NIM : 203210006
Kelas : A
3. Nilai Persatuan
Nilai persatuan memiliki arti bahwa Negara Indonesia menjunjung tinggi nilai-nilai
persatuan dalam membina rasa nasionalisme terhadap NKRI. Nilai persatuan ini juga
mengandung arti bahwa seluruh warga Indonesia harus bersatu dalam menjaga keutuhan
dan kedaulatan NKRI.
Menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara sebagai prioritas demi kepentingan bersama.
Menumbuhkan sikap cinta tanah air.
4. Nilai Kerakyatan
dalam penyelenggaraan negara harus dengan prinsip-prinsip demokrasi yaitu dari rakyat,
oleh rakyat dan untuk rakyat. Setiap masalah yang ada harus juga diselesaikan secara
musyawarah mufakat.
Berpartisipasi dalam pemilihan umum.
Mengutamakan musyawarah mufakat dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
Tidak memaksakan kehendak orang lain, dan menghormati pendapat orang lain.
Berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraan negara.
Menyampaikan aspirasi kepada wakil-wakil rakyat
5. Nilai Keadilan
Membantu mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Membantu masyarakat yang kekurangan dan membutuhkan pertolongan.
Menciptakan usaha agar dapat menciptakan lapangan pekerjaan.
Nilai Instrumental
Nilai instrumental adalah penjabaran lebih lanjut dari nilai dasar secara lebih
kreatif dan dinamis dalam bentuk pasal-pasal UUD 1945 dan peraturan Perundang-
undangan dibawahnya.
Contoh penerapan Nilai Instrumental dalam sila pertama, sebagai berikut :
Pasal 28E
(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya,
memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
meninggalkannya, serta berhak
kembali.
(2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini keper-cayaan, menyatakan
pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.
Pasal 29
(1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. (2) Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan
untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
Nilai Praksis
Nilai yang sesungguhnya dilaksanakan dalam kehidupan nyata sehari-hari baik
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Nilai praxis juga dapat
berubah atau diubah. Jadi, nilai-nilai dasar yang telah diwujudkan dalam bentuk
peraturan perundang-undangan tersebut kemudian kita terabkan secara praksis dalam
kehidupan sehari-hari kita.
Contoh penerapan nilai praksis dalam sila pertama, sebagai berikut :
Beribadah dengan penuh keyakinan dan kesungguhan menurut kepercayaan kita
masing-masing.
Tidak memaksa orang lain untuk memeluk suatu agama.
Bertoleransi dengan agama yang lain.
Menghormati orang lain yang berbeda keyakinan saat mereka beribadah.
Membina kerukunan hidup antarumat beragama dan meningkatkan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.