KELAS XI
RANGKUMAN BAB I, BAB II, BAB III, BAB IV, DAN BAB V
DI Susun Oleh :
ASABILI SUGI ABABIL
Kelas :
XI TKR
1. Ketuhanan Yang Maha Esa menjamin hak kemerdekaan untuk memeluk agama,
melaksanakan ibadah dan kewajiban untuk menghormati perbedaan agama.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab menempatkan hak setiap warga Negara pada
kedudukan yang sama dalam hukum serta memiliki kewajiban dan hak-hak yang sama untuk
mendapat jaminan dan perlindungan hukum.
3. Persatuan Indonesia mengamanatkan adanya unsur pemersatu di antara warga negara
dengan semangat gotong royong, saling membantu, saling menghormati, rela berkorban, dan
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
dicerminkan dalam kehidupan pemerintahan, bernegara, dan bermasyarakat yang demokratis.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengakui hak milik perorangan dan
dilindungi pemanfaatannya oleh negara serta memberi kesempatan sebesar-besarnya pada
masyarakat
3. Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Praksis Sila-Sila Pancasila
Nilai praksis merupakan realisasi nilai-nilai instrumental suatu pengalaman dalam
kehidupan sehari-hari. Nilai praksis Pancasila senantiasa berkembang dan selalu dapat
dilakukan perubahan dan perbaikan sesuai perkembangan zaman dan aspirasi masyarakat.
Hal tersebut dikarenakan Pancasila merupakan ideologi yang terbuka.
a. Faktor internal, yaitu dorongan untuk melakukan pelanggaran HAM yang berasal dari diri
pelaku pelanggar HAM, di antaranya sebagai berikut.
b. Faktor eksternal yaitu faktor-faktor di luar diri manusia yang mendorong seseorang atau
sekelompok orang melakukan pelanggaran HAM, di antaranya sebagai berikut.
1. Penyalahgunaan kekuasaan
2. Ketidaktegasan aparat penegak hukum
3. Penyalahgunaan teknologi
4. Kesenjangan sosial dan ekonomi yang tinggi
1. Kerusuhan Tanjung Priok tanggal 12 September 1984. Dalam kasus ini 24 orang tewas, 36
orang luka berat, dan 19 orang luka ringan. Keputusan majelis hakim terhadap kasus ini
menetapkan 14 terdakwa seluruhnya dinyatakan bebas.
2. Penyerbuan kantor Partai Demokrasi Indonesia tanggal 27 Juli 1996. Dalam kasus ini lima
orang tewas, 149 orang luka-luka, dan 23 orang hilang. Keputusan majelis hakim terhadap
kasus ini menetapkan empat terdakwa dinyatakan bebas dan satu orang terdakwa divonis 2
(dua) bulan 10 hari.
3. Penembakan mahasiswa Universitas Trisakti pada tanggal 12 Mei 1998. Dalam kasus ini 4
(empat) orang mahasiswa tewas. Mahkamah Militer yang menyidangkan kasus ini memvonis
dua terdakwa dengan hukuman.
5. Meningkatkan kerja sama yang harmonis antarkelompok atau golongan dalam masyarakat
agar mampu saling memahami dan menghormati keyakinan dan pendapat masing-masing
2. Klasifikasi Demokrasi
a. Berdasarkan titik berat perhatiannya
Dilihat dari titik berat yang menjadi perhatiannya, demokrasi dapat dibedakan ke dalam tiga
bentuk.
1. Demokrasi formal
2. Demokrasi material
3. Demokrasi gabungan
b. Berdasarkan ideologi
1. Demokrasi konstitusional atau demokrasi liberal
2. Demokrasi rakyat atau demokrasi proletar
3. Prinsip-Prinsip Demokrasi
1. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga.
2. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang sedang
berubah.
3. Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur
1. Dalam Pasal 1 Ayat (2) UUD 1945 (sebelum diamandemen) berbunyi “kedaulatan adalah di
tangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat”.
2. Dalam Pasal 1 Ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (setelah diamandemen)
berbunyi “kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang
Dasar”.
3. Dalam konstitusi Republik Indonesia Serikat, Pasal 1: 1) Ayat (1) berbunyi “Republik
Indonesia Serikat yang merdeka dan berdaulat ialah suatu negara hukum yang demokrastis
dan berbentuk federasi” 2) Ayat (2) berbunyi “Kekuasaan kedaulatan Republik Indonesia
Serikat dilakukan oleh pemerintah bersama-sama Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat”
4. Dalam UUDS 1950 Pasal 1: 1) Ayat (1) berbunyi “ Republik Indonesia yang merdeka dan
berdaulat ialah suatu negara hukum yang demokratis dan berbentuk kesatuan” 2) Ayat (2)
berbunyi “Kedaulatan Republik Indonesia adalah di tangan rakyat dan dilakukan oleh
pemerintah bersama-sama dengan Dewan Perwakilan rakyat”
Dalam dekrit tersebut, Presiden menyatakan pembubaran Dewan Konstituante dan kembali
kepada Undang-Undang Dasar 1945. Demokrasi terpimpin merupakan pembalikan total dari
proses politik yang berjalan pada masa demokrasi parlementer.
Bab III Sistem Hukum Dan Peradilan Di Indonesia
Hukum adalah kumpulan peraturan (perintah dan larangan ) yang mengurus tata tertib
suatu masyarakat dan harus ditaati masyarakat. Beberapa definisi hukum menurut para ahli:
Unsur memaksa artinya bagi barang siapa yang melanggarnya akan memperoleh atau
dikenai sanksi.
Sanksi ialah akibat dari suatu reaksi atas suatu perbuatan, terutama dari pihak pemerintah
yang bertugas untuk mempertahankan pelakm.sanaan hukum.
1. Hukuman mati
2. Penjara
3. Kurungan
4. Denda
Ciri-ciri hukum :
2. Tujuan Hukum
a. Prof. Soebekti, SH
Hukum mengabdi kepada tujuan negara. Oleh karena itu, tujuan hukum adalah untuk
mencapai kemakmuran dan kebahagiaan seluruh rakyat.
c. Jeremy Bentham
2) Mewujudkan keadilan.
Dapat disimpulkan bahwa hukum memiliki tujuan tertentu yang mengarah pada upaya
memberikan perlindungan kepada kepentingan individu ataupun masyarakat secara
seimbang. Adapun
c. Menjaga negara jangan sampai terjadi perbuatan main hakim sendiri dalam pergaulan
masyarakat. .
1. Berdasarkan wujud/bentuknya
a) Hukum tertulis
Yaitu hukum yang masih berlaku dan diyakini oleh masyarakat serta ditaati
sebagaimana suatu peraturan perundang-undangan meskipun hukum ini tidak tertulis atau
tidak dicantumkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan. Contoh: Hukum adat
a) Hukum local
Yaitu hukum yang hanya berlaku di daerah tertentu. Contoh: hukum adat Batak,
Minangkabau, Jawa dan sebagainya.
b) Hukum nasional
c) Hukum Internasional
a) Hukum yang berlaku sekarang ini atau saat ini (ius constitutum)
b) Hukum yang berlaku pada waktu yang akan datang (ius constituendum)
c) Hukum alam, berlaku abadi di masa lalu, sekarang, dan yang akan datang.
Yaitu hukum yang mengatur dan berlaku hanya bagi satu golongan tertentu.
Yaitu hukum yang mengatur dan berlaku bagi semua golongan warga negara.
c) Hukum antargolongan
Yaitu hukum yang mengatur dua orang atau lebih yang masing-masing pihak tunduk
pada hukum yang berbeda.
a) Hukum Publik Yaitu hukum yang mengatur hubungan antara warga negara dengan
negara yang menyangkut kepentingan umum.
b) Hukum privat Yaitu hukum yang mengatur hubungan antara orang yang satu dengan yang
lain dan bersifat pribadi.
a) Hukum material
Yaitu hukum yang berisi perintah dan larangan ( terdapat di dalam undang-undang
hukum pidana, perdata, dagang dan sebagainya)
b) Hukum formal
Yaitu hukum yang berisi tentang tata cara nelaksanakan dan mempertahankan hukum
material (terdapat di dalam Hukum Acara Pidana, Hukum Acara Perdata, dan sebagainya).
1. Hukum perdata adalah hukum yang mengatur hubungan antara orang yang satu dengan
orang yang lain, dengan menitikberatkan kepada kepentingan perseorangan. Dilihat dari
pengertiannya, hukum perdata sama dengan hukum privat. Hal ini karena, hukum perdata
merupakan bagian dari hukum privat. Adapun yang membedakan adalah kalau hukum privat
belum tentu hukum perdata, tetapi kalau hukum perdata sudah pasti merupakan hukum privat.
a. Mengatur hubungan antara orang yang satu dengan orang yang lain.
a. Mengatur hubungan antara anggota masyarakat dengan Negara yang mengatur tata tertib
masyarakatnya.
c. Pelanggaran terhadap peraturan hukum pidana pada umumnya segera diambil tindakan
pengadilan, tanpa menggunakan adanya pengaduan dari pihak yang dirugikan, kecuali
pelanggaran asusila seperti pemerkosaan, kejahatan keluarga.
Sumber hukum Indonesia adalah segala sesuatu yang memiliki sifat normative yang dapat
dijadikan tempat berpijak bagi dan atau tempat memperoleh informasi tentang system hukum
yang berlaku di Indonesia.
1) Pancasila
Sumber dari tertib hukum republik Indonesia adalah pandangan hidup, kesadaran dan cita-
cita hukum serta cita-cita moral yang meliputi suasana kejiwaan serta watak dari bangsa
Indonesia, yakni Pancasila.
1) Undang-undang (statute)
2) Kebiasaan (costum)
4) Traktat (treaty)
a) Jangka waktu berlaku yang telah ditentukan oleh undang-undang itu sudah lampau.
b) Keadaan atau hal untuk mana undang-undang itu diadakan sudah tidak ada lagi.
c) Undang-undang itu dengan tegas dicabut oleh instansi yang membuat atau instansi yang
lebih tinggi.
d) Telah diadakan undang-undang yang baru yang isinya bertentangan dengan undang-
undang yang dulu berlaku.
Agar kebiasaan mempunyai kekuatan dan dapat dijadikan sebagai sumber hukum ditentukan
oleh 3 faktor:
a) Yurisprudensi tetap, yaitu keputusan hakim yang karena rangkaian keputusan yang sama
menjadi dasar bagi pengadilan untuk mengambil keputusan.
b) Yurisprudensi tidak tetap, yaitu keputusan hakim terdahulu diikuti karena hakim
sependapat dengan isi keputusan tersebut dan hanya dipakai sebagai pedoman untuk
mengambil keputusan mengenai perkara yang sama.
a) Penafsiran secara gramatikal atau menurut tata bahasa, yaitu penafsiran yang didasarkan
pada arti kata.
4) Traktat (treaty) Traktat merupakan perjanjian antar negara. Traktat mengikat dan
berlaku sebagai peraturan hukum terhadap warga negara dari masing-masing Negara yang
mengadakannya. Dalam pelaksanaannya, traktat dibedakan menjadi 2 yaitu:
b) Perjanjian/traktat multilateral, yaitu perjanjian yang dibuat atau dibentuk oleh lebih dari 2
negara. Traktat ini bersifat terbuka bagi negara-negara lainnya yang mengikatkan diri.
a) Penetapan perjanjian dalam bentuk konsep yang dibuat dan disampaikan oleh utusan
negara yang bersangkutan.
5) Pendapat sarjana hukum (doktrin) Doktrin adalah pendapat ahli hukum terkemuka yang
dijadikan dasar atau asas-asas penting dalam hukum dan penerapannya.
B. Peradilan Nasional
Lembaga peradilan dilengkapi dengan alat-alat peradilan yang antara lain sebagai
berikut:
1. Hakim
2. Jaksa
3. Panitera
4. Pengacara
5. Terdakwa
6. Saksi
1. Klasifikasi Lembaga Peradilan Menurut UU No. 2 tahun 2004 tentang kekuasaan
kehakiman, dinyatakan bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah
Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya yaitu :
a. Peradilan Umum
b. Peradilan Agama
c. Peradilan Militer
e. Mahkamah Konstitusi
1) Pengadilan negeri
Pengadilan negeri adalah suatu peradilan umum yang sehari-hari memeriksa dan memutuskan
perkara dalam tingkat pertama dari segala perkara perdata dan pidana sipil untuk semua
golongan penduduk (warga negara dan orang asing).
2) Pengadilan tinggi
Pengadilan tinggi adalah pengadilan banding yang mengadili pada tingkat kedua terhadap
suatu perkara perdata dan atau pidana yang telah diadili atau diputuskan oleh pengadilan
negeri tingkat pertama. Derah hukum pengadilan tinggi meliputi suatu daerah tingkat
provinsi.
3) Mahkamah Agung
Mahkamah Agung adalah pengadilan negara tertinggi dari semua lingkup peradilan, yang
dalam melaksanakan tugasnya terlepas dari pengaruh pemerintah dan pengaruh-pengaruh
lain. Daerah hukum Mahkamah Agung meliputi seluruh Indonesia dan kewajibannya
terutama adalah melakukan pengawasan tertinggi atas tindakan-tindakan segala pengadilan
lainnya di seluruh Indonesia dan menjaga/menjamin supaya hukum dilaksanakan sepatutnya.
c. Peradilan Agama Peradilan agama adalah peradilan bagi orang-orang yang beragama
Islam mengenai perkara perdata tertentu.
1) Pengadilan agama
Pengadilan agama merupakan pengadilan tingkat pertama dan dibentuk berdasarkan
keputusan presiden. Pengadilan agama berkedudukan di kota atau ibu kota kabupaten dan
daerah hukumnya meliputi wilayah kota atau kabupaten. Susunan pengadilan agama meliputi
pimpinan hakim, hakim anggota, panitera, sekretaris, dan juru sita. Pengadilan agama
bertugas dan berwenang memeriksa, menuntut, dan menyelesaikan perkara-perkara di tingkat
pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang perkawinan, warisan, hibah,
wakaf, dan shadaqah berdasarkan hukum Islam.
Pengadilan tata usaha negara adalah badan yang berwenang memeriksa dan memutuskan
suatu sengketa tata usaha negara dalam tingkat pertama. Sengketa dalam tata usaha negara
adalah sengketa yang timbul dalam bidang tata usaha negara sebagai akibat dikeluarkannya
keputusan tata usaha negara. Keputusan tata usaha negara adalah suatu penerapan tertulis
yang dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha Negara yang berisi tindakan hukum tata
usaha Negara yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang
menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum yang berlaku.
Bab IV Dinamika Peran Indonesia Dalam Perdamaian Dunia
A. Peran Indonesia dalam Menciptakan Perdamaian Dunia melalui
Hubungan Internasional
1. Kerakyatan, yaitu orientasi pertahanan dan keamanan negara diabdikan oleh dan untuk
kepentingan seluruh rakyat.
2. Kesemestaan, yaitu seluruh sumber daya nasional didayagunakan bagi upaya pertahanan.
3. Kewilayahan, yaitu gelar kekuatan pertahanan dilaksanakan secara menyebar di seluruh
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, sesuai dengan kondisi geografis sebagai
negara kepulauan.
Bab VI Memperkukuh Persatuan dan Kesatuan Bangsa dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia
1. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan politik
1. Bahwa keutuhan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan satu
kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup, dan kesatuan mitra seluruh bangsa, serta menjadi
modal dan milik bersama bangsa.
2. Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara dalam berbagai bahasa
daerah, memeluk dan meyakini berbagai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
3. Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib sepenanggungan,
sebangsa dan setanah air, serta mempunyai satu tekad dalam mencapai cita-cita bangsa.
4. Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa dan negara, yang
melandasi, membimbing dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya.
5. Kehidupan politik di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu kesatuan politik yang
diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.