Anda di halaman 1dari 5

Nama : Achmad Aldy Febrian

Kelas : Reguler A

NIM : 2226201019

Matkul : PPKN

Prodi : Teknik Industri

JAWABAN UAS PPKN :


1. Selama masa-masa peristiwa ini, Pancasila mulai memainkan perannya sebagai alat
pemersatu bangsa. Pada saat itu nilai persatuan dan kesatuan menjadi tinggi karena
rakyat Indonesia memiliki keinginan yang sama dalam menghalau dan mengusir
penjajah dari tanah air.

Pancasila dikatakan sebagai perjanjian luhur bangsa karena Pancasila digali dari
sosio-budaya bangsaIndonesia sendiri, disepakati bersama oleh seluruh rakyat
Indonesia sebagai milik bangsa yang harus diamalkan serta dilestarikan.

2. Kemanusiaan sendiri memiliki makna sebagai manusia harus saling memiliki rasa
kemanusiaan,rasa toleransi terhadap orang lain. Semua orang memiliki hak masing-
masing, tetapi hak manusia itu terbatasi oleh hak orang lain juga. Sebagai orang yang
memiliki jiwa kemanusiaan, maka juga harus menghormati hak orang lain. Dan
sebagai manusia yang adil, maka harus mampu berbuat adil terhadap diri sendiri dan
adil terhadap orang lain, tidak mengambil hak orang lain dan tidak menyalahgunakan
hak asasi manusia.

3. Bagi bangsa Indonesia, Revolusi Prancis berpengaruh dalam pergerakan


nasionalisme Indonesia, yaitu dengan lahirnya paham liberialisme, demokrasi,
bentuk negara republik, penegakan HAM, dan menjadikan Undang-Undang sebagai
kekuasaan tertinggi dalam pemerintahan.

4. Hukum yang berlaku di Indonesia pada dasarnya berlaku untuk seluruh warga negara
Indonesia. Semestinya, tak ada perbedaan status dalam penegakan hukum. Semua
warga sama di hadapan persidangan.

Jika saat ini kita sering melihat ketimpangan penerapan sistem hukum di
Indonesia ini, maka ini bisa disebabkan beberapa hal. Faktor penyebab timpangnya hukum
ini antara lain:
Faktor Hukumnya
Dalam hal ini, bisa jadi karena Undang-Undang yang digunakan dalam penegakan hukumnya
yang bermasalah.

Misalnya karena adanya kata yang rancu dan ketidaklengkapan aturan pelaksanaan. Bias-
bias semacam ini memungkinkan ada penafsiran yang berbeda antar penegak hukum.

Faktor Penegak Hukum


Penegak hukum adalah manusia yang diberi kewenangan untuk memberikan keputusan
hukum atas dasar sistem hukum yang berlaku di Indonesia.

Dalam praktiknya, ini meliputi kepolisian, hakim, jaksa, pengacara, sipir penjara, termasuk
juga lembaga seperti KPK. Ketimpangan kerap terjadi manakala para penegak hukum ini
malah mengkhianati hukum itu sendiri.

Faktor Fasilitas atau Sarana


Poin ini adalah hal-hal yang mendukung praktik penerapan hukum oleh penegak hukum.
Salah satunya adalah pengelolaan hal-hal yang sifatnya administratif. Hal tersebut bisa
menjadi faktor tidak terbukanya ruang transparansi.

Selain itu, masih banyak hal lain semisal fasilitas pendidikan yang mencetak para penegak
hukum yang memiliki integritas dan kapabilitas.

Faktor Masyarakat dan Budaya


Ketimpangan hukum juga bisa disebabkan faktor masyarakat. Ini terjadi manakala di tengah
masyarakat atau komunitas tertentu membiasakan hal-hal yang meremehkan hukum.
Misalnya menggampangkan suap dan kerap mengkompromikan hukum.

Selama faktor-faktor di atas masih belum ideal, tentu teramat sulit untuk mengharap ada
perbaikan atas praktik ketimpangan hukum.

5. Prinsip-Prinsip Demokrasi Pancasila


Selain pengertian Demokrasi Pancasila, dikutip dari buku "Ilmu Kewarganegaraan" oleh
Cholisin, ada juga prinsip-prinsip Demokrasi Pancasila, di antaranya:

a. Persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia

Persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia dimaksudkan bahwa hak dan kewajiban yang
dimiliki oleh rakyat Indonesia sama dan sejajar.
Persamaan hak dan kewajiban tersebut tidak hanya dalam bidang politik saja melainkan
bidang hukum, ekonomi dan sosial yang diharapkan mampu memberikan keadilan bagi
seluruh rakyat Indonesia.
b. Keseimbangan antara hak dan kewajiban

Dalam Demokrasi Pancasila, prinsip keseimbangan antara hak dan kewajiban memberikan
pengertian bahwa hak yang diterima warga negara harus diseimbangkan dengan kewajiban
yang harus ditunaikan.

c. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan Yang Maha
Esa, diri sendiri, dan orang lain.

Demokrasi Pancasila memberikan kebebasan kepada setiap individu namun dengan batasan
yang bertanggung jawab.
Dengan kata lain, kebebasan ini adalah kebebasan yang harus memperhatikan hak dan
kewajiban dari orang lain dan diri sendiri bahkan, harus dapat dipertanggungjawabkan
dengan Tuhan Yang Maha Esa.

d. Mewujudkan rasa keadilan sosial

Demokrasi memiliki tujuan dalam mewujudkan rasa keadilan sosial untuk semua warga
negaranya. Sementara keadilan sosial melingkupi sila dalam Pancasila terutama sila kelima.
Jadi, prinsip dalam demokrasi Pancasila harus bisa mewujudkan rasa keadilan sosial dalam
setiap masyarakat.

e. Pengambilan keputusan dengan musyawarah

Landasan gotong royong dan kebersamaan merupakan dasar dari pengambilan keputusan
dengan musyawarah. Dalam pengambilan keputusan ini mengilhami rasa keadilan bagi
semua, di mana tidak hanya mementingkan kaum mayoritas saja, namun juga dapat
memperhatikan kaum minoritas.

f. Mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaan

Prinsip persatuan nasional terilhami dari sila ketiga dari Pancasila. Rasa kekeluargaan dalam
Negara Republik Indonesia, memunculkan persatuan nasional dalam setiap masyarakat.
Persatuan nasional juga sangat penting dalam pertahanan negara agar negara dapat kuat
saat ada gangguan baik dari dalam maupun dari luar.

g. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional

Tujuan dan cita-cita nasional Negara Indonesia tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia.
Dengan Demokrasi Pancasila, tujuan dan cita-cita Negara Indonesia bisa menciptakan
kebaikan bagi masyarakat Indonesia serta turut mewujudkan perdamaian dan ketertiban
dunia.
6. Nilai-nilai Pancasila dan Contoh Sehari-hari

1. Nilai Ketuhanan
Pancasila sila pertama, "Ketuhanan Yang Maha Esa" mengandung nilai ketuhanan. Dikutip
dari seperti dikutip dari Pendidikan Kewarganegaraan: Kecakapan Berbangsa dan Bernegara
oleh Aa Nurdiaman, perwujudan nilai sila pertama Pancasila ini antara lain:

Meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan sifat-sifatnya yang Mahasempurna.
Bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan cara menjalankan semua perintah-Nya,
sekaligus menjauhi segala larangan-Nya.
Saling menghormati dan menoleransi antarpemeluk agama yang berbeda-beda.
Menjaga kebebasan bersama menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing.

2. Nilai Kemanusiaan
Sila kedua Pancasila, "Kemanusiaan yang adil dan beradab" mengandung nilai kemanusiaan,
yakni bangsa Indonesia diakui dan diperlakukan sesuai harkat dan martabatnya sebagai
makhluk ciptaan Tuhan yang sama derajat, hak, dan kewajibannya tanpa membeda-bedakan
berdasarkan agama, suku, ras, atau keturunannya. (detik.com/tag/pancasila)

Contoh penerapan nilai kemanusiaan Pancasila yaitu:

Mengakui adanya harkat dan martabat manusia.


Mengakui keberadaan manusia sebagai makhluk yang paling mulia diciptakan Tuhan.
Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan berlaku adil terhadap sesama manusia.
Tenggang rasa dan tidak semena-mena terhadap orang lain.

3. Nilai Persatuan
Makna sila ketiga Pancasila "Persatuan Indonesia" adalah kebulatan utuh dari berbagai
aspek kehidupan, baik dari ideologi, politik, sosial, budaya, dan pertahanan keamanan yang
terwujud dalam satu wadah bernama Indonesia. Nilai kesatuan dalam sila ketiga Pancasila
dapat diwujudkan sehari-hari lewat sikap dan perilaku:

Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di


atas kepentingan pribadi dan golongan.
Menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa.
Menumbuhkan rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
Mengakui keragaman suku dan budaya bangsa serta mendorongnya ke arah persatuan dan
kesatuan.
4. Nilai Kerakyatan
Nilai Pancasila sila ke-4 adalah nilai kerakyatan, dengan manusia Indonesia memiliki
kedudukan, hak, dan kewajiban sama sebagai warga masyarakat dan warga negara. Berikut
penerapan nilai kerakyatan dalam Pancasila:

Mengakui kedaulatan negara ada di tangan rakyat.


Mengakui manusia Indonesia sebagai warga masyarakat dan warga negara punya
kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
Bermusyawarah untuk mencapai mufakat untuk hal-hal yang menyangkut kepentingan
bersama dengan diliputi semangat kekeluargaan.
Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat daripada kepentingan pribadi atau
golongan.
Mengutamakan musyawarah dalam setiap pengambilan keputusan.

5. Nilai Keadilan
Keadilan merupakan salah satu tujuan NKRI sebagai negara hukum. Untuk mencapainya,
nilai keadilan pada sila kelima Pancasila perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,
contohnya:

Berlaku adil pada semua orang sesuai hak dan kewajibannya.


Merawat keseimbangan hak dan kewajiban diri sendiri.
Menghormati hak-hak orang lain.
Memberikan pertolongan pada orang yang membutuhkan secara adil.
Mengembangkan perbuatan-perbuatan terpuji yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan gotong royong.
Mendukung kemajuan dan pembangunan bangsa, baik material maupun spiritual.

Pancasila merupakan sumber nilai dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan


bernegara.

Anda mungkin juga menyukai