RANCANGAN AKTUALISASI
2.1.1. Akuntabilitas
Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab.
Namun pada dasarnya, kedua konsep itu memiliki makna yang berbeda.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab. Akuntabilitas adalah
suatu kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai sedangkan akuntabilitas
adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk
pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung
jawab yang menjadi amanahnya. Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama
( Bovens, 2007), yaitu:
1. Menyediakan kontrol demokratis ( peran demokratis );
2. Mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional );
3. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas
Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu: akuntabilitas vertikal
(pertanggungjawaban kepada otoritas yang lebih tinggi) dan akuntabilitas horisontal
(pertanggungjawaban pada masyarakat luas). Untuk memenuhi terwujudnya
organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme akuntabilitas harus
mengandung dimensi akuntabilitas kejujuran dan hukum, akuntabilitas proses,
akuntabilitas program, dan akuntabilitas kebijakan. Akuntabilitas tidak akan
terwujud apabila tidak ada alat akuntabilitas berupa : Perencanaan Strategis, Kontrak
Kinerja, dan Laporan Kinerja.
Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa indikator
dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Kepemimpinan, lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya.
b. Transparansi, keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan
oleh individu maupun kelompok/instansi.
c. Integritas, konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung
tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
d. Tanggung Jawab, kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya
yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti
berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban
e. Keadilan, kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang
f. Kepercayaan, rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas
g. Keseimbangan, untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka
diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan
dan kapasitas
h. Kejelasan, pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan
i. Konsistensi, sebuah usaha untuk terus melakukan sesuatu sampai pada tercapai
tujuan akhir
2.1.2. Nasionalisme
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Bahkan tidak
hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih penting.
Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki
orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan negara. Nilai-nilai
yang berorientasi pada kepentingan publik menjadi nilai dasar yang harus dimiliki
oleh setiap pegawai ASN. Pegawai ASN dapat mempelajari bagaimana aktualisasi
sila demi sila dalam Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme
dan wawasan kebangsaannya.
Nasionalisme dalam arti sempit merupakan sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya.
Dalam arti luas, nasionalisme berarti pandangan tentang rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa dan negara, sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme
Pancasila merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap
bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilainilai Pancasila. Ada lima
indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, menjadikan Indonesia bukan sebagai
negara sekuler yang membatasi agama dalam ruang privat. Pancasila justru
mendorong nilai -nilai ketuhanan mendasari kehidupan masyarakat dan
berpolitik. Nilai-nilai ketuhanan yang dikehendaki Pancasila adalah nilai-nilai
ketuhanan yang positif, yang digali dari nilai-nilai keagamaan yang terbuka
(inklusif), membebaskan dan menjunjung tinggi keadilan dan persaudaraan.
2. Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, memiliki konsekuensi ke
dalam dan ke luar. Kedalam berarti menjadi pedoman negara dalam memuliakan
nilai-nilai kemanusiaan dan hak asasi manusia. Ini berarti negara menjalankan
fungsi “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa.
3. Sila ketiga, Persatuan Indonesia, semangat kebangsaan adalah mengakui
manusia dalam keragaman dan terbagi dalam golongan-golongan. Keberadaan
bangsa Indonesia terjadi karena memiliki satu nyawa, satu asal akal yang
tumbuh dalam jiwa rakyat sebelumnya, yang menjalani satu kesatuan riwayat,
yang membangkitkan persatuan karakter dan kehendak untuk hidup bersama
dalam suatu wilayah geopolitik nyata. Selain kehendak hidup bersama,
keberasaan bangsa Indonesia juga didukung oleh semangat gotong royong.
4. Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan. Demokrasi permusyawaratan mempunyai dua
fungsi. Fungsi pertama, badan permusyawaratan/perwakilan bisa menjadi ajang
memperjuangkan asprasi beragam golongan yang ada di masyarakat. Fungsi
kedua, semangat permusyawaratan bisa menguatkan negara persatuan, bukan
negara untuk satu golongan atau perorangan. Permusyawaratan dengan landasan
kekeluargaan dan hikmat kebijaksanaan diharapkan bisa mencapai kesepakatan
yang membawa kebaikan bagi semua pihak.
5. Sila kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh rakyat Indonesia Dalam rangka
mewujudkan keadilan sosial, para pendiri bangsa menyatakan bahwa Negara
merupakan organisasi masyarakat yang bertujuan menyelenggarakan keadilan.
2.1.3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan untuk
menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin adanya perlindungan hak-hak
individu, mencakup cara-cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan
hal-hal yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan
sesuai nila-nilai yang dianut (Catalano, 1991).
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu
kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam
bentuk ketentuan tertulis. Kode etik profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah
laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan
tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu.
Berdasarkan UU ASN, kode etik dan kode perilaku ASN adalah:
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab dan berintegritas.
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan.
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundangundangan dan etika pemerintahan.
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif dan efisien.
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya.
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan dan
jabtannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri
sendiri atau untuk orang lain.
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN.
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
pegawai ASN.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam undang - undang
ASN, memiliki indikator sebagai berikut:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan UndangUndang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
2. Belum Optimalnya Penggunaan Manajemen ASN APD sudah tersedia di Puskesmas Penggunaan APD bisa harus
APD pada Petugas Poli Gigi di Lhoong untuk semua Poli dioptimalkan lagi sehingga dapat
Puskesmas Lhoong Pelayanan yang membutuhkan mencegah terjadinya infeksi
penggunaan APD, termasuk Poli silang terlebih dimasa pandemi
Gigi, namun kesadaran dari ini
petugas di Poli Gigi untuk
menggunakan APD belum
optimal sehingga masih mungkin
terjadinya infeksi silang antara
petugas dan pasien
3. Kurangnya Media Edukasi Tentang Manajemen ASN Sudah tersedia media edukasi Ada penambahan media edukasi
Kesehatan Gigi dan Mulut di Poli namun belum maksimal seperti di agar pesan kesehatan
Gigi Puskesmas Lhoong dalam ruang dan ruang tunggu tersampaikan dengan maksimal
poli gigi sehingga promosi kepada masyarakat sehingga
kesehatan gigi dan mulut belum dapat meningkatkan kualitas
maksimal pelayanan yang baik bagi
masyarakat dan menambah
pengetahuan masayarakat tentang
kesehatan gigi dan mulut
4. Kurangnya Pengetahuan Ibu Hamil Pelayanan Publik Masih kurangnya kunjungan ibu Meningkatnya pengetahuan ibu
Tentang Manifestasi Rongga Mulut hamil ke poli gigi untuk hamil tentang pentingnya
Selama Masa Kehamilan di Wilayah berkonsultasi tentang kesehatan menjaga kesehatan gigi dan
Kerja Puskesmas Lhoong gigi dan mulut selama masa mulut selama masa kehamilan
kehamilan dan lebih memilih untuk mencegah kerusakan gigi
menahan sakitnya karena yang lebih parah selama
pengetahuan ibu hamil yang kehamilan
masih kurang tentang penanganan
rasa sakitnya
5. Rendahnya Pengetahuan Ibu tentang Pelayanan Publik Angka kasus / angka sakit yang Meningkatnya pengetahuan
Kesehatan gigi Bayi dan Anak masih tinggi akibat kurangnya orang tua agar dapat mengajarkan
pengetahuan orang tua tentang anaknya tentang cara menjaga
cara menjaga kesehatan gigi yang kesehatan gigi dan mulut dan
benar dapat mecegah kerusakan gigi
sejak dini sehingga mengurangi
angka sakit
Langkah selanjutnya adalah mengkonsultasikan isu tersebut dengan Coach
untuk kemudian dapat di analisis secara mendalam sehingga terpilihlah sebuah core
issue. Alat analisis kriteria dengan menggunakan alat analisis AKPK (Aktual,
Kekhalayakan, Problermatik, Kelayakan), sedangkan menentukan kualitas isu
dengan menggunakan analisis USG (Urgency, Seriousnes, Growth).
Keterangan:
Aktual : benar-benar terjadi, sedang hangat dibicarakan di masyarakat.
Kekhalayakan : isu menyangkut hajat hidup orang banyak.
Problematik: isu memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga perlu
dicarikan solusinya sesegera mungkin.
Kelayakan: masuk akal, realistis, relevan untuk dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya.
Adapun pembobotan dan analisis AKPK ini memiliki skala 1-5 dengan
keterangan: 5 (sangat kuat pengaruhnya), 4 (kuat pengaruhnya), 3 (sedang
pengaruhnya), 2 (kurang pengaruhnya), dan 1 (sangat kurang pengaruhnya). Berikut
adalah hasil analissis isu-isu yang sudah di analisis menggunakan intrumen AKPK.
Keterangan Tabel:
(MA)
Berdasarkan hasil validasi isu metode AKPL dan dilanjutkan dengan teknik
USG diatas, maka isu prioritas yang ditetapkan adalah “Tingginya Kasus Karies
dan Persistensi Gigi pada Pasien Anak Karena Rasa Cemas Berkunjung ke Poli
Gigi Puskesmas Lhoong (PP)”. Penetapan isu tersebut dilakukan dengan analisis
dampak jika hal tersebut tidak ditangani dengan segera maka akan berdampak pada:
1. Angka karies pada anak semakin tinggi karena kebiasaan anak mengkonsumsi
makanan manis diperparah juga orang tua tidak membiasakan anak untuk rutin
menyikat gigi.
2. Karies pada gigi berhubungan dengan berkurangnya pertumbuhan dan
penambahan berat badan anak yang disebabkan oleh konsumsi makanan yang
kurang memenuhi kebutuhan metabolisme dan pertumbuhan pada anak.
3. Kehilangan gigi sebelum waktunya (prematur) akibat karies dapat menyebabkan
gangguan perkembangan bicara (speech development), kesulitan berkonsentrasi di
sekolah dan mengurangi rasa percaya diri anak.
4. Terganggunya pertumbuhan dan perkembangan gigi permanen sekaligus
mengakibatkan rahang anak mengecil sehingga gigi permanen yang berada di
bawah gigi susu tidak mendapatkan tempat optimal untuk tumbuh. Gigi permanen
akan tumbuh berantakan akan menyebabkan malposisi gigi tetap.
5. Kebiasaan tidak menyikat gigi terbawa hingga dewasa menyebabkan karies gigi
sehingga angka kehilangan gigi pada usia dewasa muda menjadi meningkat
Isu Aktual yang di angkat : Tingginya Angka Kasus Karies Dan Persistensi Gigi
Pada Pasien Anak Karena Rasa Cemas Berkunjung
Ke Poli Gigi Puskesmas Lhoong
(WoG - Koordinasi)
Koordinasi dengan
mentor dilakukan agar
kegiatan dapat berjalan
dengan baik
2. Koordinasi a. Meminta izin kepada a. Dokumentasi: Foto Nasionalisme Dengan melakukan Koordinasi
dengan teman kepala ruangan untuk layar percakapan Menghubungi Kepala koordinasi kepada dengan
sejawat di Poli melaksanakan kegiatan dengan Kepala Ruangan dengan pimpinan terkait pimpinan akan
Gigi aktualisasi di Poli Gigi Ruangan menggunakan Bahasa kegiatan aktualisasi menguatkan
indonesia yang baik dan akan mendukung nilai organisasi
b. Menjelaskan rencana b. Dokumentasi: Foto benar visi dan misi yaitu tepat dan
kegiatan aktualisasi dan Video diskusi organisasi berupa Aktif dalam
dengan petugas di Poli dengan teman menjaga dan upaya
Gigi sejawat Anti korupsi meningkatkan peningkatan
Menyampaikan dengan pelayanan mutu layanan
c. Meminta masukan dari jujur maksud dan tujuan kesehatan yang yang
teman sejawat di Poli dilakukan kegiatan bermutu berkelanjutan
Gigi
Etika Publik
Menjelaskan semua
tahapan kegiatan
dengan bahasa yang
sopan
Akuntabilitas
Menjelaksan semua
tahapan kegiatan
dengan transparan dan
melakukan diskusi
Komitmen Mutu
Meminta masukan dari
teman sejawat agar
kegiatan dapat berjalan
secara efektif dan
efisien dan menghargai
segala masukan yang di
berikan oleh teman
sejawat
(WoG - Koordinasi)
Koordinasi dengan
teman sejawat
dilakukan agar
terjalinnya kerjasama
yang baik
Anti Korupsi
Penilaian dilakukan
dengan jujur dan adil
Nasionalisme
Bekerjasama dengan
orang tua dan anak agar
penilaian dapat
dilakukan dengan baik
serta tidak membeda-
bedakan dalam menilai
anak yang satu dengan
yang lainnya
4. Membuat a. Mencari referensi brosur a. List referensi Akuntabilitas Dengan adanya Pembuatan
brosur mengenai kesehatan gigi brosur Membuat brosur kegiatan media edukasi
kesehatan gigi dan mulut berdasarkan referensi pembuatan media kesehatan gigi
dan mulut b. Dokumentasi: Foto
yang jelas dengan buku, edukasi akan dan mulut akan
b. Menyusun referensi yang dan video proses
jurnal, artikel kesehatan mendukung visi menguatkan
telah di dapatkan desain gigi dan mulut agar misi organisasi nilai organisasi
informasi yang yaitu menjaga dan Aktif dalam
c. Membuat desain brosur c. Dokumentasi: Foto disampaikan dapat meningkatkan
pertemuan dengan dipertanggungjawabkan upaya
pelayanan peningkatan
d. Meminta masukan dari mentor, teman kebenarannya. kesehatan yang
mentor dan teman sejawat, dan mutu layanan
bermutu yang
sejawat promkes Nasionalisme
berkelanjutan
Proses pembuatan
e. Meminta masukan d. Lembar brosur brosur
pemegang program dilakukan dengan
kesehatan (Promkes) menerapkan koordinasi
dan musyawarah
f. Mencetak brosur
dengan
pihak yang terkait
(Mentor/atasan, teman
sejawat, petugas
promkes).
Etika Publik
Dalam membuat desain
brosur dilakukan
dengan
memperhatikan standar
etika yaitu
menggunakan
bahasa dan gambar
yang santun
Komitmen Mutu
Brosur ini dibuat
dengan desain yang
menarik, mudah dibaca
dan di mengerti oleh
pasien sehingga efektif
digunakan oleh pasien
saat menunggu sebelum
mendapat giliran untuk
dilakukan perawatan
Anti Korupsi
Brosur didesain secara
mandiri dengan desain
yang sederhana.
Pengeluaran yang
dipakai untuk
pencetakan brosur
dilaporkan dengan jujur
Anti Korupsi
Bekerja keras untuk
meningkatkan
pengetahuan anak dan
orang tua agar tercapai
derajat kesehatan yang
baik sesuai dengan
Konsep Kesehatan
Masyarakat
(Pelayanan Publik)
Memberikan edukasi
untuk meningkatkan
pengetahuan anak dan
orang tua tentang
pentingnya menjaga
kesehatan gigi dan
mulut
6. Melakukan a. Melakukan pemeriksaan a. Dokumentasi: Foto Etika Publik Dengan melakukan Melakukan
tindakan gigi dan mulut anak dan video Melakukan tindakan perawatan tindakan
perawatan pada pemeriksaan pemeriksaan dengan pada anak akan perawatan pada
anak b. Menegakkan diagnosis cermat agar tidak mendukung visi kepada pasien
b. Dokumentasi: Foto terjadi kesalahan dalam dan misi menjaga anak
c. Menentukan rencana pengisian Rekam penegakan diagnosis dan meningkatkan menguatkan
perawatan Medis nilai organisasi
serta menjaga rahasia pelayanan
Mudah dalam
c. Dokumentasi: Foto terkait hasil kesehatan yang memberikan
d. Menjelaskan tahapan
pengisian Rekam pemeriksaan pasien bermutu pelayanan
perawatan kepada anak Medis kepada
(Tell) masyarakat
d. Dokumentasi: Foto Nasionalisme sesuai dengan
e. Menunjukkan langkah- dan video prosedur yang
Menjelaskan tentang
langkah perawatan berlaku
e. Dokumentasi: Foto tindakan yang akan
kepada anak (Show) Serta
dan video dilakukan dengan
menguatkan
f. Melakukan tindakan Bahasa Indonesia yang nilai Tepat,
f. Dokumentasi: Foto baik benar sehingga cepat dan teliti
perawatan (Do) dan video mudah dimengerti oleh dalam
g. Memberikan reward g. Dokumentasi: Foto anak memberikan
kepada anak yang pelayanan
dan video
Akuntabilitas kepada
berhasil menjalani
Menunjukkan seluruh masyarakat
perawatan
alat dan bahan yang
akan digunakan secara
transparan dan jelas
kepada anak sehingga
bisa mengurangi rasa
cemas anak selama
perawatan
Komitmen Mutu
Melakukan tindakan
perawatan sebaik
mungkin sesuai dengan
penjelasan yang
diberikan dan sesuai
SOP pelayanan agar
dicapai keberhasilan
dalam tindakan
perawatan
(Berorientasi Mutu)
Anti Korupsi
Bertanggungjawab
secara penuh terhadap
semua tindakan
perawatan sesuai
dengan apa yang telah
dijelaskan dan
ditunjukkan
sebelumnya kepada
anak
Memberikan hadiah
sederhana dan
bermanfaat sebagai
bentuk kepedulian
sehingga anak lebih
termotivasi untuk
menjaga kesehatan gigi
dan mulut nya
(Pelayanan Publik)
Memberikan pelayanan
terbaik kepada
masyarakat
7. Melakukan a. Mencatat jumlah kasus a. Jumlah rekapitulasi Etika Publik Dengan melakukan Evaluasi
evaluasi dan kunjungan pasien kasus karies dan Mencatat jumlah kasus evaluasi kegiatan kegiatan
kegiatan anak sebelum di lakukan kunjungan pasien dan kunjungan sebelum mendukung visi dilakukan
kegiatan dan sesudah kegiatan dan misi organisasi untuk
b. Perbandingan secara jujur berupa Menjaga menguatkan
b. Mencatat jumlah kasus jumlah kasus dan meningkatkan nilai organisasi
dan kunjungan pasien sebelum dan Akuntabilitas pelayanan Aktif dalam
anak setelah di lakukan sesudah kegiatan Melakukan evaluasi kesehatan yang upaya
kegiatan kegiatan dengan bermutu peningkatan
c. Catatan menunjukkan hasil mutu layanan
c. Melakukan evaluasi kekurangan dari yang transparan yang
kekurangan dari kegiatan kegiatan berkelanjutan
Anti Korupsi
d. Meminta masukan dari d. Catatan tindak Berani
atasan/mentor lanjut evaluasi bertanggungjawab
kegiatan terhadap kebenaran
hasil evaluasi yang di
e. Notulensi masukan peroleh
dari atasan/mentor
Nasionalisme
Melakukan diskusi
mengenai kekurangan
dan rencana perbaikan
secara musyawarah
dengan atasan/mentor
Komitmen Mutu
Melakukan perbaikan
dari kekurangan untuk
meningkatkan mutu
pelayanan (Berorientasi
Mutu)
Oktober November
NO Kegiatan
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1
Melakukan konsultasi
dengan Mentor
(Atasan)
2 Koordinasi dengan
teman sejawat di Poli
Gigi
3 Membuat brosur
kesehatan gigi dan
mulut
4 Memberikan edukasi
kepada pasien anak
dan orang tua
5 Melakukan tindakan
perawatan pada anak
6. Melakukan evaluasi
Keterangan:
Kegiatan Keenam
1. Melakukan konsultasi dengan Mentor Keterlambatan waktu diakibatkan kesibukan Melakukan konsultasi melalui
(Atasan) dalam pekerjaan whatsapp
2. Koordinasi dengan teman sejawat di Poli Gigi Keterlambatan waktu diakibatkan kesibukan Melakukan konsultasi melalui
dalam pekerjaan whatsapp
3. Menyiapkan form pertanyaan pengetahuan Banyak pertanyaan yang dibuat dan ingin Menanyakan pertanyaan yang
anak dan orang tua ditanyakan prioritas
4. Backup file desain ke email
Membuat brosur kesehatan gigi dan mulut Desain yang telah dibuat hilang
pribadi
5. Memberikan edukasi kepada anak dan orang Penyampaian yang kurang maksimal karena Memberikan brosur sebagai
tua waktu yang terbatas bahan bacaan lanjutan
6. Menunda tindakan di hari
Melakukan tindakan perawatan pada anak Anak tidak kooperatif saat pemeriksaan
berikutnya
7. Melakukan evaluasi kegiatan