Anda di halaman 1dari 7

SOAL ESSAY NASIONALISME

NILAI-NILAI DASAR ASN

AGENDA 2

1. Bagaimana konsep PNS sebagai perekat dan pemersatu bangsa sesuai


dengan UU ASN no. 5 Tahun 2014 ?

2. Bagaimana penerapan sila-sila Pancasila, berikut nilai-nilai dari sila-sila


tersebut di lingkungan pekerjaan anda ! uraikan dan berikan contoh-
contoh konkritnya !

3. Bagaimanakah peran negara dalam mewujudkan konsep kesejahteraan


umum sesuai dengan amanat undang-undang ?

SELAMAT MENGERJAKAN
LEMBAR JAWABAN

NAMA : BUDI ARTIYANINGRUM, S.K.M


ANGKATAN : CVII
KELAS : KELOMPOK 2
NOMOR ABSEN : 25

1. PNS sebagai pererat dan pemersatu bangsa


Dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa PNS harus
memiliki jiwa korsa ASN yang baik, terkait dengan pentingnya membangun
dan menegakkan rasa kebanggaan, kedisiplinan ASN, menghindari
tumbuhnya ego sektoral, ego institusional, ego kedaerahan, dan ego
kepentingan pribadi. Bersikap netral merupakan salah satu cara PNS sebagai
bagian dari Aparatur sipil negara (ASN) untuk dapat mempersatukan bangsa.
Sehingga dengan hal tersebut dapat meningkatkan fungsi ASN sebagai
perekat dan pemersatu bangsa.

2. Nilai-nilai Pancasila
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Dalam sila ini terkandung nilai bahwa negara yang didirikan adalah
sebagai pengejawantahan tujuan manusia sebagai mahkluk Tuhan Yang
Maha Esa. Segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan dan
penyelenggaraan negara bahkan moral penyelenggara negara, politik negara,
pemerintahan negara, hukum dan peraturan perundang-undangan negara,
kebebasan dan HAM harus di jiwai nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.
Sebagai Warga Negara Indonesia mempercayai dan bertakwa pada
Tuhan dengan cara yang sesuai dengan agama serta kepercayaan
masing-masing orang.
Contoh:
 Memiliki keyakinan terhadap adanya Tuhan yang Maha Esa dengan
sifatnya yang Maha Sempurna.
 Bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dengan cara menjalankan
semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
 Tidak memaksakan agama tertentu dan saling menghormati kebebasan
beragama.
 Memiliki sikap toleransi antara pemeluk agama yang berbeda-beda.
 Memiliki kebebasan dalam menjalankan ibadah sesuai dengan agama
dan kepercayaannya masing-masing.
 Hidup rukun antar umat beragama dengan tidak membeda-bedakan
agama dalam bergaul

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab


Dalam sila ini terkandung nilai-nilai bahwa negara harus menjunjung
tinggi harkat dan martabat manusia sebagai mahkluk yang beradab.
Dalam kehidupan bersama bernegara harus di jiwai oleh moral
kemanusiaan untuk saling menghormati dan menghargai. Dan setiap
manusia memiliki derajat yang sama, saling menjaga, dan bekerja
sama untuk kedamaian negara.
Contoh:
 Mengakui harkat dan martabat manusia sebagai makhluk ciptaan
Tuhan.
 Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
 Saling mencintai sesama manusia dengan tidak membeda-bedakan
ras, suku, agama maupun kekayaan.
 Mengembangkan sikap tenggang rasa, bersikap adil dan menghargai
orang lain.
 Memiliki keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati
hak-hak orang lain.
 Menghormati hak-hak orang lain dengan cara mendengarkan pendapat
dan meminta izin ketika masuk rumah orang lain.
 Suka melakukan kegiatan kemanusiaan dengan membantu orang lain
 Menghargai hasil karya orang lain dengan sikap tidak mencela,
menghina, maupun mengejek hasil pekerjaan teman.

3. Persatuan Indonesia
Dalam sila ini terkandung nilai bahwa negara adalah penjelmaan sifat
kodrat manusia monodualis, yaitu sebagai mahkluk individu dan makhluk
sosial. Adanya perbedaan bukan untuk menjadi konflik dan permusuhan,
melainkan diarahkan pada suatu yang saling menguntungkan, yakni
persatuan dalam kehidupan bersama untuk mewujudkan tujuan bersama.
Warga negara harus menempatkan kesatuan, persatuan, dan
kepentingan negara di atas kepentingan masing-masing.
Contoh:
 Memiliki sikap cinta tanah air dan rela berkorban demi kepentingan
bangsa dan negara.
 Menjaga lingkungan sekitar dan menghindari kerusakan sebagai
bentuk cinta tanah air.
 Mengakui keberagaman suku bangsa dan budaya di Indonesia, serta
tidak membeda-bedakan dalam pergaulan.
 Menempatkan persatuan dan kesatuan di atas kepentingan pribadi,
kelompok, atau golongan tertentu.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


pemusyawaratan/perwakilan
Dalam sila ini terkandung nilai demokrasi yang secara mutlak harus
dilaksanakan dalam hidup berbangsa dan bernegara. Warga negara
tidak bisa memaksakan kehendak pada orang lain dan harus
mengutamakan kepentingan orang lain. Perbedaan cara pandang
harus diselesaikan dengan cara bermusyawarah.
Contoh:
 Setiap warga negara memiliki kedudukan, hak, dan kewajiban yang
sama.
 Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
 Melakukan musyawarah untuk mencapai mufakat untuk menumbuhkan
semangat kekeluargaan.
 Menghormati dan menjujung tinggi setiap hasil keputusan
musyawarah.
 Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan demi
kepentingan Bersama.

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia


Dalam sila kelima ini terkandung nilai-nilai yang merupakan tujuan
negara sebagai tujuan dalam hidup bersama, mengembangkan
perbuatan luhur dengan cara kekeluargaan, gotong-royong, dan
bersikap adil. Menciptakan kesejahteraan sosial tanpa adanya
kesenjangan. Dan nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan
bersosial.
Contoh:
 Bersikap adil dalam hal ekonomi,sosial,dan politik.
 Suka menolong orang lain, dan bergotong-royong.
 Mendukung kemajuan dan pembangunan Indonesia.
 Berani memperjuangkan keadilan baik untuk diri sendiri maupun orang
lain.
 Tidak melakukan perbuatan yang dapat merugikan kepentingan umum.
3. Peran negara dalam mewujudkan konsep kesejahteraan umum
Amanat Konstitusi yaitu UUD 1945, pada Pembukaan ada frasa yang
berbunyi “memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa yang didasarkan pada prinsip keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia”. Tujuan yang dimuat di dalam pembukaan tersebut dilanjutkan
pada batang tubuh UUD 1945 dituangkan dalam pasal-pasal 27 ayat (2), 31,
32, 33, dan 34.
 Pasal 27 ayat (2) menentukan bahwa tiap-tiap warga negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan,
 Pasal 31 menentukan bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapat
pengajaran. Sementara itu,
 Pasal 32 menentukan mengenai tugas pemerintah untuk memajukan
kebudayaan nasional
 Pasal 33 mengatur mengenai masalah ekonomi, yang menganut
sistem kekeluargaan, dan menentukan bahwa cabang-cabang
produksi yang penting bagi rakyat dan bumi dan air, dan kekayaan
alam yang ada di atasnya dikuasai oleh negara.
 Pasal 34 menentukan bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar
dipelihara oleh negara. Sedang
Setelah amandemen atas UUD 1945 khususnya dengan amandemen
kedua, pasal-pasal mengenai ekonomi dan kesejahteraan rakyat ditambah,
yaitu dengan pasal 28H yang berbunyi :
o Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,
dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan,
o Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus
untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna
mencapai persamaan dan keadilan,
o Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang
bermartabat,
o Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik
tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapa
pun.
Dalam implementasi untuk melaksanakan Konstitusi UUD 1954,
sebagai negara kesejahteraan, maka pemerintah telah menerbitkan berbagai
peraturan perundang-undangan agar target setting yang ingin dicapai dapat
dilaksanakan oleh penyelenggaran negara yaitu Pemerintah dengan
perangkat birokrasi dan keterlibatan seluruh masyarakat. Ada 7 indikator
utama kesejahteraan yang harus dilaksanakan pemerintah sebagai negara
kesejahteraan.
1. Urusan Kependudukan, telah ada Undang-Undang Nomor 24 tahun
2013 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan;
2. Urusan Kesehatan ada Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan, yang merupakan pengganti UU Nomor 23 Tahun
1992 tentang Kesehatan;
3. Urusan Pendidikan telah ada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional;
4. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
5. Urusan Pangan terkait Taraf dan Pola Konsumsi ada Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 2012 tantang Pangan;
6. Urusan Perumahan telah diterbitkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2011 tantang Perumahan dan Kawasan Pemukiman,
7. Kesejahteraan sosial dan kemiskinan diatur dalam Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial dan Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin.
Tekait Jaminan Sosial telah diterbitkan Undang-Undang Nomor 40
Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, dan Undang-
Undang Nomor 24 Tahun2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial.
Dan tentunya sebagai tindak lanjut dan penjabaran dari Undang-
Undang tersebut diatas, telah diterbitkan puluhan Peraturan Pemerintah ,
Peraturan Presiden, Peraturan Menteri sebagai implementasi teknis dari
amanat Konstitusi sebagai Negara Kesejahteraan. Dengan adanya
seperangkat aturan pelaksanaan sebagai implementasi amanat Konstitusi,
baik berupa peraturan pemerintah, peraturan presiden, keputusan presiden,
instruksi presiden, peraturan menteri, keputusan menteri, peraturan daerah
(Perda) propinsi/kab/kota, peraturan gubernur, instruksi gubernur, peraturan
bupati/walikota, instruksi bupati/walikota, berbagai pedoman yang diterbit oleh
Direktur Jenderal kementerian terkait, keputusan-keputusan SKPD
merupakan instrumen implementasi yang sudah ada dan menjadi acuan
dalam pelaksanaan dilapangan.
Dari sisi perencanaan telah diatur dalam undang-undang nomor 25
tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Nasional, dan ada undang-undang
yang menetapkan rencana lembangunan jangka panjang yaitu UU Nomor 17
Tahun 2007, tentang RPJP 2005-2025. Dari UU SPN maka mekanisme
perencanaan dilanksanakan dengan sisem yang baik. Dari undang-undang
tersebut maka diterbitkan dokumen RPJMN 2015 – 2019 dengan
Nawacitanya. RPJM ini merupakan dokumen perencanan yang telah
menggabungkan platform presiden sebagai suatu dokumen visi dan misi
presiden, disebut juga dengan pendekatan politik, yang kemudian
digabungkan dengan dokumen perencanaan yang disiapkan Bappenas yang
disusun dengan pendekatan Teknokratis. Dalam menyusun perencanaan
tersebut dilengkapi juga dengn pendekatan partisipasi masyarakat,
pendekatan buttom-up dan pendekatan top-down. Untuk mengatur Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional, diterbitkan Peraturan
Presiden Nomor 40 Tahun 2006.
Untuk menopang sistem perncanaan tersebut, maka perlu didukung
dengan payung hukum yang memberikan perlindungan hukum terkait dengan
pengelolaan keuangan negara untuk melaksanakan pembangunan sesuai
rencana kerja pemerintah dan rencana pembangunan jangka menengah
nasional (5 tahun).
Berkaitan dengan Keuangan Negara terbitlah Undang-Undang Nomor
17 Tahun 2003, dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang
Perbendaharaan Negara, ditindaklanjuti dengan terbitnya Peraturan
Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian Negara/Lembaga, dan teknis operasionalnya
diterbitkan berbagai Peraturan Menteri Keuangan.
Dari yang telah diutarakan diatas, maka dari aspek instrumen
implementasi dengan berbagai arah kebijakan dan instrumen teknis
dimaksud, maka tidak ada lagi alasan politis dan teknis agar berbagai
program dan kegiatan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat oleh
pemerintah pusat dan daerah untuk tidak dapat dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya.
Perlu diketahuni dari sisi alokasi APBN, dana yang disedian untuk
pembangunan rakyat Indonesia ini sangat besar dan tentunya digunakan
untuk pembangunan diberbagai sektor oleh Pemerintah Pusat dan Daerah,
antara lain . Sektor Pendidikan sebesar 20% dari APBN, Sektor Keasehatan
5% dari APBN, dan 10% dari alokasi APBD masing-masing daerah. Alokasi
subsidi untuk orang miskin (beras Raskin), alokasi pembangunan perumahan
dan kawasan pemukiman oleh PUPR untuk mengatasi kekurangan rumah
sehat, bantuan cash transfer, dan program lainnya yang sifatnya bantuan
sosial, jaminan sosial, bantuan modal, dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai