1. identitas nasional adalah ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada suatu
negara sehingga membedakan dengan negara lain. Berdasarkan hakikat
pengertian identitas nasional, maka identitas nasional suatu bangsa
tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih
populer disebut dengan kepribadian suatu bangsa. Hakikat identitas
nasional Indonesia adalah Pancasila yang diaktualisasikan dalam
berbagai kehidupan berbangsa. Aktualisasi ini untuk menegakkan
Pancasila dan UUD 1945 sebagaimana dirumuskan dalam pembukaan
UUD 1945 terutama alinea ke-4. Identitas nasional bukan hanya
penting karena menjadi pembeda bangsa Indonesia dengan bangsa-
bangsa lain, tetapi juga karena pertama, identitas nasional adalah hal
yang mutlak dimiliki oleh setiap bangsa agar bangsa Indonesia dikenal
oleh bangsa lain agar dapat melanjutkan perjuangan untuk mampu eksis
sebagai bangsa sesuai dengan fitrahnya. Kedua, identitas nasional bagi
negara-negara Indonesia sangat penting bagi kelangsungan hidup
negara-negara Indonesia. Ketiga, identitas nasional penting bagi
kewibawaan negara dan bangsa Indonesia. Di antara beberapa identitas
nasional yang penting bagi kehidupan di Indonesia, Pancasila adalah
identitas nasional yang paling penting. Pancasila adalah dasar filsafat
negara Republik Indonesia. Di samping itu, Pancasila juga berperan
sebagai dasar negara, sebagai sumber hukum, sebagai ideologi nasional,
sebagai pandangan hidup, dan sebagai kepribadian bangsa Indonesia.
Sebagai kepribadian bangsa, Pancasila adalah lima asas atau lima prinsip
yang disusun berdasarkan nilai-nilai luhur kehidupan yang berasal dari
bangsa Indonesia sendiri.
b. Budaya
Pancasila dirumuskan dari nilai budaya bangsa Indonesia yang terdiri
dari nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, masyarakat dan keadilan sosial.
Ketuhanan Yang
Maha Esa, diwujudkan setiap orang seharusnya memeluk agama sesuai
keyakinannya,
bertoleransi terhadap orang lain yang berbeda agama. Kemanusiaan
yang adil dan
beradab, diwujudkan dalam bentuk perilaku saling menghargai harkat
dan martabat
sesama, kesamaan dalam kemasyarakatan dan hukum, saling
mengasihi, dan
menyayangi. Persatuan Indonesia, diwujudkan dengan tiadanya
diskriminasi individu
dan antar golongan, kesediaan bekerja sama untuk kepentingan
bersama, bergotong
royong, rela berkorban, senantiasa berupaya untuk menciptakan
kerukunan. Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
diwujudkan ke dalam bentuk menyelesaikan masalah dengan
musyawarah, demokrasi
substansial, dan tidak memaksakan kehendak. Sedang keadilan sosial
bagi seluruh
rakyat Indonesia, diwujudkan dalam bentuk perilaku menghargai hak
orang lain, karya
cipta orang lain, dan mengedepankan kewajiban kemudian hak yang
dilaksanakan
secara seimbang.
c. Agama-agama
Sudah sejak dahulu kala dikatakan bangsa Indonesia adalah bangsa
yang
beragama, bangsa yang mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa.
Pada waktu
meyampaikan pidato lahirnya Pancasila, Bung Karno mengusulkan prinsip
Ketuhanan.
Bangsa Indonesia dengan memiliki prinsip tersebut, dikatakan. Prinsip
Ketuhanan
bukan saja bangsa Indonesia ber-Tuhan, tetapi masing-masing orang
Indonesia
hendaknya bertuhan Tuhannya sendiri. Yang Kristen menyembah
menurut Tuhan
petunjuk Isa al-Masih, yang Islam bertuhan menurut petunjuk Nabi
Muhammad
S.A.W., orang Budha menjalankan ibadatnya menurut kitab-kitab
yang ada padanya
(Soekarno, tanpa tahun: 27).
3. Internalisasi Nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
Sila pertama, mengimani adanya tuhan yang maha esa serta mematuhi
perintah dan menjauhi larangan-Nya. Menerapan toleransi antar umat
beragama. Tidak melakukan pemaksaan dan menghormati kebebasan
beragama. Dan tidak merendahkan atau mencemooh agama maupun
pemeluk agama lain.
Sila kedua, mengakui persamaan hak, kewajiban dan kedudukan
semua orang di mata hukum, agama, sosial, dan lainnya. Saling
mengedepankan sikap toleransi atau tenggang rasa antar masyarakat.
Menjalin pertemanan dengan siapa saja tanpa membeda-bedakan ras uku, agama
dan lainnya. Dan berani menyuarakan kebenaran untuk
mempertahankan keadilan.
Sila ketiga, bangga menggunakan bahasa ibu atau bahasa Indonesia
sebagai bahasa pergaulan sehari-hari. Melestarikan budaya Indonesia
seperti baju adat, tarian, alat, bahasa, alat musik, dan lain-lain dalam
kehidupan sehari-hari. Membantu keluarga, teman dan kerabat yang
mengalami kesulitan. Dan saling bekerja sama menjaga keutuhan
NKRI dengan berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila. Serta
begotong royong
Sila keempat, melakukan musyawarah untuk memperoleh keputusan
bersama. Mengedapankan toleransi dan keadilan dalam
mengemukakan dan mendengar pendapat dalam musyawarah dan
keputusan akhir dalam musyawarah harus disetujui oleh semua pihak
karena atas keputusan bersama.
Sila kelima, Mengedepankan sikap adil antar sesama manusia.
Melaksanakan kewajiban dan menghormati hak orang lain. Dan
kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia dikedepankan dibandingkan
kemakmuran pribadi atau golongan.