Anda di halaman 1dari 52

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Undang-undang no. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara mengamanatkan


instansi pemerintah untuk memberikan pelatihan dan pendidikan bagi ncalon pegawai
negeri sipil selama satu tahun masa percobaan. Tujuan dilaksanakannya diklat ini
adalah untuk membangun integritas moral, kejujuran, motivasi nasionalisme dan
semangat kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan
memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.

Selain itu Dalam Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2000 tentang pendidikan dan
pelatihan jabatan Aparatur Sipil Negara (Pegawai Negeri Sipil), antara lain ditetapkan
jenis-jenis diklat ASN/PNS. Salah satu jenis diklat adalah Latsar CPNS yang
merupakan syarat pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) untuk menjadi
ASN/PNS sesuai golongan. Latsar CPNS dilaksanakan untuk memberikan
pengetahuan untuk pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian dan etika
Pegawai Negeri Sipil, pengetahuan dasar tentang sistem penyelenggaraan
pemerintahan negara, bidang tugas dan budaya organisasinya supaya mampu
melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayan masyarakat.

Dengan demikian dalam mencetak pegawai negeri sipil sebagai pelayan masyarakat
yang professional maka dilaksankanlah pelatihan dasar untuk mengubah mindset dan
pola perilaku peserta. Sebagai bukti penerapan penerapan nilai ANEKA maka para
peserta diklat wajib memberikan laporan dari kegiatan aktualisasi yang telah diterapkan
disatuan kerja masing-masing.

II. Tujuan
a. Tujuan umum
Tujuan umum dari pelatihan dasar ini adalah untuk mengaktualisasikan nilai –
nilai dasar ASN yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu
dan anti korupsi atau yang biasa disingkat ANEKA dalam menjalankan tugas dan
kegiatan sebagai CPNS
1
b. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari pelatihan dasar cpns ini adalah
 Menerapkan nilai dasar ANEKA dalam kegiatan perizinan kepada
penanggung jawab laboratorium
 Menerapkan nilai dasar ANEKA dalam kegiatan pembuatan kartu stok
 Menerapkan nilai dasar ANEKA dalam kegiatan sosialisasi penggunaan
kartu stok kepada petugas laboratorium
 Menerapkan nilai dasar ANEKA dalam kegiatan pengisian dan pencatatan
kartu stok
 Menerapkan nilai dasar ANEKA dalam kegiatan monitoring dan evaluasi
pencatatan kartu stok

2
BAB II

LANDASAN TEORI DAN PROFIL INSTANSI

I. Nilai Dasar ASN


Bagi calon pegawai negeri sipil harus mengetahui, memahami dan menerapkan
nilai nilai akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi
yang biasa disingkat ANEKA sebelum memasuki ranah pelayanan publik.
Pentingnya nilai-nilai ANEKA ini diterapkan pleh CPNS adalah bekal dan pondasi
awal untuk berperan aktif dan bertanggung jawab dalam menjalankan setiap tugas,
fungsi dan peran ASN dalam masyarakat.
Berdasarkan pemaparan diatas dapat dikelaskan indicator dari setiap nilai-nilai
aneka adalah sebagai berikut
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung
jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep itu memiliki makna yang berbeda.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Akuntabilitas publik
memiliki tiga fungsi utama ( Bovens, 2007), yaitu untuk menyediakan kontrol
demokratis ( peran demokratis ); untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan
kekuasaan (peran konstitusional ); dan untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas ( peran belajar ).
Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa indikator
dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah
dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya.
2. Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang
dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.

3
3. Integritas : adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan
dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
4. Tanggung Jawab : adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung
jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
5. Keadilan : adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu
hal, baik menyangkut benda atau orang.
6. Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
7. Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka
diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta
harapan dan kapasitas
8. Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan.
9. Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapai tujuan akhir.
b. Nasionalisme
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Bahkan tidak
hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan
nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang
lebih penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai
ASN memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan
negara. Nilai-nilai yang berorientasi pada kepentingan publik menjadi nilai dasar
yang harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Pegawai ASN dapat mempelajari
bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar memiliki karakter
yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.
1. Sila pertama ketuhanan yang maha esa
 Percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing
 Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaan kepada orang lain

4
 Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing
 Hormat dan menghormati serta bekerja sama antar pemeluk agama
dan penganut kepercayaan yang berbeda – beda sehingga terbina
kerukunan hidup
2. Sila kedua kemanuasiaan yang adil dan beradab
 Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan
kewajiban antar sesama manusia
 Saling mencintai antar sesama manusia
 Mengembangkan sikap tenggang rasa
 Tidak semena-mena terhadap orang lain
 Menjunjung tinggi kemanusiaan
 Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
 Berani membela kebenaran dan keadilan
 Bangsa Indonesia merasa dirinya bagian dari masyarakat dunia
internasional dan dengan itu harus mengembangkan sikap saling
menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain
3. Sila ketiga persatuan Indonesia
 Menjaga persatuan dan kesatuan Negara kesatuan republik Indonesia
 Rela berkorban demi bangsa dan Negara
 Cinta tanah air dan bangsa
 Bangga sebagai bangsa Indonesia
 Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang
ber- bhineka tunggal ika
4. Sila keempat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
 Mengutamakan kepentingan Negara dan masyarakat
 Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
 Menghargai pendapat orang lain
 Musyawarah untuk mufakat

5
5. Sila kelima keadilan social bagi rakyat Indonesia
 Bersikap adil terhadap sesama
 Menghormati hak-hak orang lain
 Menolong sesama
 Menghargai orang lain
 Melakukan pekerjaan yang berguna bagi kepentingan umum dan
bersama
c. Etika publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan
untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin adanya perlindungan
hak-hak individu, mencakup cara-cara pengambilan keputusan untuk membantu
membedakan hal-hal yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang
seharusnya dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut (Catalano, 1991).
Konsep etika sering disamakan dengan moral. Padahal ada perbedaan antara
keduanya. Etika lebih dipahami sebagai refleksi yang baik atau benar.
Sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik atau
apa yang seharusnya dilakukan. Etika juga dipandang sebagai karakter atau
etos individu/kelompokberdasarkan nilai-nilai dan norma-norma luhur.
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu
kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip
dalam bentuk ketentuan tertulis. Kode etik profesi dimaksudkan untuk mengatur
tingkah laku / etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui
ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh
sekelompok profesional tertentu.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam undang-undang
ASN, memiliki indikator sebagai berikut :
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945.
3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
6
5. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
d. Komitmen mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang
tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Bidang
apapun yang menjadi tanggung jawab pegawai negeri sipil semua mesti
dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada
stakeholder. Komitmen mutu merupakan tindakan untuk menghargai efektivitas,
efisiensi, inovasi dan kinerja yang berorientasi mutu dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik. Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar
komitmen mutu yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target.
Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektifitas
organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai target
(rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya,
melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan
pelanggan.

7
2. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil
tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan tingkat
ketepatan realiasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan
dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber
daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan mekanisme
yang ke luar alur.
3. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter
sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan
publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.
4. Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan
konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan
kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan
melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi
dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat vital
untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas
institusi. Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan dalam
mengevaluasi kualitas pelayan (Berry dan Pasuraman dalam Zulian Zamit,
2010:11), yaitu :
 Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,
pegawai, dan sarana komunikasi;
 Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan
pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang
telah dijanjikan;
 Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan
pelayanan dengan tanggap;

8
 Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat
dapat dipercaya;
 Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang
baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.
e. Anti korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan
kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktu
yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus
diperhatikan, yaitu :
1. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil
seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk
bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri
sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri terhadap
godaan untuk berbuat curang.
2. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat kasih
sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan
lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat banyak orang yang tidak
mampu, menderita, dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa
sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang
tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk menyisihkan sebagian
penghasilannya untuk membantu sesama.
3. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi
tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian

9
yang dimiliki seseorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya
pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan
menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab demi
mencapai keuntungan sesaat.
4. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan konsistensi
untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan selalu
mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada
prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja.
Seseorang yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak
akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan
cara yang mudah.
5. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa
keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik
demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan
yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan
Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran
seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela
dan nista.
6. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil
kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya. Ia
mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan
berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh sesuatu
tanpa mengeluarkan keringat.
7. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya
tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang
kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya adalah

10
ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar harta tidak akan pernah ada
habisnya karena hawa nafsu keserakahan akan selalu memacu untuk
mencari harta sebanyak-banyaknya.
8. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir
adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas.
Ia juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega
dan teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang dari
hal yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau
ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang menyimpang.
9. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia
terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut
untukmendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang
pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya
sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan
kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.

II. GAMBARAN UMUM RS TADJUDDIN


a. Sejarah rs tadjuddin chalid
Rumah Sakit Kusta Ujung Pandang (sekarang RSK Dr. Tadjuddin Chalid
Makassar) resmi berdiri pada tanggal 1 Oktober 1982 berdasarkan SK Menteri
Kesehatan RI Nomor 568/Menkes/SK/1982 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Rumah Sakit Kusta Ujung Pandang. Rumah Sakit Kusta Ujung Pandang
meurpakan unit organik dalam lingkungan Departemen Kesehatan yang pada
waktu itu berada dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal
Pelayanan Kesehatan.
Di mulai dengan prakarsa Menteri Kesehatan tahun 1980 dan menginstrusikan
kepada direktorat jenderal pelayanan medik dan direktorat jenderal pemberantasan
penyakit menular untuk mendirkan Rumah Sakit Kusta Makassar.

11
Untuk itu Menteri Kesehatan bersama direktorat jendral pemberantasan penyakit
menular berangkat ke Jepang untuk memperoleh dana bantuan dari Sasakawa
Memorial Health Foundation. Pada waktu itu direncanakan rumah sakit kusta
Makassar berkapasitas 100 tempat tidur dengan rencana dana yang diperlukan
$ 2.000.000 dan dari sasakawa dimintakan $ 1.000.000 yang ternyata dapat
direalisir tahun 1987.
Adapun alasan Menteri Kesehatan perlunya membangun rumah sakit kusta
Makassar adalah antara lain :
a. Banyaknya penderita kusta di provinsi lain ( Kalimantan, Maluku, NTT, NTB, dan
lain-lain )
b. Prevalensi penyakit kusta cukup tinggi di Sulawesi selatan dan Kawasan Timur
Indonesia (KTI) pada umumnya.
Untuk membangun Rumah Sakit Kusta Makassar, departemen kesehatan
memperoleh rekomendasi dari WHO, maka pada saat itu Menteri Kesehatan RI
mengeluarkan surat keputusan dengan Nomor 568/Menkes/SK/XII/1982 tertanggal
24 Desember 1982 sebagai dasar untuk membangun rumah sakit kusta ujung
pandang yang merupakan unit organik dalam lingkungan departemen kesehatan
yang berada dan bertanggung jawab langsung kepada direktur jendral pelayanan
medik.
Pada rapat konsultasi direktorat rumah sakit, direktorat jenderal pelayanan medik
di Semarang diputuskan bahwa di Indonesia dianggap perlu membagi daerah
binaan rumah sakit kusta di 3 wilayah :
a. Rumah sakit kusta sungai kundur, Palembang, membina daerah seluruh
Sumatera dan Kalimantan Barat
b. Rumah sakit kusta sitanala, Tengerang, membina daerah Jawa, Bali, Kalimantan
Tengah, NTB, NTT, dan Timor Timur
c. Rumah sakit kusta Makassar, membina daerah seluruh Sulawesi Selatan,
Maluku, dan Irian jaya.

Diakibatkan karena masih tingginya angka prevalensi kusta di seluruh wilayah


Republik Indonesia, maka berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
270/MENKES/SK/VI/1985 tanggal 4 Juni 1985, Rumah Sakit Kusta Ujung Pandang
12
ditunjuk menjadi rumah sakit Pembina dan sekaligus sebagai pusat rujukan kusta di
Kawasan Timur Indonesia. Adapun wilayah binaan adalah seluruh Sulawesi, Maluku
dan Irian Jaya.

Seiring dengan perkembangan jaman dan kondisi masyarakat, maka


berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 297/Menkes/SK/III/2008
Rumah Sakit Kusta Makassar berubah nama menjadi Rumah Sakit Dr. Tadjuddin
Chalid Makassar yang berada dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur
Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

Di samping itu brdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor


2/KMK.05/2010, Rumah Sakit Dr. Tadjuddin Chalid Makassar diberikan
kepercayaan sebagai instansi Pemerintah yang menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU). Berdasarkan pertumbuhan
pemukiman di Kota Makassar yang sangat pesat yang juga berpengaruh kepada
wilayah sekitar rumah sakit, mengakibatkan Rumah Sakit Dr. Tadjuddin Chalid
Makassar yang pada waktu dibangun, lokasinya berada di luar kota dan sangat
terisolasi sekarang berada di tengah pemukiman warga, sehingga berdasarkan
tuntutan dan kebutuhan masyarakat, Rumah Sakit Dr. Tadjuddin Chalid Makassar
mempunyai kewajiban untuk setiap saat siap memberikan pelayanan kepada
masyarakat umum. Kondisi tersebut telah disikapi dengan baik oleh Kementerian
Kesehatan, di mana pada tanggal 31 Mei 2010 Kementerian Kesehatan
memberikan ijin untuk membuka pelayanan umum melalui Surat Keputusan Direktur
Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan No. HK.03.05/I/2835/10.

Perkembangan pemikiran masyarakat yang modern menuntut Rumah Sakit Dr.


Tadjuddin Chalid Makassar mengikuti dengan melakukan perubahan dari internal
khususnya perubahan Struktur Organisasi yang telah ketinggalan jaman dan
dirasakan telah tidak sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan oleh
masyarakat yang semakin kompleks, maka pada tanggal 14 Mei 2012 Menteri
Kesehatan RI mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 009 Tahun 2012
tentang Organisasi dan Tata Kelola Rumah Sakit Dr. Tadjuddin Chalid Makassar.

13
Di samping itu juga telah dilakukan pengembangan terhadap Instalasi Rawat
Darurat, KIA/KB dan Perawatan Umum guna memberikan pelayanan kepada
masyarakat yang setiap bulan terjadi peningkatan yang cukup signifikan,
pengembangan di bidang Pendidikan dan Penelitian (DIKLIT) karena semaikin
banyaknya sekolah dan perguruan tinggi di Makassar dan sekitarnya yang
membutuhkan tempat lahan praktek dan tempat penelitian di dalam menunjang
keilmuan peserta didiknya. Renovasi gedung administrai guna menunjang
pelayanan administrasi perkantoran kepada masyarakat dan pegawai yang
membutuhkan pelayanan, serta dalam rangkat memberikan pendidikan kesehatan
kepada masyarakat dan keluarganya maka dibentuklah Instalasi Promosi Kesehatan
Rumah Sakit (PKRS).

Selain peningkatan sarana fisik, juga diikuti dengan peningkatan kualitas SDM
melalui program pendidikan berkelanjutan dan penyelenggaraan berbagai pelatihan
dan penyelenggaraan penelitian pelayanan kesehatan dibuktikan dengan adanya
beberapa MoU dengan Institusi Pendidikan dan juga beberapa kerjasama baik lintas
sector maupun lintas program.

b. Visi dan Misi RS Dr Tadjuddin Chalid

A. Visi
“Menjadi Rumah Sakit terkemuka di Indonesia dalam Pelayanan Rehabilitasi
Kusta”.

B. Misi
1. Mewujudkan Pendidikan Dan Penelitian Pengembangan Rehabilitasi Kusta;
2. Mewujudkan Profesionalisme Dalam Bidang Pelayanan Kesehatan dan
Manajemen Rumah Sakit;
3. Memberikan Pelayanan Kesehatan Bermutu dan Paripurna dengan
Memanfaatkan Teknologi Mutakhir;
4. Mewujudkan Pelayanan Kesehatan Yang Berbasis Kemitraan.
c. Nilai
K = Komitmen
14
U = Usaha Maksimal

S = Sesuai Standar

T = Tulus Ikhlas

A = Akuntable

d. Motto :

“ Melayani Dengan Keikhlasan “

15
BAB III

PERAN ASN

I. Manajemen ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN


yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih
dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada
pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya
aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman. Berdasarkan
jenisnya, ASN terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja (PPPK). PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi
syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina
kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai
secara nasional. Sedangkan PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi
syarat tertentu, yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan
perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah untuk jangka waktu
tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan. Tugas ASN adalah sebagai
berikut:

1. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai


dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
2. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas
3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia

ASN mempunya hak dan kewajiban yang di atur dan UU ASN Hak seorang PNS
adalah memperoleh gaji, tunjangan, dan fasilitas; cuti; jaminan pensiun dan jaminan
hari tua; perlindungan dan pengembangan kompetensi. Sementara PPPK berhak
memperoleh gaji dan tunjangan; cuti; perlindungan dan pengembangan kompetensi.
Selain itu, pemerintah juga wajib memberikan perlindungan kepada ASN berupa
jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan, jaminan kematian dan bantuan hukum.
Kewajiban ASN adalah sebagai berikut:

16
1. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, NKRI dan Pemerintah yang sah
2. Menjaga Persatuan dan kesatuan bangsa
3. Melaksanakan kebijan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang
4. Manaati ketentuan peraturan perundang-undangan
5. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian,kejujuran,
kesadaran, dan tanggung jawab
6. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan
tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan
7. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan 8. Bersedia ditempatkan di
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
II. Whole of Government

WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan


upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuantujuan pembangunan kebijakan,
manajemen program dan pelayanan publik. WoG merupakan pendekatan yang
menekankan aspek kebersamaan dan menghilangkan sekat-sekat sektoral. WoG
menekankan pada pengintegrasian upaya-upaya kementerian atau lembaga
pemerintah dalam mencapai tujuan-tujuan bersama. Penerapan WOG dalam pelayanan
publik dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan baik secara formal maupun
informal. Cara tersebut adalah dengan:

1. Penguatan koordinasi antar lembaga


Penguatan koordinasi dapat dilakukan jika jumlah embaga-lembaga yang
dikoordinasikan masih terjangkau dan manageable.
2. Membentuk lembaga koordinasi khusus
Lembaga koordinasi diberikan status kelembagaan setingkat lebih tinggi, atau
setidaknya setara dengan kelembagaan yang dikoordinasikannya
3. Membentuk gugus tugas

17
Gugus tugas merupakan bentuk pelembagaan koordinasi yang dilakukan di luar
struktur formal, yang sidatnya tidak permanen.
4. Koalisi sosial
Koalisi sosial merupakan bentuk informal dari penyatuan koordinasi antar sektor
atau lembaga, tanpa perlu membentuk pelembagaan khusus dalam koordinasi
ini.

Praktek WoG dalam pelayanan publik adalah:

1. Pelayanan yang bersifat administratif


Pelayanan publik yang menghasilkan berbagai produk dokumen resmi yang
dibutuhkan warga masyarakat seperti KTP, SIUP, ijin trayek, ijin usaha, sertifikat
tanah dan lain sebagainya. Praktek WoG dalam jenis pelayanan adminstratif
dapat dilihat dalam praktek penyatuan penyelenggaraan izin dalam satu pintu
seperti PTSP atau Samsat.
1. Pelayanan jasa
Pelayanan yang menghasilkan dalam bentuk jasa seperti pendidikan, kesehatan,
perhubungan, ketenagakerjaan dan lain sebagainya.
2. Pelayanan barang
Pelayanan yang menghasilkan dalam bentuk barang seperti jalan, perumahaan,
jaringan telpon, listrik dan seterusnya.
3. Pelayanan regulatif
Pelayanan melalui penegakan hukum dan peraturan perundang-undangan
maupun kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi kehidupan bermasyarakat.

Terdapat lima pola pelayanan publik, yaitu:

1. Pola pelayanan teknis fungsional Suatu pola pelayanan yang diberikan oleh
instasi pemerintah sesuai dengan bidang tugas, fungsi dan kewenangnnya. WoG
dapat dilakukan pada pola pelayanan ini jika mempunyai karakter yang sama
atau keterkaitan antar sektor yang satu dengan yang lain.
2. Pola pelayanan satu atap Pola ini memudahkan masyarakat penguna izin untuk
mengurus permohonan izinnya walaupun belum mengurangi jumlah rantai
birokrasi.
18
3. Pola pelayanan satu pintu Pola pelayanan secara tunggal oleh satu unit kerja
pemerintah. Bentuk WoG yang lebih utuh dimana pelayanan publik disatukan
dalam satu unit layanan saja dan rantai izin sudah dipangkas jadi satu unit saja.
4. Pola pelayanan terpusat Pola ini mirip dengan pelayanan satu atap dan satu
pintu. Yang membedakan tergantung pada sejauhmana kewenangan koordinasi
yang diberikan kepada koordinator.
5. Pola pelayanan Elektronik Pola pelayanan menggunakan teknolgi informasi dan
komunikasi yang bersifat on-line sehingga dapat menyesuaikan diri dengan
keinginan dan kapasitas pengguna.

Indikator dari Whole of Goventment adalah sebagai berikut:

1. Koodinasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh berbagai pihak yang sederajat
untuk saling memberikan informasi dan bersama mengatur atau menyepakati
sesuatu sehingga disatu sisi proses pelaksanaan tugas dan kebehasilan pihak
yang satu tidak mengganggu proses pelaksanaan tugas dan keberhasilan pihak
yang lainnya . Sementara pada sisi lain yang satu langsung atau tidak langsung
mendukung pihak yang lain.
2. Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan
atau keseluruhan. Jadi integritas dapat dimaknai sebagai proses penyesuaian
diantara nsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga
menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memiliki keserasian fungsi.
3. Sinkronosasi merupakan suatu proses pengaturan jalannya beberapa proses
pada waktu yang bersamaan untuk menyamakan waktu dan data supaya tidak
terjadi inconsitensi (ketidak konsistenan) data akibat adanya akses data secara
konkuren agar hasilnya bagus dan sesuai dengan apa yang diharapkan.
4. Simplikasi merupakan makna realitas sangat tergantung pada bagaiman kita
memaknainya pada pola pikir yankita terapkan untuk memahami sesuatu.
III. Pelayanan Publik

Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 pelayanan publik adalah


kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan

19
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik. Pelayanan publik adalah pemberian layanan atau
melayani keperluan orang atau masyarakat dan/atau organisasi lain yang mempunyai
kepentingan pada organisasi itu, sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang
ditentukan dan ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada penerima pelayanan.

Terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu organisasi


penyelenggara pelayanan publik, penerima layanan (pelanggan) yaitu orang atau
masyarakat atau organisasi yang berkepentingan, dan kepuasan yang diberikan atau
diterima oleh penerima layanan (pelanggan). Selain hal-hal yang mendasar yang perlu
dijadikan pegangan dalam memberikan pelayanan publik perlu mengetahui bahwa
pelayanan publik yang baik juga didasarkan pada prinsip-prinsip yang digunakan untuk
merespon berbagai kelemahan yang melekat pada tubuh birokrasi.

Berbagai literatur administrasi publik menyebut bahwa prinsip pelayanan publik


yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah sebagai berikut:

1. Partisipasif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan masyarakat
pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan,
dan mengevaluasi hasilnya.
2. Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai penyelenggara
publik harus menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui segala
hal yang terkait dengan pelayanan publik yang diselenggarakan .
3. Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar dan
memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya.
4. Tidak diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh dibedakan
antara satu warga negara dengan warga negara yang lain atas dasar perbedaan,
identitas warga negara.
5. Mudah dan Murah

20
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus memenuhi
berbagai persyaratan dan membayar fee untuk memperoleh layanan yang
mereka butuhkan yang harus diterapkan prinsip mudah, artinya berbagai
persyaratan yang dibutuhkan tersebut harus masuk akal dan mudah untuk
dipenuhi.
6. Efektif dan efisien
Penyelenggaraan pelayanan publik harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan
yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan dengan
prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah.
7. Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat dijangkau
oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik (dekat, terjangkau dengan
kenderaan publik, mudah dilihat, gampang ditemukan, dll) dan dapat dijangkau
dalam arti non fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan yang harus
dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut.
8. Akuntabel
Penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan dengan menggunakan fasilitas dan
sumber daya manusia yang dibiayai oleh warga negara melaui pajak yang
mereka bayar. Oleh karena itu semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik
harus dapat dipertanggung jawabkan secara terbuka kepada masyarakat.
9. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah memiliki
berbagai tujuan. Salah satu tujuan yang penting adalah melindungi warga negara
dari praktik buruk yang dilakukan oleh warga negara yang lain. Oleh karena itu
penyelenggraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat melindungi
kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi kelompok lemah
ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat.

21
BAB IV

HASIL AKTUALISASI

a. Core Issue : Belum Optimalnya Pencatatan Kartu Stok Reagensia di Laboratorium Patologi Klinik RS Dr
Tadjuddin Chalid Makassar
b. Deskripsi :
Laboratorium adalah unit yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen klinik untuk
mendapatakan informasi tentang kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya
diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Dalam pelaksanaan
tugasnya laboratorium melaksanakan penerimaan spesimen, kemudian pengambilan dan
penyimpanan pasien, lalu kegiatan memeriksa pemeriksaan, pencatatan serta pelaporan.
Pada bagian pemeriksaan laboratorium petugas laboratorium wajib memperhatikan banyak hal
diantaranya adalah mengenai reagensia.
Reagensia adalah zat kimia yang digunakan dalam suatu reaksi untuk mendeteksi,
mengukur, memeriksa dan menghasilkan zat lain. Hal yang perlu diperhatikan terkait dengan
reagensia adalah pencatatan, penyimpanan, penggunaan dan pewadahan. Pencatatan
reagensia perlu dilakukan guna mencegah terjadinya kehilangan barang, memonitoring
penggunaan reagensia dan masa penggunaan dari reagensia itu sendiri agar tidak ada
reagensia yang rusak dan dibuang karena mencapai masa kadaluarsa. Tingginya beban kerja
yang ada dilaboratorium dan jumlah tenaga yang sedikit menyebabkan penggunaan kartu stok
ini tidak berjalan. Tidak adanya pencatatan kartu stok ini tidak sesuai dengan standar dari
mutu pelayanan kesehatan menurut Permenkes No. 43 tahun 2013 tentang cara
penyelengaraan laboratorium klinik yan baik
22
c. Sumber Issue : Fenomena yang ditemukan sejak menjalankan tugas
tanggal 1 Februari 2019 di Laboratorium Patologi Klinik RS Dr Tadjuddin Chalid

d. Analisis Dampak : Tidak optimalnya pencatatan kartu stok dalam penyimpanan


reagensia menyebabkan tidak dapat dilakukan monitoring terhadap pengunaan reagen. Hal ini
akan mengakibatkan penggunaan reagensiayang tidak terkontrol atau tidak dapat digunakan
karena telah mencapai masa kadaluarsa. Kemudian penggunaan yang berlebih ini akan
mengakibatkan kerugian bagi rumah sakit karena penambahan coast dalam pengadaan
reagensia

e. Gagasan Pemecahan Issue : Optimalisasi Pencatatan Kartu Stok Reagensia di Laboratorium Patologi Klinik RS Dr

Tadjuddin Chalid

f. Kegiatan :
1. Melakukan perizinan kepada penanggung jawab laboratorium
2. Membuat kartu stok reagensia
3. Sosialisasi penggunaan kartu stok reagensia kepada petugas laboratorium
4. Melakukan implementasi penggunaan kartu stok reagensia
5. Melakukan monitoring dan evaluasi pencatatan pada kartu stok

23
g. Nama : Maqfirah Lamer Rasyid, S.Tr.Ak
h. Unit Kerja : RS Dr Tadjuddin Chalid Makassar
Keterkaitan Kontribusi Penguatan
N Tahapan
Kegiatan Output/hasil substansi mata terhadap visi- nilai
o kegiatan
pelatihan misi organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan 1. Melakukan Notulensi Saya akan Perizinan Perizinan
perizinan kepada konsultasi konsultasi menjalankan kepada kepada
penanggung jawab kepada kepala komunikasi penanggug penanggung
laboratorium instalasi (Komitmen Mutu) jawab adalah jawab bidang
yang efektif bentuk kontribusi adalah
terhadap misi penguatan
oranisasi yaitu nilai
2. Melakukan Surat izin Saya akan mewujudkan akuntabel dari
izin kepada menghadap dengan pelayanan organisasi
penanggung sopan santun (Etika kesehatan yang
jawab logistik Publik) mengunakan berbasis
pakaian yang rapi kemitraan

2. Membuat kartu stok 1. Melakukan Daftar ceklis Saya akan Membuat kartu Membuat kartu
reagensia ceklis reagensia melakukan ceklis stok merupakan stok
reagensia reagensia dengan pengaplikasian merupakan
laboratorium cepat, tepat, akurat dari menjamin penjaminan
(Etika Publik) mutu dari bahan terhadap mutu
24
dengan tetap
pemeriksaan yang sejalan
menjaga integritas yang sejalan dengan nilai
(Akuntabilitas) dengan misi sesuai
dalam melakukanorganisasi dalam standar
tanggung jawab
mewujudkan organisasi.
(Anti Korupsi) yang profesionalism
telah diberikan. e dalam bidang
pelayanan
2. Membuat Format kartu Saya akan mebuat
kesehatan
format kartu stok kartu stok yang
stok reagen mudah (Komitmen
Mutu) untuk dipakai
sebagai bentuk
kepedulian (Anti
Korupsi) terhadap
organisasi
3. Melakukan 1. Mencari Rangkuman Mencari informasi Pelaksanaan Melakukan
sosialisasi kepada literature materi dari sumber yang sosialisasi sosialisasi
petugas terkait dapat dipercaya merupakan dengan
laboratorium penyimpanan (komitmen mutu) bentuk membuat
reagen sehingga konstribusi materi yang
memberikan terhadap misi jelas dengan
kejelasan rumah sakit Bahasa yang
(akuntabilitas) dan dalam mudah
dapat memberikan dimengerti
dipertanggung pelayanan sejalan
jawabkan (anti kesehatan dengan nilai
korupsi) untuk bermutu dan komitmen
penerapannya paripurna pada

25
2. Membuat Materi Saya akan membuat organisasi
materi presentasi rangkuman materi
presentasi sesuai dengan
kompetensi
(komitmen mutu)
dan melakukan
musyawarah
(nasionalisme)
dalam
perumusannya
3. Melakukan
Dokumentasi Saya akan
presentasi
kegiatan memaparkan materi
kepada
petugas dengan ramah
laboratorium (Komitmen Mutu),
professional (etika
publik) dan
berpenampilan
sederhana (Anti
Korupsi) yang
menjunjung tinggi
hak orang lain
dalam
menyampaikan
pendapat
(nasionalisme)

26
4. Melakukan 1. Memisahkan  Dokumentas Saya akan Menerapkan Melaksanakan
implementasi reagensia baru i memisahkan kegiatan pengisisan
penggunaan kartu dan lama  list daftar reagensia dengan pengisian kartu kartu stok
stok reagensia reagensia jelas (akuntabilitas)stok dan daftar merupakan
baru dan dan tetap reagensia standar dalam
lama memperhatikan sejalan dengan penanganan
standar mutu misi organisasi reagensiayang
(komitmen mutu) dalam merupakan
mewujudkan penguatan
2. memberikan  dokumentasi Saya akan
proesionalisme nilai organisasi
tanda pada reagen memberikan tanda
dalam sesuai
reagen pada reagen dengan
pelayanan standar
berdasarkan transparan
kesehatan
masa (Akuntabilitas) dan
kadaluarsanya jujur (anti korupsi)
secara professional
dan bertannggung
jawab (etika public)
3. Mengisi kartu Dokumentasi Saya akan
stok kartu stok mewujudkan
berdasarkan pengisian kartu stok
jumlah dengan jujur (anti
reagensia korupsi) dan
yang tersedia konsisten
(akuntabilitas) yang
akan berguna bagi
kepentingan umum
dan bersama
(nasionalisme)
4. Membuat Stiker list nama Saya akan membuat

27
stiker nama reagen stiker nama
reagensia reagensia yang
terdapat dalam
lemari penyimpanan
dengan jelas
(Akuntabilitas)
didasarkan atas rasa
saling mencintai
antar sesama
(nasionalisme).
5. Monitoring dan 1. Mengecek Dokumentasi Saya akan Monitoring dan Melaksanakan
evaluasi pencatatan pelaksanaan pengisian kartu memeriksa penulisan evaluasi adalah evaluasi sebai
kartu stok penulisan stok kartu stok untuk proses bentuk
pada kartu pencapaian hasil identifikasi pertanggung
stok yang dapat perkembangan jawaban
diandalkan dan kemajuan terhadap
(Komitmen Mutu) kegiatan dalam kegiatan yang
dan mendorong memberikan berkaitan
kinerja yang mandiri pelayanan dengan nilai
(Anti Korupsi) kesehatan yang akuntabel
bermutu dan dalam
2. Melakukan Notulen Saya akan
paripurna organisasi
pencatatan evaluasi melakukan
evaluasi dari pencatatan terhadap
pegawai setiap masukan dari
laboratorium pegawai dengan
sikap adil
(Akuntabilitas) dan
tanpa memaksakan
kehendak
(Nasionalisme)
28
29
i. Capaian Aksi Aktualisasi

Aktualisasi dilaksanakan pada tanggal 16 Mei – 30 Juni 2019 di Laboratorium Patologi


Klinik RS Dr Tadjuddin chalid Makassar. Aktualisasi ini meliputi lima kegiatan dengan
beberapa tahapan disetiap kegiatan.

1) kegiatan 1
kegiatan pertama adalah melakukan perizinan kepada penanggung jawab
laboratorium. Tahap kegiatan pertama adalah sebagai berikut:
1. melakukan konsultasi dengan kepala instalasi
 Nilai ANEKA: Komitmen Mutu
sebelum melakukan kegiatan penggunaan kartu stok, maka terlebih dahulu
dilakukan konsultasi kepada kepala instalasi untuk menyampaikan maksud
dan tujuan dengan jelas dan sopan sesuai dengan agenda aktualisasi
pencatatan kartu stok. Konsultasi dilakukan dengan komunikasi langsung
kepada kepala instalasi
 Analisis Dampak
jika saya tidak melakukan konsultasi kepada kepala instalasi maka akan
terjadi miskomunikasi dengan kepala instalasi dan yang terkait mengenai
tindakan pencatatan yang dilakukan

30
2. meminta izin kepada penanggung jawab logistik
 Nilai ANEKA : Etika Publik
setelah melakukan konsultasi dengan kepala instalasi maka saya meminta
izin kepada penanggung jawab logistik dan menghadap dengan sopan dan
santun menggunakan pakaian yang rapi.
 Analisis Dampak
jika saya tidak meminta izin kepada penanggung jawab logistik maka akan
terjadi kesalah pahaman terkait tindakan pencatatan dan penggunaan
kartu stok

31
2) kegiatan 2
kegiatan kedua adalah membuat kartu stok reagensia. Tahap kegiatan kedua
adalah sebagai berikut:
1. Melakukan ceklis reagensia laboratorium
 Nilai ANEKA : Etika Publik, Akuntabilitas, Anti korupsi
Setelah memperoleh izin penggunaan kartu stok, saya membuat daftar
ceklis nama reagen dengan tepat dan akurat
 Analisis Dampak
Jika saya tidak melakukan ceklis nama reagen maka saya akan kesulitan
untuk menentukan jumlah reagen yang tersedia dan jumlah kartu stok yang
harus dibuat. Hasil dari kegiatan ini adalah diperoleh daftar nama reagen
serta jumlah reagen yang tersedia pada saat itu

2. Membuat format kartu stok reagen


 Nilai ANEKA : Komitmen Mutu, Anti korupsi
Saya membuat format kartu stok yang sederhana, efektif dan efisien agar
dapat memudahkan dalam pengisiannya namun dapat dipertanggung
jawabkan
 Analisis Dampak
Jika saya tidak membuat kartu stok maka saya tidak memiliki data jumlah
penggunaan reagen selama sebulan yang akan membantu dalam

32
menentukan jumlah permintaan selanjutnya dan kepentingan dalam
penggunaan reagen.

3) kegiatan 3
kegiatan ketiga adalah melakukan sosialisasi kepada petugas laboratorium.
Tahap kegiatan ketiga adalah sebagai berikut:
1. Mencari literature terkait penyimpanan reagen
 Nilai ANEKA : Komitmen Mutu, Akuntabilitas, Anti Korupsi
Dalam mencari materi terkait pencatatan dan penggunaan kartu stok, saya
mencari materi yang sederhana, mudah dimengerti dan jelas sehingga
memudahkan dalam penyampaian materi.
 Analisis Dampak
Jika saya tidak mencari materi yang sederhana, mudah dan jelas maka
akan menyulitkan dalam pembuatan materi dan penyampaiannya sehingga
tidak akan terbentuk kerja sama yang baik dalam menjalankan kegiatan

33
2. Membuat materi presentasi
 Nilai ANEKA : Komitmen Mutu, nasionalisme
Setelah mencari materi saya membuat materi presentasi yang jelas dan
gambar yang menarik sehingga dapat semangat dalam membaca,
mendengarkan dan memahami materi yang disampaikan.
 Analisis Dampak
Jika saya tidak membuat materi yang jelas dan gambar yang menarik maka
akan mempengaruhi minat petugas dalam membaca dan menyimak materi
yang disampaikan, sehingga pesan yang ingin disampaikan tidak diterima
dengan baik.

34
3. Melakukan presentasi kepada petugas laboratorium
 Nilai ANEKA : Komitmen Mutu, Etika Publik, Anti korupsi, Nasionalisme
Setelah membuat bahan presentasi, saya memaparkan bahan presentasi
tersebut sekaligus menjelaskan pengelolaan penggunaan reagen dan
pencatatan reagen yang digunakan pada kartu stok yang telah dibuat.
 Analisis Dampak
Jika saya tidak memaparkan materi dan penggunaan kartu stok maka
pencatatan kartu stok ini tidak akan berjalan optimal dan tidak akan
terbentuk kerjasama yang baik dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi
ini.

35
4) kegiatan 4
kegiatan keempat adalah Melakukan implementasi penggunaan kartu stok
reagensia. Tahap kegiatan keempat adalah sebagai berikut:
1. Memisahkan reagensia baru dan lama
 Nilai ANEKA : Akuntabilitas, komitmen Mutu
Setelah dilakukan sosialisasi maka dipisahkanlah antara reagen lama dan
reagen yang baru masuk untuk pencatatan awal jumlah reagen pada kartu
stok dan penggunaan reagen yang didahulukan berdasarkan yang pertama
masuk
 Analisis Dampak
Jika tidak dilakukan pemisahan reagen baru dan reagen lama maka akan
menyebabkan penggunaan reagen yang tidak sesuai dengan waktu
kedatangan dan masa kadaluarsanya sehingga dapat menyebabkan
pemborosan reagen karena kadaluarsa tanpa digunakan sebelumnya.

2. memberikan tanda pada reagen berdasarkan masa kadaluarsanya


 Nilai ANEKA : Akuntabilitas, Anti korupsi dan Etika Publik
Setelah memisahkan reagen baru dan lama, selanjutnya dilakukan
36
pemberian tanda/ kode warna pada reagen yang memiliki masa kadaluarsa
yang pendek untuk didahulukan penggunaannnya.
 Analisis Dampak
Jika tidak diberikan tanda pada reagen yang memiliki masa kadaluarsa
yang pendek maka akan menyebabkan pemborosan pada reagen karena
kadaluarsa sebelum digunakan

3. Mengisi kartu stok berdasarkan jumlah reagensia yang tersedia


 Nilai ANEKA : Akuntabilitas, Anti korupsi, Nasionalisme

37
Setelah memberikan tanda/ kode warna pada reagen, selanjutnya
dilakukan pengisian kartu stok sesuai dengan jumlah yang ada pada saat
pengisian dan tanggal masuk reagen tersebut .
 Analisis Dampak
Jika pengisian kartu stok ini tidak dilakukan maka tidak dapat dilakukan
perekapan penggunaan reagen selama sebulan dan penggunaan yang
tidak terpantau sehingga dapat menyebabkan pemborosan pennggunaan
reagen.

4. Membuat stiker nama reagensia


 Nilai ANEKA : Akuntabilitas, Nasionalisme
Setelah pengisian kartu stok, selanjutnya saya membuat stiker nama
reagen yang ditempelkan dikulkas memuat jenis reagen yang tersedia
didalam kulkas tersebut untuk memudahkan pencarian reagen tertentu.
 Analisis Dampak
Jika stiker daftar nama reagen tidak buat maka akan menyulitkan dalam
mencari reagen tertentu dan membutuhkan waktu yang lama dalam
pencariannya sehingga membuat pekerjaan tidak efisien
38
5) kegiatan 5
kegiatan kelima adalah monitoring dan evaluasi pencatatan kartu stok. Tahap
kegiatan kelima adalah sebagai berikut:
1. Mengecek pelaksanaan penulisan pada kartu stok
 Nilai ANEKA : Anti Korupsi, Komitmen Mutu
Setelah dilakukan pengisian kartu stok, selanjutnya saya melakukan
monitoring terhadap pengisian kartu stok dengan cara memeriksa
kesesuaian antara catatan pada kartu stok dan jumlah reagen yang
tersedia.
 Analisis Dampak
Jika tidak dilakukan monitoring terhadap pengisian kartu stok maka akan
terjadi ketidak sesuaian antara catatan pada kartu stok dan jumlah yang
tersedia dan tidak dapat dilakukan tindak lanjut terhadap ketimpangan yang
terjadi.

39
2. Melakukan pencatatan evaluasi dari pegawai laboratorium
 Nilai ANEKA : Akuntabilitas, Nasionalisme
Setelah pengecekan pelaksanakan pengisian kartu stok, kemudian saya
melakukan evaluasi terhadap kegiatan tersebut dengan memberikan form
kritik dan saran terhadap kegiatan tersebut untuk mengetahui kendala dan
masalah dari petugas terkait pengisian kartu stok
 Analisis Dampak
Jika tidak dilakukan evaluasi maka saya tidak dapat mengetahui masalah
dan kendala dari petugas terkait pengisian kartu stok tersebut untuk
perbaikan kedepannya

40
41
BAB V

RENCANA AKSI AKTUALISASI

Setelah menjalankan kegiatan pemecahan isu dan permasalahan berdasarkan


rancangan aktualisasi. Kegiatan berikutnya adalah merumuskan rencana aksi dalam
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN (ANEKA) serta peran dan kedudukan ASN
dalam tugas pokok dan fungsi sebagai pranata laboratorium kesehatan ahli pertama di
instalasi laboratorium patologi klinik RS Dr Tadjuddin Chalid Makassar. Berikut Rencana
Aksi Aktualisasi:

A. Nilai-Nilai Dasar ASN


Tabel 5.1. Rencana Aksi Nilai Akuntabilitas

No. Indikator / Nilai Rencana Aksi

1 Kepemimpinan a) Memberikan contoh yang baik kepada rekan sesama


laboran.

b) Memotivasi rekan kerja untuk menjadi laboran


professional
c) memberikan motivasi kepada mahasiswa praktek
untuk aktif belajar selama pkraktek di RS Tadjuddin
Chalid
2 Transparansi a) Melaporkan setiap kegiatan yang akan dilakukan
dan telah dilakukan kepada kepala instalasi
b) Melaporkan masalah yang didapatkan dilapangan
kepada kepala instalasi
3 Integritas a) Melaksanakan pekerjaan sesuai SOP
b) Datang dinas paling lambat 15 menit sebelum jam
dinas
4 Tanggung Jawab a) Tidak meninggalkan ruangan sebelum pekerjaan
selesai.
b) Membuat Log book setiap tindakan yang dilakukan
c) Membuat SKP setiap tahun serta
mengumpulkannya tepat waktu
5 Keadilan a) Memberikan perlakuan yang sama kepada
seluruh petugas dan pasien di rumah sakit
b) Tidak bersikap diskriminatif dalam pergaulan
sesama petugas rumah sakit.

53
6 Kepercayaan a) Memberikan pelayanan masyarakat yang jujur
dengan menyampaikan informasi yang
sebenarnya kepada pasien

7 Keseimbangan a) Selain memberikan edukasi mengenai jenis


pemeriksaan dan dukungan spiritual kepada
pasien dan teman sejawat
8 Kejelasan a) Memberikan informasi yang jelas mengenai alur
pemeriksaan di laboratorium
b) Memberikan informasi mengenai jenis
pemeriksaan yang akan dilakukan oleh pasien

9 Konsisten a) Memberikan pelayanan sesuai SOP


b) Tetap berkomitmen untuk mengacu pada SOP
dalam pemberian layanan, dan tindakan.

54
Tabel 5.2. Rencana Aksi Nilai Nasionalisme

No. Indikator / Nilai Rencana Aksi

1 SilaPertama a) Senantiasa untuk berdoa sebelum memulai


“Ketuhanan Yang proses pelayanan di Rumah Sakit.
MahaEsa” b) Tidak bertindak diskriminatif terhadap petugas
rumah sakit dan pasien yang mempunyai
agama dan kepercayaan berbeda.

c) Menjaga perkataan yang dapat menyinggung


agama lain dalam proses pelayanan.

d) Menghargai dan menghormati teman sejawat


dalam menjalankan ibadah sesuai dengan
kepercayaannya masing-masing
2 Sila Kedua “ a) Memberikan perlakuan yang sama pada
Kemanusiaan Yang semua pasien tanpa ada yang dibeda-
Adil dan Beradab” dan bedakan.
Sila Kelima b) Memberikan Pelayanan yang sesuai dengan
“Keadlian Sosial kebutuhan pasien.
Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia”

3 Sila Ketiga “ Persatuan Memberikan perlakuan yang sama kepada


Indonesia” pasien, dan petugas rumah sakit lainnya tanpa
membeda-bedakan latar belakang budaya,
suku, agama, ras dan daerah asal.

4 Sila Keempat a) Penentuan keputusan dilakukan dengan


“Kerakyatan yang musyawarah melalui rapat.
dipimpin oleh hikmat b) Menghargai teman sejawat dalam
kebijaksanaan dalam menyampaikan pendapatnya yang
permusyawaratan dan bertentangan dengan pendapat pribadi
perwakilan”

5 Sila Ke-5 “Keadilan a) Memberikan perlakuan yang adil


sosial bagi seluruh terhadap semua pasien.
rakyat Indonesia” b) Peningkatan skill dan knowledge dilakukan
dengan pelatihan/kursus berdasarkan tupoksi
dari pegawai masing-masing

54
Tabel 5.3. Rencana Aksi Nilai Etika Publik

No
Indikator/Nilai Rencana Aksi
.

1 Integritas a) Berlaku jujur, berkata benar dan bertindak sesuai


dengan perkataan dalam melayani pasien.
b) Memberikan pelayanan yang adil dan merata tanpa
membeda-bedakan baik kepada peserta maupun
rekan kerja

2 Profesionalisme Disiplin

- Pemberian sanksi bagi pegawai yang terlambat


yaitu pemotongan gaji
Bertanggung jawab

- Tidak menunda-nunda pekerjaan dan tidak


meninggalkan pekerjaan sebelum selesai
Kompeten

- Penempatan pegawai di bagian yang sesuai


dengan kompetensi dan kebutuhan organisasi
(proses mutasi & promosi pegawai)
Sopan santun

- Bersikap sabar dalam melayani pasien, menahan


emosi saat melayani pasien yang marah,
berpenampilan sopan dan rapi
3 Sinergi a) Menyusun perencanaan program kerja yang selaras
dengan bagian yang lain agar tidak tumpang tindih
b) Saling berbagi ilmu sehingga menciptakan
lingkungan kerja yang non-diskriminatif.
4 Pelayanan a) Memberikan informasi yang jelas kepada pasien.
b) Tanggap dalam melayani keluhan pasien.

5 Kesempurnaan a) Teliti dan cermat dalam melakukan pemeriksaan


terhadap sampel pasien
b) Mempersiapkan alat dan bahan yang baik dalam

55
pra analitik uyntuk menjamin kualitas sampel pasien

56
Tabel 5.4. Rencana Aksi Nilai Komitmen Mutu
No. Indikator / Nilai Rencana Aksi
1 Efektifitas a) Penggunaan bahan habis pakai sesuai kebutuhan.
2 Efisiensi a) tidak menunda-nunda pemeriksaan yang dilakukan
b) Tidak menggunakan bahan habis pakai secara
berlebihan.
3 Inovasi a) Mengembangkan pemisahan reagen berdasarkan
kode warna yang memudahkan petugas dalam
penyediaan berikutnya
4 Berorientasi Mutu a) Menggunakan buku referensi berasal dari
kementerian kesehatan dan jurnal ilmiah yang
terakreditasi.
b) Menggunakan peralatan pemeriksaan
yang telah terkontrol dan terkalibrasi
dalam menjamin ketelitian dan ketepatan
hasil yang dikeluarkan

Tabel 5.5. Rencana Aksi Nilai Anti Korupsi

No. Nilai / Indikator Rencana Aksi

1 Jujur a) Berkata apa adanya sesuai dengan hati nurani


b) Melaporkan sesuatu yang tidak sesuai dengan
kondisi yang ada, didukung data dan bukti yang
dapat dipertanggung jawabkan
c) Berkata apa adanya dan tidak bersaksi palsu
d) Berani menyampaikan suatu hal yang tidak sesuai
dengan ketentuan dengan cara yang sopan
e) Tidak menerima gratifikasi, memanipulasi data, tidak
menggunakan fasilitas kantor untuk keperluan di luar
kedinasan.

57
2 Peduli a) saling peduli (dengan rekan kerja) misalnya peduli
terhadap rekan kerja yang kesulitan menyelesaikan
pekerjaan
b) Ramah, tanggap, responsif
c) Sabar menghadapi kebutuhan pelayanan dari
peserta
d) Fasih menjelaskan dan memberikan bantuan
dengan cepat dan tepat.
3 Mandiri a) Tidak menyuruh rekan kerja menyelesaikan tugas
kita
b) Bekerja sesuai tupoksi

4 Disiplin a) Masuk 5 menit sebelum jadwal dinas


b) Penerapan disiplin waktu jam kerja (finger print)
c) Tidak mengulur waktu dalam menyelesaikan
pekerjaan.
5 Tanggung Jawab a) Tepat waktu, disiplin, dan teliti dalam mengelola
tugas dan pekerjaan
b) Pegawai tidak diperkenankan melemparkan
tanggung jawab kepada orang lain
c) Koordinasi dan komunikasi
6 Kerja Keras a) Berusaha membantu pasien memberikan penjelasan
ataupun arahan jika belum dimengerti.
b) Membantu Kepala Pelayanan mengerjakan tugas
terkait tempat kerja atau pendataan ruangan diluar
jam dinas.
7 Sederhana a) Berpakain rapi, sopan, dan sesuai aturan yang telah
ditentukan.
b) Tidak menggunakan riasan yang berlebihan

8 Berani a) Berani menyampaikan suatu hal yang tidak sesuai


dengan ketentuan, dengan cara yang sopan
b) Tidak membiarkan kecurangan terjadi tanpa
mengambil tindakan tegas atau melaporkannya

58
9 Adil a) Berani menyampaikan suatu hal yang tidak sesuai
dengan ketentuan, dengan cara yang sopan
b) Tidak membiarkan kecurangan terjadi tanpa
mengambil tindakan tegas atau melaporkannya

B. Peran dan Kedudukan ASN


Tabel 5.6. Rencana Aksi Manajemen ASN
No. Indikator / Nilai Rencana Aksi
1 Kewajiban dan Hak Menjalankan tugas dan pelayanan
sesuai dengan aturan yang telah diatur dalam UU
ASN
ASN.

2 Perencanaan a) Terlibat dalam rapat rutin internal laboratorium yang


membahas tentang pelayanan laboratorium.
b) Menyusun rencana kegiatan yang akan dilakukan
dalam peningkatan pelayanan laboratorium.
3 Monitoring dan a) Membuat Absensi rapat dan diskusi yang dilakukan
Evaluasi
b) Membuat catatan evaluasi terkait keefektifan
kegiatan
4 Pengembangan a) Mengikuti Pelatihan kompetensi, seminar, workshop
/Jenjang Karir
yang dibutuhkan
5 Penilaian Kinerja a) Penilaian kinerja dinilai oleh atasan langsung dalam
hal ini Kepala Instalasi sesuai dengan beban kerja
setiap bulan
6 Penghargaan a) Penghargaan diberikan kepada petugas yang

7 Disiplin a) Masuk 5 menit sebelum jadwal dinas


b) Penerapan disiplin waktu jam kerja (finger print)
c) Tidak mengulur waktu dalam menyelesaikan
pekerjaan.
8 Perlindungan a) Menyediakan informed consent untuk setiap
tindakan yang dilakukan terhadap pasien
b) Melakukan pencatatan terhadap setiap tindakan
yang dilakukan dan melakukan setiap yang dicatat.

59
Tabel 5.7. Rencana Aksi Whole Of Government

No. Indikator / Nilai Rencana Aksi


1 Koordinasi a) Mengkoordinasikan kepada teman sejawat mengenai
pelaksanaan pelayanan laboratorium.

2 Integrasi a) Melakukan kerjasama yang saling terintegrasi antar unit


perawatan, farmasi dan laboratorium untuk memberikan
pelayanan yang paripurna bagi pasien
3 Sinkronisasi a) Melakukan kerjasama antar teman sejawat petugas
laboratorium dalam pelayanan laboratorium

Tabel 5.8. Rencana Aksi Pelayanan Publik

No. Indikator / Nilai Rencana Aksi


1 Partisipatif a) tanggap melihat kondisi pasien
b) Memberikan informasi dan edukasi terhadap keluhan
pasien
c) Ikut berpartisipasi membantu jika ada
2 Transparan yang mengalami
a) Memberikan musibah
informasi yangdijelas
lingkungan kerja
dan sebenar-
benarnya kepada pasien
3 Responsive a) Mendengarkan dan memberikan informasi mengenai
kebutuhan pasien dalam peningkatan pelayanan
b) Memperlakukan pasien dengan santun
4 Tidak diskriminatif a) Memperlakukan pasien dengan sama tanpa
membedakan agama, ras, dan budaya
5 Mudah dan murah a) Memberikan informasi yang jelas mengenai biaya dan
alur pemeriksaan
b) Memberikan edukasi mengenai tatacara pemeriksaan
tertentu dengan jelas dan mudah
6 Efektif dan efisien a) Melakukan evaluasi tingkat kefektifan dan efektifan
penggunaan kartu stok

7 Aksesibel a) Memberikan informasi yang jelas mengenai waktu,


biaya dan tata cara pelayanan laboratorium

8 Akuntabel a) Memberikan pelayanan yang baik dengan penyediaan


fasilitas yang nyaman bagi pasien

60
9 Berkeadilan a) Memperlakukan setiap pasien dan teman sejawat
sama, tanpa membedakan status dan jabatan.

61
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan kegiatan aktualisasi nilai dasar ANEKA, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Diterapkannya nilai Komitmen Mutu dan Etika Publik dalam kegiatan perizinan
kepada penanggung jawab laboratorium
2. Menerapkan nilai Etika Publik, Akuntabilitas, Anti Korupsi dan Komitmen Mutu
dalam kegiatan pembuatan kartu stok
3. Menerapkan nilai Akuntabilitas, Komitmen Mutu, Nasionalisme dan Anti Korupsi
dalam kegiatan sosialisasi penggunaan kartu stok kepada petugas laboratorium
4. Menerapkan nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan
Anti Korupsi dalam kegiatan pengisian dan pencatatan kartu stok
5. Menerapkan nilai Anti Korupsi, Komitmen Mutu, Akuntabilitas, dan Nasionalisme
dalam kegiatan monitoring dan evaluasi pencatatan kartu stok

B. Saran

Dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi nilai dasar ANEKA, kami menyarankan agar
komunikasi antara peserta, coach dan mentor perlu lebih diintensifkan agar peserta
dapat melaksanakan kegiatan aktualisasi dan menyusun laporan dengan lebih terarah.

62

Anda mungkin juga menyukai