Anda di halaman 1dari 14

A.

Lingkup Bahasan

1. Nilai-Nilai Dasar ASN

Adapun penjabaran nilai-nilai dasar dalam pelaksanaan aktualisasi ini

meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti

Korupsi, Whole of Goverment, Manajemen ASN, dan Pelayanan Publik.

a. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban setiap individu,

kelompok atau institusi yang harus dicapai. Sebagai ASN, pengambilan

keputusan secara akuntabel berarti dapat membuat keputusan dan tindakan

yang tepat dan akurat. Dalam pengambilan keputusan, penempatan

kepentingan umum berarti bahwa memastikan tindakan dan keputusan yang

berimbang dan tidak bias, bertindak adil, mematuhi prinsip, akuntabel,

transparan, melakukan pekerjaan secara penuh, efektif dan efisien serta

berperilaku sesuai standar. Amanah seorang PNS adalah menjamin

terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain:

 Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik

kepentingan, antara kepentingan publik dengan sektor, kelompok dan

pribadi.

 Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah

keterlibatan politik praktis.

 Memperlakukan warga Negara secara sama dan adil dalam

penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.


 Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan

secara penyelenggaraan pemerintah.

b. Nasionalisme

Nasionalisme adalah pandangan tentang rasa cinta terhadap bangsa dan

negara sekaligus menghormati bangsa lain sebagai pondasi bagi ASN untuk

mengaktualisasikan diri dalam menjalankan fungsi dan tugasnya dengan

orientasi mementingkan kepentingan publik, bangsa dan negara. ASN harus

senantiasa taat menjalankan nilai-nilai Pancasila sebagai semangat

nasionalisme. Adapun indikator nilai-nilai dasar nasionalisme sesuai dengan

Pancasila, yaitu:

1. Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa

 Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya

terhadap Tuhan Yang Maha Esa

 Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menuntut

dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

 Mengembangkan sikap hormat dan menghormati dan bekerjasama antara

pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda

terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

 Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan

kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.


 Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah

yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha

Esa.

 Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang

Maha Esa kepada orang lain.

 Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan

ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.

2. Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

 Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan

martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

 Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap

manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan,

jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit, dan sebagainya.

 Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.

 Mengembangkan sikap saling tenggang rasa.

 Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.

 Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

 Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

 Berani membela kebenaran dan keadilan.

 Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat

manusia.
 Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan

bangsa lain.

3. Sila Ketiga: Persatuan Indonesia

 Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila

diperlukan.

 Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan

keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas

kepentingan pribadi dan golongan.

 Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.

 Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian

abadi, dan keadilan sosial.

 Mengembangkan rasa kebanggan berkebangsaan dan bertanah air

Indonesia

 Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.

 Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

4. Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan

dalam Permusyawaratan Perwakilan

 Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia

mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.

 Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk

kepentingan bersama.
 Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.

 Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.

 Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan

hasil keputusan musyawarah.

 Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas

kepentingan pribadi dan golongan.

 Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral

kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat

manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan

kesatuan demi kepentingan bersama.

5. Sila Kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

 Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan

suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.

 Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.

 Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

 Menghormati hak orang lain.

 Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.

 Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan

kepentingan umum.

 Suka bekerja keras.

 Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat dengan atau

merugikan kepentingan umum.


c. Etika Publik

Etika publik merupakan refleksi standar atau norma yang menentukan

baik atau buruk tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik

dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Adapun

indikator nilai-nilai dasar etika publik, yaitu:

 Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila

 Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara kesatuan

Republik Indonesia

 Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak

 Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian

 Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif

 Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur

 Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik

 Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program

pemerintahan

 Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, akurat,

berdaya guna, berhasil guna dan, santun

 Mengutamakan kepentingan yang berkualitas tinggi

 Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama

 Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai

 Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan

 Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokrasis sebagai

perangkat sistem karir.


d. Komitmen Mutu

Komitmen mutu merupakan tindakan untuk menghargai efektivitas,

fisiensi, inovasi dan kinerja yang berorientasi mutu dalam penyelenggaraan

pemerintah dan pelayanan publik. Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar

komitmen mutu yang harus diperhatikan, yaitu:

 Efektif yaitu berhasil guna dapat mencapai hasil sesuai dengan target.

Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah

direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.

 Efisien yaitu berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil

tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan tingkat

ketepatan realisasi penggunaan sumber daya dan bagaimana pekerjaan

dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber

daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan mekanisme

yang ke luar alur.

 Inovasi yaitu hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan

memotivasi setiap individu untuk membangun karakter sebagai aparatur

yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang

berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan

tugas rutin.

 Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk atau jasa yang diberikan

kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan

melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi

dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat
vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga

kredibilitas institusi.

e. Anti Korupsi

Tindakan dan perilaku sadar akan bahaya korupsi dan berusaha untuk

membentengi dan untuk melawan setiap tindakan yang mengacu maupun

yang terkait dengan tindakan korupsi. Nilai-nilai anti korupsi antara lain:

 Jujur

 Peduli

 Mandiri

 Dislipin

 Tanggung jawab

 Kerja keras

 Berani

 Adil

Sementara itu, selain ANEKA juga terdapat peran dan kedudukan ASN

yang masuk dalam agenda ketiga pelatihan dasar CPNS berupa Whole of

Government, manajeman publik, pelayanan publik.

f. Whole of Goverment

Whole of Government (WOG) adalah pendekatan penyelenggaraan

pemerintah yang menyatukan upaya-upaya kolaborasi pemerintahan dari

kesatuan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna
mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan

pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan

interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang

terkait dengan urusan-urusan yang relevan.

Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan mengapa WoG menjadi

penting dan tumbuh sebagai pendekatan yang mendapatkan perhatian dari

pemerintah. Pertama, adalah adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan

publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan

pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik. Selain

itu perkembangan teknologi informasi, situasi dan dinamika kebijakan yang

lebih kompleks juga mendorong pentingnya WoG dalam menyatukan institusi

pemerintah sebagai penyelenggara kebijakan dan layanan publik. Kedua,

terkait faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas

sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam

pembangunan. Ketiga, khususnya dalam konteks Indonesia, keberagaman

latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk latar belakang lainnya

mendrong adanya potensi disintegrasi bangsa. Pemerintah sebagai institusi

formal berkewajiban untuk mendorong tumbuhnya nilainilai perekat

kebangsaan yang akan menjamin bersatunya elemen-elemen kebangsaan ini

dalam satu frame NKRI. Nilai-nilai Whole of Government antara lain :

terintregasi, satu tujuan, kapasitas, terpadu, koordinasi, kolaborasi, terpusat,

dan kerja sama.

g. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai

ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi

politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN

lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan

agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras

dengan perkembangan jaman.

Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi

sebagai berikut:

 Pelaksana kebijakan publik;

 Pelayan publik; dan

 Perekat dan pemersatu bangsa

Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:

 Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

 Memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas, dan

 Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah:

 Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan

pemerintah yang sah;

 Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;

 Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang

berwenang;
 Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;

 Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,

kesadaran, dan tanggung jawab;

 Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan

tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;

 Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia

jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

 Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Dalam UU ASN disebutkan bahwa ASN sebagai profesi berlandaskan

pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan

untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku

berisi pengaturan perilaku agar Pegawai ASN:

 Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas

tinggi;

 Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;

 Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;

 Melaksnakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan

 Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang

Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan dan etika pemerintahan;

 Menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara;


 Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara

bertanggungjawab, efektif, dan efisien;

 Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan

tugasnya;

 Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak

lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;

 Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan,

dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat

bagi diri sendiri atau untuk orang lain;

 Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan

integritas ASN; dan

 Melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan mengenai disiplin

Pegawai ASN.

h. Pelayanan Publik

Pelayanan publik adalah sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan

umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah,

dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik

dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.

Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan

Publik, dijelaskan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian

kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk


atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh

penyelenggara pelayanan publik. terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan

publik, yaitu unsur pertama, adalah organisasi penyelenggara pelayanan

publik, unsur kedua, adalah penerima layanan (pelanggan) yaitu orang,

masyarakat atau organisasi yang berkepentingan, dan unsur ketiga, adalah

kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan

(pelanggan).

Hal-hal yang mendasar yang perlu dijadikan pegangan dalam

memberikan pelayanan publik, Saudara sebagai seorang ASN perlu

mengetahui bahwa pelayanan publik yang baik juga didasarkan pada prinsip-

prinsip yang digunakan untuk merespon berbagai kelemahan yang melekat

pada tubuh birokrasi. Berbagai literatur administrasi public menyebut bahwa

prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima

adalah:

 Partisipatif

 Transparan

 Responsif

 Tidak diskriminatif

 Mudah dan Murah

 Efektif dan Efisien

 Aksesibel

 Akuntabel

 Berkeadilan

Anda mungkin juga menyukai