-nusantara/

38. menganalisis pentingnya nilai nilai Pancasila menjadi landasan dalam penerapan hak dan kewajiban
warga negara​.
Jawab
Pentingnya nilai-nilai pancasila untuk menjadi landasan dalam penerapan hak dan kewajiban berkaitan
dengan kedudukan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia.

39. memberikan contoh perilaku penerapan hak warga Negara dalam perikehidupan bermasyarakat yang
mencerminkan penerapan nilai nilai Pancasila
Jawab
Hehe tau lah ya…

40. sikap/perilaku dalam mengatasi pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban


Jawab
- Sebagai masyarakat bisa dengan menyerahkan kasus kepada pihak yang berwajib atau jika dalam
skala atau ruang lingkup yang kecil sehingga tidak membutuhkan peran lembaga berwajib bisa
dengan menjadi mediator. ​Poin penting peran masyarakat adalah tetap menjaga perdamaian
dan kerukunan.

41. menyimpulkan upaya warga negara/pemerintah dalam mencegah terjadinya pelanggaran hak
dan pengingkaran kewajiban
a. Upaya pemerintah
1. Supremasi hukum dan demokrasi harus ditegakkan.
2. Mengoptimalkan peran lem baga-lembaga selain lembaga tinggi negara yang berwenang
dalam penegakan hak dan kewajiban warga negara seperti Komisi Pem berantasan
Korupsi (KPK), Lembaga Ombudsman Republik Indonesia, Komisi Nasi onal Hak Asasi
Manusia (Komnas HAM), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dan Komisi
Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan).
3. Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mencegah terjadinya berbagai bentuk
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara oleh pemerintah.
4. Meningkatkan pengawasan dari masyarakat dan lembaga-lembaga politik terhadap setiap
upaya penegakan hak dan kewajiban warga negara.
5. Meningkatkan penyebarluasan prinsip-prinsip kesadaran bernegara kepada masyarakat
melalui lembaga pendidikan formal (sekolah/perguruan tinggi) maupun non-formal
(kegiatankegiatan keagamaan dan kursuskursus).
6. Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara.
7. Meningkatkan kerja sama yang harmonis antarkelompok atau golongan dalam
masyarakat agar mampu saling memahami dan menghormati keyakinan dan pendapat
masing masing.
b. Upaya warga negara
Upaya pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara yang dilakukan oleh
pemerintah tidak akan berhasil tanpa didukung oleh sikap dan perilaku warga negaranya, yang
mencerminkan penegakan hak dan kewajiban warga negara. Sebagai warga negara dari bangsa
dan negara yang beradab sudah sepantasnya sikap dan perilaku kita mencerminkan sosok manusia
beradab yang selalu menghormati keberadaan orang lain secara kaffah. Sikap tersebut dapat
kalian tampilkan dalam perilaku di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara​.
Sumber:
https://ex-school.com/artikel/upaya-penanganan-pelanggaran-hak-dan-pengingkaran-kewajiban-w
arga-negara
42. menganalisis pentingnya perlindungan/penegakkan hukum oleh aparat penegak hukum di
Indonesia
Pentingnya perlindungan dan penegakan hukum adalah untuk menciptakan tatanan masyarakat
yang adil, damai yang sejahtera dengan tanpa adanya pelanggaran HAM dan pelanggaran hukum lainnya
seperti pembunuhan, penipuan dan lain sebagainya.
a. Tegaknya supremasi hukum
b. Tegakna keadilan
c. Mewujudkan perdamaian
Sumber:
https://www.kompasiana.com/muhammadnuh8152/5f3fb07fd541df2b57352ef3/pentingnya-perlin
dungan-dan-penegakan-hukum?page=2
43. menjelaskan pengaruh positif/negatif dari kemajuan IPTEK tersebut terhadap keberadaan
Kebhinnekaan Bangsa Indonesia.
a. Positif
1. Politik
Kemajuan Iptek membuat nilai-nilai seperti kebebasan demokrasi dan
keterbukaan berpengaruh terhadap kemajuan pikiran dan partisipasi bangsa Indonesia.
Nilai-nilai ini akan menjadi alat kontrol yang baik bagi keberlangsungan pemerintah yang
bersih, jujur, adil, dan mampu menerima aspirasi dari masyarakat secara baik.
2. Ekonomi
Dalam sisi ekonomi, kemajuan Iptek berpotensi mendorong penanaman modal
asing, meningkatkan kemakmuran rakyat, meningkatkan kesempatan dan devisa kerja
serta dan makin terbukanya pasar internasional untuk produksi di dalam negeri.
3. Sosbud
Munculnya internet dan gadget yang canggih telah mempermudah seseorang
memperoleh informasi dari manapun dan kapan pun. Ini juga berperan dalam
peningkatan efisiensi dalam aktifitas sehari-hari.
4. Hukum
Kemajuan Iptek akan memberikan efek pada pertahanan dan keamanan,
supremasi hukum, demokrasi, dan tuntutan Hak Asasi Manusia (HAM) semakin
menguat. Disamping itu, tuntutan terhadap tugas-tugas penegak hukum yang lebih
transparan, professional, dan lebih bertanggung jawab juga makin menguat.
b. Negatif
1. Politik
Dengan berkembangnya Iptek, maka tidak menutup kemungkinan nilai-nilai
seperti kebebasan demokrasi dan keterbukaan bisa disalahartikan oleh masyarakat. Hal
ini bisa membuat terganggunya stabilitas politik di dalam negeri.
2. Ekonomi
Dalam bidang ekonomi, perkembangan Iptek bisa merugikan lantaran dapat
meningkatkan perdagangan bebas yang membuat terdesaknya produk lokal, timbulnya
kesenjangan sosial akibat adanya persaingan bebas, kemungkinan perekonomian negara
untuk dikuasai pihak asing, dan yang lebih buruk mekanisme pengaturan ekonomi
sepenuhnya diatur oleh pasar sehingga pemerintah hanya sebagai regulator.
3. Sosbud
Kemajuan Iptek ini dapat memunculkan sifat hedonisme maupun gaya hidup
konsumtif dan individualisme. Hal ini tentu saja memicu adanya kesenjangan sosial jika
seseorang tidak mampu menerima pengaruh Iptek dengan baik. Selain itu, ada
kekhawatiran akan lunturnya nilai-nilai sosial dan keagamaan. Dimana kemajuan
teknologi kadang bisa membuat seseorang melupakan hubungan dengan orang lain dan
melanggar norma agama contohnya mencuri dengan cara hacking ke suatu lembaga
keuangan dan sebagainya.
4. Hukum
Kemajuan Iptek di bidang hukum dikhawatirkan akan memunculkan tindakan
anarkis dari masyarakat yang mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa, ketahanan
maupun stabilitas nasional. Oleh karena itu, perlu adanya solusi dalam menghadapi
pengaruh Iptek terhadap sebuah negara sehingga kemajuan teknologi ini bisa
dimanfaatkan untuk kepentingan orang banyak. Salah satunya perkembangan Iptek harus
sesuai dengan sila Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa dan didukung dengan UUD
1945 untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Sumber: https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/pengaruh-kemajuan-iptek-terhadap-indonesia-4425/
44. sikap/perilaku selektif dalam menerapkan IPTEK dibidang IPOLEKSOSBUDHANKAM
Ya tau lah ya...
45. memberikan contoh peran warga negara dalam menjaga dan mempertahankan NKRI
1. Mengembangkan sikap-sikap yang ideal dan baik dalam menjaga keutuhan NKRI seperti
toleransi, mengedepankan musyawarah, mendahulukan kewajiban dan kepentingan bersama,
tenggang rasa dan lain sebagainua.
2. Ikut serta dalam melakukan BELA NEGARA bagi bangsa sesuai kedudukannya masing-masing.
Bela negara tidak selalu harus berjuang di medan perang, bisa juga sesuai profesi masing-masing.
Contoh siswa, bela negara dengan cara berprestasi.
3. Cinta pada tanah air dengan mendukung budayanya, ekonominya, keamanannya dan lain
sebagainya

46. Pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara di antaranya disebabkan oleh
faktor-faktor berikut.
47. Upaya pencegahan mengatasi berbagai kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga
negara
48. Asas-Asas Kewarganegaraan Indonesia
49. syarat-syarat memperoleh warganegara indonesia

Anda mungkin juga menyukai