Kewajiban secara sederhana dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang harus dilaksanakan dengan
penuh tanggung jawab. Dengan demikian, kewajiban asasi dapat diartikan sebagai kewajiban dasar
setiap manusia.
Hak dan kewajiban asasi merupakan dua hal yang saling berkaitan. Keduanya memiliki hubungan
kausalitas atau hubungan sebab-akibat. Seseorang mendapatkan haknya dikarenakan dipenuhinya
kewajiban yang dimilikinya.
Nilai dasar berkaitan dengan hakikat kelima sila Pancasila yaitu: nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, nilai
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, nilai Persatuan Indonesia, nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan nilai Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. Nilai-nilai dasar tersebut bersifat universal, sehingga di dalamnya terkandung cita-
cita, tujuan, serta nilai-nilai yang baik dan benar.
Nilai instrumental merupakan penjabaran dari nilai-nilai dasar Pancasila. Nilai instrumental sifatnya
lebih khusus dibandingkan dengan nilai dasar. Dengan kata lain, nilai instrumental merupakan
pedoman pelaksanaan kelima sila Pancasila. Perwujudan nilai instrumental pada umumnya
berbentuk ketentuan-ketentuan konstitusional
3. Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Praksis Sila-Sila Pancasila
Nilai praksis merupakan realisasi nilai-nilai instrumental suatu pengalaman dalam kehidupan sehari-
hari. Nilai praksis Pancasila senantiasa berkembang dan selalu dapat dilakukan perubahan dan
perbaikan sesuai perkembangan zaman dan aspirasi masyarakat.
Faktor internal, yaitu dorongan untuk melakukan pelanggaran HAM yang berasal dari diri pelaku
pelanggar HAM.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yaitu faktor-faktor di luar diri manusia yang mendorong seseorang atau sekelompok
orang melakukan pelanggaran HAM.
Di Indonesia pernah terjadi beberapa kasus pelanggaran HAM. Kasus tersebut antara lain
Kerusuhan Tanjung Priok tanggal 12 September 1984. Dalam kasus ini 24 orang tewas, 36 orang luka
berat, dan 19 orang luka ringan.
Penculikan aktivis pada 1997/1998. Dalam kasus ini 23 orang dinyatakan hilang
Penembakan mahasiswa Universitas Trisakti pada tanggal 12 Mei 1998. Dalam kasus ini 4 (empat)
orang mahasiswa tewas.
1. Makna Demokrasi
Demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Artinya,
rakyat dengan serta merta mempunyai kebebasan untuk melakukan semua aktivitas kehidupan
termasuk aktivitas politik tanpa adanya tekanan dari pihak mana pun, karena pada hakikatnya yang
berkuasa adalah rakyat untuk kepentingan bersama.
2. Klasifikasi Demokrasi
Demokrasi formal
Demokrasi material
Demokrasi gabungan
c. Berdasarkan ideologi
Demokrasi langsung
3. Prinsip-prinsip Demokrasi
Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang sedang berubah.
Pada hakikatnya inti dari Demokrasi Pancasila adalah sila keempat, yaitu kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Jadi, Demokrasi Pancasila adalah
demokrasi yang dikendalikan oleh dua nilai yaitu nilai hikmat dan nilai bijak.
Demokrasi Pancasila memiliki nilai lebih jika dibandingkan dengan demokrasi di negara lain. Apa nilai
lebihnya? Demokrasi Pancasila mengandung beberapa nilai moral yang bersumber dari Pancasila.
Kehidupan yang demokratis perlu untuk diterapkan oleh Negara, sebab hal ini akan menjadikan
masyarakat akan hidup dengan aman, adil, tentram, dan damai. Adapun wujud penerapan
kehidupan demokratis adalah:
Demokrasi tidak mungkin terwujud, jika tidak didukung oleh masyarakatnya. Kehidupan yang
demokratis hanya mungkin dapat terwujud ketika rakyat menginginkan terwujudnya kehidupan
tersebut. Adapun cara yang bisa dilakukan masyarakat untuk mendukung tegaknya nilai-nilai
demokrasi adalah:
Membiasakan diri untuk berbuat sesuai dengan aturan main atau hukum yang berlaku.
Hukum pada hakikatnya merupakan pagar pembatas, agar kehidupan manusia aman dan damai.
Sesuatu disebut hukum jika mengandung unsur-unsur: peraturan mengenai tingkah laku manusia
dalam pergaulan masyarakat; peraturan itu dibuat dan ditetapkan oleh badan-badan resmi yang
berwajib; peraturan itu bersifat memaksa; dan sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut
adalah tegas.
Adapun yang menjadi karakteristik dari hukum adalah adanya perintah dan larangan, serta perintah
atau larangan tersebut harus dipatuhi oleh semua orang.
2. Penggolongan Hukum
a. Berdasarkan sumbernya
Hukum undang-undang
Hukum kebiasaan
Hukum traktat
Hukum yurisprudensi
Hukum nasional
Hukum internasional
Hukum asing
Hukum gereja
c. Berdasarkan bentuknya
Hukum tertulis
Hukum positif
Hukum negative
Hukum material
Hukum formal
g. Berdasarkan sifatnya
h. Berdasarkan wujudnya
Hukum objektif
Hukum subjektif
i. Berdasarkan isinya
Hukum publik
Hukum privat
3. Tujuan Hukum
Tujuan hukum adalah untuk menertibkan masyarakat dan melindungi segenap bangsa dan seluruh
tanah air Indonesia.
Tata hukum Indonesia merupakan keseluruhan peraturan hukum yang diciptakan oleh negara dan
berlaku bagi seluruh masyarakat Indonesia yang berpedoman pada Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
Lembaga peradilan adalah pengadilan negara yaitu lembaga yang dibentuk oleh negara sebagai
bagian dari otoritas negara di bidang kekuasaan kehakiman dengan sumber hukumnya peraturan
perundang-undangan yang berlaku di dalam Negara.
Terdapat perbedaan antara konsep peradilan dengan pengadilan. Peradilan menunjuk pada proses
mengadili perkara sesuai dengan kategori perkara yang diselesaikan. Adapun, pengadilan menunjuk
pada tempat untuk mengadili perkara atau tempat untuk melaksanakan proses peradilan guna
menegakkan hukum.
Adapun yang menjadi dasar hukum terbentuknya lembaga-lembaga peradilan nasional diantaranya
adalah.
Pancasila terutama sila kelima, yaitu “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Bab IX Pasal 24 Ayat (2) dan (3).
Dalam pasal 18 Undang-Undang RI Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman disebutkan
bahwa “Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang
berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan
peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi”
Dari ketentuan di atas, sesungguhnya badan peradilan nasional dapat diklasifkasikan sebagai berikut.
Peradilan Umum
Peradilan Agama
Peradilan Militer
b. Mahkamah Konstitusi
Kompetensi relatif, yaitu kompetensi yang berkaitan dengan tugas dan wewenangnya untuk
mengadili suatu perkara.
Kompetensi absolut, yaitu kompetensi yang berkaitan dengan wilayah hukum atau wilayah tugas
suatu badan peradilan.
a. Peradilan Umum
Pengadilan negeri
Pengadilan tinggi
b. Peradilan Agama
Pengadilan agama
c. Peradilan Militer
Pengadilan Militer
Ketaatan atau kepatuhan terhadap hukum yang berlaku merupakan konsep nyata dalam diri
seseorang yang diwujudkan dalam perilaku yang sesuai dengan sistem hukum yang berlaku.
Adapun ciri-ciri seseorang yang berperilaku sesuai dengan hukum yang berlaku dapat dilihat dari
perilaku yang diperbuatnya: disenangi oleh masyarakat pada umumnya, tidak menimbulkan
kerugian bagi diri sendiri dan orang lain, tidak menyinggung perasaan orang lain, menciptakan
keselarasan, mencerminkan sikap sadar hukum, dan mencerminkan kepatuhan terhadap hukum.