DISUSUN OLEH :
NAMA : INTAN FRANSISCHA, S.S.T
NIP : 199704012020122015
NDH : 20
LAPORAN AKTUALISASI
JUDUL AKTUALISASI
OPTIMALISASI SISTEM ADMINISTRASI LABORATORIUM DENGAN
MEMBUAT FORMULIR PEMERIKSAAN DAN FORMULIR HASIL
PEMERIKSAAN LABORATORIUM DI PUSKESMAS DURIAN LUNCUK
KABUPATEN BATANG HARI
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI
JUDUL AKTUALISASI
“OPTIMALISASI SISTEM ADMINISTRASI LABORATORIUM DENGAN MEMBUAT
FORMULIR PERMINTAAN DAN FORMULIR HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
DI PUSKESMAS DURIAN LUNCUK KABUPATEN BATANG HARI”
Menyetujui,
TIM EVALUASI,
Fianita Dhany, S.IP, M.Si Eti Fitriani, S.STP. M.Kesos Syafrianto, S.Kep
NIP,198205192008032001 NIP.197909111997112001 NIP. 198212242005011003
Mengetahui,
KEPALA BKPSDM BATANG HARI
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Aktualisasi ini dengan tepat waktu.
Laporan Aktualisasi ini berjudul “Optimalisasi Sistem Administrasi Laboratorium
Dengan Mmembuat Formulir Permintaan dan Formulir Hasil Pemeriksaan
Laboratorium Di Puskesmas Durian Luncuk Kabupaten Batang Hari” disusun
guna memenuhi persyaratan penyelesaian Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil.
Dalam penyusunan Laporan Aktualisasi ini, penulis banyak mendapat
bantuan berupa bimbingan, pengarahan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak. selaku Kepala BKPSDM Kabupaten Batang Hari
2. Ibu Fianita Dhany, S.IP. M.Si selaku penguji.
3. Ibu Eti Fitriani, S.STP,M.Kesos. selaku coach yang telah memberikan banyak
arahan dan bimbingan dalam penugasan aktualisasi ini.
4. Bapak Syafrianto, S.Kep. selaku mentor yang telah memberikan bimbingan
selama aktualisasi di lapangan.
5. Bapak/Ibu Widyaiswara selaku tenaga pengajar yang telah memberikan
pengetahuan selama Pelatihan Dasar CPNS Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Golongan III Angkatan I Tahun 2021.
6. Keluarga yang telah memberi dukungan baik moral maupun materil.
7. Seluruh rekan peserta Pelatihan Dasar CPNS Kabupaten Batang Hari
Golongan III Angkatan I Tahun 2021 yang telah saling menyemangati dan
senantiasa bersama selama pelatihan.
8. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun secara tidak
langsung.
Penulis menyadari bahwa Laporan Aktualisasi ini masih jauh dari
kesempurnaan baik penyajian maupun isi karena keterbatasan pengetahuan yang
dimiliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan masukan berupa saran dan kritik
dari semua pihak untuk penyempurnaan.
iii
Semoga Laporan Aktualisasi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,
khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya serta dapat
dikembangkan lebih lanjut. Semoga Tuhan memberkahi kita semua, Aamiin.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
3.1.Rancangan Aktualisasi.........................................................................................35
3.2 Penjadwalan.........................................................................................................42
3.3 Role Model...........................................................................................................43
BAB IV...................................................................................................................................44
4.1 Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN.....................................44
4.2 Strategi Pembimbingan.........................................................................................70
4.3 Komitmen Peserta.................................................................................................71
BAB V PENUTUP.......................................................................................................73
5.1 Kesimpulan............................................................................................................73
5.2 Saran.....................................................................................................................74
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................75
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................................76
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
2
laboratorium harus menyimpan dokumen-dokumen seperti : Surat permintaan
pemeriksaan laboratorium, hasil pemeriksaan laboratorium dan Surat
permintaan dan hasil rujukan. Hal ini bertujuan untuk memudahkan
penelusuran pada kasus-kasus tertentu misalnya dipakai sebagai barang bukti.
Salinan atau berkas hasil yang dilaporkan harus disimpan sedemikian
sehingga mudah ditemukan kembali.
Di Puskesmas Durian Luncuk terdapat beberapa permasalahan
mengenai pelayanan laboratorium yang pertama yaitu kurang optimalnya
penggunaan alat Hematology Analyzer terlihat dari rata-rata dokter yang
merujuk pasien untuk pemeriksaan darah rutin hanya sekitar 3-6 orang/
bulan. Padahal semestinya dengan adanya alat yang sudah automatic dapat
dimanfaatkan dengan baik untuk menunjang diagnosa dengan jaminan mutu
hasil pemeriksaan yang lebih baik dari pada pemeriksaan manual.
Permasalahan yang kedua adalah kurang optimalnya pengelolaan
reagen di laboratorium sehingga masih adanya reagen yang kedaluwarsa
dikarenakan tidak menerapkan metode FIFO dan FEFO dalam pengelolaan
reagen. Berdasarkan Permenkes no 37 tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat, pengelolaan
reagen adalah suatu kegiatan yang menjabarkan tentang prosedur
penerimaan, penyimpanan dan kontrol kedaluwarsa reagen. Dalam
penanganan dan penyimpanan reagen harus sesuai persyaratan yaitu
seperti : memperhatikan tanggal kedaluwarsa dan pemakaian reagen
dengan metode FIFO (First in–First out) yaitu sesuai urutan penerimaan dan
FEFO (First Expired-First Out) yaitu sesuai urutan kedaluwarsa.
Permasalahan utama yang perlu segera dicarikan solusinya adalah
dalam hal pengadministrasian laboratorium yang merupakan bagian dari
tahapan pra-analitik (tahapan awal sebelum pemeriksaan). Kesalahan pada
proses pra-analitik dapat memberikan kontribusi sekitar 61% dari total
kesalahan laboratorium, sementara kesalahan analitik 25%, dan kesalahan
pasca analitik 14%. Sistem administrasi laboratorium di Puskesmas Durian
Luncuk belum optimal yang pertama dikarenakan tidak adanya surat
permintaan pemeriksaan laboratorium dan hasil pemeriksaan laboratorium
yang disimpan. Kedua masih terjadinya kesalahan pencatatan seperti kurang
lengkapnya identitas atau data pasien dan pelaporan hasil yang tidak
3
diotorisasi petugas laboratorium dikarenakan masih menggunakan rekam
medik pasien untuk permintaan pemeriksaan dan pencatatan hasil
pemeriksaan laboratorium. Ketiadaan Formulir permintaan pemeriksaan
laboratorium dan formulir hasil pemeriksaan laboratorium yang tidak
terstandar mengakibatkan masalah tersebut yang menjadikan sistem
administrasi laboratorium di Puskesmas Durian Luncuk belum optimal karena
dari hal tersebut sering menyebabkan terhambatnya pelayanan di
laboratorium. Oleh karena itu perlu dilakukan optimalisasi sistem administrasi
laboratorium di Puskesmas Durian Luncuk.
4
Tabel 1.1 Hasil Isu yang Teridentifikasi
Kondisi yang
No Isu Sumber Isu Keadaan saat ini
diharapkan
1. Kurang Manajemen Sedikitnya jumlah Lebih dimaksimalkan
maksimalnya ASN pasien yang dirujuk lagi penggunaannya
penggunaan alat Pelayanan dokter untuk dalam membantu
Hematology Publik pemeriksaan darah mendiagnosa
Analyzer di rutin rata-rata hanya penyakit karena
Laboratorium 3 – 6 orang/ bulan, kelengkapan bahan
menjadikan alat penunjang sudah
Hematology diadakan dan
Analyzer kurang keakuratan lebih
maksimal dalam terjamin dibanding
penggunaannya pemeriksaan manual
2. Belum optimalnya Manajemen Tidak adanya Menggunakan
sistem ASN formulir permintaan formulir permintaan
administrasi Pelayanan pemeriksaan dan dan formulir hasil
laboratorium Publik formulir hasil pemeriksaan
pemeriksaan laboratorium yang
laboratorium sesuai standar dalam
sehingga pengadministrasian
menggunakan laboratorium
rekam medik pasien sehingga dapat
untuk mengoptimalkan
pencatatannya dan sistem administrasi
tidak adanya dan pengarsipan
pengarsipan untuk laboratorium juga
laboratorium dapat berjalan
3. Kurang Manajemen Petugas Menerapkan metode
optimalnya ASN laboratorium kurang FIFO (First in–First
pengelolaan menerapkan out) yaitu sesuai
reagen di metode FIFO dan urutan penerimaan
laboratorium FEFO dalam dan FEFO (First
pengelolaan reagen Expired-First Out)
sehingga yaitu sesuai urutan
menyebabkan kedaluwarsa agar
reagen yang bisa pengelolaan reagen
dipakai terlebih di laboratorium lebih
dahulu sudah optimal
kedaluwarsa dan
menjadi tidak bisa
dipakai lagi
5
1.2.2 Penetapan Isu
Rancangan aktualisasi yang akan dilaksanaan menggunakan
pendekatan Analisis APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Layak)
digunakan untuk menentukan kelayakan suatu isu sebagai berikut.
6
1.2.3 Analisa Penyebab Masalah
Belum optimalnya sistem administrasi laboratorium di Puskesmas Durian
Luncuk adalah kondisi yang tidak ideal untuk melakukan proses pelayanan.
Oleh karena itu harus dicarikan jalan keluarnya dengan mencari faktor
penyebab masalah tersebut. Dalam rancangan ini saya mencari penyebab
masalah dengan menggunakan Analisis Deskriptif (Mind Analysis).
Berdasarkan observasi dilapangan, penyebab belum optimalnya
Sistem administrasi laboratorium di Puskesmas Durian Luncuk disebabkan
oleh:
7
Sumber Isu Isu Dampak
Manajemen Belum optimalnya Bagi Puskesmas
ASN dan sistem administrasi Sistem administrasi laboratorium yang
Pelayanan Laboratorium di belum optimal akan menghambat
Publik Puskesmas Durian pelayanan laboratorium dan pelaksanaan
Luncuk pemantapan mutu internal laboratorium.
Ketidaksesuaian dengan standar akan
menurunkan kepercayaan masyarakat
terhadap kualitas pelayanan.
Bagi Pasien :
a. Bertambahnya waktu tunggu pelayanan
karena membutuhkan waktu lama
untuk mencari pemeriksaan
laboratorium di rekam medik pasien
b. Resiko tercecer/ hilangnya lembaran
rekam medik pasien karena dibawa-
bawa oleh pasien dari poli ke
laboratorium dan tidak terjaganya
kerahasiaan rekam medik pasien
8
d. Melakukan pelayanan laboratorium dengan menggunakan formulir
permintaan pemeriksaan dan formulir hasil pemeriksaan laboratorium yang
baru
e. Melakukan pengarsipan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium dan
formulir hasil pemeriksaan laboratorium
1.3 Tujuan
Adapun tujuan aktualisasi ini adalah sebagai berikut :
a. Mampu meningkatkan pelayanan laboratorium yang efektif dan bermutu di
Puskesmas Durian Luncuk
b. Mampu menerapkan nilai-nilai ANEKA yang telah dipelajari dan dipahami
secara teoritis.
c. Mampu menjelaskan keterkaitan kegiatan antara visi misi dan nilai
organisasi
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari Aktualisasi yang akan dilakukan adalah :
1. Bagi Puskesmas Durian Luncuk:
a. Memberikan alternatif kegiatan-kegiatan yang mengimplementasikan
nilai-nilai dasar ANEKA dalam menyelesaikan masalah yang terjadi di
puskesmas
b. Mengoptimalisasi pelayanan laboratorium dengan memperbaiki sistem
administrasi laboratorium untuk meningkatkan mutu pelayanan
puskesmas.
2. Bagi Masyarakat:
a. Masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sebagai wujud
aktualisasi nilai-nilai dasar ANEKA di pelayanan laboratorium
puskesmas
b. Mempercepat waktu tunggu pasien untuk mendapatkan hasil
pemeriksaan laboratorium yang bermutu
9
a. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan khususnya tentang
nilai- nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi), serta dapat mengaktualisasikan
nilai-nilai tersebut dalam pekerjaan sehari-hari di satuan kerja masing-
masing
b. Memenuhi tugas pokok dan jabatan Ahli Pertama-Pranata
Laboratorium Kesehatan dalam merancanakan kegiatan untuk
pemecahan masalah layananan laboratorium dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien
BAB II
KONSEP TEORI
10
Luas wilayah Kecamatan Batin XXIV adalah sebesar 904,14 km2(15,58
persen dari total luas wilayah Kabupaten Batang Hari). Kecamatan Batin XXIV
beriklim tropis. Suhu udara rata-rata di Kecamatan Batin XXIV pada tahun 2015
berkisar antara 26°C sampai dengan 31°C dengan kelembaban udara rata-rata
antara 77 sampai dengan 86 persen.
Kecamatan Batin XXIV terdiri dari 15 Desa dan 2 Kelurahan, dengan ibukota
kecamatan yang terletak di Kelurahan Muara Jangga, dengan jarak ke ibukota
kabupaten 47 Km dan 107 Km ke ibukota Provinsi Jambi Kecamatan Batin XXIV
dilalui juga oleh jalan yang menghubungkan antara Kabupaten Sarolangun dan
Batang Hari, serta dialiri oleh Sungai Batang Tembesi.
Identitas Puskesmas
Nama Puskesmas : Puskesmas Durian Luncuk
Alamat : Jl. Jambi- Sarolangun KM.110
Kode Pos : 86656
Desa : Durian Luncuk
Kecamatan : Batin XXIV
Kabupaten/Kota : Kabupaten Batang Hari
Provinsi : Provinsi Jambi
11
Telp :-
Posisi geografis : Luas Wilayah 66.293 KM2
Batas Utara : Kecamatan Muara Tembesi
Batas Selatan : Kecamatan Mersam
Batas Barat : Kecamatan Muara Bulian
Batas Timur : Kecamatan Mandi Angin
1 Dokter 2 2 4
2 Dokter Gigi 1 0 1
3 Perawat 17 17 34
4 Bidan 13 23 26
5 Kesmas 0 0 0
6 Sanitarian 2 0 2
7 ATLM 1 2 3
12
8 Nutrisionis 1 1 2
9 Apoteker 0 1 1
10 Asisten Apoteker 0 0 0
11 Perawat Gigi 0 1 1
12 Terapis Gigi dan mulut 1 0 1
13 Rekam Medis 0 0 0
14 Promkes 0 1 1
Refraksionis
15 0 0 0
Optisen/Optometris
Dukungan Management
16 Kepala UPT 1 0 1
17 Ka. TU 1 0 1
18 Asisten Nakes 0 0 0
19 Tenaga Umum lainnya 0 4 4
Administrasi Kebijakan
20 1 0 1
Puskesmas
21 Pengelola Keuangan 0 1 0
22 Pranata Komputer 0 0 0
23 Pekarya 1 0 0
Total 42 53 95
13
4. Loket Pendaftaran 1 Baik
5. IGD 1 Baik
6. Ruang PONED 1 Baik
7. Ruang Rawatan 1 Baik
8. Poli Umum 1 Baik
9. Poli Anak 1 Baik
10. Poli Lansia 1 Baik
7. Poli Infeksi 1 Baik
8. Poli Gigi dan Kesehatan Mulut 1 Baik
9. Poli KIA dan KB 1 Baik
10. Poli Gizi 1 Baik
11. Ruang Imunisasi 1 Baik
12. Ruang menyusui 1 Baik
13. Ruang Program 1 Baik
14. Ruang Tunggu 1 Baik
15 Laboratorium 1 Baik
16. Apotek 1 Baik
17. Gudang Farmasi 1 Baik
18. Toilet 2 Baik
19. Rumah Dinas 6 Baik
20. Gudang Umum 1 Baik
14
a. Visi
“TERWUJUDNYA MASYARAKAT YANG MANDIRI UNTUK HIDUP SEHAT”
b. Misi
• Menggerakkan dan meningkatkan pembangunan berwawasan kesehatan
untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau
• Melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian upaya-upaya
pelayanan kesehatan serta mendorong kemandirian masyarakat untuk
perilaku hidup bersih dan sehat
• Mengembangkan integritas keilmuan yang profesional dengan menjunjung
tinggi nilai-nilai kemanusiaan serta membina dan mengembangkan kerjasama
kemitraan dalam bidang pendidikan pelayanan kesehatan
•
2.1.5 Visi Misi
a. Visi
“TERWUJUDNYA KECAMATAN BATIN XXIV SEHAT MELALUI
PENDEKATAN KELUARGA”
b. Misi
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat
3. Memberikan pelayanan Kesehatan yang professional, bermutu dan akses
pelayanan Kesehatan yang terjangkau oleh masyarakat
4. Terwujudnya masyarakat yang hidup dalam lingkungan sehat
5. Terwujudnya masyarakat yang memiliki derajat Kesehatan yang optimal
baikindividu, keluarga, kelompok dan masyarakat
C. Strategi
1. Melaksanakan pembangunan selalu mempertimbangkan dampak
kesehatan pendekatan kepada para pelaku pembangunan agar dalam
pelaksanaan pembangunan dapat memperhatikan dampak kesehatan
yang dapat ditimbulkan
15
2. Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor terkait
3. Menyelenggarakan program upaya kesehatan masyarakat melalui
kegiatan pembinaan dan pemeliharaan kesehatan masyarakat meliputi
promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan,
perbaikan gizi, peningkatan kesehatan masyarakat lainnya sesuai
kebutuhan
4. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan petugas
dalam memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu pada masyarakat
5. Berupaya melengkapi dan meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan
melalui perencanaan yang matap dan mengusulkan ke kabupaten
6. Berupaya menyelenggarakan pelayanan rawat jalan yang bermutu, merata
dan terjangkau melalui pelayanan rawat jalan dipuskesmas, puskesmas
pembantu dan puskesmas keliling serta poskesdes.
1. Profesional
Memiliki kompetensi dan kemampuan dalam memberikan pelayanan
Kesehatan yang terbaik.
2. Inovatif
Memiliki kemampun untuk bekerja mandiri dengan ide kreatif serta
memberikan terobosan bagi peningkatan pelayanan puskesmas
3. Mudah
Selalu memberikan kemudahan dalam melakukan pelayanan kesehatan
4. Akuntabel
Memberikan pelayanan kesehatan sesuai pedoman dan standar pelayanan
yang ditetapkan, dapat diukur dan dipertanggungjawabkan
a. Tugas:
16
rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Puskesmas
menyelenggarakan pelayanan UKM dan pelayanan UKP di wilayah kerjanya.
b. Fungsi:
1.Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan
2.Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
3. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan
4.Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat
yang bekerjasama dengan sektor lain terkait
5.Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan
upaya kesehatan berbasis masyarakat;
6.Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
Puskesmas
7.Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan
8.Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu,
dan cakupan Pelayanan Kesehatan
9.Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon
penanggulangan penyakit
17
3. Pelaksanaan evaluasi dan laporan hasil pemeriksaan laboratorium
kesehatan;
4. Pelaksanaan pemecahan masalah laboratorium kesehatan;
5. Pelaksanaan penanganan peralatan dan bahan penunjang laboratorium
kesehatan;
6. Pelaksanaan pemantapan kualitas pemeriksaan;
7. Pelaksanaan pembinaan teknis kelaboratoriuman.
19
c. Memiliki kesadaran atas tanggungjawab sebagai warga negara Indonesia
yang menghormati lambang-lambang negara dan mentaati peraturan
perundang-undangan.
20
pada kecintaan kita kepada tanah air kita. Kita dapat mewujudkan itu
semua dengan cara kita mengetahui sejarah negara kita sendiri,
melestarikan budaya-budaya yang ada, menjaga lingkungan kita dan
pastinya menjaga nama baik negara kita.
2) Kesadaran Berbangsa dan Bernegara.
Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita yang harus
sesuai dengan kepribadian bangsa yang selalu dikaitkan dengan cita-cita
dan tujuan hidup bangsanya. Kita dapat mewujudkannya dengan cara
mencegah perkelahian antar perorangan atau antar kelompok dan menjadi
anak bangsa yang berprestasi baik di tingkat nasional maupun
internasional.
3) Pancasila.
Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan sungguh luar
biasa, pancasila bukan hanya sekedar teoritis dan normatif saja tapi juga
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita tahu bahwa Pancasila adalah
alat pemersatu keberagaman yang ada di Indonesia yang memiliki
beragam budaya, agama, etnis, dan lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah
yang dapat mematahkan setiap ancaman, tantangan, dan hambatan.
4) Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara.
Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban untuk
bangsa dan negara. Contoh seperti sekarang ini yaitu perhelatan
seagames. Para atlet bekerja keras untuk bisa mengharumkan nama
negaranya walaupun mereka harus merelakan untuk mengorbankan
waktunya untuk bekerja sebagaimana kita ketahui bahwa para atlet bukan
hanya menjadi seorang atlet saja, mereka juga memiliki pekerjaan lain.
Begitupun supporter yang rela menghabiskan waktunya antri hanya untuk
mendapatkan tiket demi mendukung langsung para atlet yang berlaga
demi mengharumkan nama bangsa.
5) Memiliki Kemampuan Bela Negara.
Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan tetap
menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam menjalani profesi masing-
masing. (Basseng et al., 2017).
21
Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (Perron, N.C., 2017) ada
empat level lingkungan strategis yang dapat mempengaruhi kesiapan PNS
dalam melakukan pekerjaannya sesuai bidang tugas masing-masing, yakni:
individu, keluarga (family), Masyarakat pada level lokal dan regional
(Community/ Culture), Nasional (Society), dan Dunia (Global).
Perubahan global (globalisasi) yang terjadi dewasa ini, memaksa semua
bangsa (Negara) untuk berperan serta, jika tidak maka arus perubahan
tersebut akan menghilang dan akan meninggalkan semua yang tidak mau
berubah. Perubahan global ditandai dengan hancurnya batas (border) suatu
bangsa, dengan membangun pemahaman dunia ini satu tidak dipisahkan
oleh batas Negara. Hal yang menjadi pemicunya adalah berkembang
pesatnya teknologi informasi global, dimana setiap informasi dari satu penjuru
dunia dapat diketahui dalam waktu yang tidak lama berselang oleh orang di
penjuru dunia lainnya.
Perubahan cara pandang tersebut, telah mengubah tatanan kehidupan
berbangsa dan bernegara. Hal ini ditandai dengan masuknya kepentingan
global (Negara-negara lain) ke dalam negeri dalam aspek hukum, politik,
ekonomi, pembangunan, dan lain sebagainya. Perubahan cara pandang
individu tentang tatanan berbangsa dan bernegara (wawasan kebangsaan),
telah mempengaruhi cara pandang masyarakat dalam memahami pola
kehidupan dan budaya yang selama ini dipertahankan/diwariskan secara
turun temurun. Perubahan lingkungan masyarakat juga mempengaruhi
cara pandang keluarga sebagai miniature dari kehidupan sosial (masyarakat).
Tingkat persaingan yang keblabasan akan menghilangkan keharmonisan
hidup di dalam anggota keluarga, sebaga akibat dari ketidakharmonisan
hidup
di lingkungan keluarga maka secara tidak langsung membentuk sikap ego
dan apatis terhadap tuntutan lingkungan sekitar.
Oleh karena itu, pemahaman perubahan dan perkembangan
lingkungan stratejik pada tataran makro merupakan faktor utama yang akan
menambah wawasan PNS. Wawasan tersebut melingkupi pemahaman
terhadap Globalisasi, Demokrasi, Desentralisasi, dan Daya Saing Nasional,
Dalam konteks globalisasi PNS perlu memahami berbagai dampak positif
22
maupun negatifnya; perkembangan demokrasi yang akan memberikan
pengaruh dalam kehidupan sosial, ekonomi dan politik Bangsa
Indonesia; desentralisasi dan otonomi daerah perlu dipahami sebagai upaya
memperkokoh kesatuan nasional, kedaulatan negara, keadilan dan
kemakmuran yang lebih merata di seluruh pelosok Tanah Air, sehingga pada
akhirnya akan membentuk wawasan strategis bagaimana semua hal tersebut
bermuara pada tantangan penciptaan dan pembangunan daya saing nasional
demi kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
dalam lingkungan pergaulan dunia yang semakin terbuka, terhubung, serta
tak berbatas.
PNS dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal juga
internal yang kian lama kian menggerus kehidupan berbangsa dan bernegara
(pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) sebagai konsensus
dasar berbangsa dan bernegara. Fenomena-fenomena tersebut menjadikan
pentingnya setiap PNS mengenal dan memahami secara kritis terkait dengan
isu-isu kritikal yang terjadi saat ini atau bahkan berpotensi terjadi, isu-
isu tersebut diantaranya; bahaya paham radikalisme/ terorisme, bahaya
narkoba, cyber crime, money laundry, korupsi, proxy war. Isu-isu di atas,
selanjutnya disebut sebagai isu-isu strategis kontemporer.
23
yang sama untuk melakukan bela Negara sebagaimana diamanatkan dalam
UUD Negara RI 1945 tersebut.
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara
dan kesediaan berkorban membela negara. Cakupan bela negara itu sangat
luas, dari yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan
baik sesama warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata
musuh bersenjata. Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang
terbaik bagi bangsa dan negara. Setidaknya unsur Bela Negara antara lain :
a. Cinta Tanah Air.
b. Kesadaran Berbangsa dan bernegara.
c. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi
negara. d. Rela berkorban untuk bangsa dan
negara.
e. Memiliki kemampuan awal bela negara.
Beberapa contoh bela negara dalam kehidupan sehari-hari di zaman
sekarang di berbagai lingkungan :
a. Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam keluarga.
(lingkungan keluarga).
b. Membentuk keluarga yang sadar hukum (lingkungan keluarga).
c. Meningkatkan iman dan takwa dan iptek (lingkungan pelatihan)
Kesadaran untuk menaati tata tertib pelatihan (lingkungan kampus/lembaga
pelatihan).
d. Menciptakan suasana rukun, damai, dan aman dalam masyarakat
(lingkungan masyarakat).
e. Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama (lingkungan
masyarakat). f. Mematuhi peraturan hukum yang berlaku (lingkungan negara).
g. Membayar pajak tepat pada waktunya (lingkungan negara).
Terkait dengan Pelatihan Dasar bagi CPNS, sudah barang tentu
kegiatan bela negara bukan memanggul senjata sebagai wajib militer
atau kegiatan
semacam militerisasi, namun lebih bagaimana menanamkan jiwa kedisiplinan,
mencintai tanah air (dengan menjaga kelestarian hayati), menjaga aset bangsa,
menggunakan produksi dalam negeri, dan tentu ada beberapa kegiatan yang
24
bersifat fisik dalam rangka menunjang kesiapsiagaan dan meningkatkan
kebugaran fisik saja.
Oleh sebab itu maka dalam pelaksanaan latihan dasar bagi CPNS akan
dibekali dengan latihan-latihan seperti :
a. Kegiatan Olah Raga dan Kesehatan Fisik;
b. Kesiapsiagaan dan kecerdasan Mental;
c. Kegiatan Baris-berbaris, Apel, dan Tata Upacara;
d. Keprotokolan;
e. Fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul Keterangan;
f. Kegiatan Ketangkasan dan Permainan (Basseng et al., 2017).
25
d. Tanggungjawab
Tanggungjawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Tanggungjawab juga dapat berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran
akan kewajiban.
e. Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu
hal, baik menyangkut benda maupun orang.
f. Kepercayaan
Rasa keadilan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini akan
melahirkan akuntabilitas.
g. Keseimbangan
Pencapaian akuntabilitas dalam lingkungan kerja, diperlukan adanya
keseimbangan antara akuntabilitas dah kewenangan, serta harapan dan
kapasitas. Selain itu adanya harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik
juga harus disertai dengan keseimbangan kapasitas sumber daya dan
keahlian (skill) yang dimiliki.
h. Kejelasan
Fohkus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan
tanggungjawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan
sistem pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.
i. Konsistensi
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapainya tujuan akhir.
2. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana
mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai beraikan bangsa yang satu dengan
bangsa yang lain.
Prinsip dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang
rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus
menghormati bangsa lain.
26
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai•nilai Pancasila
yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan
kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi /atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela
berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai
bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah
diri; mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara
sesama manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai
sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus
diperhatikan, yaitu :
a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara
pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbedabeda
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah
masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan
Yang Maha Esa.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa kepada orang lain
b. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradap
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi
setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama,
27
kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan
sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia.
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan
bangsa lain.
c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa
apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal
Ika.
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa
d. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia
Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
28
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai
sebagai hasil musyawarah.
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati
nurani yang luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara
moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan
persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.
e. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2) Sikap adil terhadap sesama.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
pemerasan terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan
dan gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau
merugikan kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang
merata dan berkeadilan social
29
3. Etika Publik
Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang
harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar,
sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik atau
apa yang seharusnya dilakukan. Dalam kaitannya dengan pelayanan publik,
etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan
publik.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-
Undang ASN, yakni sebagai berikut:
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi pancasi!a;
2. Setia dalam mempertahankan uud 1945;
3. Menjalankan tugas secar profesional dan tidak memihak;
4. Memuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
5. menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
7. mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerja publik;
8. Memillki kemampuan menjalankan kebijakan pemerintah;
9. Memtingkan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,cepat,tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
14. Menilngkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen mutu antara lain:
a. Efektif, yaitu berhasil guna dapat mencapai hasil sesuai dengan target;
b. Efisien, yaitu berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai
hasil tanpa menimbulkan pemborosan;
30
c. Inovasi, yaitu penemuan sesuatu yang baru atau mehgandung
kebaruan;
d. Berorientasi mutu, yaitu ukuran baik buruk yang di persepsi individu
terhadap produk atau jasa.
5. Anti Korupsi
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukah untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma-norma
dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara atau
masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung negara, suap-
menyuap, pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan,
benturan kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi.
lndikator yang ada pada nilai dasar anti korupsi meliputi:
a. Mandiri yang dapat membentuk karakter yang kuat pada seseorang
sehingga menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Pribadi
yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang
tidak bertanggung jawab demi mencapai keuntungan sesaat;
b. Kerja keras merupakan hal yang penting dalam rangka tercapainya target
dari suatu pekerjaan. Jika target dapat tercapai, peluang untuk
korupsi secara materiil maupun non materiil (waktu) menjadi lebih kecil;.
c. Berani untuk melaporkan pada atasan atau pihak yang berwenang jika
mengetahui ada pegawai yang melakukan kesalaha
d. Disiplin berkegiatan dalam aturan undang-undung yang mengatur;
e. Peduli yang berarti ikut merasakan dan menolong apa yang dirasakan
orang lain;
f. Jujur yaitu berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran (dharma);
g. Tanggung jawab yaitu berani dalam menanggung resiko atas
apa yang kita kerjakan dalam bentuk apapun;
h. Sederhana yang dapat diartikan menerima dengan tulus
dan iklas terhadap apa yang telah ada dan diberikan oleh tuhan
kepada kita;
i. Adil yaitu memandang kebenaran sebagai tindakan dalam
perkataan maupun perbuatan saat memutuskan peristiwa yang
terjadi.
Tabel 2.3 Nilai-Nilai ANEKA
31
ETIKA KOMITMEN
AKUNTABILITAS NASIONALISME ANTI KORUPSI
PUBLIK MUTU
Efektif
Kepemimpinan Kerjasama Sopan Mandiri
Saling
Integritas Santun Efisien Kerja Keras
menghormati
Tanggungjawab Konsultasi Ramah Inovasi Berani
Berorientasi
Keadilan Musyawarah Peduli Disiplin
mutu
Kepercayaan Adil Tekun Kreatif Peduli
Menghargai
Keseimbangan Taat aturan Adaptif Jujur
orang lain
Transparasi Diskusi Jujur Responsif Tanggungjawab
Kejelasan Religi Cermat Sederhana
Konsistensi Tidak
Teliti Adil
deskriminatif
Berjiwa besar
32
e. delegasi;
f. netralitas;
g. akuntabilitas;
h. efektif dan efisien;
i. keterbukaan;
j. non diskriminatif;
k. persatuan;
l. keadilan;
m. kesejahteraan.
2. Pelayanan Publik
Pelayanan Publik menurut Lembaga Administrasi segala bentuk
pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah di pusat dan
daerah dan dilingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang atau jasa baik
dalam perrienuhan kebutuhan masyarakat.
Adapun prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan prima adalah:
a. Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan masyarakat
pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.
b. Transparan
Dalam penyelenggaraa pelayanan publik, pemerintah sebagai
penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga
negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik
yang diselenggarakan tersebut.
c. Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar
dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya terkait dengan
bentuk dan jenis pelayanan public yang mereka butuhkan, mekanisme
penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya
penyelenggaraan pelayanan.
d. Tidak Diskriminatif
33
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh
dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara yang lain atas
dasar perbedaan identitas warga negara.
e. Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus memenuhi
berbagai persyaratan dan membayar fee untuk memperoleh layanan yang
mereka butuhkan harus diterapkan prinsip mudah dan murah. Hal ini perlu
ditekankan karena pelayanan publik yang diseleggarakan oleh
pemerintah tidak dimaksudkan untuk mencari keuntungan melainkan
untuk memenuhi mandat konstitusi.
f. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan
yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan
dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya
yang murah.
g. Fleksibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat
dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik dan dapat
dijangkau dalam arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan
yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut.
h. Akuntabel
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapatl
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat.
Pertanggungjawaban di sini tidak hanya secara formal kepada atasan akan
tetapi yang lebih penting harusdipertanggungjawabkan secara terbuka
kepada masyarakat luas melalui media publik.
i. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat
melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi
kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat.
3. Whole Of Government
Whole of government (WoG) adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya•upaya kolaboratif
34
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang
lebih luas guna rnencapai tujuan•tujuan pembangunan kebijakan, manajernen
program dan pelayanan publik.
Pendekatan WoG dapat dilihat dan dibedakan berdasarkan perbedaan
kategori hubungan antara kelembagaan yang terlibat sebagai berikut:
a. Koordinasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
1. Penyertaan, yaitu pengembangan strategi dengan mempertimbangkan
dampak;
2. Dialog atau pertukaran informasi;
3. Joint planning, yaitu perencanaan bersama untuk kerjasama
sementara.
b. lntegrasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
1. Joint working, atau kolaborasi sernentara
2. Joint venture, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama pada
pekerjaan besar yang menjadi urusan utama salah satu peserta
kerjasarna
3. Satelit, yaitu entitas yang terpisah, dimiliki bersama, dibentuk sebagai
mekanisme integratif.
c. Kedekatan dan pelibatan, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
1. Aliansi strategis, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama pada isu
besar yang menenjadi urusan utama slah satu peserta kerjasama
2. Union, Berupa unifikasi resmi, identitas masing-masing masih nampak
3. Merger, yaitu penggabungan ke dalam struktur baru.
35
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
3.1.Rancangan Aktualisasi
Isu yang diangkat : Belum optimalnya sistem administrasi laboratorium di puskesmas durian luncuk
Gagasan pemecahan isu : Optimalisasi Sistem Administrasi Laboratorium Di Puskesmas Durian Luncuk
Dengan Membuat Formulir Permintaan Pemeriksaan Dan Formulir Hasil
Pemeriksaan Laboratorium
Kegiatan pemecahan isu : 1. Membuat formulir permintaan pemeriksaan dan formulir hasil pemeriksaan laboratorium
2. Melakukan rapat internal laboratorium untuk menyepakati penggunaan formulir
laboratorium
3. Menyosialisasikan penggunaan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium kepada
unit-unit terkait
4. Melakukan pelayanan laboratorium dengan menggunakan formulir permintaan
pemeriksaan dan formulir hasil pemeriksaan laboratorium
5. Mengarsipkan formulir permintaan pemeriksaan dan formulir hasil pemeriksaan
laboratorium
36
Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi
Kontribusi Penguatan
Output/Hasil Keterkaitan Substansi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Terhadap Visi & Nilai
Kegiatan Mata Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1, Membuat formulir 1. Mencari referensi 1. Referensi Akuntabilitas Membuat formulir Kegiatan ini
permintaan rancangan formulir rancangan Saya akan konsisten dan permintaan memberikan
pemeriksaan dan sesuai Permenkes bertanggungjawab pemeriksaan dan penguatan
formulir hasil mencari referensi formulir formulir hasil dalam nilai
pemeriksaan 2. Konsultasi dengan 2. Lembar laboratorium sesuai pemeriksaan puskesmas
laboratorium mentor konsultasi peraturan yang ada laboratorium yaitu :
mentor dengan mencarinya di memberikan Inovatif
3. Membuat formulir Permenkes kontribusi terhadap
permintaan 3. Hasil cetak misi ketiga yaitu .
pemeriksaan dan formulir Nasionalisme memberikan
formulir hasil Saya akan menghargai pelayanan
pemeriksaan yang pendapat mentor dan Kesehatan yang
sudah direvisi 4. Formulir mengikuti arahannya profesional,
yang sudah dalam pembuatan formulir bermutu dan akses
diperbanyak pelayanan yang
4. Mencetak formulir Etika Publik terjangkau oleh
permintaan Saya akan taat aturan masyarakat
pemeriksaan dan dalam membuat formulir
formulir hasil pemeriksaan laboratorium
pemeriksaan dengan merujuk pada
laboratorium Permenkes
Komitmen Mutu
Inovatif dengan
membuat formulir
laboratorium yang
sebelumnya tidak ada
37
Kontribusi Penguatan
Output/Hasil Keterkaitan Substansi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Terhadap Visi & Nilai
Kegiatan Mata Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Anti Korupsi
Saya akan Disiplin waktu
dalam menyelesaikan
pembuatan formulir dan
mencetaknya secara
mandiri
2. Melakukan rapat 1. Melakukan rapat 1. Foto/video Akuntabilitas Adanya rapat Kegiatan ini
internal internal laboratorium Saya akan internal memberikan
laboratorium bertanggungjawab laboratorium penguatan
untuk membuat petugas untuk koordinasi dalam nilai
menyepakati 2. Mengenalkan formulir 2. Formulir hasil laboratorium lainnya antar rekan kerja puskesmas
penggunaan hasil pemeriksaan pemeriksaan mengerti cara pengisian memberikan yaitu
formulir laboratorium yang yang diisi formulir hasil pemeriksaan kontribusi Profesional
laboratorium baru dan cara petugas yang baru terhadap misi
pengisiannya pertama yaitu
Nasionalisme menggerakkan
Saya akan pembangunan
3. Menyepakati 3. Kesepakatan bermusyawarah terlebih berwawasan
penerapan penerapan di dahulu dengan petugas kesehatan
penggunaan formulir notulen rapat laboratorium lainnya untuk
permintaan menyepakati
pemeriksaan dan penerapannya
formulir hasil
pemeriksaan Etika Publik
laboratorium Saya akan mengajak
petugas laboratorium
lainnya untuk rapat dengan
sopan
38
Kontribusi Penguatan
Output/Hasil Keterkaitan Substansi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Terhadap Visi & Nilai
Kegiatan Mata Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Komitmen Mutu
Saya akan cermat dan
teliti dalam menjelaskan
cara pengisian formulir
hasil pemeriksaan
Anti Korupsi
Saya akan adil
memberikan kesempatan
kepada setiap petugas
laboratorium untuk
mengemukakan
pendapatnya dan peduli
dengan
mempertimbangkan
pendapatnya
Anti Korupsi
Saya akan membuat
laporan hasil sosialisasi
dengan jujur
Komitmen Mutu
Saya akan melakukan
pemeriksaan dengan
cermat dan teliti sesuai
SOP dan menandatangani
hasil pemeriksaan agar
memberikan jaminan mutu
pada pasien
Anti Korupsi
Saya akan jujur menulis
hasil pemeriksaan sesuai
dengan hasil yang
sebenarnya
5. Mengarsipkan 1.Membuat tempat 1. Drive untuk Akuntabilitas Dengan adanya Kegiatan ini
formulir penyimpanan arsip menyimpan Saya akan konsisten arsip memberikan
permintaan laboratorium (Google arsip digital dalam melakukan laboratorium penguatan
pemeriksaan dan drive) pengarsipan laboratorium memberikan dalam nilai
formulir hasil kontribusi puskesmas
pemeriksaan 2.Menyosialisasikan 2. Foto/ video Nasionalisme terhadap misi yaitu Inovatif
laboratorium sistem pengarsipan Saya akan bekerjasama pertama yaitu
kepada rekan kerja dengan petugas menggerakkan
petugas laboratorium laboratorium lainnya untuk pembangunan
melakukan pengarsipan berwawasan
41
kesehatan
Kontribusi Penguatan
Output/Hasil Keterkaitan Substansi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Terhadap Visi & Nilai
Kegiatan Mata Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
3. Melakukan pengarsipan 3. Formulir Etika Publik
setiap ada formulir yang Saya menggajak rekan
pemeriksaan dan tersimpan di laboratorium lainnya turut
formulir hasil drive bekerjasama dalam
pemeriksaan secara pengarsipan laboratorium
elektronik dengan sopan
Komitmen Mutu
Inovatif membuat
pengarsipan laboratorium
berjalan dari yang
sebelumnya tidak berjalan
dan membuatnya efektif
dengan menyimpannya
secara elektronik juga
Anti Korupsi
Saya akan displin dan
peduli untuk terus
membuat sistem
pengarsipan laboratorium
berkesinambungan
42
3.2 Penjadwalan
Sep Okt
N
Rencana Kegiatan Minggu Minggu Mingg Minggu Minggu
o
ke-4 ke-1 u ke-2 ke-3 ke-4
1. Membuat form permintaan pemeriksaan dan form hasil pemeriksaan laboratorium
1. Mencari referensi rancangan form yang sesuai standar
2. Menemui mentor
3. Membuat formulir
4. Mencetak formulir
2. Melakukan rapat internal laboratorium
1. Melakukan rapat internal laboratorium
2. Mengenalkan form hasil pemeriksaan laboratorium dan cara pengisiannya
3. Menyepakati penerapan penggunaan form hasil pemeriksaan
3. Meyosialisasikan penggunaan form permintaan pemeriksaan laboratorium kepada
unit-unit terkait
1. Menemui mentor
2. Menyosialisasikan penggunaan formulir
3. Membuat laporan hasil sosialisasi
4. Melakukan pelayanan laboratorium dengan menggunakan form baru
1. Melakukan registrasi pasien
2. Melakukan pemeriksaan
3. Menulis hasil dan memberikan hasil pemeriksaan
5. Mengarsipkan form permintaan pemeriksaan dan form hasil pemeriksaan
laboratorium
1. Membuat tempat penyimpanan arsip (Google Drive)
2. Menyosialisasikan sistem pengarsipan kepada rekan kerja petugas
laboratorium
3. Melakukan pengarsipan
43
3.3 Role Model
Secara sederhana arti dari kata “Role Model” adalah teladan. Role model
adalah sosok yang dapat kita jadikan panutan, teladan berdasarkan perilaku, sifat dan
perbuatan yang bisa diikuti oleh orang lain. Keberadaan role model sangatlah penting
sekali sebagai acuan, motivator, dan contoh bagi penulis.
Penulis memberikan apresiasi kepada Kepala Puskesmas Durian Luncuk
yaitu Bapak Syafrianto, S.Kep untuk menjadi Role Model atau panutan penulis.
Beliau telah melaksanakan tugas sebagai seorang pemimpin yang baik dan
berintegritas, memberikan contoh yang baik kepada bawahannya dapat dilihat dari
cara beliau menyelesaikan masalah dengan cara kekeluargaan, tidak langsung
menghakimi dan dengan kepeduliannya memperhatikan karakter para petugas
puskesmas untuk menyesuaikan cara berkomunikasi yang tepat agar bisa memotivasi
pegawainya untuk memberikan pelayanan yang terbaik di puskesmas. Di bawah
kepemimpinan beliau Puskesmas Durian Luncuk dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang semakin baik kepada masyarakat dan terciptanya lingkungan kerja
yang kondusif bagi pegawainya.
44
BAB IV
45
Kegiatan pertama yaitu membuat Formulir permintaan pemeriksaan dan
formulir hasil pemeriksaan laboratorium ini ada beberapa tahapan kegiatan,
yaitu :
46
a. Mencari referensi rancangan formulir laboratorium sesuai Permenkes
47
b. Konsultasi dengan mentor
Sebelum membuat formulir laboratorium, saya mengkonsultasikan terlebih
dahulu rancangan formulir yang akan dibuat kepada mentor dengan penuh
kejelasan. Saya memperlihatkan referensi formulir laboratorium yang ada
di Permenkes, sehingga beliau dapat memahami dengan baik format
formulir laboratorium yang sesuai standar dan saya akan menjelaskan
beberapa hal yang harus disesuaikan dari format yang ada di Permenkes
seperti jenis-jenis pemeriksaan hanya yang ada di Puskesmas Durian
Luncuk saja yang akan dimasukkan ke formulir permintaan pemeriksaan
laboratorium. Untuk efisiensi biaya pencetakan formulir laboratorium saya
akan memberikan alternatif untuk menggabungkan formulir permintaan
pemeriksaan dan formulir hasil pemeriksaan laboratorium menjadi 1
formulir saja dan menunjukan contohnya yang sudah saya buat. Saya
meminta pendapat dan persetujuan untuk membuat formulir tersebut
kepada mentor dengan sopan santun dan menghargai pendapat serta
arahan mentor dalam pembuatan formulir laboratorium.
48
c. Membuat formulir yang sudah direvisi
49
d. Mencetak Formulir
Sebelum mencetak formulir laboratorium, saya memeriksa kembali
kesesuaian formulir dengan yang ada di permenkes dengan teliti dan
meminta pendapat rekan kerja petugas laboratorium untuk mengoreksi
jika masih ada kekurangan. Saya berinisiatif mencetak formulir
laboratorium secara mandiri menggunakan printer pribadi untuk tahap awal
agar bisa segera disosialisasikan karena jika menunggu pengajuan
pencetakan akan memakan waktu yang cukup lama sehingga dapat
mengakibatkan keterlambatan untuk dapat disosialisasikan dan diterapkan
penggunaannya sesuai rencana.
50
Batin XXIV sehat melalui pendekatan keluarga dan misi Puskesmas ketiga
yaitu Memberikan pelayanan Kesehatan yang professional, bermutu dan
akses pelayanan yang terjangkau oleh masyarakat. Selain itu juga
memperkuat Nilai Organisasi Inovatif dimana sebagai petugas Kesehatan
memiliki kemampuan untuk bekerja mandiri dengan ide kreatif serta
memberikan terobosan bagi peningkatan pelayanan Kesehatan.
4. Dampak jika Nilai- Nilai ANEKA tidak diterapkan
Jika tidak konsisten dan bertanggungjawab mencari referensi rancangan
sesuai standar dan peraturan yaitu di Permenkes maka Formulir yang akan
dibuat tentunya tidak akan sesuai standar dan peraturan yang ada sehingga
tidak dapat memenuhi mutu yang diharapkan.
Jika saya tidak berkonsultasi kepada mentor dengan penuh kejelasan maka
dapat terjadi miss communication yang mengakibatkan tidak tercapainya
tujuan bersama. Jika saya tidak memberikan alternatif untuk efisiensi
biaya pencetakan dengan menggabungkan formulir permintaan pemeriksaan
dan formulir hasil pemeriksaan maka dapat menghambat persetujuan mentor
untuk membuat formulir pemeriksaan laboratorium digunakan untuk
pelayanan di laboratorium Puskesmas Durian Luncuk. Jika saya tidak
meminta pendapat terlebih dahulu dan meminta persetujuan dengan sopan
santun kepada mentor untuk membuat formulir laboratorium tentunya bisa
menyebabkan mentor tidak menyetujui kegiatan yang akan saya lakukan.
Jika saya tidak tekun dan taat aturan dalam membuat formulir laboratorium
tentunya tidak akan tercapai standar formulir yang sesuai peraturan dan
arahan mentor. Jika saya tidak disiplin waktu dalam menyelesaikan
pembuatan formulir yang sudah direvisi maka tidak akan selesai tepat waktu
sesuai rencana dan menghambat kegiatan saya selanjutnya.
Jika saya tidak teliti lagi mengecek formulir yang akan dicetak maka dapat
terjadi kesalahan pencetakan setelah diperbanyak dan tentunya akan
menyebabkan kerugian jika akan dicetak ulang Kembali.Jika saya tidak
berinisiatif mencetak formulir terlebih dahulu secara mandiri dan hanya
menunggu pengajuan pencetakan maka kegiatan saya selanjutnya akan
terhambat dan tidak selesai sesuai rencana.
51
B. Realisasi Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Pada kegiatan 2 (Rapat Internal
Laboratorium)
Kegiatan kedua yaitu melakukan rapat internal laboratorium untuk
menyepakati penggunaan formulur laboratorium
1. Pelaksanaan kegiatan dan aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS
Ada beberapa tahapan kegiatan yaitu:
a. Melakukan rapat internal laboratorium
Sebelum menerapkan penggunaan formulir laboratorium dalam
memberikan pelayanan kepada pasien, saya mengajak rekan petugas
laboratorium lainnya untuk rapat internal laboratorium dengan sopan untuk
membahas penggunaan formuliur laboratorium.
52
Gambar 4.8 Mengenalkan formulir dan cara pengisiannya
53
2. Realisasi Output Kegiatan dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Output yang dihasilkan melalui kegiatan 2 berupa foto kegiatan rapat,
contoh formulir yang sudah diisi petugas dan kesepakatan penerapan pada
notulen rapat. Semua tahapan terealisasi dengan baik dan waktu
pelaksanaan kegiatan ini pada minggu ketiga habituasi yaitu pada tanggal
5 Oktober 2021
3. Kontribusi Pada Visi dan Misi serta Penguatan Organisasi
Adanya rapat internal laboratorium untuk koordinasi antar rekan kerja untuk
membahas penggunaan formulir laboratorium agar dapat diterapkan dalam
pelayanan laboratorium yang lebih baik. Kegiatan ini sesuai dengan visi
Puskesmas yaitu Terwujudnya Kecamatan Batin XXIV sehat melalui
pendekatan keluarga dan misi Puskesmas pertama yaitu menggerakkan
pembangunan berwawasan kesehatan. Selain itu juga memperkuat nilai
organisasi yaitu professional dimana sebagai petugas Kesehatan memiliki
kompetensi dan kemampuan dalam memberikan pelayanan Kesehatan
yang terbaik
Jika saya tidak cermat dan teliti dalam menjelaskan cara pengisian
formulir pemeriksaan laboratorium maka dapat menyebabkan kesalahan
petugas laboratorium saat mengisinya. Jika saya tidak bertanggungjawab
membuat petugas laboratorium lainnya sampai mengerti tentang cara
pengisiannya tentu penerapan penggunaan formulir laboratorium tidak akan
bisa berjalan dengan baik karena saya tidak akan bisa menjalankannya
sendiri tanpa kerjasama dengan petugas laboratorium lainnya.
Jika saya tidak bermusyawarah terlebih dahulu dan adil serta peduli
dengan pendapat petugas laboratorium lainnya untuk menyepakati
penggunaan formulir pemeriksaan laboratorium maka kesepakatan yang
54
dihasilkan hanya sepihak dan akan mengakibatkan petugas laboratorium
lainnya tidak mau menjalankan kesepakatan tersebut.
55
Gambar 4.11 Lembar konsultasi mentor
56
Gambar 4.12 Sosialisasi penggunaan formulir ke unit-unit terkait
57
Gambar 4.13 Screenshoot membagikan info di grup Puskesmas
58
c. Membuat laporan hasil sosialisasi
Gambar
59
Gambar 4.15 Laporan hasil sosialisasi
60
2. Realisasi Output Kegiatan dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Output yang dihasilkan melalui kegiatan 3 berupa lembar konsultasi mentor,
dokumentasi berupa foto kegiatan dan laporan hasil sosialisasi. Semua
tahapan terealisasi dengan baik dan waktu pelaksanaan kegiatan ini pada
minggu kedua habituasi yaitu pada tanggal 11 – 16 Oktober 2021
3. Kontribusi Pada Visi dan Misi serta Penguatan Organisasi
Adanya sosialisasi penggunaan formulir pemeriksaan laboratorium ke unit-
unit terkait agar penggunaannya dapat berjalan untuk memberikan
pelayanan laboratorium yang lebih baik dan memudahkan pasien. Kegiatan
ini sesuai dengan visi Puskesmas yaitu “ Terwujudnya Kecamatan Batin
XXIV sehat melalui pendekatan keluarga” dan misi Puskesmas pertama
yaitu menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan. Selain itu juga
memperkuat nilai organisasi yaitu professional dimana sebagai petugas
Kesehatan memiliki kompetensi dan kemampuan dalam memberikan
pelayanan Kesehatan yang terbaik
4. Dampak jika nilai-nilai ANEKA tidak diterapkan
Jika saya tidak meminta izin dengan sopan kepada mentor untuk
melakukan sosialisasi maka mentor tidak akan memberikan saya izin untuk
melakukan sosialisasi. Jika saya tidak menghargai pendapat dan
mengikuti arahan mentor tentang penyelenggaraan sosialisasi ke unit-unit
terkait maka tidak akan ada yang membantu saya jika terjadi kendala saat
sosialisasi.
Jika saya tidak meminta izin dengan sopan terlebih dahulu sebelum
menyosialisasikannya tentunya unit-unit terkait tidak akan mengizinkan
saya melakukan sosialisasi. Jika saya menyosialisasikannya tidak dengan
penuh kejelasan maka petugas di unit-unit terkait akan bingung dan tidak
memahami cara penggunaan formulir pemeriksaan laboratorium yang baru
sehingga Ketika diterapkan penggunaannya dalam pelayanan dapat
menyebabkan kesalahan. Jika saya tidak menggunakan Bahasa Indonesia
Ketika menyosialisasikannya tetapi menggunakan Bahasa daerah maka
petugas lainnya yang tidak berasal dari daerah yang saya pakai bahasanya
tidak akan mengerti apa yang saya sampaikan. Jika saya tidak
menyosialisasikannya dengan membagikan infonya di grup Puskesmas
61
juga maka petugas di unit-unit terkait yang tidak ada di saat saya sosialisasi
secara langsung tidak mengetahui infonya sehingga kegiatan sosialisasi
menjadi tidak efisien dan efektif. Hal ini tentunya akan menghambat ketika
diterapkan penggunaan formulir laboratorium dalam pelayanan.
62
Gambar 4.16 Melakukan registrasi pasien
63
b. Melakukan pemeriksaan laboratorium
Sebelum melakukan pemeriksaan laboratorium saya mengambil sampel/
spesimen yang akan diperiksa dari pasien. Saya melakukan sampling
kepada pasien dengan perlakuan yang sama (tidak diskriminatif). Setelah
mendapatkan sampel saya melakukan pemeriksaan laboratorium dengan
cermat dan teliti sesuai dengan SOP yang ada sehingga dapat
memberikan hasil pemeriksaan yang bermutu untuk pasien.
64
Dengan adanya formulir pemeriksaan laboratorium membuat saya dapat
melakukan pelayanan laboratorium yang sesuai standar dan memberikan
dampak yang baik juga bagi pasien. Setelah itu saya memberikan hasil
pemeriksaan kepada pasien dan memberitahukan dengan penuh
kejelasan untuk membawa hasil pemeriksaan kembali ke dokter untuk
diinterpretasi hasilnya untuk menentukan tindakan selanjutnya.
65
3. Kontribusi Pada Visi dan Misi serta Penguatan Organisasi
Dengan adanya formulir pemeriksaan laboratorium yang digunakan dalam
memberikan layanan kepada pasien membuat bagian dari pemantapan
mutu internal berlajan dan memberikan manfaat kepada petugas
Kesehatan untuk bisa memberikan pelayanan yang lebih baik lagi dan
sesuai standar. Kegiatan ini sesuai dengan visi Puskesmas yaitu
Terwujudnya Kecamatan Batin XXIV sehat melalui pendekatan keluarga
dan misi Puskesmas ketiga yaitu Memberikan pelayanan Kesehatan yang
professional, bermutu dan akses pelayanan yang terjangkau oleh
masyarakat. Selain itu juga memperkuat Nilai Organisasi Profesional dan
Akuntabel dimana sebagai petugas Kesehatan memiliki kompetensi dan
kemampuan dalam memberikan pelayanan Kesehatan yang terbaik serta
memberikan pelayanan Kesehatan sesuai pedoman dan standar pelayanan
yang ada.
Jika saya tidak jujur menulis hasil pemeriksaan laboratorium maka pasien
akan menerima hasil yang tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya
sehingga dapat menyebabkan kesalahan tindakan selanjutnya yang akan
diberikan kepada pasien tersebut. Jika saya tidak mengotorisasi hasil
pemeriksaan yang akan diberikan ke pasien, maka tidak ada
pertanggungjawaban dari saya sebagai pihak yang mengeluarkan hasil
sehingga pasien juga tidak mendapatkan jaminan mutu hasil pemeriksaan
yang diterimanya. Jika saya tidak memberitahukan dengan penuh
kejelasan kepada pasien alur selanjutnya setelah menerima hasil
pemeriksaan laboratorium maka dapat terjadi kesalahan bisa saja pasien
langsung pulang tanpa mengkunsultasikan hasilnya terlebih dahulu ke
dokter untuk menentukan tindakan selanjutnya yang harusnya diterima oleh
pasien.
68
Gambar 4.20 Drive untuk menyimpan arsip hasil laboratorium
69
Gambar 4.21 Sosialisasi sistem pengarsipan laboratorium
70
Gambar 4.23 Pengarsipan digital di google drive
71
sehat melalui pendekatan keluarga dan misi Puskesmas pertama yaitu
Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan Selain itu juga
memperkuat Nilai Organisasi Inovatif dimana sebagai petugas Kesehatan
memiliki kemampuan untuk bekerja mandiri dengan ide kreatif serta
memberikan terobosan bagi peningkatan pelayanan Kesehatan.
Jika saya tidak mengajak bekerjasama rekan petugas laboratorium lainnya dengan
sopan untuk ikut menjalankan sistem pengarsipan laboratorium, dan jika saya tidak
menjelaskan cara pengarsipan yang akan dijalankan dengan penuh kejelasan maka
sistem pengarsipan di laboratorium tidak akan berjalan dengan baik karena agar
dapat berjalan berkesinambungan diperlukan kesadaran masing-masing petugas
laboratorium untuk terus melnjalankannya sebagai salah satu kewajibannya.
Jika saya tidak disiplin dan peduli untuk terus melakukan pengarsipan maka
sistem pengarsipan yang sudah dibuat tidak akan terus berjalan berkesinambungan.
Jika saya tidak konsisten untuk menjalankannya maka rekan kerja juga akan
mencontoh karena saya yang membuat sistem pengarsipan saja tidak mau
menjalankannya bagaimana mereka mau untuk menjalankannya juga.
72
4.2 Strategi Pembimbingan
A. Pengendalian Mentor
73
B. Pengendalian Coach
Penulis berkomitmen dan berjanji untuk melaksanakan butir-butir yang tertera di atas
sebagai seorang PNS dengan tugas sebagai seorang Ahli Pertama-Pranata Laboratorium
Kesehatan dan sekaligus sebagai seorang ASN yang bertugas di Puskesmas Durian Luncuk,
Kecamatan Batin XXIV, Kabupaten Batang Hari, Provinsi Jambi.
75
BAB V
PENUTU
P
5.1 Kesimpulan
ASN merupakan suatu profesi yang dalam proses kerjanya dituntut bekerja secara
profesional dan sesuai standar sehingga menghasilkan pelayanan publik yang berkualitas.
Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Medik (ATLM) sebagai ASN perlu ditanamkan
nilai-nilai dasar ASN agar terwujudnya Pelayanan Kesehatan yang berkualitas, sehingga
keberadaan ATLM yang berkompetensi menjadi syarat mutlak hadirnya sistem dan praktik
pelayanan laboratorium yang berkualitas. Melalui kegiatan mengaktualisasikan nilai-nilai
ANEKA dapat meningkatkan kinerja peserta latsar dalam menjalankan tugas dan fungsi di
instansi tempat bekerja sebagai seorang ATLM yang profesional dan memiliki integritas
dalam mewujudkan pelayanan kesehatan berkualitas.
Kegiatan aktualisasi yang dilakukan selama masa habituasi meliputi membuat formulir
pemeriksaan laboratorium, rapat internal laboratorium, sosialisasi penggunaan formulir
pemeriksaan laboratorium, pelayanan laboratorium dengan formulir pemeriksaan
laboratorium, serta mengarsipkan formulir pemeriksaan laboratorium dengan menerapkan
prinsip manajemen ASN, Pelayanan publik, WOG (Whole of Government), nilai-nilai
ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi), dan
mendorong terwujudnya visi misi Puskesmas Durian Luncuk serta memperkuat nilai-nilai
organisasi.
Dari 5 kegiatan aktualisasi yang telah terlaksana dengan baik melalui inovasi membuat
formulir pemeriksaan laboratorium dan menerapkannya dalam pelayanan laboratorium
sehingga pasien mendapatkan pelayanan yang lebih baik dan membuat petugas
memberikan pelayanan Kesehatan yang sesuai standar. Hal ini tampak dari sistem
administrasi laboratorium yang mulai membaik dari kelengkapan data pasien dan tidak
terjadinya lagi kesalahan identitas pasien selain itu juga memudahkan pasien karena tidak
membawa rekam medik lagi ketika akan melakukan pemeriksaan laboratorium. Dengan
adanya hal ini Pemantapan Mutu Internal Laboratorium dapat berjalan dengan baik selain
itu pengarsipan laboratorium juga berjalan sehingga dapat berguna juga ketika akan
reakreditasi.
76
5.2 Saran
1. Nilai-nilai ANEKA perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-sehari tidak hanya semasa
latsar tapi harus bisa menjadi karakter yang ada dalam diri ASN sehingga dapat
memberikan contoh yang baik di linkungan kerja maupun lingkungan masyarakat.
2. Sebagai ASN yang sudah mendapatkan pelatihan dasar secara blended learning kita
dituntut untuk menjadi agen perubahan agar bisa mengidentifikasi masalah-masalah
yang ada di lingkungan kerja dan berpikir inovatif untuk mencari solusi agar dapat
memberikan pelayanan yang lebih baik lagi kepada masyarakat.
77
DAFTAR PUSTAKA
78
DAFTAR LAMPIRAN
79
Lampiran 1a Lembar Konsultasi dengan Mentor
80
Lampiran 1b Lembar Bimbingan Coach
Nama Peserta : Intan Fransischa, S.S.T
Satuan Kerja : Laboratorium Puskesmas Durian Luncuk
Tempat Aktualisasi : Puskesmas Durian Luncuk
Coach : Eti Fitriyani, S,STP., M.Kesos.
No. Tanggal/ Catatan Bimbingan Hasil Media Komunikasi
Waktu capaian/output (telpon/SMS/Email/Dl)
1 16 Konsultasi isu Persetujuan Whatsapp
September pendamping yang pengganti isu
2021 diganti pendamping yang
baru
81
Lampiran 2.a. Matriks Nilai Dasar ANEKA
KEGIATAN IV KEGIATAN V
KEGIATAN II KEGIATAN III
KEGIATAN I TOTAL
INDIKATOR NILAI
NILAI DASAR
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Kejelasan 4
Tanggung jawab 4
Akuntabilitas
Integritas 1
Transparansi 1
Konsistensi 2
Kerjasama 1
Konsultasi 2
Menghargai orang
3
lain
Nasionalisme Musyawarah 1
Tidak
1
diskriminatif
Cinta Bahasa
Indonesia 1
Adil 1
79
Sopan 5
Ramah 1
Tekun
1
Taat Aturan 2
Efektif
1
Efisien 3
Berorientasi Mutu 1
Komitmen
Mutu
Inovatif 2
Kreatif
2
Cermat
2
Teliti
3
Jujur 1
Mandiri 1
Peduli 1
Tanggung Jawab 4
Adil 1
80
Lampiran 2.b. Matriks Visi Misi dan Tata Nilai Organisasi
Keterkaitan Terhadap Visi Misi dan Tata KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN
TOTAL
Nilai Organisasi I II III IV V
Profesional 3
TATA Inovatif 2
NILAI
Mudah 0
Akuntabel 1
81
Lampiran 2.c. Matriks Kedudukan dan peran ASN
Manajemen ASN 4
Pelayanan Publik 2
Whole of 5
Government
(WOG)
82
Lampiran 3 Referensi rancangan formulir dari Permenkes sebelum direvisi
CONTOH FORMULIR
83
1. Formulir Hasil Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas (Formulir 3)
No. JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN No. JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN
........, ...................
84
Lampiran 4 Format formulir pemeriksaan laboratorium setelah direvisi
85
Lampiran 5 Notulen rapat internal laboratorium
Hasil Kesepakatan:
86
Lampiran 6 Daftar hadir peserta sosialisasi
90
91
92
Lampiran 7 Laporan hasil sosialisasi
93
No Unit Terkait Hari / Tgl Jumlah Hasil Dokumentasi
Peserta
94
8 Grup Puskesmas Sabtu
16
Oktober
2021
95
Lampiran daftar hadir peserta sosialisasi
96
Kesimpulan Hasil Sosialisasi
Setelah dilakukan sosialisasi tentang penggunaan formulir pemeriksaan laboratorium
ke unit-unit terkait yaitu (UGD, PONED, Rawat Inap, Poli Anak, Poli Umum, KIA/KB
dan Loket Pendaftaran) dari mulai tanggal 12 – 15 Oktober 2021 secara langsung
sudah tecapai 69,2 % dari keseluruhan petugas di unit-unit terkait yang telah
mendapatkan sosialisasi tentang penggunaan formulir pemeriksaan laboratorium yaitu
sebanyak 27 orang dari keseluruhan 39 orang petugas. Untuk mengatasi beberapa
orang di unit-unit terkait yang belum mengetahui tentang penggunaan formulir
pemeriksaan laboraorium dikarenakan keterbatasan waktu sosialisasi dan jadwal yang
tidak sama sehingga tidak memungkinkan untuk sosialisasi secara langsung maka
saya berkoordinasi dengan koordinator ruangan masing-masing unit untuk
menyampaikan kepada anggotanya yang tidak ada di saat sosialisasi secara langsung
tentang penggunaan formulir pemeriksaan laboratorium untuk digunakan dalam
merujuk pasien untuk melakukan pemeriksaan labortorium. Selain itu saya juga
membagikan infonya di grup Puskesmas agar informasi bisa tersampaikan secara
menyeluruh dan agar sosialisasi lebih efektif dan efisien.
97
Lampiran 8 Link drive arsip laboratorium
https://drive.google.com/drive/folders/1rxyJIjuzXFhy-MIluv_8-xGX2Lrrz4Bm?usp=sharing
98