Anda di halaman 1dari 28

SAFA KUSUMA WARDANI

D3AK1B

2104312005

PEND. PANCASILA

RANGKUMAN

 Dasar Pemikiran

Proses Perumusan Pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI pertama dr.Radjiman
Widyodiningrat, mengajukan suatu masalah khususnya akan dibahas pada sidang tersebut. Pada
tanggal 1 Juni 1945 di dalam sidang tersebut Ir.Soekarno berpidato secara lisan mengenai calon
rumusan dasar negara Indonesia dan kemudian diberi nama “Pancasila” yang artinya lima dasar.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamasikan kemerdekaanya, kemudian
keesokan harinya tanggal 18 Agustus 1945 disahkannya Undang-Undang Dasar 1945 termasuk
Pembukaan UUD 1945. Proses Perumusan dasar negara berlangsung dalam sidang-sidang
BPUPKI yang dilanjutkan dalam sidang-sidang PPKI. Sidang pertama BPUPKI diadakan 28 Mei
– 1 Juni 1945. Tanggal 28 Mei sidang dibuka dengan sambutan dari wakil tentara Dai Nippon
yang memberi nasihat agar BPUPKI mengadakan penyelidikan secara cermat terhadap dasar-
dasar yang akan digunakan sebagai landasan negara Indonesia Merdeka. Tanggal 29 Mei 1945
dimulai sidang perumusan dasar-dasar Indonesia merdeka yang dikemukakan oleh Muhammad
Yamin, Supomo, dan Sukarno. Berikut rumusan dasar pemikiran Moh. Yamin, Soepomo, dan
Soekarno disebutkan melalui table dibawah ini.
Moh. Yamin Soepomo Soekarno
 Peri Kebangsaan  Persatuan  Kebangsaan Indonesia atau
 Peri  Kekeluargaan Nasionalisme
Kemanusiaan  Keseimbangan lahir dan  Peri Kemanusiaan
 Peri Ketuhanan batin (Internasionalisme)

 Peri Kerakyatan  Musyawarah  Mufakat atau demokrasi

 Kesejahteraan  Keadilan rakyat  Kesejahteraan Sosial

rakyat  Ketuhanan yang Maha Esa

Dalam sidang BPUPKI kedua tanggal 10 Juli 1945, Soekarno melaporkan bahwa sidang
Panitia Sembilan (tanggal 22 Juni 1945) telah berhasil merumuskan Pancasila yang merupakan
persetujuan antara pihak Islam dan pihak kebangsaan. Rumusan Pancasila dari Panitia sembilan
itu dikenal sebagai Piagam Jakarta (Djakarta Charter). Bunyi dari Piagam Djakarta yaitu :

1) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya,

2) Kemanusiaan yang adil dan beradab,

3) Persatuan Indonesia,

4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan,

5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Beberapa tokoh perwakilan dari Indonesia Timur menyatakan keberatan dengan sila
pertama dalam rumusan tersebut. Pasalnya, rakyat Indonesia tidak hanya berasal dari kalangan
muslim saja. Hal itulah yang menjadi salah satu latar belakang perubahan rumusan sila pertama
menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa".
 Makna Sila dalam Pancasila

 Bangsa Indonesia mempunyai kebebasan untuk menganut


agama dan menjalankan ibadah yang sesuai dengan ajaran
agamanya
SILA PERTAMA  Menjadi dasar para pemuka agama dalam menganjurkan kepada
pemeluk agama masing-masing untuk menaati norma-norma
kehidupan beragama yang dianutnya

 Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan mengajarkan


untuk menghormati harkat dan martabat manusia dan menjamin
SILA KEDUA hak asasi manusia yang didasarkan pada kesadaran bahwa
manusia adalah sederajat.

 Kata persatuan itu berarti dari berbagai suku, ras, agama di


Indonesia, kita tetap menjunjung satu tujuan yaitu Pancasila dan
Bhinneka Tunggal Ika, perbedaan yang ada di Indonesia ini
SILA KETIGA bukan untuk dipertentangkan, tetapi justru dijadikan alasan
untuk selalu bersatu.
 Mengutamakan kepentingan dan keselamatan negara dari pada
kepentingan pribadi.

 Pengurusan hak dan kewajiban rakyat Indonesia harus


dilakukan sesuai dengan karakteristik Indonesia yang dilakukan
SILA KEEMPAT secara musyawarah mufakat berdasarkan hikmat kebijaksanaan
dalam suatu lembaga perwakilan.

 Memberi jaminan hak tiap warganya untuk mencapai taraf


kehidupan yang layak dan terhormat sesuai dengan kodratnya.
SILA KELIMA  Keadilan merupakan hak yang dimiliki setiap orang, tanpa
terkecuali, dan memiliki kedudukan yang sama di mata hukum.
 Penerapan Makna Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari

1) Meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa


2) Memeluk suatu Agama tertentu dan menjalankan perintah
Agama yang dianut
SILA PERTAMA 3) Menghormati kebebasan orang merayakan hari besar
keagamaan sesuai keyakinan dan kepercayaan mereka
4) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada
orang lain

1) Tidak bertengkar dengan orang tua atau saudara serta


memiliki sikap saling peduli
2) Mau berteman dengan semua orang tanpa membeda-
SILA KEDUA bedakan suku, ras, dan agama
3) Menghargai perbedaan pendapat
4) Melakukan musyawarah mufakat jika ada perbedaan
pendapat atau keputusan
1) Menghargai Perbedaan
2) Menjalin kebersamaan
3) Menempatkan persatuan, kesatuan, dan kepentingan dan
SILA KETIGA keselamatan bangsa & negara di atas kepentingan pribadi
atau golongan
4) Memiliki sifat patriotisme
1) Tidak memaksakan kehendak terhadap orang lain
2) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama,
SILA KEEMPAT 3) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh
semangat kekeluargaan, akal sehat dengan hati nurani
yang luhur
1) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
SILA KELIMA 2) Berani membela kebenaran dan keadilan
 Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
Dalam buku "Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara" oleh Ronto, fungsi Pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa atau Way of Life mengandung makna bahwa semua
aktivitas kehidupan bangsa Indonesia sehari-hari harus sesuai dengan sila-sila dari Pancasila.
Hal ini dikarenakan pancasila sebagai ideologi terbuka bersifat aktual, dinamis, dan
antisipatif. Nilai-nilai dasar yang begitu kuat dalam Pancasila mampu memecahkan masalah-
masalah yang selalu berkembangnya zaman dan kondisi di masyarakat.

Nilai yang terkandung di Pancasila sebagai Ideologi Terbuka :

Nilai Dasar Nilai Instrumental Nilai Praksis

Mencakup ketuhanan, Mencakup arahan, kebijakan, Meliputi realisasi dari


kemanusiaan, persatuan, strategi, sasaran, dan lembaga instrumental yang sifatnya
kerakyatan, dan keadilan yang melaksanakannya. nyata dan bisa di gunakan
yang sifatnya universal dan untuk kehidupan bernegara.
mengandung cita-cita negara

Dimensi syarat Pancasila sebagai Ideologi Terbuka :

Menyangkut nilai dasar ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,


kerakyatan, dan keadilan. Keberadaan Pancasila sebagai Ideologi
Dimensi Idealistis ditinjau dari Segi Pandangan Hidup Bersama sebagai bangsa
Indonesia
Nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila diperjelas dengan
aturan atau sistem norma Negara yang mengatur sesuatu secara
Dimensi Normatif mendalam untuk pelaksanaannya melalui norma yang dibuat atau
diubah
Adanya norma mencerminkan Pancasila bisa hidup dalam segala
Dimensi Realistis keadaan yang sedang terjadi di Indonesia.

Perbedaan Ideologi Terbuka dan Tertutup

Perbedaan IDEOLOGI TERBUKA IDEOLOGI TERTUTUP

Ideologi terbuka , merupakan suatu Ideologi tertutup adalah


pemikiran yang terbuka. Ciri- pandangan hidup yang bersifat
cirinya: bahwa nilai-nilai dan cita- kaku, mutlak, dan tidak dapat
citanya tidak dapat dipaksakan dari dirubah–rubah kembali sehingga
PENGERTIAN luar, melainkan digali dan diambil ajaran yang menentukan tujuan
dari moral, budaya masyarakat itu serta norma politik dan sosial
sendiri memiliki sifat dinamis dan tidak dapat dipersoalkan lagi
dapat berinteraksi dengan
perkembangan zaman.

 Cerminan kekayaan budaya  Suatu kelompok orang yang


masyarakat bertekad untuk mengubah
 Berasal dari masyarakat dan memperbarui Masyarakat
 Bersifat dinamis  Budaya yang dipaksakan
CIRI-CIRI  Memberikan kebebeasan dalam masyarakat
 Berasal dari pemerintah
 Kaku dan otoriter
 Membatasi kebebasan

 Indonesia  Korea Utara


CONTOH  Korea Selatan  China
 Amerika Serikat.  Arab Saudi
 Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Indonesia

Pancasila adalah dasar falsafah negara, makna dari filosofis ini adalah bahwa dalam
setiap aspek penyelenggaraan negara harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Pancasila
sebagai dasar falsafah negara mempunyai dua pengertian yang keduanya merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan.

PENGERTIAN PERTAMA PENGERTIAN KEDUA

Pancasila merupakan satu satunya ideologi Pancasila merupakan dasar moral Negara
negara yang menjadi dasar utama dimana nilai ketuhanan yang didalamnya
pelaksanaan cita-cita pokok Negara yaitu tercantum ajaran tuhan dan nilai
masyarakat adil dan makmur materi dan kemanusiaan yang melahirkan hukum kodrat
spiritual dalam kerangka kemanusiaan yang dan hukum etik yang menjadi dasar
adil dan beradab yang dilandasi nilai pemikiran untuk mengatur tata masyarakat
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan dan dan sekaligus merupakan dasar filsafat
kerakyatan yang dirumuskan dalam hukum Indonesia.
pembukaan UUD 1945, khususnya dalam
Alinea ke IV yang menjadi dasar, jiwa,
sumber semangat, penyelenggaraan negara.

Pancasila sebagai dasar falsafah negara republik Indonesia secara resmi dihasilkan oleh
ppki pada tanggal 18 agustus 1945 dan tercantum dalam UUD 1945, diundangkan dalam
berarti negara republik Indonesia tahun II no 7 bersama dengan UUD 1945.
Secara yuridis Pancasila sebagai dasar filsafat negara tertuang dalam pembukaan UUD
1945 alinea IV yang berbunyi: “… maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu
dalam suatu Undang-Undang. Dasar negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan
negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada:
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,
serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Bukti-bukti Pancasila sebagai Dasar Falsafah Indonesia

1. Naskah pidato Ir. Soekarno tanggal 1 juni 1945


2. Naskah politik bersejarah, tanggal 22 juni 1945 alinea yang kemudian dijadikan naskah
rancangan pembukaan UUD 1945 (piagam Jakarta)
3. Naskah pembukaan UUD proklamasi 1945 Alinea IV.
4. Mukotdimah konstitusi republik Indonesia Serikat (RIS tangal 27 desember 1945, alinea
IV.
5. Mukotdimah UUD sementara republik Indonesia tangal 17 Agustus 1950.
6. Pembukaan UUD 1945 alinea IV setelah dekrit Presiden RI tanggal 5 Juni 1959.

 Impelemtasi dan Aktualisasi Pancasila

Pancasila berasal dari dua kata bahasa Sanskerta yaitu panca berarti lima dan sila berarti
prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan
bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Arti implementasi menurut KBBI adalah
pelaksanaan atau penerapan. Jadi pengertian dari Implementasi Pancasila adalah penerapan
atau pelaksanaan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila sebagai norma di dalam
kehidupan berbangsa, bernasyarakat, dan bernegara.
Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa,dan
bernegara diupayakan agar tidak mengakibatkan perpecahan yang merugikan setiap orang
bahkan dapat merugikan negara Indonesia. Nilai-nilai pancasila merupakan suatu ideologi
kehidupan bangsa Indonesia.Dalam kehidupan bernegara,pelaksanaan nilai Pancasila harus
terlibat dalam suatu hukum perundang-undangan yang legal di Indonesia.
Wujud Implementasi Pancasila

Pengembangan politik Negara terutama dalam proses


reformasi dewasa ini mencerminkan kepada moralitas
BIDANG POLITIK sebagaimana tertuang dalam sila-sila Pancasila dan
esensinya,sehingga praktek-praktek politik yang
menghalakan segala cara harus segera diakhiri.

Pancasila yang lebih tertuju kepada ekonomi


kerakyatan,yaitu ekonomi yang humanistic yang
BIDANG EKONOMI berorientasi pada tujuan demi kesejahteraan rakyat
secara luas. Maka sistem ekonomi Indonesia
berdasarkan atas azas kekeluargaan seluruh bangsa.

Pengembangan nilai sosial budaya di era reformasi


dewasa ini semua pihak turut ambil bagian
mengangkat kembali nilai-nilai yang dimiliki bangsa
BIDANG SOSIAL DAN BUDAYA Indonesia sebagaimana nilai-nilai yang terkandung di
dalam Pancasila yang pada hakikatnya bersifat
humanistik

Dasar-dasar kemanusiaan yang beradab merupakan


basis moralitas pertahanan dan keamanan negara.
Pertahanan dan keamanan negara harus
BIDANG PERTAHANAN DAN mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung
KEAMANAN dalam sila-sila pancasila yang menyatakan bahwa
Indonesia adalah Negara berdasar atas hukum,bukan
berdasar atas kekuatan belaka dapat terwujud adanya.
Aktualisasi Pancasila

OBYEKTIF SUBJEKTIF

Yaitu aktualisasi Pancasila dalam berbagai Aktualisasi Pancasila subyektif adalah


bidang kehidupan kenegaraan yang meliputi pelaksanaan Pancasila dalam setiap pribadi,
kelembagaan negara antara lain legislatif, perorangan, setiap warga negara, setiap
eksekutif maupun yudikatif. Selain itu juga individu, setiap penduduk, setiap penguasa
meliputi bidang – bidang aktualisasi lainnya dan setiap orang Indonesia dalam aspek
seperti politik, ekonomi, hukum terutama moral dalam kaitannya dengan hidup negara
dalam penjabaran ke dalam undang – dan masyarakat. Pelaksanaan Pancasila yang
undang, GBHN (Garis Besar Haluan subjektif akan terselenggara dengan baik
Negara), pertahanan keamanan, pendidikan apabila suatu keseimbangan kerohanian yang
maupun bidang kenegaraan lainnya mewujudkan suatu bentuk kehidupan dimana
kesadaran wajib hukum telah terpadu
menjadi kesadaran wajib moral.

Aktualisasi nilai Pancasila dituntut selalu mengalami pembaharuan. Hakikat


pembaharuan adalah perbaikan dari dalam dan melalui sistem yang ada. Atau dengan kata
lain, pembaharuan mengandaikan adanya dinamika internal dalam diri Pancasila.

Dinamika Pancasila dimungkinkan apabila ada daya refleksi yang mendalam dan
keterbukaan yang matang untuk menyerap, menghargai, dan memilih nilai-nilai hidup yang
tepat dan baik untuk menjadi pandangan hidup bangsa bagi kelestarian hidupnya di masa
mendatang. Sedangkan penerapan atau penolakan terhadap nilai-nilai budaya luar tersebut
berdasar pada relevansinya. Dalam konteks hubungan internasional dan pengembangan
ideologi, bukan hanya Pancasila yang menyerap atau dipengaruhi oleh nilai-nilai asing,
namun nilai-nilai Pancasila bisa ditawarkan dan berpengaruh, serta menyokong kepada
kebudayaan atau ideologi lain.

 Konsituti dan Dasar Hukum

Kata Konstitusi berarti “pembentukan”, berasal dari kata kerja “Constituer” {bahasa
prancis} yang berarti membentuk.Yang dibentuk adalah sebuah Negara. Konstitusi atau
undang-undang dasar (bahasa latin : constitutio) dalam negara adalah sebuah norma sistem
politik dan hukum bentukan pada pemerintahan negara biasanya dikodifikasikan sebagai
dokumen tertulis. Hukum ini tidak mengatur hal-hal yang terperinci,melainkan hanya
menjabarkan prinsip-prinsip yang menjadi dasar bagi peraturan peraturan lainnya.

Konstitusi dalam arti absolut mempunyai 4 sub pengertian, yaitu :

1. Konstitusi sebagai kesatuan organisasi yang mencakup hukum dan semua organisasi
yang ada di dalam negara
2. Konstitusi sebagai bentuk negara
3. Konstitusi sebagai faktor integrasi
4. Konstitusi sebagai sistem tertutup dari norma hukum yang tertinggi di dalam Negara

Secara global, isi konstitusi adalah sebagai berikut :

a) Bentuk dan Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia


b) Sistem Pemerintahan
c) Sistem Pertahanan Negara
d) Hak Asasi Manusia
e) Kewarganegaraan
Tujuan konstitusi secara global ada dua yaitu :

a) Mengadakan tata tertib dalam berbagai lembaga kenegaraan, baik dalam hal
kewenangannya maupun cara bekerjanya.
b) Mengadakan tata tertib dalam hal hak-hak asasi manusia yang harus dijamin
perlindungannnya.
Dalam Konstitusi terdapat tiga nilai

Suatu konstitusi yang resmi diterima oleh suatu bangsa dan bagi mereka
Nilai Normatif konstitusi itu tidak hanya berlaku dalam arti hukum (legal), tetapi juga
nyata berlaku dalam masyarakat dalam arti berlaku efektif dan
dilaksanakan secara murni dan konsekuen.
Suatu konstitusi yang menurut hukum berlaku , tetapi tidak sempurna.
Nilai Nominal Ketidaksempurnaan itu disebabkan pasal-pasal tertentu tidak berlaku /
tidak seluruh pasal – pasal yang terdapat dalam UUD itu berlaku bagi
seluruh wilayah negara.
Suatu konstitusi yang berlaku hanya untuk kepentingan penguasa saja.
Nilai Semantik Dalam memobilisasi kekuasaan, penguasa menggunakan konstitusi
sebagai alat untuk melaksanakan kekuasaan politik.

Fungsi pokok konstitusi adalah membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa,


sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Pemerintah sebagai
suatu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan oleh atas nama rakyat, terkait oleh beberapa
pembatasan dalam konstitusi negara, sehingga menjamin bahwa kekuasaan yang
dipergunakan untuk memerintah itu tidak disalahgunakan.

Klasifikasi Konstitusi dalam berbagai perspektif

A. Konstitusi tertulis dan Tidak tertulis


Ada 2 macam konstitusi, yaitu konstitusi tertulis (written constitution) dan tidak tertuli
(unwritten constitution). Menurut buku karangan Amos J. Peaslee ”Constitutions of
Nations”, hampir semua negara di dunia mempunyai konstitusi terulis. Hanya Inggris dan
Canada yang tidak mempunyai konstitusi tertulis. Sedangkan konstitusi tak tertulis itu seperti
halnya hukum tak tertulis yang berdasar atas adat kebiasaan

B. Berdasarkan Sifat Konstitusi

a) Konstitusi Rigid (kaku) adalah konstitusi yang bisa diamandemen, tetapi harus
melalui proses khusus.

b) Konstitusi Fleksibel adalah konstitusi yang dapat diamandemen tanpa melalui proses
khusus

C. Berdasarkan subyek yang berhak mengamandemen konstitusi.

a) Konstitusi yang supreme terhadap legislatif yaitu yang tidak dapat diamandemen
oleh badan legislatif.

b) Konstitusi yang tidak supreme terhadap legislatif

D. Berdasarkan Proses Pendistribusian Kekuasaan Pemerintahan.

a) Konstitusi Kesatuan adalah kekuasaan legislatif pusat dalam mengatur legislatif di


bawahnya.

b) Konstitusi Federal adalah kekuasaan pemerintah dibagi antara pemerintah untuk


seluruh negara dan pemerintah untuk negara- negara bagian.

 Pembukaan UUD
Makna pembukaan UUD 1945 secara keseluruhan yaitu merupakan sumber motivasi dan
aspirasi perjuangan serta tekad bangsa Indonesia untuk tetap hidup dalam suasana merdeka lahir
dan batin serta menjadi sumber cita-cita hukum dan moral dalam lingkup nasional maupun
internasional. Pembukaan UUD 1945 bernilai universal, yang artinya dijunjung tinggi oleh
bangsa-bangsa di seluruh dunia. Bagian UUD 1945 ini juga bernilai lestari, yang berarti mampu
menampung dinamika masyarakat dan tetap menjadi landasan perjuangan bangsa dan negara.

1) Keteguhan dan motivasi kuat bangsa Indonesia dalam membela


kebenaran dan keadilan untuk melawan penjajahan,
2) Pernyataan subjektif bangsa Indonesia untuk menentang dan
menghapus penjajahan di atas dunia.
Makna Alinea 1 3) Pernyataan objektif bangsa Indonesia bahwa perjanjian tidak sesuai
dengan peri kemanusiaan dari perikeadilan.
4) Pemerintah Indonesia mendukung kemerdekaan bagi setiap bangsa
untuk berdiri sendiri.
1) Kemerdekaan bangsa Indonesia dicapai melalui perjuangan melawan
penjajah.
2) Adanya momentum yang harus dimanfaatkan bangsa Indonesia
untuk menyatakan kemerdekaannya.
Makna Alinea 2 3) Bagi bangsa Indonesia, kemerdekaan bukan akhir perjuangan.
Kemerdekaan harus diisi dengan berbagai hal yang bertujuan untuk
mewujudkan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat,
adil, dan makmur.
1) Kemerdekaan dicapai bangsa Indonesia tidak hanya karena faktor
material, tetapi juga karena berkat dari rahmat Tuhan yang Maha
Kuasa. Hal ini menjadi motivasi spiritual yang memperkuat
keinginan bangsa Indonesia untuk hidup bebas.
Makna Alinea 3 2) Keinginan seluruh bangsa Indonesia pada suatu kehidupan yang
berkesinambungan antara kehidupan material dan spiritual, serta
kehidupan dunia maupun akhirat.
3) Pengukuhan pernyataan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
1) Adanya fungsi sekaligus tujuan negara Indonesia setelah merdeka
2) Keberadaan UUD Negara Republik Indonesia juga untuk
Makna Alinea 4 meneguhkan kemerdekaan bangsa Indonesia dan tujuannya setelah
merdeka sebagai Negara.
3) Indonesia berkedaulatan rakyat dengan Pancasila sebagai dasar
Negara.

Pokok-Pokok Pikiran Dalam Pembukaan

Terkandung dalam kalimat yang berbunyi: “Negara melindungi


segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan
berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi
Persatuan seluruh rakyat Indonesia.” Dalam kalimat tersebut, dijelaskan secara
tersurat dan tersirat bahwa setiap warga negara tanpa mengenai latar
belakang apa pun harus mengutamakan kepentingan negara di atas
kepentingan individu dan golongan.

Terkandung dalam kalimat yang berbunyi: “Negara ingin mewujudkan


keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” Dalam kalimat tersebut,
Keadilan Sosial dijelaskan secara tersurat dan tersirat bahwa kesejahteraan dan
kemakmuran harus terwujud secara merata bagi seluruh warga negara
Indonesia

Terkandung dalam kalimat yang berbunyi: “Negara yang berkedaulatan


rakyat, dengan berdasarkan kepada kerakyatan dan permusyawaratan
Kedaulatan Rakyat serta perwakilan.” Dalam kalimat tersebut, dijelaskan secara tersurat
dan tersirat bahwa demokrasi yang digunakan di Indonesia
menempatkan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi.
Terkandung dalam kalimat yang berbunyi: “Negara berdasarkan kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.” Dalam kalimat tersebut, dijelaskan secara tersurat dan tersirat
Ketuhanan bahwa negara mengakui keberadaan Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu,
negara menjunjung tinggi kebebasan warga negara dalam beribadah
sesuai kepercayaan dan agama yang dianut.

Hubungan Pokok Pikiran Dalam Pembukaan Dengan Pasal-Pasal UUD 1945

Pembukaan UUD 1945 mempunyai fungsi atau hubungan langsung dengan Batang
Tubuh UUD 1945, karena Pembukaan UUD 1945 mengandung pokok-pokok pikiran yang
dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal di Batang Tubuh UUD 1945 tersebut. Batang
Tubuh UUD 1945 terdiri dari rangkaian pasal-pasal merupakan perwujudan pokok-pokok
pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945

Hubungan Secara Material Hubungan Secara Formal

Secara tertib hukum Indonesia dijabarkan Berdasarkan tempat terjadinya pancasila


dari nilai-nilai yang terkandung dalam secara formal dapat disimpulkan sebagai
pancasila. Suasana kebatinan UUD 1945 berikut :
tidak lain dijiwai atau bersumber pada dasar Rumusan pancasila sebagai Dasar Negara
filsafat negara Pancasila. Pembukaan UUD Republik Indonesia. Pembukaan UUD
1945 mempunyai fungsi hubungan langsung berdasarkan pengertian ilmiah adalah pokok
yang bersifat kausal organis dengan batang kaidah negara yang fundamental terhadap
tubuh UUD 1945, karena isi pembukaan tertib hukum Indonesia. Pembukaan UUD
dijabarkan kedalam UUD 1945. Dasar yang intinya adalah pancasila tidak
filsafat negara UUD 1945 merupakan satu tergantung pada batang tubuh (pasal-pasal)
kesatuan, bahkan merupakan rangkaian UUD 1945 bahkan sumbernya. Pancasila
kesatuan nilai dan norma terpadu. Intisari dapat disimpulkan mempunyai hakikat, sifat,
nya merupakan penjelmaan dari dasar filsafat kedudukan dan fungsi sebagai pokok kaidah
pancasila. negara yang fundamental.

 Sejarah Ketatanegaraan Indonesia

Undang-Undang Dasar adalah lnduk dari segala peraturan. Oleh sebab ilu Undang
Undang Dasar ditetapkan oleh kekuasaan tertinggi dalam Negara. Dalam ncgara yang demokratis
Undang Undang Dasar itu ditetapkan oleh rakyat dengan perantaraan badan perwakilan. Sistem
ketatanegaraan Indonesia mengalami perubahan mendasar seiring dengan terjadinya perubahan
konstelasi politik.

Empat macam Undang Undang yang pernah berlaku

Periode 18 (Penetapan Pada tanggal 18 Agustus 1945 Rancangan Undang-


Agustus 1945 – 27 Undang-Undang Undang disahkan oleh PPKI sebagai Undang-
Desember 1949 Dasar 1945) Undang Dasar Republik Indonesia setelah
mengalami beberapa proses.

Periode 27 (Penetapan Terjadinya agresi Belanda 1 pada tahun 1947 dan


Desember 1949 – konstitusi Republik agresi 2 pada tahun 1948 yang mengakibatkan
17 Agustus 1950 Indonesia Serikat) diadakannya KMB yang melahirkan negara
Republik Indonesia Serikat. Sehingga UUD hanya
berlaku untuk negara Republik Indonesia Serikat
saja.
Periode 17 (Penetapan Serikat tidak bertahan lama karena terjadinya
Agustus 1950 – 5 Undang-Undang penggabungan dengan Republik Indonesia. Pada
Juli 1959 Dasar Sementara tanggal 14 Agustus 1950 dan berlakulah undang-
1950) undang dasar baru itu pada tanggal 17 Agustus
1950.
Periode 5 Juli 1959 (Penetapan Dengan dekrit Presiden 5 Juli 1959 berlakulah
– sekarang berlakunya kembali kembali Undang-Undang Dasar 1945. Dan
Undang-Undang perubahan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Dasar 1945) Sementara karena dianggap kurang mencerminkan
pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945 secara
murni dan konsekuen.
Perubahan Pasal dalam Amandemen

 Amandemen pertama UUD 1945 dilaksanakan dalam


sidang umum MPR dari tanggal 14 hingga 21 Oktober
1999. Amandemen ini terdiri dari 9 pasal, yaitu pasal 5,
AMANDEMEN pasal 7, pasal 9, pasal 13, pasal 14, pasal 15, pasal 17, pasal
PERTAMA 20, dan pasal 21.
 Inti dari amandemen pertama UUD 1945 adalah pergeseran
kekuasaan presiden atau legislatif yang dinilai terlalu kuat.
 Amandemen kedua disahkan pada tanggal 18 Agustus 2000
melalui sidang tahunan MPR. Total sebanyak 5 bab dan 25
pasal yang diamandemenkan, yaitu pasal 18, pasal 18A,
pasal 18B, pasal 19, pasal 20, pasal 20A, pasal 22A, pasal
22B, pasal 25E, pasal 26, pasal 27, pasal 28A, pasal 28B,
AMANDEMEN pasal 28C, pasal 28D, pasal 28E, pasal 28F, pasal 28G,
KEDUA pasal 28H, pasal 28I, pasal 28J, pasal 30, pasal 36A, pasal
36B, dan pasal 36C. Adapun bab yang diamandemenkan
adalah Bab IXA, Bab X, Bab XA, Bab XII, dan Bab XV.
 Perubahan amandemen kedua adalah mengenai DPR dan
kewenangannya, pemerintah daerah, hak asasi manusia,
lambang negara, serta lagu kebangsaan.

 Dilakukan dalam sidang tahunan MPR sejak tanggal 1


hingga 9 November 2001, amandemen ketiga disahkan
pada tanggal 10 November 2001. Amandemen dilakukan
pada 3 bab dan 22 pasal, yakni pasal 1, pasal 3, pasal 6,
AMANDEMEN pasal 6A, pasal 7A, pasal 7B, pasal 7C, pasal 8, pasal 11,
KETIGA pasal 17, pasal 22C, pasal 22D, pasal 22E, pasal 23, pasal
23A, pasal23C, pasal 23E, pasal 23F, pasal 23G, pasal 24,
pasal 24A, pasal 24B, dan pasal 24C, serta Bab VIIA, Bab
VIIB, dan Bab VIIIA.
 Dalam amandemen ketiga, perubahan yang dilakukan
adalah mengenai kewenangan MPR, kepresidenan,
impreachment, bentuk dan kedaulatan negara, keuangan
negara, serta kekuasaan kehakiman.
 Amandemen keempat dilakukan dalam sidang tahunan
MPR pada tanggal 1-11 Agustus 2002, dan disahkan pada
tanggal 11 Agustus 2002. Terdapat 2 bab dan 13 pasal yang
diubah pada amandemen ini, yakni pasal 2, pasal 6A, pasal
8, pasal 11, pasal 16, pasal 23B, pasal 23D, pasal 24, pasal
AMANDEMEN 31, pasal 32, pasal 33, pasal 34, dan pasal 3. Adapun bab
KEEMPAT yang diamandemenkan adalah Bab XIII dan Bab XIV.
 Inti perubahan dari amandemen keempat adalah mengenai
penggantian presiden, DPD sebagai bagian dari MPR,
pernyataan perang, perdamaian dan perjanjian, pendidikan
dan kebudayaan, perekonomian nasional dan kesejahteraan
sosial, mata uang, dan bank sentral.

 PERUBAHAN SETIAP PASAL AMANDEMEN 1 TAHUN 1999

PASAL AWAL DIUBAH MENJADI


(1) Presiden memegang kekuasaan (1) Presiden berhak mengajukan
Pasal 5 membentuk undang-undang dengan rancangan undang-undang kepada Dewan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. Perwakilan Rakyat.
Presiden dan Wakil Presiden Presiden dan Wakil Presiden memegang
memegang jabatannya selama masa jabatan selama lima tahun, dan
Pasal 7 lima tahun, dan sesudahnya dapat sesudahnya dapat dipilih kembali dalam
dipilih kembali. jabatan yang sama, hanya untuk satu kali
masa jabatan.
(1) Sebelum memangku jabatannya,
(1) Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan Wakil Presiden bersumpah
Presiden dan Wakil Presiden menurut agama, atau berjanji dengan
bersumpah menurut agama, atau sungguh-sungguh di hadapan Majelis
Pasal 9 berjanji dengan sungguh-sungguh di Permusyawaratan Rakyat atau Dewan
hadapan Majelis Permusyawaratan Perwakilan Rakyat
Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat
(2) Jika Majelis Permusyawaratan Rakyat
atau Dewan Perwakilan Rakyat tidak
dapat mengadakan sidang, Presiden dan
Wakil Presiden bersumpah menurut
agama, atau berjanji dengan sungguh-
sungguh di hadapan pimpinan Majelis
Permusyawaratan Rakyat dengan
disaksikan oleh Pimpinan Mahkamah
Agung.
(1) Presiden mengangkat duta dan
konsul.
(1) Presiden mengangkat duta dan
konsul. (2) Dalam hal mengangkat duta, Presiden
Pasal 13 memperhatikan pertimbangan Dewan
(2) Presiden menerima duta negara Perwakilan Rakyat.
lain.
(3) Presiden menerima penempatan duta
negara lain dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.

(1) Presiden memberi grasi dan


rehabilitasi dengan memperhatikan
Presiden memberi grasi, amnesti, pertimbangan Mahkamah Agung.
Pasal 14 abolisi, dan rehabilitasi.
(2) Presiden memberi amnesti dan abolisi
dengan memperhatikan pertimbangan
Dewan Perwakilan Rakyat.
Presiden memberi gelar tanda jasa, dan
Pasal 15 Presiden memberi gelaran, tanda jasa lain-lain tanda kehormatan yang diatur
dan lain-lain tanda kehormatan. dengan undang-undang.

(2) Menteri-menteri itu diangkat dan (2) Menteri-menteri itu diangkat dan
diberhentikan oleh Presiden. diberhentikan oleh Presiden.
Pasal 17
(3) Menteri-menteri itu memimpin (3) Setiap menteri membidangi urusan
Departemen Pemerintahan. tertentu dalam pemerintahan.

(1) Dewan Perwakilan Rakyat memegang


(1) Tiap-tiap undang-undang kekuasaan membentuk undang-undang.
menghendaki persetujuan Dewan
Perwakilan rakyat. (2) Setiap rancangan undang-undang
dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat
(2) Jika sesuatu rancangan undang- dan Presiden untuk mendapat persetujuan
Pasal 20 undang tidak mendapat persetujuan bersama.
Dewan Perwakilan rakyat, maka
rancangan tadi tidak boleh diajukan (3) Jika rancangan undang-undang itu
lagi dalam persidangan Dewan tidak mendapat persetujuan bersama,
Perwakilan rakyat masa itu. rancangan undang-undang itu tidak boleh
dimajukan lagi dalam persidangan
Dewan Perwakilan Rakyat masa itu.

(4) Presiden mengesahkan rancangan


undang-undang yang telah disetujui
bersama untuk menjadi undang-undang.

(1) Anggota-anggota Dewan


Perwakilan rakyat berhak memajukan
rancangan undang-undang.

(2) Jika rancangan itu, meskipun Anggota Dewan Perwakilan Rakyat


Pasal 21 disetujui oleh Dewan Perwakilan berhak mengajukan usul rancangan
rakyat, tidak disahkan oleh Presiden, undang-undang.
maka rancangan tadi tidak boleh
dimajukan lagi dalam persidangan
Dewan Perwakilan Rakyat masa itu.

 PERUBAHAN SETIAP PASAL AMANDEMEN 2 TAHUN 2000

PASAL AWAL DIUBAH MENJADI


(1) Negara Kesatuan Republik Indonesia
dibagi atas daerah-daerah provinsi dan
daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten
dan kota, yang tiap-tiap provinsi,
kabupaten, dan kota mempunyai
pemerintah daerah, yang diatur dengan
Pembagian daerah Indonesia atas undang-undang.
daerah besar dan kecil, dengan bentuk
susunan pemerintahannya ditetapkan (2) Pemerintah daerah provinsi, daerah
dengan undang-undang, dengan kabupaten, dan kota mengatur dan
Pasal 18 memandang dan mengingati dasar mengurus sendiri urusan pemerintahan
permusyawaratan dalam sistem menurut asas otonomi dan tugas
pemerintahan negara, dan hak-hak asal- pembantuan.
usul dalam daerah-daerah yang bersifat
istimewa (3) Pemerintahan daerah provinsi, daerah
kabupaten, dan kota memiliki Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-
anggotanya dipilih melalui pemilihan
umum.

(4) Gubernur, Bupati, dan Wali kota


masing-masing sebagai kepala
pemerintah daerah provinsi, kabupaten,
dan kota dipilih secara demokratis.

(5) Pemerintah daerah menjalankan


otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan
pemerintahan yang oleh undang-undang
ditentukan sebagai urusan Pemerintah
Pusat.
(6) Pemerintah daerah berhak
menetapkan peraturan daerah dan
peraturan-peraturan lain untuk
melaksanakan otonomi dan tugas
pembantuan.

(7) Susunan dan tata cara


penyelenggaraan pemerintahan daerah
diatur dalam undang-undang.

(1) Anggota Dewan Perwakilan Rakyat


(1) Susunan Dewan Perwakilan Rakyat dipilih melalui pemilihan umum.
ditetapkan dengan undang-undang.
(2) Susunan Dewan Perwakilan Rakyat
Pasal 19 (2) Dewan Perwakilan Rakyat diatur dengan undang-undang.
bersidang sedikitnya sekali dalam
setahun. (3) Dewan Perwakilan Rakyat bersidang
sedikitnya sekali dalam setahun.

(1) Dewan Perwakilan Rakyat memegang


kekuasaan membentuk undang-undang.
(1) Tiap-tiap undang-undang
menghendaki persetujuan Dewan (2) Setiap rancangan undang-undang
Perwakilan Rakyat. dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat
dan Presiden untuk mendapat persetujuan
(2) Jika sesuatu rancangan undang- bersama.
undang tidak mendapat persetujuan
Dewan Perwakilan Rakyat, maka (3) Jika rancangan undang-undang itu
Pasal 20 rancangan tadi tidak boleh dimajukan tidak mendapat persetujuan bersama,
lagi dalam persidangan Dewan rancangan undang-undang itu tidak boleh
Perwakilan Rakyat masa itu. diajukan lagi dalam persidangan Dewan
Perwakilan Rakyat masa itu.

(4) Presiden mengesahkan rancangan


undang-undang yang telah disetujui
bersama untuk menjadi undang-undang.
Diubah menjadi:
(5) Dalam hal rancangan undang-undang
yang telah disetujui bersama tersebut
tidak disahkan oleh Presiden dalam
waktu tiga puluh hari semenjak
rancangan undang-undang tersebut
disetujui, rancangan undang-undang
tersebut sah menjadi undang-undang dan
wajib diundangkan.
(1) Yang menjadi warga negara ialah (2) Penduduk ialah warga negara
orang-orang bangsa Indonesia asli dan Indonesia dan orang asing yang
orang-orang bangsa lain yang disahkan bertempat tinggal di Indonesia.
dengan undang-undang sebagai warga
negara. (3) Hal-hal mengenai warga negara dan
Pasal 26 penduduk diatur dengan undang-undang.
(2) Syarat-syarat yang mengenai
kewarganegaraan ditetapkan dengan
undang-undang.

(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan


wajib ikut serta dalam usaha pertahanan
dan keamanan negara.

(2) Usaha pertahanan dan keamanan


negara dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta
oleh Tentara Nasional Indonesia dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia
sebagai kekuatan utama, dan rakyat,
(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan sebagai kekuatan pendukung.
wajib ikut serta dalam usaha pembelaan
negara. (3) Tentara Nasional Indonesia terdiri
atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan
(2) Syarat-syarat tentang pembelaan Angkatan Udara, sebagai alat negara
Pasal 30 diatur dengan undang-undang. bertugas mempertahankan, melindungi,
dan memelihara keutuhan dan kedaulatan
negara.

(4) Kepolisian Negara Republik


Indonesia sebagai alat negara yang
menjaga keamanan dan ketertiban
masyarakat bertugas melindungi,
mengayomi, melayani masyarakat serta
menegakkan hukum

(5) Susunan dan kedudukan Tentara


Nasional Indonesia, Kepolisian Negara
Republik Indonesia, hubungan
kewenangan Tentara Nasional Indonesia
dan Kepolisian Negara Republik
Indonesia di dalam menjalankan
tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan
warga negara dalam usaha pertahanan
dan keamanan negara, serta hal-hal yang
terkait dengan pertahanan dan keamanan
diatur dengan undang-undang.

 PERUBAHAN SETIAP PASAL AMANDEMEN 3 TAHUN 2001

PASAL AWAL DIUBAH MENJADI


(1) Negara Indonesia ialah negara (2) Kedaulatan berada di tangan rakyat
kesatuan yang berbentuk Republik. dan dilaksanakan menurut Undang-
Undang Dasar.
Pasal 1 (2) Kedaulatan adalah di tangan rakyat,
dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis (3) Negara Indonesia adalah negara
Permusyawaratan Rakyat. hukum.
(1) Majelis Permusyawaratan Rakyat
berwenang mengubah dan menetapkan
Undang-Undang Dasar.

Majelis Permusyawaratan Rakyat (3) Majelis Permusyawaratan Rakyat


menetapkan Undang-Undang Dasar melantik Presiden dan/atau Wakil
Pasal 3 dan garis-garis besar daripada haluan Presiden.
Negara.
(4) Majelis Permusyawaratan Rakyat
hanya dapat memberhentikan Presiden
dan/atau Wakil Presiden dalam masa
jabatannya menurut Undang-Undang
Dasar.

(1) Presiden ialah orang Indonesia asli. (1) Calon Presiden dan calon Wakil
Presiden harus warga negara Indonesia
(2) Presiden dan Wakil Presiden dipilih sejak kelahirannya dan tidak pernah
Pasal 6 oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat menerima kewarganegaraan lain karena
dengan suara yang terbanyak. kehendaknya sendiri, tidak pernah
mengkhianati negara, serta mampu secara
rohani dan jasmani untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya sebagai Presiden
dan Wakil Presiden.

(2) Syarat-syarat untuk menjadi Presiden


dan Wakil Presiden diatur lebih lanjut
dengan undang - undang.

(1) Jika Presiden mangkat, berhenti,


diberhentikan, atau tidak dapat
melakukan kewajibannya dalam masa
jabatannya, ia digantikan oleh Wakil
Presiden sampai masa jabatannya.
Jika Presiden mangkat, berhenti, atau
Pasal 8 tidak dapat melakukan kewajibannya (2) Dalam hal terjadi kekosongan Wakil
dalam masa jabatannya, ia diganti oleh Presiden, selambat-lambatnya dalam
Wakil Presiden sampai habis waktunya. waktu enam puluh hari, Majelis
Permusyawaratan Rakyat
menyelenggarakan sidang untuk memilih
Wakil Presiden dari dua calon yang
diusulkan oleh Presiden.
(2) Presiden dalam membuat perjanjian
internasional lainnya yang menimbulkan
akibat yang luas dan mendasar bagi
kehidupan rakyat yang terkait dengan
beban keuangan negara, dan/atau
Presiden dengan persetujuan Dewan mengharuskan perubahan atau
Pasal 11 Perwakilan Rakyat menyatakan perang, pembentukan undang-undang harus
membuat perdamaian dan perjanjian dengan persetujuan Dewan Perwakilan
dengan negara lain. Rakyat.

(3) Ketentuan lebih lanjut tentang


perjanjian internasional diatur dengan
undang-undang.

(1) Presiden dibantu oleh menteri-


menteri negara.

(2) Menteri-menteri itu diangkat dan (4) Pembentukan, pengubahan, dan


Pasal 17 diperhentikan oleh Presiden. pembubaran kementrian negara diatur
dalam undang-undang.
(3) Menteri-menteri itu memimpin
departemen pemerintahan.

(1) Anggaran pendapatan dan belanja (1) Anggaran pendapatan dan belanja
Pasal 23 ditetapkan tiap-tiap tahun dengan negara sebagai wujud dari pengelolaan
undang-undang. Apabila Dewan keuangan negara ditetapkan setiap tahun
Perwakilan Rakyat tidak menyetujui dengan undang-undang dan dilaksanakan
anggaran yang diusulkan pemerintah, secara terbuka dan bertanggungjawab
maka pemerintah menjalankan untuk sebesar-besarnya kemakmuran
anggaran tahun yang lalu. rakyat.

(2) Segala pajak untuk keperluan (2) Rancangan undang-undang anggaran


negara berdasarkan undang-undang. pendapatan dan belanja negara diajukan
oleh Presiden untuk dibahas bersama
(3) Macam dan harga mata uang Dewan Perwakilan Rakyat dengan
ditetapkan dengan undang-undang. memperhatikan pertimbangan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah.
(4) Hal keuangan negara selanjutnya
diatur dengan undang-undang. (3) Apabila Dewan Perwakilan Rakyat
tidak menyetujui Rancangan anggaran
(5) Untuk memeriksa tanggung jawab pendapatan dan belanja negara yang
tentang keuangan negara diadakan diusulkan oleh Presiden, Pemerintah
suatu Badan Pemeriksa Keuangan, menjalankan Anggaran Pendapatan dan
yang peraturannya ditetapkan dengan Belanja Negara tahun yang lalu.
undang-undang. Hasil pemeriksaan itu
diberitahukan kepada Dewan
Perwakilan Rakyat.

(1) Kekuasaan kehakiman merupakan


kekuasaan yang merdeka untuk
(1) Kekuasaan Kehakiman dilakukan menyelenggarakan peradilan guna
oleh sebuah Mahkamah Agung dan menegakkan hukum dan keadilan.
lain-lain badan kehakiman menurut
undang-undang. (2) Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh
Pasal 24 sebuah Mahkamah Agung dan badan
(2) Susunan dan kekuasaan badan peradilan yang berada di bawahnya
kehakiman itu diatur dengan undang- dalam lingkungan peradilan umum,
undang. lingkungan peradilan agama, lingkungan
peradilan militer, lingkungan peradilan
tata usaha negara, dan oleh sebuah
Mahkamah Konstitusi.

 PERUBAHAN SETIAP PASAL AMANDEMEN 4 TAHUN 2002

 PENGHAPUSAN BAB IV DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG

ATURAN PERALIHAN

Segala peraturan perundang-undangan yang ada masih tetap berlaku


Pasal I selama belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini.

Semua lembaga negara yang ada masih tetap berfungsi sepanjang


Pasal II untuk melaksanakan ketentuan Undang-Undang Dasar dan belum
diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini.

Mahkamah Konstitusi dibentuk selambat-lambatnya pada 17 Agustus


Pasal III 2003 dan sebelum dibentuk segala kewenangannya dilakukan oleh
Mahkamah Agung.

ATURAN TAMBAHAN

Pasal I Pasal II

Majelis Permusyawaratan Rakyat ditugasi Dengan ditetapkannya perubahan Undang-


untuk melakukan peninjauan terhadap materi Undang Dasar ini, Undang-Undang Dasar
dan status hukum Ketetapan Majelis Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terdiri
Permusyawaratan Rakyat Sementara dan atas Pembukaan dan pasal-pasal.
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
untuk diambil putusan pada Sidang Majelis
Permusyawaratan Rakyat 2003.

Anda mungkin juga menyukai