Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
            Warga negara diartikan sebagai seseorang yang menjadi bagian dari suatu
penduduk yang menjadi unsur Negara  yang sudah bertempat tinggal atau  sudah menetap
disuatu negara. Setiap warga negara mempunyai persamaan hak di hadapan hukum.
Semua warga negara memiliki kepastian hak, privasi, dan tanggung jawab masing-
masing. Tujuan negara sendiri adalah bahwa negara harus melindungi HAM (Hak Asai
Manusia) dengan memfungsikan dirinya sebagai pelindung bagi segenap bangsa dan
seluruh tumpah darah Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan
kesejahteraan umum, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Sedangkan dasar negara
Pancasila menekankan pentingnya perlindungan bagi kemerdekaan untuk beriman
kepada Tuhan dan memeluk agama (Ketuhanan Yang Maha Esa), memperlakukan
manusia secara adil dan beradab (kemanusiaan yang adil dan beradab), dan membangun
keadilan sosial bagi seluruh rakyat (keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia). Pada
makalah ini akan dibahas Substansi Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Pancasila.

B. Rumusan Masalah
Makalah ini berusaha untuk menjelaskan beberapa masalah pokok, yakni :
1. Apa saja nilai- nilai yang menjamin hak asasi manusia dalam pancasila ?
2. Bagaimana Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Nilai Dasar Sila-Sila Pancasila ?
3. Bagaimana Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Nilai Instrumental Sila-Sila
Pancasila ?
4.  Bagaimana Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Nilai Praksis Sila-Sila
Pancasila?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Nilai- nilai yang Menjamin Hak Asasi Manusia dalam Pancasila.
            Pancasila merupakan ideologi yang mengedepankan nilai-nilai kemanusian.
Pancasila sangat menghormati hak asasi setiap warga negara maupun bukan warga
negara Indonesia. Pancasila menjamin hak asasi manusia melalui nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya. Nilai-nilai Pancasila dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu
nilai ideal, nilai instrumental dan nilai praksis. Ketiga kategori nilai Pancasila tersebut
mengandung jaminan atas hak asasi manusia. Salah satu karakteristik hak asasi manusia
adalah bersifat universal. Artinya, hak asasi merupakan hak yang dimiliki oleh setiap
manusia di dunia tanpa membeda-bedakan suku bangsa, agama, ras maupun golongan.
Oleh karena itu, setiap negara wajib menegakkan hak asasi manusia.
            UUD NRI Tahun 1945 memberikan kepercayaan besar pada semangat
kekeluargaan para penyelenggara Negara. Nilai dasar kekeluargaan ini juga disemangati
oleh jiwa gotong royong  dan musyaara mufakat yang merupakan kepribadian bangsa 
Indonesia sejak  adanya bangsa Indonesia. Nilai dasar itu kemudian dikembangkan ke
nilai-nilai instrumentalia. Inilah yang melatar belakangi kenapa Indonesia menganut
ideology terbuka.
            Pancasila sebagai ideology terbuka nilai-nilai dasarnya bersifat tetap, namun
dapat dijabarkan secara dinamis dan kreatif sesuai dengan kebutuhan perkembangan
masyarakat Indonesia. Nilai yang berubah adalah nilai instrumentalia dan nilai praksis.

Nilai Ideal
Nilai Ideal  yang juga merupakan nilai dasar merupakan asas-ass kita yang kita terima
sebagai dalil dan bersifat mutlak. Kita menerima nilai dasar itu sebagai sesuatu yang
benar dan tidak perlu dipertanyakan lagi. Semagatkekelargaan, kita sebut sebagai dasar
karena siatnya mutlak dan tidak berubah lagi, karena digali dari kepribadian bangsa
Indonesia selain itu terdapat lagi nilai dasar yang digali  dari kepribadian bangsa
Indonesia adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan
nilai keadialan yang selanjutnya dikristalisasi menjadi  rumusan Pancasila.

2
Nilai Instrumental
Nilai Instrumental merupakan pelaksanaan umum dari nilai nilai ideal atau nilai dasar.
Umumnya berbentuk norma social dan norma hukum yang selanjutnya akan dikristalisasi
dalam peratura dn mekanisme lembaga-lembaga Negara. Nilai instrumental merpakan
peraturan perundangan untuk dijadikan dasar aturan mengatur kehidupan berbangsa dan
bernegara mulai dari peraturan tertinggi UUD Negara Repubik Indonesia Tahun 1945
sampai peraturan perundangan yang paling rendah tingkatnya.

Nilai Praksis
Nilai Praksis merupakan nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan
kehidupan sehari-hari dari nilai dasar ataupun nilai instrumental. Nilai praksis
sesungguhnya menjadi batu ujian apakah nilai ideal atau nilai dasar dan nilai
instrumental itu benar-benar hidup dalam masyarakat indonesia
            Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999, “Hak Asasi Manusia
adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia”
Hak asasi manusia memiliki ciri-ciri khusus, yaitu sebagai berikut.
1. Hakiki, artinya hak asasi manusia adalah hak asasi semua umat manusia yang
sudah ada sejak lahir.
2. Universal, artinya hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa
memandang status, suku bangsa, gender atau perbedaan lainnya.
3. Tidak dapat dicabut, artinya hak asasi manusia tidak dapat dicabut atau
diserahkan kepada pihak lain.
4. Tidak dapat dibagi, artinya semua orang berhak mendapatkan semua hak, apakah
hak sipil dan politik, atau hak ekonomi, sosial dan budaya

B. Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Nilai Dasar Sila-Sila Pancasila
Nilai dasar berkaitan dengan hakikat kelima sila Pancasila, yaitu: nilai ketuhanan,
nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan. Nilai-nilai dasar
tersebut bersifat universal, sehingga di dalamnya terkandung cita-cita, tujuan, serta nilai-

3
nilai yang baik dan benar. Selain itu, nilai ini bersifat tetap dan melekat pada
kelangsungan hidup negara.
Hubungan antara hak dan kewajiban warga negara dengan Pancasila dapat dijabarkan
secara singkat sebagai berikut.

a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa menjamin hak warga negara untuk bebas memeluk
agama sesuai dengan kepercayaannya serta melaksanakan ibadah sesuai dengan ajaran
agamanya masing-masing. Sila pertama ini juga menggariskan beberapa kewajiban
warga negara untuk:
 membina kerja sama dan tolong-menolong dengan pemeluk agama lain sesuai
dengan situasi dan kondisi di lingkungan masing-masing;
 mengembangkan toleransi antarumat beragama menuju terwujudnya kehidupan
yang serasi, selaras, dan seimbang; serta
 tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.

b. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab menempatkan hak setiap warga negara pada
kedudukan yang sama dalam hukum serta memiliki hak-hak yang sama untuk mendapat
jaminan dan perlindungan hukum. Adapun kewajiban warga negara yang tersirat dalam
sila kedua ini di antaranya kewajiban untuk:
 memperlakukan orang lain sesuai harkat dan martabatnya sebagai makhluk
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa;
 mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban setiap manusia tanpa membeda-
bedakan suku, keturunan, agama, jenis kelamin, dan sebagainya;
 mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, tenggang rasa, dan
tidak semena-mena kepada orang lain; serta
 melakukan berbagai kegiatan kemanusiaan.

c. Sila Persatuan Indonesia menjamin hak-hak setiap warga negara dalam keberagaman
yang terjadi kepada masyarakat Indonesia seperti hak mengembangkan budaya daerah
untuk memperkaya budaya nasional. Sila ketiga mengamanatkan kewajiban setiap warga
negara untuk:
 menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
golongan;

4
 sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara;
 mencintai tanah air dan bangsa Indonesia;
 mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika; serta
 memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan /Perwakilan dicerminkan dalam kehidupan pemerintahan, bernegara,
dan bermasyarakat yang demokratis. Sila keempat menjamin partisipasi politik warga
negara yang diwujudkan dalam bentuk kebebasan berpendapat dan berorganisasi serta
hak berpartisipasi dalam pemilihan umum. Sila keempat mengamanatkan setiap warga
negara untuk:
 mengutamakan musyawarah mufakat dalam setiap pengambilan keputusan;
 tidak memaksakan kehendak kepada orang lain; dan
 memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil rakyat yang telah terpilih untuk
melaksanakan musyawarah dan menjalankan tugas sebaik-baiknya.

e. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia mengakui hak milik perorangan
dan dilindungi pemanfaatannya oleh negara serta memberi kesempatan sebesar-besarnya
kepada masyarakat. Sila kelima mengamanatkan setiap warga negara untuk:
 mengembangkan sikap gotong royong dan kekeluargaan dengan masyarakat di
lingkungan sekitar;
 tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum; dan
 suka bekerja keras.

Keterkaitan antara sila-sila Pancasila dengan beberapa jenis hak azasi antara lain sebagai
berikut:

No. Sila Pancasila Jenis Hak Asasi yang Terkait

1. Ketuhanan Yang Maha Esa Hak asasi melakukan ibadah menurut


keyakinannya masing-masing. Hak
kemerdekaan beragama bagi setiap orang
untuk memilih serta menjalankan agamanya

5
masing-masing.

Hak pengakuan terhadap martabat manusia


Kemanusiaan Yang Adil dan
2. (dignity of man). Hak asasi manusia
Beradab
(human rights).

Hak menikmati hak-hak asasinya tanpa


pembatasan dan belenggu. Hak manusia
3. Persatuan Indonesia bergaul satu sama lainnya dalam semangat
persaudaraan tanpa membedakn suku,
agama, ras dan golongan.

Kerakyatan yang Dipimpin oleh


Hak mengeluarkan pendapat. Hak
4. Hikmat dan Kebiaksanaan dalam
berkumpul dan mengadakan rapat.  
Permusyaaratan Perwakilan

Keadilan Sosial bagi Seluruh Hak setiap warga negara memiliki


5.
Rakyat Indonesia kebebasan hak milik. Hak jaminan social.

C.  Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Nilai Instrumental Sila-Sila Pancasila
Nilai instrumental pada dasarnya merupakan penjabaran dari nilai-nilai dasar
yang terkandung dalam Pancasila. Perwujudan nilai instrumental pada umumnya
berbentuk ketentuan-ketentuan konstitusional mulai dari undang-undang dasar sampai
dengan peraturan daerah. Pada bagian ini, Anda akan diajak untuk menganalisis
keberadaan hak dan kewajiban warga negara dalam UUD NRI Tahun 1945.
Apabila Anda telaah UUD NRI Tahun 1945, baik naskah sebelum ataupun
setelah perubahan, Anda akan mudah menemukan ketentuan mengenai warga negara
dengan segala hal yang melekat pada dirinya. Ketentuan tersebut dapat Anda identifi kasi
mulai dari Pasal 26 sampai Pasal 34. Dalam ketentuan tersebut, diatur mengenai jenis hak
dan kewajiban warga negara Indonesia. Berikut ini diuraikan beberapa jenis hak dan
kewajiban yang diatur dalam UUD NRI Tahun 1945.

6
a. Hak atas Kewarganegaraan
Siapakah yang menjadi warga negara dan penduduk Indonesia? Pasal 26 ayat (1) dan (2)
dengan tegas menjawab pertanyaan tersebut. Berdasarkan ketentuan pasal tersebut, yang
menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa
lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Adapun yang menjadi
penduduk Indonesia ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat
tinggal di Indonesia. Pasal 26 merupakan jaminan atas hak setiap orang untuk
mendapatkan status kewarganegaraannya yang tidak dapat dicabut secara semena-mena.

b. Kesamaan Kedudukan dalam Hukum dan Pemerintahan


Negara Republik Indonesia menganut asas bahwa setiap warga negara mempunyai
kedudukan yang sama dihadapan hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1)
menyatakan bahwa “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya”. Hal ini menunjukkan adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban dan
tidak adanya diskriminasi di antara warga negara mengenai kedua hal ini. Pasal 27 ayat
(1) merupakan jaminan hak warga negara atas kedudukan sama dalam hukum dan
pemerintahan, serta merupakan kewajiban warga negara untuk menjunjung hukum dan
pemerintahan.

c. Hak atas Pekerjaan dan Penghidupan yang Layak Bagi Kemanusiaan


Pasal 27 ayat (2) menyatakan bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Berbagai peraturan perundang-undangan
yang mengatur hal ini, seperti yang terdapat dalam undang-undang agraria,
perkoperasian, penanaman modal, sistem pendidikan nasional, tenaga kerja, perbankan,
dan sebagainya yang bertujuan menciptakan lapangan kerja agar warga negara
memperoleh penghidupan layak.

d. Hak dan kewajiban bela negara


Pasal 27 ayat (3) menyatakan bahwa “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya pembelaan negara”. Ketentuan tersebut menegaskan hak dan kewajiban
warga negara menjadi sebuah kesatuan. Dengan kata lain, upaya pembelaan negara
merupakan hak sekaligus menjadi kewajiban dari setiap warga negara Indonesia.

7
e. Kemerdekaan Berserikat dan Berkumpul
Pasal 28 menetapkan hak warga negara untuk berserikat dan berkumpul, serta
mengeluarkan pikiran secara lisan maupun tulisan, dan sebagainya. Dalam ketentuan ini,
terdapat tiga hak warga negara, yaitu hak kebebasan berserikat, hak kebebasan
berkumpul, serta hak kebebasan untuk berpendapat. Dalam melaksanakan ketiga hak
tersebut, setiap warga negara berkewajiban mematuhi berbagai ketentuan yang
mengaturnya.

f. Kemerdekan Memeluk Agama


Pasal 29 ayat (1) menyatakan bahwa “Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Ketentuan ayat ini menyatakan kepercayaan bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang
Maha Esa. Kemudian Pasal 29 ayat (2) menyatakan “Negara menjamin kemerdekaan
tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya itu”. Hal ini merupakan hak warga negara atas
kebebasan beragama. Dalam konteks kehidupan bangsa Indonesia, kebebasan beragama
ini tidak diartikan bebas tidak beragama, tetapi bebas untuk memeluk satu agama sesuai
dengan keyakinan masing-masing, serta bukan berarti pula bebas untuk
mencampuradukkan ajaran agama.

g. Pertahanan dan Keamanan Negara


Pertahanan dan keamanan negara dalam UUD NRI Tahun 1945 dinyatakan dalam bentuk
hak dan kewajiban yang dirumuskan dalam Pasal 30 ayat (1) dan (2). Ketentuan tersebut
menyatakan hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam usaha pertahanan
dan keamanan negara.

h. Hak Mendapat Pendidikan


Salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia tecermin dalam alinea keempat
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, yaitu pemerintah negara Indonesia antara lain
berkewajiban mencerdaskan kehidupan bangsa. Pasal 31 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945
menetapkan bahwa “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan”. Ketentuan ini
merupakan penegasan hak warga negara untuk mendapatkan pendidikan. Selanjutnya,
Pasal 31 ayat (2) ditegaskan bahwa “Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan

8
dasar dan pemerintah wajib membiayainya”. Pasal ini merupakan penegasan atas
kewajiban warga negara untuk mengikuti pendidikan dasar. Untuk maksud tersebut,
Pasal 31 ayat (3) UUD NRI Tahun 1945 mewajibkan pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan
ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

i. Kebudayaan Nasional Indonesia


Pasal 32 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 menetapkan bahwa “Negara memajukan
kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan
masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya”. Hal ini
merupakan penegasan atas jaminan hak warga negara untuk mengembangkan nilai-nilai
budayanya. Kemudian, dalam Pasal 32 ayat (2), disebutkan “Negara menghormati dan
memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional”. Ketentuan ini merupakan
jaminan atas hak warga negara untuk mengembangkan dan menggunakan bahasa daerah
sebagai bahasa pergaulan.

j. Perekonomian Nasional
Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945 mengatur tentang perekonomian nasional.
Pasal 33 terdiri atas lima ayat, yaitu sebagai berikut.
 Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
 Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
 Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
 Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan
prinsip kebersamaan, efi siensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan
kesatuan ekonomi nasional.
 Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-
undang. Ketentuan Pasal 33 ini merupakan jaminan hak warga negara atas usaha
perekonomian dan hak warga negara untuk mendapatkan kemakmuran.

9
k. Kesejahteraan Sosial
Masalah kesejahteraan sosial dalam UUD RI Tahun 1945 diatur dalam Pasal 34. Pasal ini
terdiri atas empat ayat, yaitu sebagai berikut.
 Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara.
 Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruah rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan
martabat kemanusiaan.
 Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan
fasilitas pelayanan umum yang layak.
 Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-
undang.
Pasal 34 UUD NRI Tahun 1945 memancarkan semangat untuk mewujudkan keadilan
sosial. Ketentuan dalam pasal ini memberikan jaminan atas hak warga negara untuk
mendapatkan kesejahteraan sosial yang terdiri atas hak mendapatkan jaminan sosial, hak
mendapatkan jaminan kesehatan, dan hak mendapatkan fasilitas umum yang layak.
            Untuk menegakkan HAM, Pasal 69 ayat (2) UU No. 39 Tahun 1999 menyatakan
“Setiap hak asasi manusia seseorang menimbulkan kewajiban asasi dan tanggung jawab
untuk menghormati hak asasi orang lain secara timbal balik serta menjadi tugas
pemerintah untuk menghormati, melindungi, menegakkan dan memajukkannya”. Oleh
karenanya seluruh warga negara tidak terkecuali pemerintah wajib menghormati hak
asasi orang lain, dengan menjungjung hukum, moral, etika dan tata tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Berikut ini adalah beberapa hak dan kewajiban
negara terhadap hak-hak dasar warga negara yang telah diatur di dalam UUD 1945 :

Hak Negara:
1.    Hak untuk ditaati hukum dan pemerintahan. (pasal 27 ayat(1)) 
2.    Hak untuk dibela (pasal 27 ayat (3))
3.    Hak untuk dipertahankan (pasal 30 ayat (1))
4.    Hak untuk menguasai bumi, air dan kekayaan alam untuk kepentingan rakyat ( pasal
33 ayat             (2) dan ayat (3)) 

10
Kewajiban Negara:
1.    Menjamin persaman kedudukan warga negara dihadapan hukum dan pemerintahan
(pasal 27             ayat (1))
2.    Menjamin kehidupan dan pekerjaan yang layak (pasal 27 ayat (2)) 
3.    Menjamin kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat baik
lisan           maupun tulisan (pasal 28) 
4.    Menjamin hak hidup serta hak mempertahankan hidup (pasal 28A) 

D  Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Nilai Praksis Sila-Sila Pancasila
            Nilai praksis merupakan realisasi nilai-nilai instrumental suatu pengalaman dalam
kehidupan sehari-hari. Nilai praksis Pancasila senantiasa berkembang dan selalu dapat
dilakukan perubahan dan perbaikan sesuai dengan perkembangan zaman dan aspirasi
masyarakat. Hal tersebut dikarenakan Pancasila merupakan ideologi yang terbuka.
            Hak asasi manusia dalam nilai praksis Pancasila dapat terwujud apabila nilai-nilai
dasar dan instrumental Pancasila itu sendiri dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-
hari oleh seluruh warga negara. Hal tersebut dapat diwujudkan apabila setiap warga
negara menunjukkan sikap positif dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa contoh sikap
positif yang dapat ditunjukan warga negara antara lain sebagai berikut.

No. Sila Pancasila Sikap yang Ditunjukkan

Hormat-menghormati dan bekerja sama


antarumat beragama sehingga terbina
1. Ketuhanan Yang Maha Esa kerukunan hidup. Saling menghormati
kebebasan beribadah sesuai dengan
agama dan kepercayaannya.

Mengakui persamaan derajat, hak dan


Kemanusiaan yang Adil dan kewajiban antara sesama manusia. Saling
2.
Beradab mencintai sesama manusiaTenggang rasa
kepada orang lain.

3. Persatuan Indonesia Menempatkan persatuan, kesatuan,


kepentingan dan keselamatan bangsa dan
11
negara di atas kepentingan pribadi atau
golongan. Rela berkorban untuk
kepentingan bangsa dan Negara.

Mengutamakan kepentingan negara dan


masyarakat. Tidak memaksakan
Kerakyatan yang Dipimpin Oleh
kehendak kepada orang
4. Hikmat Kebijaksanaan dalam
lainMengutamakan musyawarah dalam
Permusyawaratan Perwakilan.
mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.

Menjaga keseimbangan antara hak dan


Keadilan Sosial bagi Seluruh
5. kewajiban. Menghormati hak-hak orang
Rakyat Indonesia
lain.

            Di tengah-tengah keinginan yang kuat dari setiap orang  akan pemenuhan
kewajibannya tidak jarang selalu di paksakan,tanpa menghargai semua hak-hak orang
yang ada di sekitarnya. Padahal hak-hak asasi manusia merupakan hak kodrati. Hak yang
dimiliki setiap orang dan tidak dapat dicabut. Semua negara dan umat manusia
seharusnya dapat menerima konsep-konsep HAM, karena rumusannya telah
disempurnakan dengan mengadopsi berbagai budaya bangsa dan agama yang beragam. 

BAB III

12
PENUTUP

A. Kesimpulan
            Hak dan Kewajiban merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Setiap warga
negara memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan penghidupan yang layak,
perlindungan dan lain sebagainya  yang termasuk dalam hak asasi manusianya , dan
Pancasila mempunyai nilai-nilai dasar yang mengedepankan hak asasi manusia dimana
nilai-nilai yang diterima sebagai sifat mutlak atau kita menerima nilai dasar sebagai
sesuatu hal yang tidak dipertanyakan lagi. Nilai- nilai tersebut diantaranya nilai ideal,
nilai instrumental dan nilai praksis. Ketiga nilai pancasila tersebut mengndung jamin hak
asasi manusia sebagai jaminan penghidupan yang layak.

B. Saran
            Dalam pembuatan makalah ini kami menyarankan agar para pembaca dan setiap
warga Negara untuk  menyeimbangkan antara  hak dan kewajiban, yaitu dengan cara
mengetahui posisi kita sendiri. Sebagai seorang warga Negara harus tau hak dan
kewaibannya. Seorang pejabat atau pemerintahpun harus tau akan hak dan kewajibannya.
Seperti yang sudah tercantum dalam hukum dan aturan-aturan yang berlaku. Jika hak dan
kewaiban seimbang dan terpenuhi, maka kehidupan masyarakat akan aman sejahtera.

13

Anda mungkin juga menyukai