1. Nilai Ketuhanan
Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung arti bahwa adanya pengakuan dan
keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Dari nilai
tersebut, menyatakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa religius bukan bangsa yang
tidak memiliki agama atau ateis. Dari Pengakuan adanya Tuhan diwujudkan dalam
perbuatan untuk taat dalam setiap perintah Tuhan dan menjauhi larangan-Nya sesuai
dengan ajaran atau tuntunan agama yang dianut. Nilai ketuhanan memiliki arti bahwa
adanya pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama, menghormati kemerdekaan
beragama, tidak ada paksaan serta tidak diskriminatif antarumat beragama.
2. Nilai Kemanusiaan
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti bahwa kesadaran
sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan
hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya. Manusia
diberlakukan sesuai harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan yang sama
derajatnya, hak, dan kewajiban asasinya.
Contoh Nilai Kemanusiaan:
· Mengakui persamaan derajat antara sesama manusia
· Senang melakukan kegiatan yang sifatnya kemanusiaan
· Memiliki sikap dan perilaku berani dalam membela kebenaran dan keadilan
· Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
· Menghormati orang lain
· Tidak bersikap diskriminatif terhadap orang lain
3. Nilai Persatuan
Nilai Persatuan Indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam
kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Persatuan Indonesia juga mengakui dan menghargai dengan sepenuh hati
terhadap keanekaragaman di Indonesia, sehingga perbedaan bukanlah sebab dari
perselisihan, tetapi itu akan dapat menciptakan kebersamaan. Dari kesadaran ini tercipta
dengan baik jika sungguh-sungguh menghayati semboyan Bhineka Tunggal Ika.
4. Nilai Kerakyatan
Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan yang mengandung makna bahwa suatu pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah untuk mufakat melalui
lembaga-lembaga perwakilan. Berdasarkan dari nilai tersebut, diakui paham demokrasi
yang mengutamakan pengambilan keputusan melalui musyawarah mufakat.
Pasal 25A : Negara kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan
yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan
dengan undang-undang.
Pasal 25A menjelaskan bahwa Negara Indonesia adalah negara kepulauan yang artinya
negara tersebut memiliki dan mencakup berbagai macam banyak pulau dan keberagaman
suku, adat istiadat dan kebudayaan yang semua hal tersebut berada pada satu wilayah
yaitu Negara Republik Indonesia. Pulau-pulau yang berjajar dari sabang sampai meraoke
dan keberagamannya disebut Nusantara, maka Indonesia disebut negara yang berciri
Nusantara. Walau pulaunya terpisah oleh lautan, namun wilayahnya tidak terbatas pada
pulau tetapi lautan itulah yang menghubungkan antara pulau dengan pulau lainnya di
wilayah Republik Indonesia sehingga Indonesia dinamakan NKRI yaitu Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Semua Batas-batas dan hak-hak wilayah Republik
indonesia telah diatur dan dijelaskan dalam undang-undang Nomor 43 Tahun 2008.
(4). Nilai-nilai Pancasila Terkait Kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban
Kewajiban Warga Negara di Indonesia diatur oleh UUD 1945 dan UU yang berlaku.
Namun, lebih banyak orang yang mengetahui dan menuntut hak daripada kewajibannya.
Orang yang tidak melaksanakan kewajibannya disebut mengingkari kewajiban. Berikut
contoh pengingkaran kewajiban:
Indikator soal: Siswa dapat menyebutkan beberapa cara yang dapat digunakan untuk
menegakkan pelaksanaan hak dan kewajiban warga negara
a. Menghargai dan melaksanakan hak dan kewajiban asasi manusia dalam lingkungan
pergaulan. Contoh : dalam bergaul tidak membeda-bedakan teman, dalam bergaul
tidak memberikan aturan yang merugikan sepihak, mengajak semua teman dalam
beraktivitas.
b. Mengahrgai dan melaksanakan hak dan kewajiban asasi manusia dalam lingkungan
sekolah. Contoh : menghormati penjelasan guru, menghormati pendapat teman,
mendapatkan bimbingan belajar.
c. Menghargai dan melaksanakan hak dan kewajiban asasi manusai dalam lingkungan
masyarakat. Contoh : memberikan sumbangan bagi yang tetangga yang tidak mampu,
mengunjungi tetangga yang sakit, membantu tetangga yang mengalami kecelakaan.
(6). Ketentuan UUD RI Tahun 1945 yang Mengatur Tentang Wilayah Negara, Warga
Negara dan Penduduk, Agama dan Kepercayaan, serta Pertahanan dan Keamanan,
Sistem Hukum dan Peradilan Nasional
Penjelasan:
a. Pendidikan Kewarganegaraan
Membentuk peserta didik menjadi manusia calon penerus bangsa yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air.
b. Pelatihan dasar kemiliteran
Selain TNI, salah satu komponen warga negara yang mendapat pelatihan dasar militer
adalah siswa sekolah menengah dan unsur mahasiswa. Unsur mahasiswa tersusun
dalam organisasi Resimen Mahasiswa (Menwa). Setelah memasuki resimen tersebut
mahasiswa harus mengikuti latihan dasar kemiliteran. Sedangkan, siswa sekolah
menengah dapat mengikuti organisasi yang menerapkan dasar-dasar kemiliteran,
seperti Pramuka, Patroli Keamanan Sekolah (PKS), Pasukan Pengibar Bendera
(Paskibra), Palang Merah Remaja (PMR), dan organisasi lainnya.
c. Pengabdian sebagai Tentara Nasional Indonesia
Dalam UUD 1945 Pasal 30 Ayat 2 disebutkan bahwa TNI dan Polri merupakan unsur
pelaksanaan dan kekuatan utama dalam usaha pertahanan dan keamanan rakyat. TNI
memiliki tugas, antara lain:
Upaya bela Negara tidak hanya melalui cara-cara militer saja tetapi banyak usaha bela
Negara dapat dilakukan tanpa cara militer. Misalnya, sebagai atlet nasional dapat
mengharumkan nama bangsa dengan meraih medali emas dalam pertandingan
olahraga. Pengabdian sesuai dengan profesi adalah pengabdian warga negara untuk
kepentingan pertahanan negara termasuk dalam menanggulangi dan memperkecil
akibat yang ditimbulkan oleh perang, bencana alam, atau bencana lainnya.
Indonesia adalah negara kepulauan. Hal itu ditegaskan dalam Pasal 25 A UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik
Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri nusantara dengan wilayah yang
batas-batas dan hak-haknya ditetapkan oleh undang-undang. Berdasarkan hukum laut
internasional wilayah laut Indonesia dapat dibedakan tiga macam sebagai berikut.
1. Zona Laut Teritorial
Batas laut teritorial ialah garis khayal yang berjarak 12 mil laut dari garis dasar ke arah
laut lepas. Jika ada dua negara atau lebih menguasai suatu lautan, sedangkan lebar lautan
itu kurang dari 24 mil laut, maka garis teritorial di tarik sama jauh dari garis masing-
masing negara tersebut.
2. Zona Landas Kontinen
Landas kontinen ialah dasar laut yang secara geologis maupun morfologi merupakan
lanjutan dari sebuah kontinen (benua). Kedalaman lautnya kurang dari 150 meter.
Indonesia terletak pada dua buah landasan
kontinen, yaitu landasan kontinen Asia dan landasan kontinen Australia.
3. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Zona ekonomi eksklusif adalah jalur laut selebar 200 mil laut ke arah laut terbuka diukur
dari garis dasar. Di dalam zona ekonomi eksklusif ini, Indonesia mendapat kesempatan
pertama dalam memanfaatkan sumber daya laut. Wilayah daratan Indonesia juga
memiliki kedudukan dan peranan yang sangat penting bagi tegaknya kedaulatan
Republik Indonesia. Wilayah daratan merupakan tempat pemukiman atau kediaman
warga negara atau penduduk Indonesia. Di atas wilayah daratan ini tempat
berlangsungnya pemerintahan Republik Indonesia, baik pemeritah pusat maupun daerah.
Selain wilayah lautan dan daratan, Indonesia juga mempunyai kekuasaan atas wilayah
udara. Wilayah udara Indonesia adalah ruang udara yang terletak di atas permukaan
wilayah daratan dan lautan Republik Indonesia. Berdasarkan Konvensi Chicago tahun
1944 tentang penerbangan sipil internasional dijelaskan bahwa setiap negara mempunyai
kedaulatan yang utuh dan eksklusif di ruang udara yang ada di atas wilayah negaranya.
Negara Republik Indonesia masih mempunyai satu jenis wilayah lagi, yaitu wilayah
ekstrateritorial. Wilayah ekstrateritorial yang merupakan wilayah negara dimana wilayah
ini diakui oleh hukum internasional. Perwujudan dari wilayah ini adalah kantor-kantor
pewakilan diplomatic Republik Indonesia di negara lain.
(9). Warga Negara Indonesia dan Penduduk dari Segi Kelahiran dengan Dua Asas
Kewarganegaraan
Asas kewarganegaraan:
Ubi societas ibi jus, dimana ada masyarakat di situ terdapat hukum. Ungkapan
tersebut menjelaskan dalam sebuah msyarakat dibutuhkan pengikat, yaitu hukum.
a. Leon Duguit, ahli hukum ini berpendapat bahwa hukum merupakan aturan tingkah
laku yang harus dipatuhi oleh masyarakat sebagai jaminan kepentingan bersama.
b. Immanuel Kant, seorang filsuf jerman memberikan definisi hukum sebagai
keseluruhan syarat yang dengan ini kehendak bebas dari seseorang yang satu dapat
menyesuaikan diri dengan kehendak bebas dari orang yang lain, menuruti peraturan
hukum tentang kemerdekaan.
c. E. Utrecht, seorang pakar hukum Indonesia menjelaskan hukum sebagai himpunan
peraturan pengatur kehidupan.
d. Prof. Mr. E. M. Meyers, mengartikan hukum sebagai semua aturan yang
mengandung pertimbangan kesusilaan.
e. R. Soeroso, S.H., seorang ahli hukum, berpendapat bahwa hukum merupakan
himpunan peraturan yang dibuat oleh pihak berwenang dengan tujuan mengatur tata
kehidupan masyarakat.
Hukum memiliki arti penting bagi setiap orang dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Arti penting hukum bagi masyarakat berkaitan dengan tujuan
pokok hukum, yaitu menciptakan ketertiban dan keadilan dalam masyarakat. Keadilan
menurut beberapa ahli sebagai berikut.
a. Plato, berpendapat orang dikatakan adil jika mampu mengendalikan diri dan
perasaannya dengan akal. Plato membagi keadilan menjadi dua, yaitu keadilan moral
dan prosedural.
b. Thomas Hobbes, berpendapat keadilan adalah perbuatan yang didasarkan pada
perjanjian yang disepakati.
c. Aristoteles, memberikan pengertian keadilan dalam arti umum dan khusus. Dalam
arti umum, keadilan menunjuk pada perbuatan patuh terhadap hukum. Adapun
dalam arti khusus, keadilan dibagi menjadi empat, yaitu keadilan komutatif,
distributif, kodrat alam, dan konvensional.
d. Notonagoro, mengemukakan pendapatnya tentang jenis keadilan yang pada
dasarnya sependapat dengan aristoteles. Notonagoro mengemukakan pendapatnya
bahwa keadilan hukum memiliki tujuaan mengatur tatanan dalam masyarakat.
Indikator soal: Disajikan sebuah pengantar, peserta didik mampu menjelaskan manfaat
menjalin hubungan internasional bagi suatu negara
(14). Menyebutkan jaminan hukum hak Asasi Manusia (HAM) di bidang hukum dan
pemerintahan dalam UUD 1945.
Hak asasi hukum merupakan hak kebebasan setiap individu dalam bidang hukum.
Beberapa hak yang termasuk hak asasi hukum di antaranya hak mendapatkan pelayanan
dan perlindungan hukum serta hak mendapatkan perlakuan yang sama dihadapan hukum.
Hak asasi politik merupakan hak ikut serta dalam pemerintahan dan hak dasar manusia
dalam kehidupan berpolitik. Hak-hak yang masuk dalam kategori ini ialah hak untuk
dipilih, memilih, serta berorganisasi atau berserikiat dan berkumpul.
Menurut Andi Hamzah sebagaimana dikutip oleh Soemardi dalam artikelnya yang
berjudul Hukum dan Penegakan Hukum (2007), perlindungan hukum dimaknai sebagai
daya upaya yang dilakukan secara sadar oleh setiap orang maupun lembaga pemerintah,
swasta yang bertujuan mengusahakan pengamanan, penguasaan dan pemenuhan
kesejahteraan hidup sesuai dengan hak-hak asasi yang ada. Makna tersebut tidak terlepas
dari fungsi hukum itu sendiri, yaitu untuk melindungi kepentingan manusia. Dengan kata
lain hukum memberikan perlindungan kepada manusia dalam memenuhi berbagai macam
kepentingannya, dengan syarat manusia juga harus melindungi kepentingan orang lain.
Di sisi lain, Simanjuntak dalam artikelnya yang berjudul Tinjauan Umum tentang
Perlindungan Hukum dan Kontrak Franchise (2011), mengartikan perlindungan hukum
sebagai segala upaya pemerintah untuk menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi
perlindungan kepada warganya agar hak-haknya sebagai seorang warga negara tidak
dilanggar, dan bagi yang melanggarnya akan dapat dikenakan sanksi sesuai peraturan yang
berlaku. Dengan demikian, suatu perlindungan dapat dikatakan sebagai perlindungan
hukum apabila mengandung unsur-unsur sebagai berikut :
a. Adanya perlindungan dari pemerintah kepada warganya.
b. Jaminan kepastian hukum.
c. Berkaitan dengan hak-hak warganegara.
d. Adanya sanksi hukuman bagi pihak yang melanggarnya.
Pada hakikatnya setiap orang berhak mendapatkan perlindungan dari hukum. Oleh karena
itu, terdapat banyak macam perlindungan hukum. Berikut beberapa macam perlindungan
hukum.
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten.
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan
Varietas Tanaman, dan lain sebagainya.
Tersangka sebagai pihak yang diduga telah melakukan perbuatan hukum juga memiliki
hak atas perlindungan hukum. Perlindungan hukum terhadap tersangka diberikan
berkaitan dengan hak-hak tersangka yang harus dipenuhi agar sesuai dengan prosedur
pemeriksaan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Perlindungan hukum selalu dikaitkan dengan konsep rechtstaat atau konsep Rule of Law
karena lahirnya konsep-konsep tersebut tidak lepas dari keinginan memberikan pengakuan
dan perlindungan terhadap hak asasi manusia, konsep Rechtsct muncul di abad ke-19 yang
pertama kali dicetuskan oleh Julius Stahl. Pada saat hampir bersamaan muncul pula
konsep negara hukum Rule of Law yang dipelopori oleh A. V. Dicey.
Konsep rechtstaat menurut Julius Stahl secara sederhana dimaksudkan dengan negara
hukum adalah negara yang menyelenggarakan kekuasaan pemerintahannya didasarkan
pada hukum. Konsep Negara hukum atau Rechtsataat menurut Julius Stahl mencakup 4
elemen, yaitu :
1. Perlindungan hak asasi manusia;
2. Pembagian kekuasaan;
3. Pemerintahan berdasarkan undang-undang;
4. Peradilan tata usaha Negara.
Sedangkan menurut A.V.Dicey menguraikan adanya 3 ciri penting negara hukum yang
disebut dengan Rule of Law , yaitu :
1. Supermasi hukum, artinya tidak boleh ada kesewenang-wenangan, sehingga
seseorang hanya boleh dihukum jika melanggar hukum.
2. Kedudukan yang sama didepan hukum, baik bagi rakyat biasa atau pejabat
pemerintah.
3. Terjaminnya hak-hak manusia dalam undang-undang atau keputusan pengadilan.
Proses penegakan hukum merupakan salah satu upaya untuk menjadikan hukum
sebagai pedoman dalam setiap perilaku masyarakat maupun aparat atau lembaga penegak
hukum. Penegakan hukum merupakan syarat terwujudnya perlindungan hukum.
Berikut beberapa hal yang menjadi syarat tegaknya supremasi hukum di Indonesia,
1. pemerintah dan semua anggota masyarakat terikat oleh hukum.
2. setiap orang diperlakukan sama di hadapan hukum.
3. kemuliaan manusia diakui dan dilindungi oleh hukum.
4. keadilan terjangkau oleh semua warga tanpa kecuali.
B. Dasar Hukum Perlindungan dan Penegakan Hukum
Adapun dasar hukum yang mengatur tentang perlindungan dan penegakan hukum di
Indonesia, antara lain:
1. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi “Segala warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.”
2. Pasal 28 D ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi “Setiap orang berhak atas pengakuan,
jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di
hadapan hukum.”
3. Pasal 28 ayat (5) UUD 1945 yang berbunyi “Untuk menegakkan dan melindungiHak
Asasi Manusia sesuai dengan prinsip negara hukum yang demokratis, maka
pelaksanaan Hak Asasi Manusia dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturan
perundang-undangan.”
4. Pasal 30 ayat (4) UUD 1945 yang berbunyi “Kepolisian Negara Republik Indonesia
sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas
melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum.
5. Pasal 24 ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi “Kekuasaan kehakiman merupakan
kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan
hukum dan keadilan.
C. Pentingnya Perlindungan dan Penegakan Hukum
Sebagai negara hukum, Indonesia wajib melaksanakan proses perlindungan dan
penegakan hukum. Negara wajib melindungi warga negaranya dari berbagai macam
ketidakadilan, ketidaknyaman dan penyimpangan hukum lainnya. Selain itu, Negara
mempunyai kekuasaan untuk memaksa seluruh warga negaranya untuk melaksanakan semua
ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Perlindungan dan penegakan hukum sangat penting dilakukan, karena dapat
mewujudkan hal-hal berikut ini:
1. Tegaknya supremasi hukum
Supremasi hukum bermakna bahwa hukum mempunyai kekuasaan mutlak dalam
mengatur pergaulan manusia dalam berbagai macam kehidupan. Dengan kata lain, semua
tindakan warga negara maupun pemerintahan selalu berlandaskan pada hukum yang berlaku.
Tegaknya supremasi hukum tidak akan terwujud apabila aturan-aturan yang berlaku tidak
ditegakkan baik oleh masyarakat maupun aparat penegak hukum.
2. Tegaknya keadilan
Tujuan utama hukum adalah mewujudkan keadilan bagi setiap warga negara. Setiap
warga negara dapat menikmati haknya dan melaksanakan kewajibannya merupakan wujud
dari keadilan tersebut. Hal itu dapat terwujud apabila aturan-aturan ditegakkan.
3. Mewujudkan perdamaian dalam kehidupan di masyarakat
Kehidupan yang diwarnai suasana yang damai merupakan harapan setiap orang.
Perdamaian akan terwjud apabila setiap orang merasa dilindungi dalam segala bidang
kehidupan. Hal itu akan terwujud apabila aturan-aturan yang berlaku dilaksanakan.
Keberhasilan proses perlindungan dan penegakan hukum tidaklah semata-mata
menyangkut ditegakkannya hukum yang berlaku, akan tetapi menurut Soerjono Soekanto
(dalam bukunya yang berjudul Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, 2002)
sangat tergantung pula dari beberapa faktor, antara lain:
a. Hukumnya. Dalam hal ini yang dimaksud adalah undang-undang dibuat tidak boleh
bertentangan dengan ideologi negara, dan undang-undang dibuat haruslah menurut ketentuan
yang mengatur kewenangan pembuatan undangundang sebagaimana diatur dalam Konstitusi
negara, serta undang-undang dibuat haruslah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
masyarakat di mana undang-undang tersebut diberlakukan.
b. Penegak hukum, yakni pihakpihak yang secara langsung terlibat dalam bidang penegakan
hukum. Penegak hukum harus menjalankan tugasnya dengan baik sesuai dengan peranannya
masing-masing yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan. Dalam menjalankan
tugas tersebut dilakukan dengan mengutamakan keadilan dan profesionalisme, sehingga
menjadi panutan masyarakat serta dipercaya oleh semua pihak termasuk semua anggota
masyarakat.
c. Masyarakat, yakni masyarakat lingkungan di mana hukum tersebut berlaku atau diterapkan.
Maksudnya warga masyarakat harus mengetahui dan memahami hukum yang berlaku, serta
menaati hukum yang berlaku dengan penuh kesadaran akan penting dan perlunya hukum bagi
kehidupan masyarakat.
d. Sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum. Sarana atau fasilitas`tersebut
mencakup tenaga manusia yang terdidik dan terampil, organisasi yang baik, peralatan yang
memadai, keuangan yang cukup, dan sebagainya. Ketersediaan sarana dan fasilitas yang
memadai merupakan suatu keharusan bagi keberhasilan penegakan hukum.
e. Kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta dan rasa yang didasarkan pada karsa manusia
di dalam pergaulan hidup. Dalam hal ini kebudayaan mencakup nilai-nilai yang mendasari
hukum yang berlaku, nilai-nilai mana merupakan konsepsi-konsepsi abstrak mengenai apa
yang dianggap baik sehingga dianut, dan apa yang dianggap buruk sehingga dihindari.
D. Peristiwa Di lingkungan Sekitar yang Disebabkan Lemahnya Perlindungan dan
Penegakkan Hukum
Pelanggaran hukum disebut juga perbuatan melawan hukum, yaitu tindakan seseorang
yang tidak sesuai atau bertentangan dengan aturan-aturan yang berlaku. Dengan kata lain,
pelanggaran hukum merupakan pengingkaran terhadap kewajiban-kewajiban yang telah
ditetapkan oleh peraturan atau hukum yang berlaku, misalnya kasus pembunuhan merupakan
pengingkaran terhadap kewajiban untuk menghormati hak hidup orang lain. Pelanggaran
hukum merupakan bentuk ketidakpatuhan terhadap hukum. Ketidakpatuhan terhadap hukum
dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu:
a. Pelanggaran hukum oleh pelaku pelanggaran sudah dianggap sebagai kebiasaan bahkan
kebutuhan
b. Hukum yang berlaku sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan kehidupan.
Saat ini kita sering melihat berbagai pelanggaran hukum banyak terjadi di negara ini.
Hampir setiap hari kita mendapatkan informasi mengenai terjadinya tindakan melawan
hukum baik yang dilakukan oleh masyarakat ataupun oleh aparat penegak hukum sendiri.
Berikut ini contoh perilaku yang bertentangan dengan hukum yang dilakukan di lingkungan
keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara.
1. Dalam lingkungan keluarga
mengabaikan perintah orang tua
mengganggu kakak atau adik yang sedang belajar
ibadah tidak tepat waktu
nonton tv sampai larut malam
bangun kesiangan.
2. Dalam lingkungan sekolah
mencontek ketika ulangan
datang ke sekolah terlambat
bolos mengikuti pelajaran
tidak memperhatikan penjelasan guru
berpakaian tidak rapi dan tidak sesuai dengan yang ditentukan sekolah.
3. Dalam lingkungan masyarakat
mangkir dari tugas ronda malam
tidak mengikuti kerja bakti dengan alasan yang tidak jelas
main hakim sendiri
mengkonsumsi obat-obat terlarang
membuang sampah sembarangan.
4. Dalam lingkungan bangsa dan negara
tidak memiliki KTP
tidak memiliki SIM
tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas
melakukan tindak pidana seperti pembunuhan, perampokan, penggelapan,
pengedaran uang palsu, pembajakan karya orang lain dan sebagainya
melakukan aksi teror terhadap alat-alat kelengkapan negara
tidak berpartisipasi pada kegiatan Pemilihan Umum
merusak fasilitas negara dengan sengaja.
E. Partisipasi Masyartakat dalam Perlindungan dan Penegakan Hukum
1. Menyadari akan pentingnya menegakkan hukum dan aturan yang berlaku
2. Tidak egois terhadap keinginan yang bersifat pribadi maupun golongan
3. Menyadari akan hak dan kewajiban dari individu dan orang lain
4. Tidak melakukan deskriminasi terhadap etnik, ras maupun agama
5. Memberikan kesempatan orang lain untuk mengemukakan pendapatnya
6. Demokrasi
Indikator soal : Disajikan sebuah pernyataan, peserta didik mampu menentukan upaya
pencegahan terhadap pelanggaran HAM
1. Pendidikan karakter
Pentingnya pendidikan karakter bagi manusia karena itu juga merupakan hak asasi
manusia dan dijamin oleh Undang-Undang. HAM lebih mudah ditegakkan karena sudah
diberikan pengetahuan sejak dini dan dapat dicegah berbagai bentuk pelanggarannya
2. Mempelajari HAM
Belajar tentang HAM serta metode penegakannya di lingkungan masyarakat membuat kita
sadar akan tingginya rasa kemanusiaan dalam HAM. Belajar tentang UU HAM agar tidak
melakukan pelanggaran(UU no. 39 th 1999 danUU no 26 th 2000)
Bersikap ramah,jujur,adil dan baik hati dengan sesama mencerminkan pribadi yang
menjunjung tinggi HAM dan bersedia melaporkan suatu pelanggaran HAM ke pihak yang
berwajib agar segera ditindak
Adanya rasa bersatu dan sikap nasionalisme sesuai sila ke 3 membuat setiap orang
memiliki rasa yang erat satu sama lain dan saling bergandengan untuk menegakkan HAM
serta melakukan hal positif yang dapat meningkatkan kesatuan antar masyarakat
Mengetahui siapa saja yang berwenang untuk melakukan penindakan dan mengawasi jika
terjadi kekeliruan dalam penanganan pelanggaran HAM
a. Penyelidikan ialah pejabat polisi Negara Republik Indonesia atau pejabat Pegawai
Negeri Sipil tertentu yang diberikan wewenang khusus oleh Undang-Undang untuk
melekukan penyelidikan.
b. Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang oleh Undang-Undang untuk bertindak
sebagai penuntut umum serta melaksanakan putusan pengadilan yang telah
memperoleh hukum tetap.
c. Penuntut umum adalah jaksa yang diberi wewenang oleh Undang-Undang ini untuk
melakukan penuntutan dan melaksanakan ketetapan hakim.
d. Hakim yaitu pejabat peradilan Negara yang deberi kewewenangan oleh Undang-
Undang untuk mengadili.
e. Penasehat hukum ialah seseorang yang memenuhi syarat yagn ditentukan oleh
Undang-Undang Untuk memberikan bantuan hukum.
a. Secara Yuridis, Setiap peratutan hukum yang berlaku haruslah bersumber pada
peraturan yang lebih tinggi tingkatannya. Ini bahwa setiap peraturan hukum yang
berlaku tidak boleh bertentangan dengan peraturan hukum yang lebih tinggi
derajatnya. Misalnya, Undang-undang di Indonesia dibentuk oleh Presiden dengan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
b. Secara Sosiologis, Bila peraturan hukum itu diakui atau diterima oleh masyarakat
kepada siapa peraturan hukum tersebut ditijukan/diberlakukan menurut “The
Recognition Theory”. Teori ini bertolak belakang dengan “Machttheorie”, Power
Theory. Yang menyatakan, bahwa peraturan hukum mempunyai kelakuan sosiologis,
apabila dipaksakan berlakunya oleh penguasa, diterima ataupun ditolak warga
masyarakat.
c. Secara Filosofis, Apabila peraturan tersebut sesuai dengan cita cita hukum sebagai
nilai yang positif yang tertinggi. Dalam Negara Indonesia, cita-cita hukum sebagai
nilai positif yang tertinggi dalam masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan
Pancasila dan UUD 19945.
a. Tidak ada perundingan undang undang yang sedemikian lengkap, sehingga dapat
mengatur perilaku manusia.
b. Adanya hambatan untuk menyelesaikan perundangan dengan perkembangan
masyarakat sehingga menimbulkan ketidakpastian.
c. Kurangnya biaya untuk menerapkan biaya perundang-undangan.
d. Adanya kasus individual yang memerlukan penanganan khusus.
1. Keanekaragaman budaya, bahasa daerah, agama, ras, dan berbagai perbedaan lainnya
menjadi faktor penghambat proses national integration.
2. Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat luas dan terdiri dari ribuan
kepulauan dan dikelilingi lautan yang luas juga menjadi penghambat integrasi bangsa.
3. Ketimbangan pembangunan infrastruktur di berbagai daerah telah menimbulkan rasa
tidak puas. Masih banyaknya konflik berunsur SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-
golongan), gerakan separatisme dan kedaerahaan, domenstrasi, juga menjadi faktor
penghambat integrasi.
4. Paham etnossentrisme yang masih dimiliki oleh beberapa suku sehingga menonjolan
kelebihan daerahnya dan meremehkan budaya suku bangsa yang lain.
5. Lemahnya nilai-nilai budaya bangsa akibat kuatnya pengaruh budaya asing yang tidak
sesuai dengan kepribadian bangsa, baik melewati kontak langsung maupun kontak
tidak langsung. Kontak langsung, antara lain melalui unsur-unsur pariwisata,
sedangkan kontak tidak langsung, antara lain melalui media cetak (majalah, tabloid),
atau media elektronik (televisi, radio, film, internet, telepon seluler yang mempunyai
fitur atau fasilitas lengkap). Hal itu akan berdampak adanya westernisasi atau gaya
hidup kebarat-baratan/meniru gaya hidup yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
pancasila.
Ancaman di bidang politik dapat bersumber dari dalam negeri maupun luar negeri. Dari
luar negeri, ancaman di bidang politik dilakukan oleh suatu negara dengan melakukan
tekanan politik terhadap Indonesia. Intimidasi, provokasi, atau blokade politik merupakan
bentuk ancaman non-militer berdimensi politik yang seringkali digunakan oleh pihak-
pihak lain untuk menekan negara lain. Ke depan, bentuk ancaman yang berasal dari luar
negeri diperkirakan masih berpotensi terhadap Indonesia, yang memerlukan peran dari
fungsi pertahanan non-militer untuk menghadapinya. Ancaman yang berdimensi politik
yang bersumber dari dalam negeri dapat berupa penggunaan kekuatan berupa pengerahan
massa untuk menumbangkan suatu pemerintahan yang berkuasa, atau menggalang
kekuatan politik untuk melemahkan kekuasaan pemerintah. Selain itu, ancaman
separatisme merupakan bentuk lain dari ancaman politik yang timbul di dalam negeri.
Sebagai bentuk ancaman politik, separatisme dapat menempuh pola perjuangan politik
tanpa senjata dan perjuangan bersenjata. Pola perjuangan tidak bersenjata sering ditempuh
untuk menarik simpati masyarakat internasional. Oleh karena itu, separatisme sulit
dihadapi dengan menggunakan kekuatan militer. Hal ini membuktikan bahwa ancaman di
bidang politik memiliki tingkat resiko yang besar yang dapat mengancam kedaulatan,
keutuhan, dan keselamatan bangsa.
b. Perekonomian negara kita akan dikuasai oleh pihak asing, seiring dengan semakin
mudahnya orang asing menanamkan modalnya di Indonesia. Pada akhirnya mereka dapat
menekan pemerintah atau bangsa kita. Dengan demikian bangsa kita akan dijajah secara
ekonomi oleh negara investor.
c. Persaingan bebas akan menimbulkan adanya pelaku ekonomi yang kalah dan menang.
Pihak yang menang secara leluasa memonopoli pasar, sedangkan yang kalah akan menjadi
penonton yang senantiasa tertindas. Akibatnya, timbulnya kesenjangan sosial yang tajam
sebagai akibat dari adanya persaingan bebas tersebut.
Ancaman di bidang sosial budaya dapat dibedakan atas ancaman dari dalam dan dari luar.
Ancaman dari dalam ditimbulkan oleh isu-isu kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan,
dan ketidakadilan. Adapun ancaman dari luar timbul sebagai akibat dari pengaruh negatif
globalisasi, di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Munculnya gaya hidup konsumtif dan selalu mengkonsumsi barangbarang dari luar
negeri.
b. Munculnya sifat hedonisme, yaitu kenikmatan pribadi dianggap sebagai suatu nilai
hidup tertinggi. Hal ini membuat manusia suka memaksakan diri untuk mencapai
kepuasan dan kenikmatan pribadinya tersebut, meskipun harus melanggar norma-norma
yang berlaku di masyarakat.
c. Adanya sikap individualisme, yaitu sikap selalu mementingkan diri sendiri serta
memandang orang lain itu tidak ada dan tidak bermakna.
d. Munculnya gejala westernisasi, yaitu gaya hidup yang selalu berorientasi kepada
budaya barat tanpa diseleksi terlebih dahulu, seperti meniru model pakain yang biasa
dipakai orang-orang barat yang sebenarnya bertentangan dengan nilai dan norma-norma
yang berlaku, misalnya memakai rok mini, lelaki memakai anting-anting dan sebagainya.
e. Semakin memudarnya semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian dan
kesetiakawanan sosial.
Seiring dengan berjalannya waktu, proses penegakan pertahanan dan keamanan dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak semudah yang dibayangkan atau semudah
dalam pembicaraan yang bersifat teoritis semata. Masih adanya masalah teror dan konflik
SARA yang terjadi pada suatu wilayah memiliki tujuan yang sama yaitu tidak ingin
bangsa Indonesia hidup damai dan tentram. Oleh karena itu, lemahnya penerapan dan
penegakan hukum dan keadilan harus terus ditingkatkan. Semakin bermunculan masalah
di suatu wilayah mengakibatkan hilangnya tingkat kewibawaan hukum dan kemerosotan
wibawa para penegaknya. Dengan demikian,kita harus mengantisipasi ancaman sedini
mungkin di bidang pertahanan dan keamanan, baik secara militer maupun non-militer.
Wawasan Nusantara merupakan cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya berdasarkan ide nasional yang dilandasi Pancasila dan UUD 1945 serta
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa demi mencapai tujuan nasional. Wawasan
Nusantara merupakan wawasan bangsa Indonesia.
Integrasi Nasional: proses penyatuan berbagai kelompok sosial dan budaya dalam satu
kesatuan wilayah dalam rangka pembentukan suatu identitas nasional.
a. Munculnya gaya hidup konsumtif dan selalu mengonsumsi barangbarang dari luar
negeri.
b. Munculnya sifat hedonisme, yaitu kenikmatan pribadi dianggap sebagai suatu nilai
hidup tertinggi. Hal ini membuat manusia suka memaksakan diri untuk mencapai
kepuasan dan kenikmatan pribadinya tersebut, meskipun harus melanggar norma-
norma yang berlaku di masyarakat. Seperti mabuk-mabukan, pergaulan bebas, foya-
foya, dan sebagainya.
c. Munculnya gejala westernisasi, yaitu gaya hidup yang selalu berorientasi kepada
budaya Barat tanpa diseleksi terlebih dahulu, seperti meniru model pakaian yang biasa
dipakai orang-orang barat yang sebenarnya bertentangan dengan nilai dan norma-
norma yang berlaku misalnya memakai rok mini, lelaki memakai anting-anting, dan
sebagainya.
d. Makin memudarnya budaya luhur bangsa Indonesia seperti: gotong royong,
solidaritas, kepedulian, dan kesetiakawanan sosial.
e. Lunturnya budaya nasional
(27). Dampak positif kemajuan IPTEK pada bidang ekonomi
a. Bentuk Negara:
Bentuk NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) adalah negara kesatuan yang
berbentuk republik, seperti yang di jelaskan dalam Pasal 1 ayat (1) UUD’
c. Sistem Pemerintahan:
Sistem pemerintahan yang digunakan adalah Presidensial. Dalam masa peralihan ini
kekuasaan presiden sangat besar karena seluruh kekuasaan MPR, DPR, dan DPA,
sebelum lembaga itu terbentuk. Dijalankan oleh presiden dengan bantuan Komite
Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang di bentuk pada sidang PPKI II dan di lantik
pada tanggal 29 Agustus 1945 di Gedung Kesenian Pasar Baru. Namun tugas berat
juga dibebankan kepada presiden untuk mengatur dan menyelenggarakan segala hal
yang ditetapkan UUD 1945.
d. Kepala Negara:
Presiden Ir.Soekarno dan wakil presiden Moh. Hatta yang dipilih dan diangkat
menjadi presiden dan wakil presiden.
e. Kepala Pemerintahan:
Pemerintahan dipimpin oleh Persiden Ir. Soekarno sesuai dengan UUD’45.
A. Hakikat Demokrasi
Demokrasi memberikan kesempatan bagi rakyat berperan dalam bidang sosial
hingga politik. Pemerintahan dari rakyat (government of the people), oleh rakyat (by
people), dan untuk rakyat (for the people). Terdapat dua bentuk demokrasi yaitu
demokrasi langsung dan demokrasi tidak langsung. Demokrasi langsung adalah bentuk
demokrasi dimana warganegara secara langsung ikut permusyawaratan menentukan
kebijakan umum dan perundang-undangan. Sedangkan demokrasi tidak langsung
warganegara menentukan kebijakan umum melalui sistem perwakilan yang dipilih
melalui pemilu. Demokrasi berkedudukan sebagai bentuk pemerintahan, sistem politik,
dan sikap hidup.
C. Macam-macam Demokrasi
1. Berdasarkan titik perhatiannya
Macam-macam demokrasi berdasarkan titik perhatiannya ada 3.
- Pertama demokrasi formal dimana semha orang sama dalam bidang politik
dan individu diberikan kebebasan.
- Kedua demokrasi material dimaba manusia sama dalam bidang sosial ekonomi
sedang dalam bidang politik tidak di prioritaskan.
- Ketiga adalah demokrasi campuran dimana semua memiliki peraamaan drajat
dan hak setiap orang dan mampu menxiptakan kesejahteraan seluruh rakyat.
2. Berdasarkan ideologinya
Terdapat dua bentuk demokrasi berdasarkan ideologinya.
- Pertama liberal dimana individu memiliki kebebasan luas
- kedua adalah komunis dimana semua warga memiliki kedudukan yang sama
dalam hukum dan politik.
3. Berdasarkan sistem pemerintahannya
Ada dua macam demokrasi berdasarkan sistem pemerintahannya yaitu demokrasi
parlementer dan demokrasi presidensiil.
- Demokrasi parlementer memiliki ciri bahwa DPR lebih tinggi dari pada
pemerintah, menteri bertanggungjawab terhadap parlemen, kedudukan kepala
negara sebagai simbol.
- Demokrasi presidensiil memiliki ciri presiden merupakan badan ekaekutif,
presiden dipilih oleh rakyat, presiden mengangkat menteri, menteri tidak
bertanggungjawab terhadap parlemen, dan kedudukan presiden sama dengan
parlemen.
D. Prinsip-prinsip Sistem Politik Demokrasi
Berikut adalah beberapa prinsip sistem pemerintaha demokrasi:
1. Pembagian kekuasaan menjadi eksekutif, lwgislatif, dan yudikatif.
2. Pemerintah konstitusional.
3. Pemerintah berdasarkan hukum.
4. Pemerintah mayoritas.
5. Pemilu bebas.
6. Partai politik lebih dari satu.
7. Manajemen terbuka.
8. Pers bebas.
9. Pengakuan hak minoritas.
10. Perlindungan HAM.
11. Peradilan bebas.
12. Administrasi diawasi.
13. Kebijakan pemerintah oleh badan perwakilan.
14. Penempatan pejabat merit sistem bukan pool.
15. Penyelesaian secara dalam bukan kompromi.
16. Jaminan kebebasan individu.
17. Konstitusi demokrasi.
18. Prinsip persetujuan.
F. Budaya Demokrasi
1. Menurut Henri B. Mayo
Budaya demokrasi menurut Henri yaitu menyelesaikan masalah secara damai,
pergantian pemimpin dengan teratur, meminimalisir paksaan, menegakkan keadilan,
memajukan ilmu pengetahuan, dan pengakuan terhadap kebebasan.
2. Menurut Zamroni 2001
Menurut Zamroni budaya demokrasi yaitu toleransi, bebas berpendapat,
mwnghormati perbedaan, memahami keanekaragaman, terbuka dalam komunikasi,
percaya diri, menghargai, kebersamaan.
3. Menurut Nurcholia Madjid 2003
Budaya demokrasi menurut Nurcholis diantara kesadaran akan pluralisme, prinsip
musyawarah, adanaya pertimbangan moral, mufakat secara jujur dan adil,
pemenuhan segi ekonomi, kerjasama antarwarga, pandangan hidup demokrasi dalam
sistem pendidikan.
(31).Siswa dapat mengidentifikasi sumber hukum dalam sistem hukum dan peradilan
nasional dari beberapa sudut pandang
Sebelum amandemen
MPR
UUD 1945
Sesudah amandemen
UUD 1945
a. Teori Plato
Teori Plato menyatakan bahwa negara bertujuan untuk memajukan kesusilaan manusia, baik
sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial.
1. Kekuasaan pembentuk UU
Dipegang oleh DPR, berdasarkan pasal 20 ayat 1: “DPR memegang kekuasaan membentuk
UU”. Apabila RUU telah ditetapkan oleh DPR menjadi UU yang tidak disahkan oleh
Presiden setelah 30 hari UU tersebut akan berlaku dengan sendirinya.
Sebelum amandemen kekuasaan tersebut dipegang oleh presiden.
- DPR memiliki hak yaitu: hak angket, hak interpelasi dan hak menyatakan pendapat.
2. Kekuasaan pemerintahan negara
Disebut sebgai eksekutif. Dipegang oleh presiden.
Sebelum amandemen, MPR, DPR dan MA belum dibentuk.
Kekuasaan presiden meliputi:
1. Kekuasaan pemerintahan (pasal 4 ayat 1)
2. Kekuasaan membentuk UU (pasal 5 ayat 1)
3. Panglima tertinggi angkatan bersenjata (pasal 10)
Setelah amandemen:
1. Presiden bukan pembentuk UU
2. Tidak berwenang mengankat anggota MPR dari utusan golongan
3. Presiden memperhatikan pertimbangan DPR ketika memberikan amnesti dan abolisi dan
memperhatikan pertimbangan MA Ketika memberikan grasi dan rehabilitasi
C. Kekuasaan kehakiman/yudikatif
Dijalankan oleh MA beserta pengadilan dibwahnya berdasarkan pasal 24 ayat 1
Dan kekuasaan kehakiman dipegang oleh MA dan MK berdasarkan pasal 24 ayat 2
1) Dipilih oleh dan dari anggota DPRD atas dasar perwakilan berimbang dari partai-
partai politik dan diketuai oleh kepala daerah (ex-officio).
2) Kepala daerah dipilih langsung oleh rakyat.
3) DPD dan kepala daerah bertanggung jawab secara kolegial kepada DPRD.
4. Penetapan Presiden Nomor 6 Tahun 1959 Pemerintah daerah terdiri dari kepala daerah
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong (DPRD-GR) .
a. Kepala Daerah
(1) Gubernur diangkat dan diberhentikan oleh Presiden, bupati/walikotamadya oleh
Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah.
(2) Pengangkatan kepala daerah berasal dari calon yang diajukan dari DPRD yang
bersangkutan, dan dapat dimungkinkan dari luar DPRD.
(3) Kepala daerah adalah alat Pemerintah Pusat sekaligus Pemerintah Daerah.
(4) Kepala Daerah dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh Badan Pemerintah
Harian yang diangkat dari calon-calon yang diajukan dari DPRD (baik calon dari
anggota DPRD maupun dari luar anggota DPRD).
b. DPRD-GR
1) Terdiri dari wakil golongangolongan politik dan golongan-golongan karya.
2) Anggota DPRD-GR diajukan oleh kepala daerah kepada instansi atasan mereka
masingmasing (golongan politik dan golongan karya).
3) Kepala daerah secara ex-officio adalah Ketua DPRD-GR (bukan anggota).
b. Kepala daerah, sebagai alat Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, yang dalam
menjalankan pemerintahan sehari-hari dibantu oleh Badan Pemerintah Harian (BPH).
a. Pemerintahan Daerah
1) Pemerintahan daerah provinsi terdiri atas pemerintah daerah provinsi dan
DPRD provinsi.
2) Pemerintahan daerah kabupaten/kota terdiri atas pemerintah daerah
kabupaten/kota dan DPRD kabupaten/kota.
b. Pemerintah daerah sebagaimana dimaksud di atas terdiri atas kepala daerah dan
perangkat daerah.
c. DPRD merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah dan berkedudukan sebagai
unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah, yang memiliki fungsi legislasi,
anggaran, dan pengawasan
Kemudian, selain mempunyai kewajiban, pemerintahan daerah juga mempunyai hak selaku
pengelola daerah otonom, di antaranya adalah:
a. mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya;
b. memilih pimpinan daerah;
c. mengelola aparatur daerah;
d. mengelola kekayaan daerah;
e. memungut pajak daerah dan retribusi daerah;
f. mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya lainnya
yang berada di daerah;
g. mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah; dan mendapatkan hak lainnya
yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Hukum privat Hukum
Hukum yang mengatur perdata,hukum
hubungan antara orang dagang
yang satu dengan yang
lain dan bersifat pribadi
Berdasarkan tempat Hukum nasional Hukum yang berlau di Hukum Indonesia
berlakunya dalam suatu Negara
Hukum pidana
Hukum yang akan nasional yang
datang (ius belum disusun
constituendum) Hukum yang dicita-
citakan,diharapkan, atau
direncanakan akan
berlaku pada masa yang
akan dating
Piagam PBB
Hukum universal, tentang DUHAM
hukum asasi atau
hukum alam Hukum yang berlaku
tanpa mengenal batas
ruang dan waktu.
Berlaku sepanjang masa,
dimana pun terhadap
siapa pun
Berdasarkan cara Hukum material Hukum yang mengatur KUHP
mempertahankannya tentang isi hubungan
antarsesama anggota
masyarakat,antar
anggota masyarakat
dengan penguasa
Negara,antar masyarakat
degan penguasa Negara
Indikator soal: siswa dapat menguraikan sistem dan peran lembaga peradilan nasional
(pengadilan umum)
Indikator soal: Siswa dapat menguraikan sistem dan peran lembaga peradilan nasional
(Pengadilan Khusus)
Macam – macam peradilan khusus di Indonesia terdiri atas delapan macam yakni sebagai
berikut:
A.Peradilan anak.
Tugas peradilan anak adalah untuk memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara
anak dengan batas umur sekurang kurangnya berumur delapan tahun tetapi belum
mencapai umur delapan belas tahun dan belum pernah kawin dengan hakim tunggal.
Disamping itu, Ketua Pengadilan Negeri dapat menunjuk majelis hakin dalam hal
tertentu apabila ancaman pidana atas tindak pidana yang dilakukan anak yang
bersangkutan lebih lima tahun dan pembuktiannya cukup sulit. Kemudian, hakim yang
memeriksa dan memutus dalam peradilan anak ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan
Ketua mahkamah agung (MA) atas usul Ketua Pengadilan Negeri (PN) yang
bersangkutan melalui Ketua Pengadilan Tinggi (PT).
B. Peradilan niaga.
Tugas peradilan niaga adalah untuk memeriksa, mengadili dan memutus perkara-
perkara seperti perkara kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU),
perkara hak kekayaan intelektual, dan perkara lembaga penjamin simpanan sesuai
peraturan perundang – undangan yang berlaku.
C. Peradilan hak asasi manusia (HAM).
Tugas peradilan HAM adalah untuk memeriksa, mengadili dan memutus perkara
pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang terdiri atas genosida dan kejahatan
terhadap kemanusiaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan yang
berlaku.
D.Peradilan hubungan industrial.
Tugas peradilan hubungan industrial adalah untuk memeriksa, mengadili dan memutus
perkara perselisihan hubungan industrial sesuai peraturan perundangan – undangan
yang berlaku.
E. Peradilan tindak pidana korupsi (TIPIKOR).
Tugas peradilan tindak pidana korupsi adalah untuk memeriksa, mengadili dan
memutus perkara perkara tindak pidana korupsi sesuai peraturan perundangan –
undangan yang berlaku.
F. Peradilan perikanan.
Tugas peradilan perikanan adalah untuk memeriksa, mengadili dan memutus perkara
tindak pidana di bidang perikanan sesuai peraturan perundangan – undangan yang
berlaku.
G.Peradilan pajak.
Tugas peradilan pajak adalah untuk memeriksa, mengadili dan memutus sengketa pajak
sesuai peraturan perundangan – undangan yang berlaku.
H.Mahkamah Syariah.
Tugas mahkamah Syariah adalah untuk memeriksa, mengadili dan memutus perkara
kekuasaan dan kewenangan Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama,
ditambah dengan kekuasaan dan kewenangan Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi
Agama, ditambah dengan kekuasaan dan kewenangan lain yang berkaitan dengan
kehidupan masyarakat dalam ibadah dan syiar Islam yang ditetapkan dalam Qanun
sesuai peraturan perundangan – undangan yang berlaku. Peradilan adalah suatu proses
memeriksa, memutus dan mengadili suatu kasus / perkara hukum oleh perangkat hukum
berwenang yang dilaksanakan di pengadilan.Pengadilan adalah badan, lembaga, atau
instansi resmi pemerintah yang berfungsi untuk melaksanakan proses peradilan dengan
memeriksa, mengadili, dan memutus suatu perkara / kasus hukum. Perlu diketahui
bahwa peradilan anak, peradilan pengadilan niaga, peradilan hak asasi manusia,
peradilan hubungan industrial, peradilan tindak pidana korupsi, dan peradilan perikanan
berada dibawah lingkup peradilan umum. Sedangkan peradilan pajak berada di bawah
lingkup peradilan tata usaha negara. Terakhir, Mahkamah Syariah berada dibawah
lingkup peradilan agama. Badan peradilan tertinggi di Indonesia adalah Mahkamah
Agung (MA). Mahkamah Agung merupakan lembaga tinggi negara dalam kekuasaan
kehakiman untuk melakukan proses peradilan tertinggi yang berwenang dalam
memeriksa, mengadili dan memutus suatu kasus / perkara hukum.
Teori Polybius
1. Monarki
Adalah : pemerintahan oleh satu orang (seorang raja) guna kepentingan seluruh
rakyat. Dalam monarki, kekuasaan Negara dipegang oleh satu orang tunggal yang
berkuasa, berbakat dan mempunyai sifat-sifat yang lebih unggul. Contoh yang sudah
terjadi Indonesia yang berpegangan pada bentuk negara Monarki yaitu pada zaman
kerajaan, seperti zaman kerajaan Majapahit. Lama kelamaan keturunan raja itu tidak
lagi menjalankan pemerintahan untuk kepentingan umum, melainkan hanya untuk
kepentingan pribadi, mulai memerintah dengan sewenang-wenang, kepentingannya
tidak mendapatkan perhatian sama sekali. Maka menjadi pemerintahan tunggal yang
sifatnya jelek. Terbentuklah bentuk Negara Tirani.
2. Tirani
Adalah : pemerintahan oleh satu orang untuk kepentingannya sendiri dan bersifat
sewenang-wenang. Contoh yang sudah terjadi di Indonesia yang berpegangan pada
sistem pemerintahan Tirani yaitu pada masa keruntuhan kerajaan Majapahit setelah
kekuasaan Hayam Wuruk, dimana keruntuhan tersebut diakibatkan karena perebutan
tahta kekuasaan untuk kepentingan pribadi, bukan untuk rakyat. maka munculah
beberapa orang yang berani dan mempunyai sifat-sifat baik kaum cendekiawan.
Setelah kekuasaan beralih di tangan mereka. Mereka menjalankan pemerintahan
dengan sangat memperhatikan kepentingan umum, ini menyebabkan bentuk negara
berubah dari tirani menjadi aristokrasi.
3. Aristokrasi
Adalah : pemerintahan oleh sekelompok orang yaitu para cendekiwan guna
kepentingan seluruh rakyat. Contoh yang sudah terjadi di Indonesia yang
berpegangan pada sistem pemerintahan Aristokrasi yaitu pada masa penjajahan
Jepang. Pada awalnya baik-baik saja, tapi lama-kelamaan, mungkin karena
keturunan mereka yang kemudian memegang pemerintahan itu tidak lagi
menjalankan pemerintahan yang berkeadilan dan untuk kepentingan rakyat. Tetapi
yang diperhatikan adalah kepentingan pribadi. Maka pemerintahan itu dipegang oleh
beberapa orang yang sifat pemerintahannya sangat buruk , ini menyebabkan bentuk
negara yang berubah dari bentuk aristokrasi menjadi oligarki.
4. Oligarki
Adalah : pemerintahan oleh sekelompok orang guna kepentingan kelompoknya
sendiri. Contoh kasus yang sudah terjadi Indonesia yaitu pada masa pemerintahan
Soeharto. Pada masa kepemimpinan Soeharto, Indonesia mengalami berbagai
kemajuan di berbagi bidang, khususnya ekonomi. Tetapi seiring berjalannya waktu,
perekonomian Indonesia semakin terpuruk. Soeharto mencari keuntungan dari
perusahaan yang ia pegang, dan ia mengharapkan tidak ada yang dapat menyaingi
kekayaan dan kejayaannya selain keluarganya sendiri. Hal ini menimbulkan kontra
bagi masyarakat yang miskin. Dimana yang miskin akan semakin menderita, dan
yang kaya semakin berkuasa.Akhirnya rakyat memberontak dan munculah Negara
dimana pemerintahannya dijalankan oleh rakyat yang tujuannya untuk kepentingan
rakyat, maka terbentuklah Negara Demokrasi.
5. Demokrasi
Adalah : pemerintahan dari orang-orang (rakyat) yang tidak tahu sama sekali tentang
soal-soal pemerintahan. Contoh kasus yang sudah terjadi di Indonesia pada system
pemerintahan Demokrasi yaitu demokrasi yang sudah melewati batas, dimana rakyat
cenderung tidak memiliki etika dalam menyuarakan pendapatnya, seperti
demonstrasi masal mahasiswa untuk menurunkan pemerintah SBY-Boediono. Pada
awalnya pemerintahan yang dilaksanakan oleh rakyat memang baik, karena sangat
memperhatikan kepentingan rakyat, dan sangat menghargai persamaan serta
kebebasan. Tetapi kemudian lama-kelamaan, kebebasan itu tidak dihargai karena
menganggap bahwa kebebasan itu merupakan suatu hal yang biasa, malahan mereka
ingin bebas sama sekali dari peraturan-peraturan yang ada. Akibatnya lalu timbul
kekacauan, kebobrokan, korupsi marajela dimana-mana, sehingga peraturan hukum
tidak menjadi kekuatan yang mengikat, bahkan mereka bebas berbuat sesuka
hatinya, masing-masing orang ingin mengatur dan memerintah. Maka bentuklah
Negara yang demokrasi tadi menjadi okhlokrasi.
6. Okhlokrasi
Adalah : pemerintahan sesuka hati/sewenang-wenang oleh orang-orang (rakyat)
yang tidak tahu sama sekali tentang pemerintahan dan mementingkan kepentingan
golongannya saja. Karena adanya kekacauan yang ada, korupsi merajalela, dll maka
munculah seseorang bertangan besi untuk memimpin Negara tersebut. Oleh karena
itu, bentuk Negara kembali lagi ke monarki.
Sistem Pemerintahan Indonesia
Sistem Pemerintahan Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer
- Pengaruh rakyat terhadap politik yang dijalankan sangat besar sehingga suara
rakyat sangat didengarkan oleh parlemen
- Dengan adanya parlemen sebagai perwakilan rakyat maka pengawasan
pemerintah dapat berjalan dengan baik
- Pembuat kebijakan bisa ditangani secara cepat sebab gambang terjadi penyesuaian
pendapat antara eksekutif & legislatif. Hal ini disebabkan kekuasaan eksekutif &
legislatif berada pada satu partai atau koalisi partai.
- Sistem pertanggungjawaban dalam pembuatan dan juga pelaksanaan kebijakan
publik sangat jelas.
Kelemahan Sistem Pemerintahan Parlementer
- Kabinet sering dibubarkan karena mendapatkan mosi tidak percaya Parlemen
- Keberhasilan sangat sulit dicapai jika partai di negara tersebut sangat
banyak( banyak suara).
- Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif. Pengalaman
mereka menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan manjadi bekal penting untuk
menjadi menteri atau jabatan eksekutif lainnya
(41) Nilai – Nilai Pancasila Terkait dengan Kasus – Kasus Pelanggaran Hak dan
Pengingkaran Kewajiban
Indikator soal: menyebutkan tiga contoh pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban
– Negatif:
• Terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai kualifikasi yang
sesuai dengan yang dibutuhkan
• Sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era globalisasi akan juga
melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan: konsumtif, boros dan
memiliki jalan pintas yang bermental instant
• Adanya aksi tipu menipu dalam proses jual beli online yang dapat merugikan
beberapa pihak;
• Dengan jaringan yang tersedia seperti yang terdapat pada beberapa situs yang
menyediakan perjudian secara online, para penjudi tidak perlu pergi ke tempat khusus
untuk memenuhi keinginannya
• Resistensi Membeli Secara Online. Bagi orang awam yang belum pernah bertransaksi
secara online, akan merasa janggal ketika harus bertransaksi tanpa bertatap muka atau
melihat penjualnya. Belum lagi ketakutan bila pembayaran tak terkirim atau tak
diterima. Atau barang tak dikirim, atau bahkan barang dikirim tetapi tak diterima
– Negatif:
• Dengan makin pesatnya komunikasi membuat bentuk komunikasi berubah,yang
asalnya face to face menjadi tidak. Hal ini dapat menyebabkan komunikasi hampa
• Seseorang yang terus-menerus bergaul dengan komputer akan cenderung menjadi
seseorang yang individualis
• Dengan pesatnya teknologi informasi, baik internet maupun media lainnya,membuat
peluang masuknya hal-hal yang berbau pornografi,pornoaksi,maupun kekerasan makin
mudah
• Interaksi anak dan computer yang bersifat satu (orang) menhadap satu (mesin)
mengakibatkan anak menjadi tidak cerdas secara sosial
• Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan
pelajar. Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada upaya
pemenuhan berbagai keinginan material, telah menyebabkan sebagian warga
masyarakat menjadi “kaya dalam materi tetapi miskin dalam rohani
– Negatif:
• Terjadinya akulturasi budaya yang selanjutnya berkembang menjadi budaya massa
• Mempercepat perubahan pola kehidupan bangsa
• Membuat sikap menutup diri dan berpikir sempit
• Mudah terpengaruh oleh hal yang berbau barat
• Lenyapnya identitas kultural nasional dan lokal
• Kehilangan arah sebagai bangsa yang memiliki jati diri
• Hilangnya semangat nasionalisme dan patriotism
• Cenderung pragmatisme dan maunya serba instant
– Negatif:
• Negara tidak lagi dianggap sebagai pemegang kunci dalam proses pembangunan
• Timbulnya gelombang demokratisasi (dambaan akan kebebasan)
• Adanya ancaman disintegrasi bangsa dan negara yang akan menggoyahkan Negara
Kesatuan Republik Indonesia
• Semakin meningkatnya nilai-nilai politik individu, kelompok, oposisi, diktator
mayoritas atau tirani minoritas
• Timbulnya fanatisme rasial, etnis, dan agama dalam forum & organisasi
• Timbulnya unjuk rasa yang semakin berani dan terkadang mengabaikan kepentingan
umum
• Adanya konspirasi internasional, yaitu pertentangan kekuasaan dan percaturan politik
• Internasional selalu mengarah kepada persekongkolan
• Lunturnya nilai-nilai politik yang berdasarkan semangat kekeluargaan, musyawarah
mufakat, dan gotong royong.
Indikator soal: Siswa dapat menguraikan sistem dan peran lembaga peradilan nasional
kejaksaan