PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Warga negara diartikan sebagai seseorang yang menjadi bagian dari suatu
penduduk yang menjadi unsur Negara yang sudah bertempat tinggal atau sudah menetap
disuatu negara. Setiap warga negara mempunyai persamaan hak di hadapan hukum.
Semua warga negara memiliki kepastian hak, privasi, dan tanggung jawab masing-
masing. Tujuan negara sendiri adalah bahwa negara harus melindungi HAM (Hak Asai
Manusia) dengan memfungsikan dirinya sebagai pelindung bagi segenap bangsa dan
seluruh tumpah darah Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan
kesejahteraan umum, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Sedangkan dasar negara
Pancasila menekankan pentingnya perlindungan bagi kemerdekaan untuk beriman
kepada Tuhan dan memeluk agama (Ketuhanan Yang Maha Esa), memperlakukan
manusia secara adil dan beradab (kemanusiaan yang adil dan beradab), dan membangun
keadilan sosial bagi seluruh rakyat (keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia). Pada
makalah ini akan dibahas Substansi Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Pancasila.
B. Rumusan Masalah
Makalah ini berusaha untuk menjelaskan beberapa masalah pokok, yakni :
1. Apa saja nilai- nilai yang menjamin hak asasi manusia dalam pancasila ?
2. Bagaimana Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Nilai Dasar Sila-Sila Pancasila ?
3. Bagaimana Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Nilai Instrumental Sila-Sila
Pancasila ?
4. Bagaimana Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Nilai Praksis Sila-Sila
Pancasila?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Nilai- nilai yang Menjamin Hak Asasi Manusia dalam Pancasila.
Pancasila merupakan ideologi yang mengedepankan nilai-nilai kemanusian.
Pancasila sangat menghormati hak asasi setiap warga negara maupun bukan warga
negara Indonesia. Pancasila menjamin hak asasi manusia melalui nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya. Nilai-nilai Pancasila dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu
nilai ideal, nilai instrumental dan nilai praksis. Ketiga kategori nilai Pancasila tersebut
mengandung jaminan atas hak asasi manusia. Salah satu karakteristik hak asasi manusia
adalah bersifat universal. Artinya, hak asasi merupakan hak yang dimiliki oleh setiap
manusia di dunia tanpa membeda-bedakan suku bangsa, agama, ras maupun golongan.
Oleh karena itu, setiap negara wajib menegakkan hak asasi manusia.
UUD NRI Tahun 1945 memberikan kepercayaan besar pada semangat
kekeluargaan para penyelenggara Negara. Nilai dasar kekeluargaan ini juga disemangati
oleh jiwa gotong royong dan musyaara mufakat yang merupakan kepribadian bangsa
Indonesia sejak adanya bangsa Indonesia. Nilai dasar itu kemudian dikembangkan ke
nilai-nilai instrumentalia. Inilah yang melatar belakangi kenapa Indonesia menganut
ideology terbuka.
Pancasila sebagai ideology terbuka nilai-nilai dasarnya bersifat tetap, namun
dapat dijabarkan secara dinamis dan kreatif sesuai dengan kebutuhan perkembangan
masyarakat Indonesia. Nilai yang berubah adalah nilai instrumentalia dan nilai praksis.
Nilai Ideal
Nilai Ideal yang juga merupakan nilai dasar merupakan asas-ass kita yang kita terima
sebagai dalil dan bersifat mutlak. Kita menerima nilai dasar itu sebagai sesuatu yang
benar dan tidak perlu dipertanyakan lagi. Semagatkekelargaan, kita sebut sebagai dasar
karena siatnya mutlak dan tidak berubah lagi, karena digali dari kepribadian bangsa
Indonesia selain itu terdapat lagi nilai dasar yang digali dari kepribadian bangsa
Indonesia adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan
nilai keadialan yang selanjutnya dikristalisasi menjadi rumusan Pancasila.
2
Nilai Instrumental
Nilai Instrumental merupakan pelaksanaan umum dari nilai nilai ideal atau nilai dasar.
Umumnya berbentuk norma social dan norma hukum yang selanjutnya akan dikristalisasi
dalam peratura dn mekanisme lembaga-lembaga Negara. Nilai instrumental merpakan
peraturan perundangan untuk dijadikan dasar aturan mengatur kehidupan berbangsa dan
bernegara mulai dari peraturan tertinggi UUD Negara Repubik Indonesia Tahun 1945
sampai peraturan perundangan yang paling rendah tingkatnya.
Nilai Praksis
Nilai Praksis merupakan nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan
kehidupan sehari-hari dari nilai dasar ataupun nilai instrumental. Nilai praksis
sesungguhnya menjadi batu ujian apakah nilai ideal atau nilai dasar dan nilai
instrumental itu benar-benar hidup dalam masyarakat indonesia
Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999, “Hak Asasi Manusia
adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia”
Hak asasi manusia memiliki ciri-ciri khusus, yaitu sebagai berikut.
1. Hakiki, artinya hak asasi manusia adalah hak asasi semua umat manusia yang
sudah ada sejak lahir.
2. Universal, artinya hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa
memandang status, suku bangsa, gender atau perbedaan lainnya.
3. Tidak dapat dicabut, artinya hak asasi manusia tidak dapat dicabut atau
diserahkan kepada pihak lain.
4. Tidak dapat dibagi, artinya semua orang berhak mendapatkan semua hak, apakah
hak sipil dan politik, atau hak ekonomi, sosial dan budaya
B. Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Nilai Dasar Sila-Sila Pancasila
Nilai dasar berkaitan dengan hakikat kelima sila Pancasila, yaitu: nilai ketuhanan,
nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan. Nilai-nilai dasar
tersebut bersifat universal, sehingga di dalamnya terkandung cita-cita, tujuan, serta nilai-
3
nilai yang baik dan benar. Selain itu, nilai ini bersifat tetap dan melekat pada
kelangsungan hidup negara.
Hubungan antara hak dan kewajiban warga negara dengan Pancasila dapat dijabarkan
secara singkat sebagai berikut.
a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa menjamin hak warga negara untuk bebas memeluk
agama sesuai dengan kepercayaannya serta melaksanakan ibadah sesuai dengan ajaran
agamanya masing-masing. Sila pertama ini juga menggariskan beberapa kewajiban
warga negara untuk:
membina kerja sama dan tolong-menolong dengan pemeluk agama lain sesuai
dengan situasi dan kondisi di lingkungan masing-masing;
mengembangkan toleransi antarumat beragama menuju terwujudnya kehidupan
yang serasi, selaras, dan seimbang; serta
tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
b. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab menempatkan hak setiap warga negara pada
kedudukan yang sama dalam hukum serta memiliki hak-hak yang sama untuk mendapat
jaminan dan perlindungan hukum. Adapun kewajiban warga negara yang tersirat dalam
sila kedua ini di antaranya kewajiban untuk:
memperlakukan orang lain sesuai harkat dan martabatnya sebagai makhluk
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa;
mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban setiap manusia tanpa membeda-
bedakan suku, keturunan, agama, jenis kelamin, dan sebagainya;
mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, tenggang rasa, dan
tidak semena-mena kepada orang lain; serta
melakukan berbagai kegiatan kemanusiaan.
c. Sila Persatuan Indonesia menjamin hak-hak setiap warga negara dalam keberagaman
yang terjadi kepada masyarakat Indonesia seperti hak mengembangkan budaya daerah
untuk memperkaya budaya nasional. Sila ketiga mengamanatkan kewajiban setiap warga
negara untuk:
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
golongan;
4
sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara;
mencintai tanah air dan bangsa Indonesia;
mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika; serta
memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
e. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia mengakui hak milik perorangan
dan dilindungi pemanfaatannya oleh negara serta memberi kesempatan sebesar-besarnya
kepada masyarakat. Sila kelima mengamanatkan setiap warga negara untuk:
mengembangkan sikap gotong royong dan kekeluargaan dengan masyarakat di
lingkungan sekitar;
tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum; dan
suka bekerja keras.
Keterkaitan antara sila-sila Pancasila dengan beberapa jenis hak azasi antara lain sebagai
berikut:
5
masing-masing.
C. Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Nilai Instrumental Sila-Sila Pancasila
Nilai instrumental pada dasarnya merupakan penjabaran dari nilai-nilai dasar
yang terkandung dalam Pancasila. Perwujudan nilai instrumental pada umumnya
berbentuk ketentuan-ketentuan konstitusional mulai dari undang-undang dasar sampai
dengan peraturan daerah. Pada bagian ini, Anda akan diajak untuk menganalisis
keberadaan hak dan kewajiban warga negara dalam UUD NRI Tahun 1945.
Apabila Anda telaah UUD NRI Tahun 1945, baik naskah sebelum ataupun
setelah perubahan, Anda akan mudah menemukan ketentuan mengenai warga negara
dengan segala hal yang melekat pada dirinya. Ketentuan tersebut dapat Anda identifi kasi
mulai dari Pasal 26 sampai Pasal 34. Dalam ketentuan tersebut, diatur mengenai jenis hak
dan kewajiban warga negara Indonesia. Berikut ini diuraikan beberapa jenis hak dan
kewajiban yang diatur dalam UUD NRI Tahun 1945.
6
a. Hak atas Kewarganegaraan
Siapakah yang menjadi warga negara dan penduduk Indonesia? Pasal 26 ayat (1) dan (2)
dengan tegas menjawab pertanyaan tersebut. Berdasarkan ketentuan pasal tersebut, yang
menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa
lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Adapun yang menjadi
penduduk Indonesia ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat
tinggal di Indonesia. Pasal 26 merupakan jaminan atas hak setiap orang untuk
mendapatkan status kewarganegaraannya yang tidak dapat dicabut secara semena-mena.
7
e. Kemerdekaan Berserikat dan Berkumpul
Pasal 28 menetapkan hak warga negara untuk berserikat dan berkumpul, serta
mengeluarkan pikiran secara lisan maupun tulisan, dan sebagainya. Dalam ketentuan ini,
terdapat tiga hak warga negara, yaitu hak kebebasan berserikat, hak kebebasan
berkumpul, serta hak kebebasan untuk berpendapat. Dalam melaksanakan ketiga hak
tersebut, setiap warga negara berkewajiban mematuhi berbagai ketentuan yang
mengaturnya.
8
dasar dan pemerintah wajib membiayainya”. Pasal ini merupakan penegasan atas
kewajiban warga negara untuk mengikuti pendidikan dasar. Untuk maksud tersebut,
Pasal 31 ayat (3) UUD NRI Tahun 1945 mewajibkan pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan
ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
j. Perekonomian Nasional
Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945 mengatur tentang perekonomian nasional.
Pasal 33 terdiri atas lima ayat, yaitu sebagai berikut.
Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan
prinsip kebersamaan, efi siensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan
kesatuan ekonomi nasional.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-
undang. Ketentuan Pasal 33 ini merupakan jaminan hak warga negara atas usaha
perekonomian dan hak warga negara untuk mendapatkan kemakmuran.
9
k. Kesejahteraan Sosial
Masalah kesejahteraan sosial dalam UUD RI Tahun 1945 diatur dalam Pasal 34. Pasal ini
terdiri atas empat ayat, yaitu sebagai berikut.
Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara.
Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruah rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan
martabat kemanusiaan.
Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan
fasilitas pelayanan umum yang layak.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-
undang.
Pasal 34 UUD NRI Tahun 1945 memancarkan semangat untuk mewujudkan keadilan
sosial. Ketentuan dalam pasal ini memberikan jaminan atas hak warga negara untuk
mendapatkan kesejahteraan sosial yang terdiri atas hak mendapatkan jaminan sosial, hak
mendapatkan jaminan kesehatan, dan hak mendapatkan fasilitas umum yang layak.
Untuk menegakkan HAM, Pasal 69 ayat (2) UU No. 39 Tahun 1999 menyatakan
“Setiap hak asasi manusia seseorang menimbulkan kewajiban asasi dan tanggung jawab
untuk menghormati hak asasi orang lain secara timbal balik serta menjadi tugas
pemerintah untuk menghormati, melindungi, menegakkan dan memajukkannya”. Oleh
karenanya seluruh warga negara tidak terkecuali pemerintah wajib menghormati hak
asasi orang lain, dengan menjungjung hukum, moral, etika dan tata tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Berikut ini adalah beberapa hak dan kewajiban
negara terhadap hak-hak dasar warga negara yang telah diatur di dalam UUD 1945 :
Hak Negara:
1. Hak untuk ditaati hukum dan pemerintahan. (pasal 27 ayat(1))
2. Hak untuk dibela (pasal 27 ayat (3))
3. Hak untuk dipertahankan (pasal 30 ayat (1))
4. Hak untuk menguasai bumi, air dan kekayaan alam untuk kepentingan rakyat ( pasal
33 ayat (2) dan ayat (3))
10
Kewajiban Negara:
1. Menjamin persaman kedudukan warga negara dihadapan hukum dan pemerintahan
(pasal 27 ayat (1))
2. Menjamin kehidupan dan pekerjaan yang layak (pasal 27 ayat (2))
3. Menjamin kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat baik
lisan maupun tulisan (pasal 28)
4. Menjamin hak hidup serta hak mempertahankan hidup (pasal 28A)
D Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Nilai Praksis Sila-Sila Pancasila
Nilai praksis merupakan realisasi nilai-nilai instrumental suatu pengalaman dalam
kehidupan sehari-hari. Nilai praksis Pancasila senantiasa berkembang dan selalu dapat
dilakukan perubahan dan perbaikan sesuai dengan perkembangan zaman dan aspirasi
masyarakat. Hal tersebut dikarenakan Pancasila merupakan ideologi yang terbuka.
Hak asasi manusia dalam nilai praksis Pancasila dapat terwujud apabila nilai-nilai
dasar dan instrumental Pancasila itu sendiri dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-
hari oleh seluruh warga negara. Hal tersebut dapat diwujudkan apabila setiap warga
negara menunjukkan sikap positif dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa contoh sikap
positif yang dapat ditunjukan warga negara antara lain sebagai berikut.
Di tengah-tengah keinginan yang kuat dari setiap orang akan pemenuhan
kewajibannya tidak jarang selalu di paksakan,tanpa menghargai semua hak-hak orang
yang ada di sekitarnya. Padahal hak-hak asasi manusia merupakan hak kodrati. Hak yang
dimiliki setiap orang dan tidak dapat dicabut. Semua negara dan umat manusia
seharusnya dapat menerima konsep-konsep HAM, karena rumusannya telah
disempurnakan dengan mengadopsi berbagai budaya bangsa dan agama yang beragam.
BAB III
12
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hak dan Kewajiban merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Setiap warga
negara memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan penghidupan yang layak,
perlindungan dan lain sebagainya yang termasuk dalam hak asasi manusianya , dan
Pancasila mempunyai nilai-nilai dasar yang mengedepankan hak asasi manusia dimana
nilai-nilai yang diterima sebagai sifat mutlak atau kita menerima nilai dasar sebagai
sesuatu hal yang tidak dipertanyakan lagi. Nilai- nilai tersebut diantaranya nilai ideal,
nilai instrumental dan nilai praksis. Ketiga nilai pancasila tersebut mengndung jamin hak
asasi manusia sebagai jaminan penghidupan yang layak.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini kami menyarankan agar para pembaca dan setiap
warga Negara untuk menyeimbangkan antara hak dan kewajiban, yaitu dengan cara
mengetahui posisi kita sendiri. Sebagai seorang warga Negara harus tau hak dan
kewaibannya. Seorang pejabat atau pemerintahpun harus tau akan hak dan kewajibannya.
Seperti yang sudah tercantum dalam hukum dan aturan-aturan yang berlaku. Jika hak dan
kewaiban seimbang dan terpenuhi, maka kehidupan masyarakat akan aman sejahtera.
13