Anda di halaman 1dari 4

Persatuan dan Kesatuan bangsa indonesia

diantaranya adalah mengembangkan sikap toleransi terhadap sesama. Toleransi


menjadi penting untuk dipahami dan diterapkan ditengah masyarakat Indonesia yang
majemuk dengan bebagai macam suku bangsa, budaya dan kebiasan.

Persatuan dan kesatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh, tidak pecah belah,
persatuan mengandung pengertian disatukannya berbagai macam corak yang beraneka
ragam menjadi satu kebulatan. Dengan perkataan lain, hal-hal yang beraneka ragam
itu, setelah disatukan, menjadi sesuatu yang serasi, utuh dan tidak saling bertengkar
antara satu dengan yang lain.

Semangat persatuan dan kesatuan, wajib dimiliki setiap warga negara untuk
mewujukan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana tercantum didalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Indonesia 1945 alinea keempat yang berbunyi, “Kemudian
daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang
melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan, Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan
Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan
Indonesia, dan Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan Mewujudkan suatu Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia”.
Baca Juga: Dinamika Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia
Contoh sikap yang memperkuat persatuan dan kesatuan dalam masyarakat adalah:

Mengembangkan sikap toleransi antar sesama


Toleransi dalam kebhinekaan adalah adalah hidup berdampingan secara damai dan
saling menghargai di antara keragaman suku bangsa, agama, adat istiadat dan bahasa.

Toleransi berasal dari bahasa latin tolerantia, berarti kelonggaran, kelembutan hati,
keringanan dan kesabaran. Secara umum istilah toleransi mengacu pada sikap terbuka,
lapang dada, suka rela dan kelembutan.
Badan dunia PBB yang mengurusi pendidikan dan kebudayaan (Unesco),
mengartikan toleransi sebagai sikap saling menghormati, saling menerima, saling
menghargai di tengah keragaman budaya, kebebasan berekspresi dan karakter
manusia.

Jadi, toleransi penting untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.


Musyawarah untuk mufakat
Musyawarah merupakan konsep diskusi yang asli Indonesia, dalam musyawarah yang
dipikirkan adalah mencapai keputusan yang dianggap paling utama berdasarkan hati
nurani, pertimbangan akal sehat, serta dapat dipertanggungjawabkan dihadapan Tuhan
Yang Maha Esa serta nilai-nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.

Contoh musyawarah untuk mencapai mufakat dalam kegiatan sehari-hari di


masyarakat, misal saat pemilihan ketua kelas. Di masyarakat, dilakukan untuk
memilih ketua RT atau RW.
Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi Negara, digunakan sebagai tolak ukur
dalam berpikir dan bertingkah laku.Makna sila ke-4 Pancasila, yaitu Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, adalah
adanya penerimaan dari rakyat oleh rakyat, untuk rakyat dengan cara musyawarah dan
mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan.
Jadi, musyawarah menjadi contoh sikap memperkuat persatuan dan kesatuan.

Sikap dan Upaya Pemerintah untuk Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan


Pencegahan Konflik yang Muncul di Negara Indonesia
Peran Daerah dalam NKRI, Begini Penjelasannya
Mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
Nilai-nilai Pancasila telah ada dan berasal dari adat istiadat, budaya, dan nilai-nilai
religi yang berkembang dari bangsa Indonesia sejak dulu. Pancasila telah melalui
proses yang lama sepanjang sejarah bangsa Indonesia.

Kemudian nilai-nilai Pancasila digali dan diangkat serta dirumuskan kembali secara
musyawarah dan mufakat oleh para pendiri negara sebagai dasar filsafat serta ideologi
bangsa dan negara Indonesia yang pada tanggal 18 Agustus 1945 disyahkan sebagai
landasan dasar negara Republik Indonesia dan tercantum dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945. Dilambangkan dengan burung Garuda dengan membawa perisai
berisi lima sila serta berbagai makna yang terkandung didalamnya.
Tentunya dibutuhkan saling kesepahaman antar individu, keluarga, bertetangga dan
dalam masyarakat lingkup kecil demi keselarasan kehidupan. Kemajemukan bukan
menjadi penghalang, namum sebagai pemerkaya jati diri bangsa.

Butir-Butir Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila

Lima asas dalam Pancasila dijabarkan menjadi 36 butir pengamalan, sebagai pedoman
praktis bagi pelaksanaan Pancasila. Butir-butir Pancasila ditetapkan dalam Ketetapan
MPR No. II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa.

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


• Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaanya dan ketaqwaanya kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
• Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang
adil dan beradab.
• Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama anatra pemeluk
agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
• Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa
• Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
• Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
• Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaanya masing masing
• Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
kepada orang lain.
Baca Juga:
Keberagaman Ras, Suku, Agama dan Golongan Masyarakat Indonesia
5 Karakteristik Daerah Dalam Kerangka NKRI

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab


• Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
• Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia,
tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
• Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
• Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
• Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
• Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
• Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
• Berani membela kebenaran dan keadilan.
• Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
• Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

3. Persatuan Indonesia
• Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
• Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.
• Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
• Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
• Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
• Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
• Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan
• Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
• Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
• Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
• Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
• Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
• Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah.
• Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi
dan golongan.
• Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
• Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai
kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama.
• Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan
pemusyawaratan.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


• Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan.
• Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
• Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
• Menghormati hak orang lain.
• Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
• Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap
orang lain
• Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya
hidup mewah.
• Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum.
• Suka bekerja keras.
• Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
• Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.
Nilai-nilai dalam Pancasila tersebut diatas sebagai kajian ilmiah yang dilakukan dan
diarahkan pada kegiatan sehari-hari yang dijiwai oleh nilai-nilai dalam Pancasila
tersebut.

Contoh Peran Siswa Memperkuat Persatuan Bangsa

Contoh peran siswa untuk ikut memperkuat persatuan bangsa Indonesia


adalah sebagai berikut.

1. Menghindari sikap dan perilaku yang mencemarkan nama baik sekolah dan
keluarga

2. Menyayangi dan saling menghormati antarteman, guru, dan semua


karyawan sekolah

3. Bergaul dengan sesama teman tanpa saling mengejek suku, agama, ras,
dan golongan

4. Tidak membeda-bedakan perlakukan pada teman karena suku, agama,


ras, dan golongan

5. Mengikuti upacara bendera di sekolah dengan tertib

6. Menjaga kebersihan lingkungan kelas dan sekolah, termasuk tidak


mencorat-coret dinding dan sarana-prasana sekolah

7. Menggunakan bahasa daerah dan bahasa nasional secara baik dan benar
di sekolah, rumah, dan di lingkungan masyarakat

8. Giat belajar, mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, dan gemar membaca

9. Mengapresiasi dan menggunakan produk dalam negeri agar perekonomian


dalam negeri dapat maju

10. Menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan

11. Berusaha menghasilkan prestasi yang membanggakan diri sendiri,


keluarga, dan bangsa Indonesia, baik di tingkat nasional maupun
internasional

12. Meningkatkan kreativitas dan berlatih menciptakan inovasi untuk


memajukan bangsa Indonesia

13. Memperluas pergaulan dengan teman-teman baru dari berbagai daerah

14. Menumbuhkan sikap cinta tanah air di tengah masyarakat dengan belajar
mengetahui dan memelihara kekayaan alam dan budayanya

Anda mungkin juga menyukai