Anda di halaman 1dari 26

Assalamu’alaikum Wr.

Wb

PKn

Bab 3
Sistem dan Dinamika Demokrasi Pancasila Sesuai UUD 1945
Tujuan Pembelajaran:
1. Mengamalkan nilai-nilai ketuhanan dalam berdemokrasi Pancasila
sesuai UUD 45.
2. Memahami hakikat dan sistem Demokrasi Pancasila.
3. Menganalisis dinamika penerapan demokrasi di Indonesia.
4. Membangun kehidupan yang demokratis di Indonesia.
A. Hakikat Demokrasi
1. Makna Demokrasi
Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos
yang berarti rakyat, dan cratos/crutein yang berarti
pemerintahan. Jadi demokrasi dapat diartikan sebagai
pemerintahan rakyat. Atau lebih kita kenal sebagai
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Maka
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem
pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan
kedaulatan rakyat (kekuasaan warga negara) atas negara untuk
dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.
Contoh 1: Apakah di dalam keluarga diterapkan sistem demokrasi
ketika adanya pembagian tugas di rumah, ketika memilih sekolah atau
tempat les sebagai tempatmu belajar? Demokrasi di rumah bisa
dengan memberikan kebebasan berpendapat atau memilih sesuai
kehendak masing-masing yang dimusyawarahkan terlebih dahulu
dengan anggota keluarga di rumah termasuk orang tua.

Contoh 2: Bagaimana dengan sekolah? Apakah guru selalu


memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk mengemukakan
pendapatnya, bebas bertanya, dan berdiskusi? Jika iya, berarti sikap
demokratis sudah ditunjukkan oleh sekolah tersebut.
a. Hakikat Demokrasi

Berikut dua asas pokok demokrasi:

1) Pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan. Misal:


Pemilihan presiden dan wakil presiden, serta pemilihan wakil
rakyat yang akan duduk di majelis atau dewan.

2) Pengakuan hakikat warga negara sebagai manusia. Misal: Adanya


pengakuan dan jaminan dari pemerintah untuk melindungi dan
menegakkan hak asasi bersama demi kepentingan bersama.

Berdasarkan uraian di atas, maka hakikat demokrasi adalah peran


utama rakyat dalam proses sosial politik.
2. Prinsip-Prinsip Demokrasi

Berikut prinsip-prinsip demokrasi menurut Henry B. Mayo


sebagaimana dikutip oleh Miriam Budiardjo dalam bukunya yang
berjudul Dasar-Dasar Ilmu Politik (2008:118-119):
a. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara
melembaga.
b. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu
masyarakat yang sedang berubah.
c. Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur.
d. Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum.
e. Mengakui serta menganggap wajar adanya keberagaman.
f. Menjamin tegaknya keadilan.
Kemudian, berikut prinsip-prinsip menurut Alamudi ssebagaimana dikutip oleh Sri
Wuryana dan Syaifullah dalam bukunya yang berjudul Ilmu Kewarganegaraan
(2006:84):
a. Kedaulatan rakyat.
b. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah.
c. Kekuasaan mayoritas.
d. Hak-hak minoritas.
e. Jaminan hal-hak asasi manusia.
f. Pemilihan yang bebas dan jujur.
g. Persamaan di depan hukum.
h. Proses hukum yang wajar.
i. Pembatasan pemerintahan secara konstitusional.
j. Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik.
k. Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat.
3. Tujuan Demokrasi

Tujuan demorasi adalah untuk memanusiakan manusia dan


memasyarakatkannya secara fungsional dengan penuh rasa
kebersamaan aerta rasa tanggung jawab. Dengan demikian muara dari
tujuan demokrasi adalah peningkatan kesejahteraan rakyat secara
berkeadilan.
4. Macam-Macam Demokrasi
Pada awalnya demokrasi dikenal hanya ada demokrasi langsung
namun, bertambahnya penduduk dan semakin luasnya wilayah megara
menjadikan berbagai kegiatan yang bernuansa partisipasi rakyat tidak
bisa dilaksanakan secara langsung. Maka dari itu saat ini lebih sering
memakai demokrasi tidak langung. Misal, pemilihan wakil-wakil rakyat
yang memiliki istilah dewan perwakilan rakyat.
Berikut macam-macam demokrasi berdasarkan ideologi negara:
a. Demokrasi Liberal: Suatu pemerintahan yang pelaksanaannya
didasarkan aturan perundang-undangan yang disusun atas dasar
prinsip-prinsip liberalisme, yaitu kebebasan, kompetisim
individualisme, dan mekanisme pasar (one man one vote);
b. Demokrasi Terpimpin: Suatu pemerintahan yang diselenggarakan
atas pemikiran bahwa Para pemimpin percaya bahwa tindakan
mereka dipercayai rakyat, tetapi menolak ada persaingan dalam
pemilihan umum untuk menduduki kekuasaan;
c. Demokrasi Sosial: Suatu pemerintahan demokrasi yang
pelaksanaannya menaruh kepedulian pada keadilan sosial dan
egalitarianism bagi persyaratan untuk memperoleh kepercayaan
politik;
d. Demokrasi Partisipasi: Suatu pemerintahan yang diselenggarakan
dengan menekankan pentingnya hubungan timbal balik antara
penguasa dan yang dikuasai (rakyat);
e. Demokrasi Konstitusional: Suatu pemerintahan yang
diselenggarakan berdasarkan konstitusi yang berlaku di negara
tersebut, yaitu, adanya kebebasan, partisipasi responsibility,
transparansi dan keadilan.
f. Demokrasi Consociational: Suatu pemerintahan yang
diselenggarakan dengan menekankan adanya proteksi khusus bagi
kelompok-kelompok budaya yang menekankan kerjasama yang erat
di antara elit yang mewakili bagian budaya masyarakat.
B. Sistem Demokrasi Pancasila
Sistem dmeokrasi merupakan gabungan dari dua istilah yaitu sistem dan

demokrasi. Sistem mengandung pengertian keseluruhan dari beberapa bagian


yang mempunyai hubungan fungsional, baik antara bagian maupun hubungan
struktural, sehingga hubungan tersebut menimbulkan suatu ketergantungan.

Berikut ciri-ciri negara yang menganut kedaulatan rakyat atau demokrasi:

1. Adanya lembaga perwakilan rakyat yang mencerminkan kehednak rakyat.


2. Adanya pemilihan umum yang bebas dan rahasia.
3. Adanya kekuasaan atau kedaulatan rakyat yang dilaksanakan oleh lembaga

yang bertugas mengawasi pemerintahan.

4. Adanya susunan kekuasaan badan atau lembaga negara yang diterapkan

dalam undang-undang dasar negara.


1. Demokrasi Pancasila
Demokrasi Pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang berketuhanan Yang

Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan yang
berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Corak khas demokrasi Pancasila dapat dikenali dari sisi formal dan

material. Dari sisi formal, demokrasi Pancasila mengandung makna bahwa setiap

pengambilan keputusan sedapat mungkin didasarkan pada prinsip musyawarah

untuk mufakar. Dair sisi material, demokrasi Pancasila menampakkan sifat


kegotongroyongan, yaitu suatu pencerminan dari kesadaran budi pekerti yang

luhur sesuai dengan hati nurani manusia dalam sikap dan perilalku sehari-hari,

sebgai individu maupun sebagai anggota masyarakat.


2. Nilai-Nilai Demokrasi Pancasila
Berikut sepuluh nilai-nilai Demokrasi Pancasila:
a. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak,
dan kewajiban yang sama.
b. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
d. Mesyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
e. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
f. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan
musyawarah.
g. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan.
h. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
i. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha
Esa, menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran dan keadilan, mengutamakan persatuan dan kesatuan
demi kepentingan bersama.
j. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan
permusyawaratan.
3. Prinsip-Prinsip Demokrasi Pancasila
Berikut 10 pilar demokrasi konstitusional Indonesia menurut Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945:
a. Demokrasi yang Berketuhanan Yang Maha Esa. Artinya, sistem
penyelenggaraan negara RI harus taat asas, konsisten, dna sesuai
dengan nilai-nilai dan kaidah-kaidah dasar Ketuhanan Yang Maha Esa.
b. Demokrasi dengan Kecerdasan. Artinya, aturan dan penyelenggaraan
demokrasi menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 itu bukan dengan kekuatan naluri, kekuatan otot, atau
kekuatan massa semata-mata. Pelaksanaan demokrasi itu justru lebih
menutur kecerdasan rohaniah, kecerdasan aqaliyah, kecerdasan
rasional, dan kecerdasan emosional.
c. Demokrasi yang Berkedaulatan Rakyat. Artinya, dalam Demokrasi
Pancasila diakui bila kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat. Jadi pada
prinsipnya, rakyatlah yang memegang kedaulatan itu. Dalam batas-batas
tertentu kedaulatan rakyat itu dipercayakan kepada wakil-wakil rakyat di
MPR (DPR/DPD) dan DPRD.
d. Demokrasi dengan Rule of Law. Artinya, mengandung empat hal
penting. Pertama, legal truth bukan demokrasi ugal-ugalan, dmeokrasi
dagelan, atau demokrasi manipulatif. Kedua, legal justice bukan
demokrasi yang terbatas pada keadilan formal dan pura-pura. Ketiga,
legal security bukan demokrasi yang membiarkan kesemrawutan atau
anarki. Keempat, legal interest bukan demokrasi yang justru
mempopulerkan fitnah dan hujatan atau menciptakan perpecahan,
permusuhan, dan kerusuhan.
e. Demokrasi dengan Pemisahan Kekuasaan Negara. Artinya,
Demokrasi Pancasila menurut UUD 1945 bukan saja mengakui
kekuasaan negara Republik Indonesia yang tidak tak terbatas secara
hukum, melainkan juga demokrasi itu dikuatkan dengan pemisahan
kekuasaan negara dan diserahkan kepada badan-badan negara yang
bertanggung jawab.
f. Demokrasi dengan Hak Asasi Manusia. Artinya, demokrasi menurut
UUD 1945 mengakui hak asasi manusia yang tujuannya bukan saja
menghormati hak-hak asas tersebut melainkan terlebih-lebih untuk
meningkatkan martabat dan derajat manusia seutuhnya.
g. Demokrasi dengan Pengadilan yang Merdeka. Artinya, Demokrasi
Pancasila menurut UUD 1945 menghendaki diberlakukannya sistem
pengadilan yang merdeka (independen) yang memberi paeluang seluas-
luasnya kepada semua pihak yang berkepentingan untuk mencari dan
menemukan hukum yang seadil-adilnya.
h. Demokrasi dengan Otonomi Daerah. Artinya, otonomi daerah (otda)
merupakan pembatasan terhadap kekuasaan negara, khususnya
legislatif dan eksekutif di tingkat pusat, dan lebih khusus lagi
pembatasan atas kekuasaan presiden.
i. Demokrasi dengan Kemakmuran. Artinya, Demokrasi Pancasila
menurut UUD 1945 ditujukan untuk membangun negara kemakmuran
(welfare state) oleh dan untuk rakyat Indonesia.
j. Demokrasi yang Berkeadilan Sosial. Artinya, Demokrasi pancasila
menurut UUD 1945 menggariskan keadilan sosial di antara berbagai
kelompok, golongan, dan lapisan masyarakat.
4. Makna Sila Keempat Pancasila dalam Demokrasi Pancasila

Berikut makna yang terkandung dalam sila tersebut:

a. Kerakyatan dalam hubungannya dengan sila keempat Pancasila berarti


bahwa kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat.

b. Hikmat kebijaksanaan mempunyai arti bahwa penggunaan pikiran


manusia harus selalu mempertimbangkan integritas bangsa, kepentingan
rakyat, serta dilaksanakan dengan sadar, jujur, bertanggung jawab dan
didorong dengan itikad baik sesuai dengan hati nurani.

c. Permusyawaratan, merupakan suatu cara khas kepribadian bangsa


Indonesia dalam mencari keputusan sesuai dengan kehendak rakyat yang
memegang kedaulatan yang akhirnya dapat mencapai suatu keputusan
yang mufakat.

d. Perwakilan, merupakan suatu sistem atau suatu cara yang mengakui


bahwa rakyatlah yang memegang kekuasaan,
5. Beberapa Nilai Moral Pancasila dalam Demokrasi Pancasila

Berikut beberapa nilai moral yang bersumber dari pancasila:


a. Persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia.
b. Keseimbangan antara hak dan kewajiban.
c. Pelaksanaan kebebasan yang dipertanggungjawabkan secara
moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri dan orang lain.
d. Mewujudkan rasa keadilan sosial.
e. Pengembalian keputusan dengan musyawarah mufakat.
f. Mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaan.
g. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.
C.Dinamika Penerapan Demokrasi di Indonesia
1. Dasar Hukum Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia

Dari sudut pandang normatif, demokrasi merupakan sesuatu


secara ideal hendak dilakukan atau diselenggarakan oleh sebuah
negara. Apakah negara kita sudah memenuhi kriteria sebagai negara
demokrasi? Jawabannya sudah, dapat dilihat sebagai berikut:
a. Dalam Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 (sebelum diamandemen)
berbunyi kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan dilakukan oleh
Majelis Permusyawaratan Rakyat.
b. Dalam Pasal 1 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945 (setelah diamandemen) berbunyi “kedaulatan berada di
tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”.
Secara normatif negara Indonesia adalah negara demokrasi.
Apakah knstitusi tersebut melahirkan suatu sistem yang demokratis
pula? Negeri ini sistem yang demokratis atau tidak dapat dilihat dari
indikator-indikator yang dirumuskan oleh Affan Gaffar dalam bukunya
yang berjudul Politik Indonesia; Transisi Menuju Demokrasi (2004:7-9)
berikut ini:
a. Akuntabilitas.
b. Rotasi Kekuasaan.
c. Rekruitmen Politik yang Terbuka.
d. Pemilihan Umum.
e. Pemenuhan Hak-Hak Dasar.
2. Perkembangan Demokrasi di Indonesia

Berikut perkembangan 4 periode berdasarkan Undang-Undang


Dasar yang dipergunakan saat ini:
a. Periode 1945-1959
b. Periode 1959-1965
c. Periode 1965-1998
d. Periode 1998-Sekarang
D. Membangun Kehidupan Demokrasi Pancasila Sesuai
UUD 1945
1. Pentingnya Kehidupan yang Demokratis
Sebuah negara dapat dikatakan demokratis bila
pemerintahan melaksanakan 4 hal berikut ini:
a. Rakyat memiliki kedudukan yang sama di muka hukum.
b. Rakyat memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi
dalam pembuatan keputusan.
c. Rakyat memperoleh pendapatan yang layak karena terjadi
distribus pendapatan secara adil.
d. Kebebasan yang bertanggung jawab.
2. Perilaku yang Mendukung Tegaknya Nilai-Nilai Demokrasi
Tanpa dukungan masyarakat, demokrasi, tidak mungkin terwujud. Awal
mula timbulnya budaya demokrasi umumnya disebabkan rakyat yang tidak
senang akan adanya tindakan yang sewenang-wenang, baik dari pihak penguasa
maupun sekelompok rakyat. Berikut cara menjalankan dmeokratis dalam
kehidupan sehari-hari:
a. Membiasakan diri untuk berbuat sesuai dengan aturan main atau hukum yang
berlaku.
b. Membiasakan diri bertindak demokratis dalam segala hal.
c. Membiasakan diri menyelesaikan persoalan dengan musyawarah.
d. Membiasakan diri mengadakan perubahan secara damai tidak dengan
kekerasan.
e. Membiasakan diri untuk memilih pemimpin-pemimpin mealui cara-cara yang
demokratis.
f. Selalu menggunakan akal sehat dan hati nurani luhur dalam musyawarah.
g. Selalu mempertanggungjawabkan hasil keputusan musyawarah baik
kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, bangsa dan negara bahkan
secara pribadi.
h. Menuntut hak setelah melaksanakan kewajiban,
i. Menggunakan kebebasan dengan rasa tanggung jawab.
j. Mau menghormati hak orang lain dalam menyampaikan pendapat.
k. Membiasakan diri memberikan kritik yang bersifat membangun.
Sebagai penerus dan ujung tomak bangsa ini dalam menegakkan
nilai-nilai demokrasi, merealisasikan peran sertamu dalam usaha
mewujudkan kehidupan yang demokratis. Membiasakan hidup dmeokraits
mulai dari lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah, maupun di
lingkungan masyarakat tempat tinggalmu.harapannya berkembang dalam
kehidupan bangsa dan bernegara.
Terima Kasih

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Anda mungkin juga menyukai