Anda di halaman 1dari 37

Nasionalisme,

Antiradikalisme,
Integritas, dan Bela
Negara
Menurut Hans Kohn :
Nasionalisme secara fundamental timbul dari adanya Nation
Counciousness. Dengan kata lain Nasionalisme adalah
formalisasi (bentuk) dan rasionalisasi dari kesadaran nasional
berbangsa dan bernegara sendiri. Kesadaran nasional inilah
yang membentuk nation dalam arti politik, yaitu negara
nasional.

NASIONALISME
Sifat ke PAHLAWANAN atau JIWA
KEPAHLAWANAN.
Atau disebut “heroisme”.

Patriotism (Bhs. Inggris) : Sikap Gagah Berani,


Pantang Menyerah, Rela Berkorban demi
Masyarakat, Bangsa dan Negara.

PATRIOTISME
Sikap yang bersumber dari perasaan Cinta Tanah Air
(Semangat Kebangsaan – Nasionalisme)
sehingga menimbulkan :
sikap, tekad, semangat, disiplin, tanggung jawab
terhadap eksistensi dan keberlangsungan
hidup dan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.

Patriotisme dan
Nasionalisme
1. C I NTA
2. P E R S A M AA N
3. KE SADARAN
4. KEBE RANIAN
5. S E MAN GAT
6. K E K U A T AN
7. KEBERSAMAAN DAN KEKOMPAKAN
8. MENGHARGAI
9. K E U LE TAN
10. TANGGUNG JAWAB

10 KARAKTERISTIK JIWA PATRIOTISME DAN


NASIONALISME
1). Masa Perang (Darurat) :
Mengangkat senjata yang ada, ikut berperang secara fisik.
(di garis depan, tengah, belakang, informan,
penghubung, logistik, P3K).
2). Masa Damai :
Berjuang, bekerja, sekolah, dan berbuat sesuai dengan aturan
hukum, membangun agama, pendidikan, ekonomi, kesehatan,
keamanan dan ketertiban, perdamaian, kerukunan, keteladanan,
kesetiakawanan sosial, olah raga, dsb., dsb.

Perwujudan Patriotisme
• Kata Latin “integer” : sikap yang teguh mempertahankan
prinsip. Mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan
yang utuh.
• suatu konsep yang berkaitan dengan konsistensi dalam
tindakan-tindakan, nilai-nilai, metode-metode, ukuran-ukuran,
prinsip-prinsip, ekspektasi-ekspektasi dan berbagai hal yang
dihasilkan.
• Orang berintegritas berarti memiliki pribadi yang jujur dan
memiliki karakter kuat.

Integritas
PANCASILA
1. KETUHANAN YANG MAHA ESA
2. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
3. PERSATUAN INDONESIA
4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN
OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN
DALAM PERMUSYAWARATAN/PERWAKILAN
5. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH
RAKYAT INDONESIA.

(Rumusan dlm Pembukaan UUD NRI 1945,


Sabtu, Tgl. 18 Agustus 1945)
• Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) atau Eka Prasetya
Pancakarsa adalah sebuah panduan tentang pengamalan Pancasila dalam kehidupan
bernegara semasa Orde Baru. Panduan P4 dibentuk dengan Ketetapan MPR no.
II/MPR/1978.

• Ketetapan MPR no. II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa menjabarkan


kelima asas dalam Pancasila menjadi 36 butir pengamalan sebagai pedoman praktis
bagi pelaksanaan Pancasila. Saat ini produk hukum ini tidak berlaku lagi karena
Ketetapan MPR no. II/MPR/1978 telah dicabut dengan Ketetapan MPR no
XVIII/MPR/1998 dan termasuk dalam kelompok Ketetapan MPR yang sudah bersifat
final atau selesai dilaksanakan menurut Ketetapan MPR no. I/MPR/2003.

• Dalam perjalanannya 36 butir pancasila dikembangkan lagi menjadi 45 butir oleh 


BP7. Tidak pernah dipublikasikan kajian mengenai apakah butir-butir ini benar-benar
diamalkan dalam keseharian warga Indonesia.

Sejarah Butir-Butir Pancasila


1. Ketuhanan Yang Maha Esa
• Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
• Hormat menghormati dan bekerja sama antar pemeluk agama dan
penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga
terbina kerukunan hidup.
• Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaannya.
• Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang
lain.

Butir Pancasila Berdasarkan Tap MPR


No.II/MPR/1978
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
• Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban
antara sesama manusia.
• Saling mencintai sesama manusia.
• Mengembangkan sikap tenggang rasa.
• Tidak semena-mena terhadap orang lain.
• Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
• Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
• Berani membela kebenaran dan keadilan.
• Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia, karena itu dikembangkan sikap hormat-menghormati dan
bekerja sama dengan bangsa lain

Butir Pancasila Berdasarkan Tap MPR


No.II/MPR/1978
3. Persatuan Indonesia
• Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
• Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
• Cinta tanah air dan bangsa.
• Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia.
• Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang
ber-Bhinneka Tunggal Ika.

Butir Pancasila Berdasarkan Tap MPR


No.II/MPR/1978
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan
perwakilan
• Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
• Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
• Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
• Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat kekeluargaan.
• Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
musyawarah.
• Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
• Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-
nilai kebenaran dan keadilan.

Butir Pancasila Berdasarkan Tap MPR


No.II/MPR/1978
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
• Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan gotong-royong.
• Bersikap adil.
• Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
• Menghormati hak-hak orang lain.
• Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
• Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
• Tidak bersifat boros.
• Tidak bergaya hidup mewah.
• Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
• Suka bekerja keras.
• Menghargai hasil karya orang lain.
• Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

Butir Pancasila Berdasarkan Tap MPR


No.II/MPR/1978
Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa

• Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang


Maha Esa.
• Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
• Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama
dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
• Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
• Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
• Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing.
• Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada
orang lain.
Berdasarkan ketetapan MPR no. I/MPR/2003
Sila kedua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

• Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya


sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
• Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia,
tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
• Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
• Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
• Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
• Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
• Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
• Berani membela kebenaran dan keadilan.
• Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
• Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.

Berdasarkan ketetapan MPR no. I/MPR/2003


Sila ketiga : Persatuan Indonesia
• Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
• Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa
apabila diperlukan.
• Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
• Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia.
• Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
• Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
• Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

Berdasarkan ketetapan MPR no. I/MPR/2003


Sila keempat : Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
Perwakilan
• Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan,
hak, dan kewajiban yang sama.
• Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
• Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
• Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
• Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
• Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan
musyawarah.
• Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
• Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
• Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
• Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan
pemusyawaratan.

Berdasarkan ketetapan MPR no. I/MPR/2003


Sila kelima : Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
• Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
• Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
• Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
• Menghormati hak orang lain.
• Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
• Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
• Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
• Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
• Suka bekerja keras.
• Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan
bersama.
• Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan
sosial.

Berdasarkan ketetapan MPR no. I/MPR/2003


• ke-Tuhanan Yang Maha Esa,  Belief
• perikemanusiaan,  humanisme
• Kebangsaan,  nasionalisme
• Kerakyatan,  demokrasi
• Keadilan Sosial.  Sosialisme

Kata Kunci Butir Pancasila


PANCASILA

PROKLAMASI
BHINNEKA
TUNGGAL IKA INDONESIA UUD-NRI 1945

17 AGUSTUS 1945

NKRI
Bela Negara :
Suatu konsep atau pemikiran
yang disusun dan ditetapkan dengan peraturan perundangan
yang menentukan dan mengatur tentang patriotisme seseorang,
suatu kelompok, atau seluruh komponen dari suatu negara
dalam rangka mempertahankan eksistensi negara.
Bela negara di NKRI :
Harus berwujud sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai
oleh kecintaannya kepada NKRI yang berlandaskan
Pancasila dan UUD-NRI 1945,
dalam menjamin kelangsungan hidup masyarakat, bangsa dan
negara, Proklamasi, 17 Agustus 1945
Demikian, Terima Kasih
Beberapa saat lalu Indonesia mengalami masalah pemadaman lisrik terutama di
wilayah Jakarta dan kota-kota besar lainnya di pulau jawa. Hal tersebut
mengakibatkan kelumpuhan di sektor ekonomi karena listrik adalah penopang
kehidupan bagi banyak kalangan masyarakat di kota-kota besar begitupun di desa-
desa. Kerugian yang diapai oleh masyarakat dalam pemadaman yang berlangsung
lebih dari 24 jam tersebut sangat besar dan tidak dapat terhitung jumlahnya, namun
tetap ada saja beberapa anggota masyarakat yang tidak perduli dengan hal tersebut
dengan pergi keluar negeri hanya karena pemadaman listrik dan orang tersebut
memiliki banyak uang. Hal diatas adalah penyalahan dari pengamalan Pancasila
terutama pada asas?
a. Ketuhanan yang Maha Esa
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab
c. Persatuan Indonesia
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
dan perwakilan
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
C Sila 3 butir 1
Pancasila memiliki lima Sila didalamnya, di bawah ini yang merupakan sikap dan
prilaku yang positif selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Permusyawaratan atau
Perwakilan sehubungan dengan Pancasila sebagai Ideologi terbuka dapat
ditunjukkan dalam pernyataan berikut ini. Namun yang bukan dari sikap tersebut
adalah ?
a. Mengutamakan musyawarah mufakat dalam setiap pengambilan keputusan
yang ditujukan untuk kepentingan bersama
b. Tidak boleh memaksakan kehendak, intimidasi, apalagi berbuat anarkis
(merusak) kepada manusia/individu dan barang milik orang lain bila berbeda
pendapat dengan pribadi kita
c. Mengakui dan menunjukkan bahwa setiap warga negara Indonesia memiliki
kedudukan, hak, serta kewajiban yang sama di hadapan negara
d. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil rakyat yang telah terpilih di
dalam pemilu untuk melaksanakan musyawarah dan menjalankan tugasnya untuk
kepentingan dirinya dan dapat dipertanggung jawabkan di hadapan Tuhan YME
e. Mengutamakan dan memelihara fasilitas umum ketika mengadakan demonstrasi
dan memberi kepercayaan kepada wakil mereka dalam menyampaikan usulan
kepada lingkup yang lebih tinggi kedudukannya
D. Ada kalimat
“kepentingan dirinya”
Ledakan bom bunuh diri terjadi di markas
Mapolrestabes Medan, Sumatera Utara, Rabu
(13/11/2019) pagi. Pelaku diduga satu orang yang
mengenakan jaket ojek online. Setidaknya, 6 orang
terluka . Terdiri dari 5 anggota polisi dan 1 warga sipil.
Aksi merupakan contoh kasus bentuk penyimpangan
daripada sila ke ...
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
Pengeboman Surabaya 2018 adalah  rangkaian peristiwa
meledaknya bom di berbagai tempat di Surabaya dan Sidoarjo,
Jawa Timur pada 13-14 Mei 2018. Tiga tempat di antaranya
tempat ibadah di Gereja Santa Maria Tak Bercela, GKI
Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS)
Jemaat Sawahan. Peristiwa ini mengakibatkan 18 orang
meninggal dunia. Aksi terorisme ini merupakan contoh kasus
bentuk penyimpangan terhadap sila ke ...
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
Organisasi Papua Mereka ini sudah berdiri sejak tahun 1965 dan
bahkan masih berdiri sampai sekarang. Gerakan ini merupakan salah
satu organisasi yang bersikeras untuk memisahkan Papua Barat dari
wilayah NKRI dan ingin merdeka sendiri karena merasa jika daerah
mereka tidak ada hubungannya dengan bangsa Indonesia. Ini
termasuk pelanggaran sila ke berapa ...

A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5

Anda mungkin juga menyukai