PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara
sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, perlu dibangun aparatur sipil negara (ASN)
yang memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu
menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu
menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
Sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No 5 Tahun 2019 Pasal 10
tentang fungsi ASN yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik,
serta perekat dan pemersatu bangsa. Bahwasanya pelaksanaan manajemen
aparstur sipil negara ( ASN ) harus berdasarkan pada perbandingan antara
kompetensi dan kualifikasi yang diperlukan oleh jabatan dengan kompetensi
dan kualifikasi yang dimiliki oleh Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).
Guna membangun Aparatur Sipil Negara yang memiliki integritas,
profesional, netral, dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi dan nepotisme, serta mampu menerapkan nilai dasar bagi
Aparatur Sipil Negara yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang
ASN) sehingga Lembaga Administrasi Negara menetapkan peraturan tentang
Latihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil yang berlandaskan Pasal 34 ayat
(7) PP No. 11 Tahun 2017 tentang manajemen ASN.
Penyelenggaraan laboratorium kesehatan di Indonesia diselenggarakan
oleh berbagai jenis laboratorium dan pada berbagai jenjang upaya pelayanan
kesehatan, yang diantaranya diselenggarakan oleh Laboratorium Puskesmas;
1
bahwa agar mampu menjawab tuntutan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang tepat, akurat, dan profesional, Laboratorium Puskesmas harus
meningkatkan mutu pelayanan
Diklat Latsar ini dilaksanakan dalam rangka membentuk nilai-nilai dasar
profesi PNS. Kompetensi inilah yang kemudian berperan dalam membentuk
karakter PNS yang kuat, yaitu PNS yang mampu bersikap dan bertindak
profesional dalam melayani masyarakat.
C. Ruang Lingkup
Penulisan ini dibatasi pada kegiatan yang mengandung nilai-nilai dasar
profesi Pegawai Negeri Sipil yaitu: akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu, dan anti korupsi yang kegiatan rancangan aktualisasi ini
dilakukan dari hasil studi lapangan Mulai tanggal 18 Juli sampai dengan
tanggal 22 Agustus 2019 di Lingkungan Puskesmas Motolohu, Kec.
Randangan Pohuwato.
2
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Deskripsi Organisasi
a. Profil Organisasi
Kecamatan Randangan Merupakan salah satu kecamatan yang ada
di Kabupaten Pohuwato, dengan luas wilayah 17.647,87 km2, terdiri darai
13 Desa, 49 Dusun, dengan jarak dari ibu kota Kabupaten Pohuwato ± 32
km.
Letak geografis Puskesmas Motolohu Kecamatan Randangan
terletak pada 000 28’ 17’’ – 000 35’ 56’’ Lintang Utara dan 1220 59’ 44’’ –
1230 05’ 59’’ Bujur Timur dengan batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Kecamatan Taluditi
b. Sebelah Timur : Kecamatan Patilanggi
c. Sebelah Selatan : Teluk Tomini
d. Sebelah Barat : Kecamatan Wanggarasi
Curah hujan pada suatau tempat antara lain dipengaruhi oleh
keadaan iklim, keadaan geografi dan perputaran / pertemuan arus angin.
Oleh karena itu jumlah curah hujan beragam menurut bulan dan letak
stasiun pengamat.
Jumlah penduduk pada tahun 2019 adalah 17.176 Jiwa dan jumlah
KK adalah 4.836 KK, Jumlah penduduk diwilayah kerja Puskesman
Motolohu tahun 2019 berdasarkan data SP2TP Berjumlah 17.176 jiwa,
dimana Penyebaranya di 13 ( tiga Belas ) desa belum merata.
Rasio kepadatan penduduk diwilayah kerja Puskesmas Motolohu
menunjukan bahwa tingkat persebaran penduduk antar kelurahan berbeda
dimana tampak penduduk terkonsentrasi di Desa Motolohu dan Desa
Manuggal Karya.
3
b. Visi, Misi, dan Nilai – Nilai Puskesmas Motolohu
Visi
Misi
4
Fungsi/Kewajiban
5
B. Deskripsi Isu/ Situasi Problematik
Untuk Puskesmas Motolohu dalam pengambilan isu berkaitan dengan
Fungsi Laboratorium, sehingga di dapatkan Isu – isu sebagai berikut:
1. Keterbatasan informasi tentang prosedur pemeriksaan Laboratorium
kepada pasien rawat jalan.
2. Kurangnya koordinasi antara ruang KIA – KB dengan laboratorium
tentang pemeriksaan yang wajib dilakukan di laboratorium.
3. Kurang optimalnya pemanfaatan fungsi laboratorium sebagai
penunjang diagnosis
4. Kurangnya pengetahuan petugas kesehatan terkait tentang pengisian
form permintaan pemeriksaan laboratorium.
5. Tidak optimalnya pencatatan registrasi laboratorium
6. Kurang optimalnya pencatatan stok masuk dan keluar bahan medis
habis pakai untuk kebutuhan laboratorium.
C. Analisis Isu
Analisis isu dilakukan untuk menetapkan kriteria isu dan kualitas
isu.Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan kualitas isu
tertinggi.Disamping itu tidak semua isu bisa dikategorikan menjadi isu actual,
oleh karena itu perlu dilakukan analisis kriteria isu. Alat analisis kriteria isu
dengan menggunakan alat analisis AKPK (Aktual, Kekhalayakan,
Problematika, Kelayakan), sedangkan menentukan kualitas isu dengan
menggunakan alat analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth).
AKPK (kriteria isu)
1. Aktual : Benar-benar terjadi, sedang hangat dibicarakan di
masyarakat.
2. Kekhalayakan : Isu menyangkut hajat hidup orang banyak
3. Problematik : Isu memiliki dimensi masyalah yang kompleks sehingga
perlu dicarikan solusinya sesegera mungkin.
4. Kelayakan : masuk akal, realisitis, relevan untuk dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya.
6
Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya
Tabel 2.1 Bobot Penetapan Kriteria Kualitas ISU AKPK dan USG
A K P K
NO ISU Jumlah Peringkat
(1-5) (1-5) (1-5) (1-5)
7
Dari ketiga kriteria isu yang mendapat ranking tiga besar tersebut kemudian
dilakukan analisis lanjutan yaitu analisis kualitas isu dengan alat analisis USG.
USG (kualitas isu)yaitu :
1. Urgency : seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti
2. Seriousness: seberapas serius isu itu harus dibahas dikaitkan dengan akibat
yang ditimbulkan
3. Growth: seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak
ditangani sebagaimana mestinya.
Berdasarkan penentuan kualitas Isu dengan alat analisis USG maka tergambar
ranking tertinggi yang merupakan isu final yang perlu dicarikan pemecahan
masalahnya yaitu: Kurang Optimalnya pemanfaatan fungsi laboratorium
sebagai penunjang diagnosis.
8
laboratorium tidak hanya untuk pemeriksaan Gula darah sewaktu dan asam
urat saja tetapi bisa untuk pemeriksaan laboratorium sederhana lainnya. Sesuai
dengan PERMENKES NO 37 Tentang Pelenggaraan Laboratorium
Puskesmas
Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi upaya kesehatan wajib dan upaya
kesehatan pilihan. Oleh karena upaya pelayanan Laboratorium Puskesmas merupakan
satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan di Puskesmas,
maka Puskesmas wajib menyelenggarakan laboratorium di Puskesmas.
Karena hal tersebut sebagai salah satu instrumen penting dalam penentuan
diagnosis oleh dokter. Oleh karena itu Laboratorium Puskesmas harus
meningkatkan mutu pelayanan serta dapat menyesuaikan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
E. Nilai – Nilai Dasar Profesi PNS
Berdasarkan Modul – Modul E-Learning yang di keluarkan Oleh Lembaga
Administrasi Negara (LAN) edisi tahun 2015, Nilai – nilai dasar yang
dimaksud adalah Akuntabilitas PNS, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu dan Anti Korupsi. Selanjutnya kelima nilai dasar tersebut diakronimkan
menjadi ANEKA.
a. Akuntabilitas
kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau
tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki
arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung
jawab, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban
yang harus dicapai.
Aspek-aspek akuntabilitas mencakup beberapa hal berikut yaitu
Akuntabilitas adalah sebuah hubungan, Akuntabilitas berorientasi pada
hasil, Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan, Akuntabilitas
memerlukan konsekuensi, serta Akuntabilitas memperbaiki kinerja.
9
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens, 2007), yaitu
pertama, untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi);
Kedua, untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran
konstitusional); Ketiga, untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
(peran belajar).
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu: akuntabilitas vertical
(vertical accountability), dan akuntabilitas horizontal (horizontal
accountability). Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu
akuntabilitas personal, akuntabilitas individu, akuntabilitas kelompok,
akuntabilitas organisasi, dan akuntabilitas stakeholder.
Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel,
maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung 3 dimensi yaitu
Akuntabilitas kejujuran dan hukum, Akuntabilitas proses, Akuntabilitas
program, dan Akuntabilitas kebijakan.
Akuntabilitas tidak mungkin terwujud apabila tidak ada alat
akuntabilitas. Di Indonesia, alat akuntabilitas antara lain adalah
Perencanaan Strategis (Strategic Plans), Kontrak Kinerja, dan Laporan
Kinerja. Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada
beberapa aspek yang harus diperhatikan yaitu: Kepemimpinan,
Transparansi, Integritas, Tanggung Jawab (responsibilitas), Keadilan,
Kepercayaan, Keseimbangan, Kejelasan, dan Konsistensi.
5 langkah yang harus dilakukan dalam membuat framework
akuntabilitas di lingkungan kerja PNS yaitu:
1. Tentukan Tanggung Jawab dan Tujuan,
2. Rencanakan Apa Yang Akan Dilakukan Untuk Mencapai Tujuan,
3. Lakukan Implementasi dan Monitoring Kemajuan,
4. Berikan Laporan Secara Lengkap, serta
5. Berikan Evaluasi dan Masukan Perbaikan.
Ketersediaan informasi publik telah memberikan pengaruh yang besar
pada berbagai sektor dan urusan publik di Indonesia. Salah satu tema
penting yang berkaitan dengan isu ini adalah perwujudan transparansi
tata
10
kelola keterbukaan informasi publik, dengan diterbitkannya UU Nomor
14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (selanjutnya
disingkat: KIP).
Keterbukaan informasi memungkinkan adanya ketersediaan
(aksesibilitas) informasi bersandar pada beberapa prinsip. Prinsip yang
paling universal (berlaku hampir diseluruh negara dunia) adalah sebagai
berikut: Maximum Access Limited Exemption (MALE), Permintaan tidak
perlu disertai alasan, Mekanisme yang sederhana, Murah dan cepat,
Informasi harus utuh dan benar, Informasi proaktif, serta Perlindungan
pejabat yang beritikad baik.
Aparat pemerintah dituntut untuk mampu menyelenggarakan pelayanan
yang baik untuk publik. Hal ini berkaitan dengan tuntutan untuk
memenuhi etika birokrasi yang berfungsi memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Etika pelayanan publik adalah suatu panduan atau pegangan
yang harus dipatuhi oleh para pelayan publik atau birokrat untuk
menyelenggarakan pelayanan yang baik untuk publik. Buruknya sikap
aparat sangat berkaitan dengan etika.
Informasi dan data yang disimpan dan dikumpulkan serta dilaporkan
harus relevant (relevan), reliable (dapat dipercaya), understandable
(dapat dimengerti), serta comparable (dapat diperbandingkan), sehingga
dapat digunakan sebagaimana mestinya oleh pengambil keputusan dan
dapat menunjukkan akuntabilitas publik.
Ada 2 jenis umum konflik kepentingan yaitu keuangan (Penggunaan
sumber daya lembaga termasuk dana, peralatan atau sumber daya
aparatur untuk keuntungan pribadi) dan non-keuangan (Penggunaan
posisi atau wewenang untuk membantu diri sendiri dan /atau orang lain).
ASN sebagai profesi berlandaskan pada prinsip sebagai berikut yaitu
Nilai dasar, Kode Etik dan Kode Perilaku, Komitmen, Integritas Moral
dan Tanggung Jawab Pada Pelayanan Publik, Kompetensi Yang
Diperlukan Sesuai Dengan Bidang Tugas, Kualifikasi Akademik,
Jaminan
11
Perlindungan Hukum Dalam Melaksanakan Tugas, sertaProfesionalitas
Jabatan.
Pengambilan keputusan secara akuntabel dan beretika berarti dapat
membuat keputusan dan tindakan yang tepat dan akurat. Sebuah
keputusan yang akuntabel dan beretika sangat penting dalam menjaga
kepercayaan dan keyakinan terhadap masyarakat dalam pekerjaan
pemerintahan. Dalam praktiknya, penempatan kepentingan umum berarti
bahwa: Memastikan tindakan dan keputusan yang berimbang dan tidak
bias; Bertindak adil dan mematuhi prinsip-prinsip due process;
Akuntabel dan transparan; Melakukan pekerjaan secara penuh, efektif
dan efisien; Berperilaku sesuai dengan standar sektor publik, kode sektor
publik etika sesuai dengan organisasinya serta Mendeklarasikan secara
terbuka bila terjadi adanya potensi konflik kepentingan.
Ada banyak aspek yang harus diperhatikan dalam menciptakan
lingkungan organisasi yang akuntabel. Aspek-aspek tersebut yaitu:
a. Kepemimpinan;
b. Transparansi;
c. Integritas;
d. Tanggung Jawab (responsibilitas);
e. Keadilan;
f. Kepercayaan;
g. Keseimbangan;
h. Kejelasan; dan
i. Konsistensi
PNS yang akuntabel adalah PNS yang mampu mengambil pilihan yang
tepat ketika terjadi konflik kepentingan,tidak terlibat dalam politik
praktis, melayani warga secara adil dan konsisten dalam menjalankan
tugas dan fungsinya.
b. Nasionalisme
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Bahkan
tidak sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan
12
nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal
yang lebih penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka
setiap pegawai ASN memiliki orientasi berpikir mementingkan
kepentingan publik, bangsa dan negara. Pegawai ASN akan berpikir tidak
lagi sektoral dangan mental block-nya, tetapi akan senantiasa
mementingkan kepentingan yang lebih besar yakni bangsa dan negara.
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan
manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan
pada nilai-nilai Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia
dilandasi nilai- nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia
senantiasa: menempatkan persatuan-kesatuan, kepenting an dan
keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi
kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan
bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui
persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia
dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai sesama
manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa.
Adanya toleransi antara otoritas agama dan otoritas negara membuat
agama tidak bisa dibatasi hanya dalam ruang privat. Agama punya
kemungkinan terlibat dalam ruang publik. Jika agama hanya berada dalam
ruang privat, kehidupan poblik menjadi kering dalam makna.
Sila ketuhanan dalam Pancasila menjadikan Indonesia bukan sebagai
negara sekuler yang membatasi agama dalam ruang privat. Pancasila
justru mendorong nilai-nilai ketuhanan mendasari kehidupan
bermasyarakat dan berpolitik. Namun, Pancasila juga tidak menghendaki
negara agama, yang mengakomodir kepentingan salah satu agama.
Adanya nilai-nilai ketuhanan dalam Pancasila berarti negara menjamin
kemerdekaan masyarakat dalam memeluk agama dan kepercayaan
masing- masing. Tidak hanya kebebasan dalam memeluk agama, negara
juga menjamin masyarakat memeluk kepercayaan. Namun dalam
kehidupan di masyarakat, antar pemeluk agama dan kepercayaan harus
13
saling
14
menghormati satu sama lain.
Dalam gempuran globalisasi, pemerintahan yang dibangun harus
memperhatikan prinsip kemanusiaan dan keadilan dalam penyelenggaraan
pemerintahan dalam negeri dan pemerintahan global atau dunia. Jangan
sampai lebih memperhatikan kemanusiaan dalam negeri tapi mengabaikan
pergulatan dunia, atau sebaliknya, terlibat dalam interaksi global namun
mengabaikan kemanusiaan masyarakat bangsanya sendiri. Perpaduan
prinsip sila pertama dan kedua Pancasila menuntut pemerintah dan
peyelenggara negara untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang
luhur dan memegang cita-cita moral rakyat yang mulia.
Upaya melaksanakan sila ketiga Pancasila dalam masyarakat plural
seperti Indonesia bukanlah sesuatu hal yang mudah. Sejak awal berdirinya
Indonesia, agenda membangun bangsa (nation building) merupakan
sesuatu yang harus terus menerus dibina, dilakukan dan ditumbuh
kembangkan.
Tradisi musyawarah yang dilandasi semangat kekeluargaan telah lama
ada dalam masyarakat nusantara. Keragaman masyarakat nusantara
memunculkan keinginan yang kuat untuk menghidupkan semangat
persaudaraan dan kesederajatan semua warga dalam pergaulan hidup
berbangsa. Juga, pengalaman hidup dalam pemerintahan kolonial yang
penuh penindasan dan diskriminasi menggelorakan semangat
kemerdekaan dan demokrasi.
Untuk mewujudkan ASN sebagai pelaksana kebijakan publik yang
berorientasi pada pelayanan kepentingan publik, berbagai kelemahan
pelayanan publik oleh badan pemerintahan serta persoalan yang umum
dijumpai dalam birokrasi pemerintahan harus dihindari. ASN harus
memahami betul tugas pengabdiannya bukanlah untuk kepentingan atasan
atau kelompoknya, melainkan untuk kepentingan publik dan masyarakat
luas yang menjadi pelanggan atau konsumen layanan. Namun demikian,
hal ini memang juga harus diimbangi dengan imbalan yang diberikan
kepada ASN. Bisa jadi juga kegagalan layanan birokrasi yang baik
disebabkan oleh rendahnya kesejahteraan
15
c. Etika Publik
Etika Publik adalah refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan
untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik. Etika merupakan sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin
adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara dalam
pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal- hal yang baik
dan yang buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai
nilai-nilai yang dianut. Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur
tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya
ditujukan padahal- hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis.
Pelayanan Publik yang profesional membutuhkan tidak hanya
kompetensi teknis dan leadership, namun juga kompetensi etika. Oleh
karena itu perlu dipahami etika dan kode etik pejabat publik. Tanpa
memiliki kompetensi etika, pejabat cenderung menjadi tidak peka, tidak
peduli dan bahkan seringkali diskriminatif, terutama pada masyarakat
kalangan bawah yang tidak beruntung. Etika publik merupakan refleksi
kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran, solidaritas,
keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan dalam wujud keprihatinan
dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat. Adapun Kode Etik
Profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok
khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang
diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu.
Oleh karena itu, dengan diterapkannya kode etik Aparatur Sipil
Negara, perilaku pejabat publik harus berubah, Pertama, berubah dari
penguasa menjadi pelayan; Kedua, berubah dari ’wewenang’ menjadi
’peranan’; Ketiga, menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah, yang
harus dipertanggungjawabkan bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat.
d. Komitmen Mutu
16
Efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
Efisiensi merupakan tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumberdaya
dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan, sehingga tidak terjadi
pemborosan sumberdaya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan
prosedur, dan mekanisme yang ke luar alur. Karakteristik ideal dari
tindakan yang efektif dan efisien antara lain: penghematan, ketercapaian
target secara tepat sesuai dengan yang direncanakan, pekerjaan dapat
diselesaikan dengan cepat dan tepat, serta terciptanya kepuasan semua
pihak: pimpinan, pelanggan, masyarakat, dan pegawai itu sendiri.
17
perbaikan ke depan.
Tanggung jawab mutu ada pada setiap level organisasi. Pada level
puncak (corporate level) bertanggung jawab atas mutu layanan institusi
secara keseluruhan untuk membangun citra kelembagaan dan keunggulan
bersaing. Pada level strategic business unit level tanggung jawab mutu
berkaitan dengan penetapan diversifikasi mutu pada setiap unit kerja
sesuai dengan target masing-masing. Pada level fungsional bertanggung
jawab atas mutu hasil setiap layanan yang diberikan di unit-unit
pendukung. Sedangkan pada level unit dasar tanggung jawab mutu
berkaitan dengan aktivitas/ rencana aksi yang dilaksanakan di masing-
masing unit kerja.
18
Pelayanan publik yang bermutu merupakan wujud akuntabilitas dari
pemerintah selaku penyedia layanan publik. Pelayanan publik yang
bermutu akan menciptakan kepercayaan publik kepada pemerintah.
19
pembuat kebijakan dan kinerja organisasi pemerintah.Untuk itu,
penciptaan pertanggungjawaban kepada pelanggan semakin menekan
organisasi-organisasi pemerintah untuk memperbaiki hasil-hasil mereka,
tidak sekadar mengelola sumber daya mereka.
20
Inovasi dapat menekan biaya produksi, meningkatkan produktivitas,
menambah keuntungan, memperkuat organisasi dalam meningkatkan
daya saing di era ekonomi global, meningkatkan kemampuan organsasi
dalam beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Inovasi juga penting
untuk keluar dari situasi pasar yang lambat dan stagnan menjadi beralih
kepada area operasional lain.
21
Inovasi bisa berbentuk karya hasil penemuan baru atau mengandung
unsur kebaruan (novelty), misalnya sebagai penyempurnaan atau
perbaikan dari karya yang sudah ada, produk imitasi (tiruan) yang
memiliki nilai tambah, serta karya hasil sintesis.
22
Kata kunci untuk menjauhkan diri dari korupsi adalah internalisasi
integritas pada diri sendiri dan hidup atau bekerja dalam lingkungan yang
menjalankan sistem integritas dengan baik.
Identifikasi nilai dasar anti korupsi memberikan nilai-nilai dasar anti
korupsi yang prioritas dan memiliki signifikan yang tinggi bagi Anda,
dengan jumlah nilai yang semakin sedikit maka proses internalisasinya
lebih mudah karena Anda dapat memfokuskan sumberdaya waktu dan
energi yang Anda dimiliki.
Penyelarasan nilai anti korupsi dengan nilai-nilai organisasi merupakan
kontribusi Anda untuk dapat mengetahui “apakah nilai-nilai organisasi
yang akan menjadi tempat Anda bekerja, telah selaras dan menampung
secara maksimal nilai-nilai dasar anti korupsi?”. Keselarasan tersebut
akan mengurangi dilema etik dan menjadi payung bagi kontribusi Anda
dalam membangun sistem integritas. Penanaman nilai integritas dapat
dilakukan dengan pendekatan beragam cara, diantaranya melalui : 1)
Kesediaan, 2) Identifikasi dan 3) Internalisasi. Tingkat permanensi
penanaman ataupun perubahan sikap dan perilaku melalui pendekatan
internalisasi akan lebih permanen dibandingkan dengan identifikasi dan
kesediaan.
Nilai, keyakinan, kebiasaan, dan konsep diri manusia terdapat pada area
bawah sadar. Untuk melakukan penanaman atau perubahan nilai,
keyakinan, kebiasaan dan konsep diri, perlu dilakukan dengan pendekatan
atau teknik khusus yang cocok untuk bawah sadar.
Teknik-teknik khusus untuk bawah sadar dapat dilakukan apabila
kemampuan Anchoring, Utilisasi, Rileksasi, Amplifiying, Modality,
Asosiasi dan Sugesti dikuasai dengan baik, kemampuan tersebut disingkat
menjadi AURA MAS. Tunas Integritas adalah individu yang terpilih
untuk memastikan lebih banyak lagi personil organisasi yang memiliki
integritas tinggi serta berkiprah nyata dalam membangun sistem
integritas di organisasinya. Beragam jenis dan bentuk sistem integritas
untuk menjaga suatu organisasi mencapai tujuannya secara berintegritas,
23
diantaranya : 1) Kebijakan perekrutan dan promosi, 2) Pengukuran
Kinerja, 3) Sistem dan Kebijakan Pengembangan SDM, 4) Pengadaan
Barang dan Jasa, 5) Kode Etik dan Pedoman Perilaku, 6) Laporan Harta
Kekayaan Penyelengara Negara, 7) Program Pengendalian Gratifikasi, 8)
dan lain-lain. Menanamkan integritas dan membangun sistem integritas
merupakan suatu kerja yang simultan sampai terbentuk budaya integritas
di organisasi
Dalam upaya sistem mampu memastikan organisasi mencapai
tujuannya dan menjaga individu dalam organisasi, maka kematangan
pelaksanaan programnya dilaksanakan secara optimal lewat tahapan :1)
Not Performance (belum ada kinerja), 2) Adhoc, (sementara, reaktif ,
mendadak) 3) Planned (terencana dan teroganisasi dengan baik) 4)
Institutionalized (menyatu dengan sistem organisasi 5) Evaluated (telah
dapat dievaluasi) 6) Optimized (dapat di optimalkan).
F. MATRIX RANCANGAN
Identifikasi Isu :
1. Keterbatasan informasi tentang prosedur pemeriksaan Laboratorium
kepada pasien rawat jalan.
2. Kurangnya koordinasi antara ruang KIA – KB dengan laboratorium
tentang pemeriksaan yang wajib dilakukan di laboratorium.
3. Kurang optimalnya pemanfaatan fungsi laboratorium sebagai
penunjang diagnosis
4. Kurangnya pengetahuan petugas kesehatan terkait tentang pengisian
form permintaan pemeriksaan laboratorium.
5. Tidak optimalnya pencatatan registrasi laboratorium
24
6. Kurang optimalnya pencatatan stok masuk dan keluar bahan medis
habis pakai untuk kebutuhan laboratorium.
25
Kontribusi Kegiatan
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai-
o Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil terhadap Pencapaian Visi
Mata Pelatihan nilai Organisasi
dan Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Melapor Kepada
1. Mengkonfirmasi Keberadaan Kapus, PJ.
Kepala Puskesmas, 1. Mengetahui Sikap Disiplin yang
1 Rawat Inap, dan Bikor melalui sambungan Komitmen Mutu
Penanggung Jawab Keberadaan Kapus implementasikan
telpon
dan Bidan Koordinator
2. Kesempatan Bertemu
dengan Kepala
2. Meminta Kesediaan waktu dari Pihak
Puskesmas, Penanggung etika publik
yang Bersangkutan
Jawab dan Bidan
Koordinator
3.Menunggu Kepala Puskesmas,
3. Bertemu dengan Pihak
Penanggung Jawab dan Bidan Koordinator Anti Korupsi
yang besangkutan
di Aula Pertemuan
4. Meberitahukan maksud dan tujuan 4. Izin Melaksanakan
Nasionalisme,
mengahadap untuk diteruskan kepada Kegiatan diberikan oleh
Akuntabilitas
Petugas Kesehatan Terkait Kapus
5. Berhasilnya Proses amanah dalam
5. Melaksanakan Kegiatan yang di Maksud Akuntabilitas
Aktualisasi pelaksanaannya
2
3. Pemahaman pasien
3. Menjelaskan Prosedur tindakan yang
terhadap tindakan yang Nasionalisme
akan dilakukan
akan dilakukan
4. Mencuci tangan lalu menggunakan Alat 4. Tindakan pencegahan
Pelindung Diri (APD) berupa Jas Lab (Jika infeksi yang mungkin saja etika publik
Ada) dan Handscoen terjadi
5. mempersiapkan Alat dan bahan yang 5. Proses pemeriksaan
akan digunakan ( Alat GCU, Alkohol Swab, yang cepat, tepat dan Komitmen Mutu
Lancet, Stik GDS) akurat
6. Mengambil Darah Pasien Menggunakan
6. Dilakukannya Lincah dalam
Lancet kemudian Melakukan Pemeriksaan
Pemerikssan Gula Darah Komitmen Mutu melakukan proses
Gula Darah Sewaktu menggunakan
Sewaktu pemeriksaan
Autocheck
7. Menunggu Hasil Pembacaan pada alat
dalam waktu 15 detik kemudian melepas 7. Adanya Hasil
Anti Korupsi
handscoen dan melakukan sterilisasi Pemerikssan
menggunakan handscrub.
Amanah, dalam hal
8. Menulis hasil pemeriksaan di buku 8. Catatan tentang hasil
Mengeluarkan Hasil
register lab dan blanko hasil sesuai dengan pemeriksaan laboratorium Akuntabilitas
Pemeriksaan Sesuai
hasil yang keluar yang dilakukan
tanpa rekayasa
9. Menyerahkan Hasil Pemeriksaan Lab 9. Pasien menerima Hasil
Akuntabilitas, Anti
kepada Pasien selanjutnya untuk dibawa Pemeriksaan Lab yang
Korupsi
kembali ke ruangan Poli Rawat Jalan aktual
Komitmen Mutu. Alur Memelihara dan
Melakukan
1. Meminta Blanko Permintaan Pelayanan antar ruangan meningkatkan kesehatan
pemeriksaan
Pemeriksaan Lab Kepada Pasien yang 1. Tersedianya Blanko yang berjalan sesuai perorangan, keluarga dan
3 laboratorium Asam
berasal dari poli Rawat Jalan sambil Pemeriksaan prosedur. Etika Publik masyarakat beserta
Urat dengan metode
mempersilahkan pasien untuk duduk mempersilahkan pasien lingkungan yang bersih dan
Autocheck
Duduk sehat
2
2. Terdapat Kesesuaian
2. Menyamakan identitas pasien dengan antara blanko yang dibawa Ikhlas dalam
Akuntabilitas
blanko yang bawa dengan Pasien yang melayani
diperiksa
3. Pemahaman pasien
3. Menjelaskan Prosedur tindakan yang
terhadap tindakan yang Nasionalisme
akan dilakukan
akan dilakukan
4. Mencuci tangan lalu menggunakan Alat 4. Tindakan pencegahan
Pelindung Diri (APD) berupa Jas Lab (Jika infeksi yang mungkin saja etika publik
Ada) dan Handscoen terjadi
5. mempersiapkan Alat dan bahan yang 5. Proses pemeriksaan
akan digunakan ( Alat GCU, Alkohol Swab, yang cepat, tepat dan Komitmen Mutu
Lancet, Stik AU) akurat
6. Mengambil Darah Pasien
6. Dilakukannya
Menggunakan Lancet kemudian Komitmen Mutu
Pemeriksan Asam Urat
Melakukan Pemeriksaan Asam Urat
menggunakan Autocheck
7. Menunggu Hasil Pembacaan pada alat
Lincah dalam
dalam waktu 15 detik kemudian melepas 7. Adanya Hasil
Anti Korupsi melakukan proses
handscoen dan melakukan sterilisasi Pemerikssan
pemeriksaan
menggunakan handscrub.
8. Menulis hasil pemeriksaan di buku 8. Catatan tentang hasil
register lab dan blanko hasil sesuai dengan pemeriksaan laboratorium Akuntabilitas
hasil yang keluar yang dilakukan
Amanah, dalam hal
9. Menyerahkan Hasil Pemeriksaan Lab 9. Pasien menerima Hasil
Akuntabilitas, Anti Mengeluarkan Hasil
kepada Pasien selanjutnya untuk dibawa Pemeriksaan Lab yang
Korupsi Pemeriksaan Sesuai
kembali ke ruangan Poli Rawat Jalan aktual
tanpa rekayasa
2
2. Terdapat Kesesuaian
2. Menyamakan identitas pasien dengan antara blanko yang dibawa Ikhlas dalam
Akuntabilitas
blanko yang bawa dengan Pasien yang melayani
diperiksa
3. Pemahaman pasien
3. Menjelaskan Prosedur tindakan yang
terhadap tindakan yang Nasionalisme
akan dilakukan
akan dilakukan
4. Mencuci tangan lalu menggunakan Alat 4. Tindakan pencegahan
Pelindung Diri (APD) berupa Jas Lab (Jika infeksi yang mungkin saja etika publik
Ada) dan Handscoen terjadi
2
Memelihara dan
1. Meminta Blanko Permintaan meningkatkan kesehatan
Melakukan
Pemeriksaan Lab Kepada Pasien yang 1. Tersedianya Blanko Akuntabilitas, Etika perorangan, keluarga dan
5 Pemeriksaan Hb
berasal dari poli Rawat Jalan Pemeriksaan Publik masyarakat beserta
Metode Sahli
sambilmempersilahkan pasien untuk duduk lingkungan yang bersih dan
sehat
2. Terdapat Kesesuaian
2. Menyamakan identitas pasien dengan antara blanko yang dibawa
Akuntabilitas
blanko yang bawa dengan Pasien yang
diperiksa
3. Pemahaman pasien
3. Menjelaskan Prosedur tindakan yang
terhadap tindakan yang Nasionalisme
akan dilakukan
akan dilakukan
4. Mencuci tangan lalu menggunakan Alat 4. Tindakan pencegahan
Pelindung Diri (APD) berupa Jas Lab (Jika infeksi yang mungkin saja etika publik
Ada) dan Handscoen terjadi
5. mempersiapkan Alat dan bahan yang 5. Proses pemeriksaan
akan digunakan (Haemometer Set, yang cepat, tepat dan Komitmen Mutu
HCl,Alkohol Swab, Lancet,) akurat
6. Mengisi tabung sahli dengan HCl sampai
garis batas kemudian mengambil darah 6. Tersedianya Sampel Komitmen Mutu
pasien menggunakan lancet
2
9. Melepas handscoen dan melakukan
sterilisasi menggunakan handscrub 8. Catatan tentang hasil
selanjutnya Menulis hasil pemeriksaan di pemeriksaan laboratorium akuntabilitas
buku register lab dan blanko hasil sesuai yang dilakukan
dengan hasil yang keluar.
10. Menyerahkan Hasil Pemeriksaan Lab 9. Pasien menerima Hasil
kepada Pasien selanjutnya untuk dibawa Pemeriksaan Lab yang Anti Korupsi
kembali ke ruangan Poli Rawat Jalan aktual
Memelihara dan
1. Meminta Blanko Permintaan meningkatkan kesehatan
Melakukan
Pemeriksaan Lab Kepada Pasien yang 1. Tersedianya Blanko Komitemen Mutu, perorangan, keluarga dan Ikhlas dalam
6. Pemeriksaan Urin
berasal dari poli Rawat Jalan Pemeriksaan Etika Publik masyarakat beserta melayani
Rutin
sambilmempersilahkan pasien untuk duduk lingkungan yang bersih dan
sehat
2. Menyamakan identitas pasien dengan 2. data yang relevan dan
Akuntabilitas
blanko yang bawa dapat dipercaya
3. Proses Pemeriksaan
3. Menjelaskan Prosedur tindakan yang
yang aman bagi petugas Komitmen Mutu
akan dilakukan
dan pasien
4.. Mencuci tangan lalu menggunakan Alat
4. Pemahaman Pasien
Pelindung Diri (APD) berupa Jas Lab (Jika Nasionalisme
tentang Prosedur
Ada) dan Handscoen
5. Memberikan Pot Spesimen yang telah di 5. spesimen yang sesuai Anti Korupsi,
beri Label Identitas Kepada Pasien dengan data Pasien akuntabilitas
6. Meminta Pasien untuk Buang Air Kecil
dan menampung urinnya ke dalam Pot 6. Tersedianya Sampel etika publik
Spesimen sampai terisi sepertiga wadah
7. mempersiapkan Alat dan bahan yang 7. tersedianya Alat yang
Komitmen Mutu
akan digunakan (Strip Urine) digunakan
8. Celupkan Strip Urine Ke dalam sampel
Lincah dalam
Urine yang Telah ditampung, kemudian
8. hasil pemeriksaan Komitmen Mutu melakukan proses
Baca Hasil Sesuai dengan Indikator yang
pemeriksaan
tertera
3
9. Melepas handscoen dan melakukan
sterilisasi menggunakan handscrub 9. Pembukuan tentang
selanjutnya Menulis hasil pemeriksaan di Pemeriksaan yang Akuntabilitas
buku register lab dan blanko hasil sesuai dilakukan
dengan hasil yang keluar.
Amanah, dalam hal
10. Menyerahkan Hasil Pemeriksaan Lab 11. Pasien mendapatkan
Mengeluarkan Hasil
kepada Pasien selanjutnya untuk dibawa hasil pemeriksaan yang Anti Korupsi
Pemeriksaan Sesuai
kembali ke ruangan Poli Rawat Jalan aktual
tanpa rekayasa
G. JADWAL KEAGIATAN
Penjadwalan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan JULI AGUSTUS
M3 M4 M1 M2
Melapor Kepada Kepala Puskesmas,
1. Mengkonfirmasi Keberadaan Kapus, PJ. Rawat Inap, dan
1 Penanggung Jawab dan Bidan
Bikor melalui sambungan telpon
Koordinator
3
Melakukan pemeriksaan 1. Meminta Blanko Permintaan Pemeriksaan Lab Kepada
2 laboratorium Gula Darah Sewaktu Pasien yang berasal dari poli Rawat Jalan sambil
(GDS) dengan metode Autocheck mempersilahkan pasien untuk duduk
3
3. Menjelaskan Prosedur tindakan yang akan dilakukan
3
5. mempersiapkan Alat dan bahan yang akan digunakan
(kaca Obyek, Reagen Golongan Darah,Alkohol Swab,
Lancet, Tusuk Gigi)
3
6. Mengisi tabung sahli dengan HCl sampai garis batas
kemudian mengambil darah pasien menggunakan lancet
3
6. Meminta Pasien untuk Buang Air Kecil dan menampung
urinnya ke dalam Pot Spesimen sampai terisi sepertiga
wadah
7. mempersiapkan Alat dan bahan yang akan digunakan
(Strip Urine)
8. Celupkan Strip Urine Ke dalam sampel Urine yang Telah
ditampung, kemudian Baca Hasil Sesuai dengan Indikator
yang tertera
9. Melepas handscoen dan melakukan sterilisasi
menggunakan handscrub selanjutnya Menulis hasil
pemeriksaan di buku register lab dan blanko hasil sesuai
dengan hasil yang keluar.
3
H. Kendala dan Antisipasi
Kendala yang agent alami ketika membuat rancangan ini adalah suhu di
dalam ruangan laboratorium yang terlalu panas hingga mencapai 29-30 oC.
Sehingga dalam pelaksanaannya kelembaban dalam ruangan terlalu tinggi yang
mengakibatkan banyak feagen yang rusak atau menguap. Serta
ketidaktersediaanya sumber air di dalam laboratorium sehingga untuk
membersihkan serta mencuci alat yang telah digunakan sangat tidak mungkin.