Anda di halaman 1dari 10

BAB III

KONSEP DASAR APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

A. Identifikasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil (PNS)


1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai,
sedangkan responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggungjawab. Akuntabilitas
merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi
tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Untuk menciptakan lingkungan organisasi
yang akuntabel, maka diperlukan beberapa aspek yang merupakan indikator dari nilai
dasar akuntabilitas, yaitu:
a) Tanggung jawab (responsibilitas)
Tanggung jawab adalah kewajiban tingkah laku atau perbuatan dalam
melaksanakan tugas. Tanggung jawab memberikan kewajiban bagi setiap
individu dan lembaga, bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang
telah dilakukan, karena adanya tuntutan untuk bertanggungjawab atas
keputusan yang telah dibuat.
b) Jujur
Jujur adalah keterusterangan pada perilaku tanpa adanya kebohongan atau
penipuan.
c) Kejelasan target
Kejelasan dalam menjelaskan cara, tindakan ataupun proses kegiatan untuk
mencapai tujuan. Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk
menciptakan dan mempertahankan akuntabilitas. Agar individu atau kelompok
dalam melaksanakan wewenang dan tanggungjawabnya, mereka harus
memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan. Dengan demikian, fokus utama untuk kejelasan adalah
mengetahui kewenangan, peran dan tanggungjawab, misi organisasi, kinerja
yang diharapkan organisasi, dan sistem pelaporan kinerja baik individu
maupun organisasi.
d) Netral
Bersikap seimbang, tidak memihak kepada siapapun.

e) Mendahulukan kepentingan publik


Untuk mencapai akuntabilitas yang baik dalam lingkungan kerja, maka
diperlukan adanya sikap mendahulukan kepentingan publik dari pada
kepentingan pribadi dan golongan. Setiap PNS yang ada di lingkungan kerja
harus menanamkan sikap tersebut untuk mewujudkan amanah PNS sebaagai
pelayan publik.
f) Keadilan
Kondisi kebenaran sama rata secara moral mengenai suatu hal, baik
menyangkut benda atau orang. Keadilan adalah landasan utama dari
akuntabilitas. Keadilan harus dipelihara dan dipromosikan oleh pimpinan pada
lingkungan organisasinya. Oleh sebab itu, ketidakadilan harus dihindari karena
dapat menghancurkan kepercayaan dan kredibilitas organisasi yang
mengakibatkan kinerja akan menjadi tidak optimal
g) Transparansi
Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh individu
maupun kelompok/instansi.
Tujuan dari adanya transparansi adalah:
 Mendorong komunikasi yang lebih besar dan kerjasama antara
kelompok internal dan eksternal
 Memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya
dan korupsi dalam pengambilan keputusan
 Meningkatkan akuntabilitas dalam keputusankeputusan
 Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan secara
keseluruhan.
h) Konsistensi
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten dari sebuah
kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki konsekuensi terhadap
tercapainya lingkungan kerja yang tidak akuntabel, akibat melemahnya
komitmen dan kredibilitas anggota organisasi.
i) Integritas
Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk menjunjung
tinggi dan mematuhi semua hukum yang berlaku, undang-undang, kontrak,
kebijakan, dan peraturan yang berlaku. Dengan adanya integritas institusi,
dapat memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada publik dan/atau
stakeholders.
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini
yang akan melahirkan akuntabilitas. Dengan kata lain, lingkungan
akuntabilitas tidak akan lahir dari hal-hal yang tidak dapat dipercaya.

2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pemahaman mengenai nilai-nilai kebangsaan.
Nasionalisme memiliki pokok kekuatan dalam menilai kecintaan individu terhadap
bangsanya. Salah satu cara untuk menumbuhkan semangat nasionalisme adalah
dengan menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila pengamalan nilai-nilai
luhur yang terkandung didalamnya, setiap penyelenggara negara, baik di pusat
maupun di daerah. Indikator nilai-nilai Nasionalisme, yaitu:
1) Religious, patuh ajaran agama
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup
rukun dengan pemeluk agama lain.
2) Hormat menghormati
Saling menghormati menjaga satu sama lain dan tidak menjelek-jelekan
Suku, Ras, dan Agama orang lain
3) Kerjasama
Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara individu atau kelompok
sosial untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama merupakan interaksi
yang sangat penting bagi kehidupan manusia sebagai mahluk sosial yang
saling membutuhkan.
4) Tidak memaksakan kehendak
Tidak memaksakan kehendak atau kemauan kita kepada orang lain. Jika
kita memaksakan kehendak kita kepada orang lain, orang lain itu akan
merasa bahwa kita egois terhadap kemauan kita masing-masing.
5) Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang
yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan
6) Amanah, dapat dipercaya
Amanah diartikan sebagai kepercayaan, loyalitas, kejujuran, dan integritas.
7) Adil
Adil adalah sama berat, tidak berat sebelah dan tidak memihak.
Menempatkan segala sesuatu pada tempatnya.
8) Persamaan derajat
Persamaan derajat adalah persamaan nilai, harga, taraf yang membedakan
makhluk yang satu dengan makhluk yang lain. Harkat manusia adalah nilai
manusia sebagai makhluk Tuhan yang dibekali cipta, rasa, karsa dan hak-
hak serta kewajiban azasi manusia.
9) Tidak diskriminatif
Tidak membedakan secara sengaja terhadap golongan-golongan yang
berhubungan dengan kepentingan tertentu. Pembedaan tersebut biasanya
didasarkan pada agama, etnis, suku, dan ras. Diskriminasi cenderung
dilakukan oleh kelompok mayoritas terhadap kelompok minoritas.
10) Mencintai sesama manusia
suatu ikatan emosional yang erat antar orang satu dengan yang lain, saling
mengasihi, saling tolong menolong satu sama lain.
11) Tenggang rasa
suatu sikap hidup dalam ucapan, perbuatan, dan tingkah laku yang
mencerminkan sikap menghargai dan menghormati orang lain.
12) Membela kebenaran
Sikap memihak, melindungi dan mempertahankan terhadap sesuatu hal
yang benar.
13) Persatuan
Gabungan (ikatan, kumpulan dan sebagainya) beberapa bagian yang sudah
bersatu, perserikatan, serikat. Bersatunya bermacam-macam keaneka
ragaman menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi.
14) Rela berkorban
Sikap bersedia dengan ikhlas, senang hati, dengan tidak mengharapkan
imbalan dan mau memberikan sebagian yang dimiliki sekalipun
menimbulkan penderitaan bagi dirinya.
15) Cinta tanah air
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
16) Memelihara ketertiban
Menjaga dan merawat dengan baik suatu kondisi dinamis masyarakat
sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses pembangunan nasional
dalam rangka tercapainya tujuan nasional yang ditandai oleh terjaminnya
keamanan, ketertiban, dan tegaknya hukum, serta terbinanya ketenteraman,
yang mengandung kemampuan membina serta mengembangkan potensi
dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah, dan menanggulangi
segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya
yang dapat meresahkan masyarakat.
17) Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.
18) Musyawarah
musyawarah merupakan pembahasan bersama dengan maksud mencapai
keputusan atas penyelesaian masalah.
19) Kekeluargaaan
Sebuah rasa kepedulian yg di ciptakan oleh seseorang/kelompok agar
terciptanya hubungan yang damai dan tentram.
20) Menghormati keputusan
Menghargai setiap keputusan yang sudah diambil dan menjalankan seluruh
perbuatan yang sudah ditetapkan dengan tulus dan bijaksana.
21) Tanggung jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya,
yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan
(alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa
22) Kepentingan Bersama
Sebuah keputusan yang sudah dipikirkan secara matang, untuk
mewujudkan keinginan bersama.

23) Gotong-royong
Gotong royong merupakan kegiatan yang dilakukan secara bersama dan
bersifat suka rela dengan tujuan untuk memperlancar suatu pekerjaan agar
menjadi mudah dan ringan.
24) Sosial
Segala sesuatu yang lahir, tumbuh dan berkembang dalam kehidupan
Bersama.
25) Tidak menggunakan hak yang bukan miliknya
Sikap tidak mengambil sesuatu yang bukan seharusnya untuk diri kita.
26) Hidup sederhana
Pemenuhan kebutuhan dengan cara semestinya tanpa berlebih-lebihan.
Gaya hidup yang sederhana dibiasakan untuk tidak hidup boros.
27) Kerja keras
Kerja keras adalah kegiatan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh tanpa
mengenal lelah atau berhenti sebelum target selesai, didasari dengan adanya
kemauan, dan di dalam kemauan terkandung ketekadan, ketekunan, daya
tahan, daya kerja, dan pendirian keberanian
28) Menghargai karya orang lain
Menghormati hasil usaha, ciptaan, dan pemikiran orang lain. Kita wajib
menghargai dan menghormati hasil karya orang lain, karena dengan sikap
seperti itu kehidupan akan berjalan dengan tenteram dan damai karena
setiap orang akan menyadari pentingnya sikap saling menghormati dan
menghargai tersebut.
3. Etika Publik
Etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan, dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Nilai-
nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang ASN, yakni
sebagai berikut:
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia 1945.
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7) Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah.
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan Kerjasama.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu
Standar penjaminan mutu pada setiap organisasi tentulah tidak sama
mengingat visi dan arah yang akan dituju berbeda tetapi ada beberapa nilai yang harus
ada pada komitmen mutu seperti :
a. Efektif (tepat sasaran) yaitu tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan
baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Di ukur dari kepuasan dan
terpenuhinya kebutuhan pelanggan
b. Efisien (tepat guna) yaitu tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumber daya dan
bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga tidak terjadi pemborosan sumber
daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur, dan mekanisme yang
keluar alur.
c. Inovatif yaitu hasil pemikiran baru yang akan memotivasi setiap individu
membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk
profesioanlisme layanan public yang berbeda dari sebelumnya. Perubahan yang
diciptakan untuk mencapai keadaan yang lebih baik di masa yang akan datang.
d. Orientasi mutu yaitu setiap kegiatan atau program yang dilakukan diarahkan
untuk pencapaian standar mutu. Mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa
yang diberikan kepada pelanggang sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya,
bahkan melampuai harapannya.

5. Anti korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin coruptio dan corruptus yang berarti perbuatan
yang tidak baik, buruk, dapat disuap dan tidak bermoral. Sedangkan tidak pidana
korupsi berarti tindakan melanggar hukum yang dilakukan secara sengaja maupun
tidak sengaja oleh seseorang atau sekelompok orang yang dapat
dipertanggungjawabkan oleh peraturan perundang-undangan. Berdasarkan UU No. 31
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, bahwa korupsi adalah
tindakan melawan hukum dengan melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau
orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara. Sedangkan pada UU No. 20 Tahun 2001, terdapat 7 kelompok
tindak pidana korupsi antara lain: Kerugian Keuangan Negara, suap-menyuap,
pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan
dalam pengadaan, dan gratifikasi. Anti korupsi dapat diidentifikasi ke dalam 9
(sembilan) nilai yang terdiri dari nilai-nilai anti korupsi, yaitu:
1) Kejujuran
Kejujuran berasal dari kata jujur yang dapat di definisikan sebagai sebuah
tindakan maupun ucapan yang lurus, tidak berbohong dan tidak curang.
2) Kepedulian
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan. Rasa
kepedulian dapat dilakukan terhadap lingkungan sekitar.
3) Kemandirian
Mandiri berarti dapat berdiri di atas kaki sendiri, membentuk karakter yang kuat
dan tidak banyak bergantung kepada orang lain dalam berbagai hal.
4) Kedisiplinan
Sikap mental untuk melakukan hal-hal yang seharusnya, pada saat yang tepat dan
benar-benar mengahargai waktu. Disiplin adalah ketaatan/kepatuhan kepada
peraturan.
5) TanggungJawab
Tanggung Jawab adalah keadaan berani mengahadapi, menanggung, dan
memikul segala akibat atas segala sesuatu yang dilakukan.
6) Kerja keras
Kerja keras adalah kegiatan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh tanpa
mengenal lelah atau berhenti sebelum target selesai, didasari dengan adanya
kemauan, dan di dalam kemauan terkandung ketekadan, ketekunan, daya tahan,
daya kerja, dan pendirian keberanian.
7) Kesederhanaan
Pemenuhan kebutuhan dengan cara semestinya tanpa berlebih-lebihan. Gaya
hidup yang sederhana dibiasakan untuk tidak hidup boros.
8) Keberanian
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak hal-hal yang tidak benar.
9) Keadilan
Adil adalah sama berat, tidak berat sebelah dan tidak memihak. Menempatkan
segala sesuatu pada tempatnya.

B. Kedudukan dan Peran Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam kerangka negara
kesatuan republik Indonesia (NKRI)
1. Manajemen ASN
Dalam UU nomor 5 tahun 2014 pasal 1 ayat 5 mengenai Aparatur Sipil
Negara, Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai
ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya aparatur sipil negara yang unggul selaras dengan perkembangan
zaman. Pegawai ASN berfungsi untuk pelaksana kebijakan publik, pelayan publik,
dan perekat dan pemersatu bangsa. ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik
dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga
martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU
ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah.
Adapun indikator nilai-nilai manajemen ASN yaitu: kepastian hukum,
professionalitas, proporsionalitas, keterpaduan, delegasi, netralitas,
akuntabilitas, efektif dan efisien, keterbukaan, tidak diskriminatif, persatuan
dan kesatuan, keadilan dan kesetaraan serta kesejahteraan (Fatimah, 2017).

2. Whole of Government
Whole of Government (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upata kolaboratif pemerintahan dan
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna
mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program, dan pelayanan
publik. Oleh karenanya, WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency yaitu
pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-
urusan yang relevan. Adapun indikator dari WoG yaitu koordinasi, kolaborasi,
komunikasi, informasi dan sinkronisasi (Suwarno, 2017).

3. Pelayanan Publik
Menurut UU No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, pelayanan publik
adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Terdapat 3 (tiga) unsur dalam
pelayanan publik yaitu organisasi penyelenggara pelayanan publik, penerima layanan
(pelanggan), kepuasan yang diberikan atau diterima oleh penerima layanan.
Adapun indikator dari nilai-nilai pelayanan publik adalah: kesederhanaan,
kejelasan, kepastian waktu, akurat, keamanan, kelengkapan sarana dan
prasarana, kemudahan akses, disiplin, ramah dan kenyamanan (Purwanto,
2017).

Anda mungkin juga menyukai