Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara
sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, perlu dibangun aparatur sipil negara (ASN) yang memiliki
integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi
masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan
bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
Sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No 5 Tahun 2019 Pasal 10 tentang fungsi
ASN yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan
pemersatu bangsa. Bahwasanya pelaksanaan manajemen aparstur sipil negara ( ASN )
harus berdasarkan pada perbandingan antara kompetensi dan kualifikasi yang diperlukan
oleh jabatan dengan kompetensi dan kualifikasi yang dimiliki oleh Calon Pegawai
Negeri Sipil (CPNS).
Guna membangun Aparatur Sipil Negara yang memiliki integritas, profesional, netral,
dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme, serta
mampu menerapkan nilai dasar bagi Aparatur Sipil Negara yang berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UU Nomor 5
Tahun 2014 tentang ASN) sehingga Lembaga Administrasi Negara menetapkan
peraturan tentang Latihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil yang berlandaskan Pasal 34
ayat (7) PP No. 11 Tahun 2017 tentang manajemen ASN.
Penyelenggaraan laboratorium kesehatan di Indonesia diselenggarakan oleh berbagai
jenis laboratorium dan pada berbagai jenjang upaya pelayanan kesehatan, yang
diantaranya diselenggarakan oleh Laboratorium Puskesmas;
bahwa agar mampu menjawab tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
tepat, akurat, dan profesional, Laboratorium Puskesmas harus meningkatkan mutu
pelayanan
Diklat Latsar ini dilaksanakan dalam rangka membentuk nilai-nilai dasar profesi PNS.
Kompetensi inilah yang kemudian berperan dalam membentuk karakter PNS yang kuat,
yaitu PNS yang mampu bersikap dan bertindak profesional dalam melayani masyarakat.
1
B. Tujuan dan Manfaat
Sesuai dengan yang diamanatkan dalam UU No. 5 Tahun 2014 mengenai Aparatur
Sipil Negara. Penyusunan rancangan aktualisasi nilai dasar Pegawai Negeri Sipil ini
bertujuan sebagai pedoman untuk mengaktualisasikan nilai-nilai Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) sebagai
Aparatur Sipil Negara di instansi tempat bekerja. Dan diharapkan dengan adanya
kegiatan aktualiasi nilai-nilai dasar Pegawai Negeri Sipil ini diharapkan dapat terbentuk
PNS yang mampu menjadi pelayan Masyarakat yang mempunyai profeionalisme, dengan
selalu mengedepankan nilai akuntabilitas di dalam melaksanakan tugasnya, mempunyai
semangat nasional dalam melaksanakan tugasnya, menjunjung tinggi nilai etika yang
baik alam melayani masyarakat, memiliki komitmen mutu dalam tupoksinuya, serta anti
korupsi.

C. Ruang Lingkup
Penulisan ini dibatasi pada kegiatan yang mengandung nilai-nilai dasar profesi
Pegawai Negeri Sipil yaitu: akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu,
dan anti korupsi yang kegiatan rancangan aktualisasi ini dilakukan dari hasil studi
lapangan Mulai tanggal 18 Juli sampai dengan tanggal 22 Agustus 2019 di Lingkungan
Puskesmas Motolohu, Kec. Randangan Pohuwato.

2
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Deskripsi Organisasi
a. Profil Organisasi
Kecamatan Randangan Merupakan salah satu kecamatan yang ada di
Kabupaten Pohuwato, dengan luas wilayah 17.647,87 km2, terdiri darai 13 Desa, 49
Dusun, dengan jarak dari ibu kota Kabupaten Pohuwato ± 32 km.
Letak geografis Puskesmas Motolohu Kecamatan Randangan terletak pada 000
28’ 17’’ – 000 35’ 56’’ Lintang Utara dan 1220 59’ 44’’ – 1230 05’ 59’’ Bujur Timur
dengan batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Kecamatan Taluditi
b. Sebelah Timur : Kecamatan Patilanggi
c. Sebelah Selatan : Teluk Tomini
d. Sebelah Barat : Kecamatan Wanggarasi
Curah hujan pada suatau tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim,
keadaan geografi dan perputaran / pertemuan arus angin. Oleh karena itu jumlah
curah hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat.
Jumlah penduduk pada tahun 2019 adalah 17.176 Jiwa dan jumlah KK adalah
4.836 KK, Jumlah penduduk diwilayah kerja Puskesman Motolohu tahun 2019
berdasarkan data SP2TP Berjumlah 17.176 jiwa, dimana Penyebaranya di 13 ( tiga
Belas ) desa belum merata.
Rasio kepadatan penduduk diwilayah kerja Puskesmas Motolohu menunjukan
bahwa tingkat persebaran penduduk antar kelurahan berbeda dimana tampak
penduduk terkonsentrasi di Desa Motolohu dan Desa Manuggal Karya.

b. Visi, Misi, dan Nilai – Nilai Puskesmas Motolohu

Visi

‘’ Terwujudnya Kesehatan Masyarakat Yang Mandiri ‘’

Misi

3
 Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
 Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat diwilayah
kerjanya.
 Memelihara dan meningkatkan mutu dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
yang diselenggarakannya.
 Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
beserta lingkungan yang bersih dan sehat.

Nilai – Nilai Dasar

 Ikhlas :Selalu melayani dengan sepenuh hati.


 Disiplin : Patuh dan taat pada peraturan/ tata tertib yang berlaku
 Optimis : tekad bersama untuk mencapai tujuan/ sasaran bersama.
 Lincah : Dalam melaksanakan setiap tugas layanan selalu siap tanggap dan
lincah.
 Amanah : Amanah dalam mengemban setiap tugas dan tanggung jawab yang
diberikan atasan.
c. Tugas dan Fungsi Analis Kesehatan
Tugas pokok Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan Adalah Melaksanakan
pelayanan laboratorium kesehatan meliputi bidang Hematologi, Kimia Klinik,
Mikrobiologi, Imuno-Serologi, Toksikologi, Kimia Lingkungan, Patologi Anatomi
(Histopatologi, Sitopatologi, Histokimia, Imunopatologi, Patologi Molekuler),
Biologi dan Fisik.

Fungsi/Kewajiban

1. Mengembangkan Prosedur untuk Mengambil dan memproses spesimen


2. Melaksanakan Uji Analitik terhadap reagen dan Spesimen
3. Mengoperasikan dan memelihara peralatan/instrumen laboratorium
4. Mengevaluasi data laboratorium untuk memastikan akurasi dan prosedur
pengendalian mutu dan mengembangkan pemecahan masalah yang berkaitan
dengan data uji hasil

4
5. Mengevaluasi teknik, instrumen, dan prosedur baru untuk menentukan manfaat
kepraktisannya
6. Membantu klinisi dalam pemanfaatan data laboratorium secara efektif dan efisien
untuk menginterpretasikan hasil uji laboratorium
7. Merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan laboratorium
8. Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang teknik
kelaboratoriuman
9. Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium kesehatan.

Sedangkan tugas Ahli teknologi laboratorium di Puskesmas adalah:

1. Melaksanakan kegiatan teknis operasional laboratorium sesuai kompetensi dan


kewenangan berdasarkan pedoman pelayanan dan standar prosedur operasional;
2. Melaksanakan kegiatan mutu laboratorium;
3. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan;
4. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja
laboratorium;
5. Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab laboratorium atau tenaga
kesehatan lain;
6. Menyiapkan bahan rujukan spesimen

B. Deskripsi Isu/ Situasi Problematik


Untuk Puskesmas Motolohu dalam pengambilan isu berkaitan dengan Fungsi
Laboratorium, sehingga di dapatkan Isu – isu sebagai berikut:
1. Keterbatasan informasi tentang prosedur pemeriksaan Laboratorium kepada
pasien rawat jalan.
2. Kurangnya koordinasi antara ruang KIA – KB dengan laboratorium tentang
pemeriksaan yang wajib dilakukan di laboratorium.
3. Kurang optimalnya pemanfaatan fungsi laboratorium sebagai penunjang diagnosis
4. Kurangnya pengetahuan petugas kesehatan terkait tentang pengisian form
permintaan pemeriksaan laboratorium.
5. Tidak optimalnya pencatatan registrasi laboratorium
6. Kurang optimalnya pencatatan stok masuk dan keluar bahan medis habis pakai
untuk kebutuhan laboratorium.
5
C. Analisis Isu
Analisis isu dilakukan untuk menetapkan kriteria isu dan kualitas isu.Analisis ini
dilakukan untuk mendapatkan kualitas isu tertinggi.Disamping itu tidak semua isu bisa
dikategorikan menjadi isu actual, oleh karena itu perlu dilakukan analisis kriteria isu.
Alat analisis kriteria isu dengan menggunakan alat analisis AKPK (Aktual,
Kekhalayakan, Problematika, Kelayakan), sedangkan menentukan kualitas isu dengan
menggunakan alat analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth).
AKPK (kriteria isu)
1. Aktual : Benar-benar terjadi, sedang hangat dibicarakan di masyarakat.
2. Kekhalayakan : Isu menyangkut hajat hidup orang banyak
3. Problematik : Isu memiliki dimensi masyalah yang kompleks sehingga perlu
dicarikan solusinya sesegera mungkin.
4. Kelayakan : masuk akal, realisitis, relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan
masalahnya.

Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya
Tabel 2.1 Bobot Penetapan Kriteria Kualitas ISU AKPK dan USG

Analisi Kriteria Isu dengan Alat Analisis AKPK

A K P K
NO ISU Jumlah Peringkat
(1-5) (1-5) (1-5) (1-5)

Keterbatasan informasi tentang prosedur


1 pemeriksaan Laboratorium kepada pasien 3 2 3 2 10 4
rawat jalan.

Kurangnya koordinasi antara ruang KIA – KB


2 dengan laboratorium tentang pemeriksaan 4 3 3 3 13 2
yang wajib dilakukan di laboratorium.

3 Kurang optimalnya pemanfaatan fungsi 5 5 4 4 18 1


laboratorium sebagai penunjang diagnosis

6
Kurangnya pengetahuan petugas kesehatan
4 terkait tentang pengisian form permintaan 3 2 2 1 8 6
pemeriksaan laboratorium.

Tidak optimalnya pencatatan registrasi


5 4 3 2 2 11 3
laboratorium

Kurang optimalnya pencatatan stok masuk


6 dan keluar bahan medis habis pakai untuk 3 3 2 1 9 5
kebutuhan laboratorium.

Tabel 2.2 Tabel Analisis Isu Menggunakan AKPK

Dari ketiga kriteria isu yang mendapat ranking tiga besar tersebut kemudian dilakukan
analisis lanjutan yaitu analisis kualitas isu dengan alat analisis USG.
USG (kualitas isu)yaitu :
1. Urgency : seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti
2. Seriousness: seberapas serius isu itu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang
ditimbulkan
3. Growth: seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani
sebagaimana mestinya.

Analsis Kualitas isu dengan menggunakan alat analisis USG


N U S G Jumla Peringka
ISU
O (1-5) (1-5) (1-5) h t
Kurangnya koordinasi antara ruang
KIA – KB dengan laboratorium
1 4 3 4 11 2
tentang pemeriksaan yang wajib
dilakukan di laboratorium.

Kurang optimalnya pemanfaatan


2 fungsi laboratorium sebagai 5 5 4 14 1
penunjang diagnosis

Tidak optimalnya pencatatan


3 4 4 2 10 3
registrasi laboratorium

Tabel 2.3. Tabel Analisis Isu Menggunakan USG

7
Berdasarkan penentuan kualitas Isu dengan alat analisis USG maka tergambar ranking
tertinggi yang merupakan isu final yang perlu dicarikan pemecahan masalahnya yaitu:
Kurang Optimalnya pemanfaatan fungsi laboratorium sebagai penunjang diagnosis.

D. Argumentasi Terhadap Core Isu

Setelah ditemukan core issue terpilih, yaitu Kurang Optimalnya pemanfaatan


fungsi laboratorium sebagai penunjang diagnosis. Fungsi laboratorium tidak hanya untuk
pemeriksaan Gula darah sewaktu dan asam urat saja tetapi bisa untuk pemeriksaan
laboratorium sederhana lainnya. Sesuai dengan PERMENKES NO 37 Tentang
Pelenggaraan Laboratorium Puskesmas

Upaya Kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari pelayanan kesehatan


perseorangan primer dan pelayanan kesehatan masyarakat primer.

Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pilihan. Oleh karena upaya pelayanan Laboratorium Puskesmas merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan di Puskesmas, maka Puskesmas wajib
menyelenggarakan laboratorium di Puskesmas.

Karena hal tersebut sebagai salah satu instrumen penting dalam penentuan diagnosis
oleh dokter. Oleh karena itu Laboratorium Puskesmas harus meningkatkan mutu
pelayanan serta dapat menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
E. Nilai – Nilai Dasar Profesi PNS
Berdasarkan Modul – Modul E-Learning yang di keluarkan Oleh Lembaga Administrasi
Negara (LAN) edisi tahun 2015, Nilai – nilai dasar yang dimaksud adalah Akuntabilitas
PNS, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi. Selanjutnya kelima
nilai dasar tersebut diakronimkan menjadi ANEKA.
a. Akuntabilitas
kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab.
Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas
adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Aspek-aspek akuntabilitas mencakup beberapa hal berikut yaitu Akuntabilitas
adalah sebuah hubungan, Akuntabilitas berorientasi pada hasil, Akuntabilitas

8
membutuhkan adanya laporan, Akuntabilitas memerlukan konsekuensi, serta
Akuntabilitas memperbaiki kinerja.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens, 2007), yaitu pertama,
untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi); Kedua, untuk mencegah
korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional); Ketiga, untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu: akuntabilitas vertical (vertical
accountability), dan akuntabilitas horizontal (horizontal accountability).
Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu akuntabilitas personal,
akuntabilitas individu, akuntabilitas kelompok, akuntabilitas organisasi, dan
akuntabilitas stakeholder.
Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka
mekanisme akuntabilitas harus mengandung 3 dimensi yaitu Akuntabilitas kejujuran
dan hukum, Akuntabilitas proses, Akuntabilitas program, dan Akuntabilitas
kebijakan.
Akuntabilitas tidak mungkin terwujud apabila tidak ada alat akuntabilitas. Di
Indonesia, alat akuntabilitas antara lain adalah Perencanaan Strategis (Strategic
Plans), Kontrak Kinerja, dan Laporan Kinerja. Dalam menciptakan lingkungan kerja
yang akuntabel, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan yaitu: Kepemimpinan,
Transparansi, Integritas, Tanggung Jawab (responsibilitas), Keadilan, Kepercayaan,
Keseimbangan, Kejelasan, dan Konsistensi.
5 langkah yang harus dilakukan dalam membuat framework akuntabilitas di
lingkungan kerja PNS yaitu:
1. Tentukan Tanggung Jawab dan Tujuan,
2. Rencanakan Apa Yang Akan Dilakukan Untuk Mencapai Tujuan,
3. Lakukan Implementasi dan Monitoring Kemajuan,
4. Berikan Laporan Secara Lengkap, serta
5. Berikan Evaluasi dan Masukan Perbaikan.
Ketersediaan informasi publik telah memberikan pengaruh yang besar pada
berbagai sektor dan urusan publik di Indonesia. Salah satu tema penting yang
berkaitan dengan isu ini adalah perwujudan transparansi tata kelola keterbukaan
informasi publik, dengan diterbitkannya UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik (selanjutnya disingkat: KIP).

9
Keterbukaan informasi memungkinkan adanya ketersediaan (aksesibilitas)
informasi bersandar pada beberapa prinsip. Prinsip yang paling universal (berlaku
hampir diseluruh negara dunia) adalah sebagai berikut: Maximum Access Limited
Exemption (MALE), Permintaan tidak perlu disertai alasan, Mekanisme yang
sederhana, Murah dan cepat, Informasi harus utuh dan benar, Informasi proaktif,
serta Perlindungan pejabat yang beritikad baik.
Aparat pemerintah dituntut untuk mampu menyelenggarakan pelayanan yang baik
untuk publik. Hal ini berkaitan dengan tuntutan untuk memenuhi etika birokrasi
yang berfungsi memberikan pelayanan kepada masyarakat. Etika pelayanan publik
adalah suatu panduan atau pegangan yang harus dipatuhi oleh para pelayan publik
atau birokrat untuk menyelenggarakan pelayanan yang baik untuk publik. Buruknya
sikap aparat sangat berkaitan dengan etika.
Informasi dan data yang disimpan dan dikumpulkan serta dilaporkan harus
relevant (relevan), reliable (dapat dipercaya), understandable (dapat dimengerti),
serta comparable (dapat diperbandingkan), sehingga dapat digunakan sebagaimana
mestinya oleh pengambil keputusan dan dapat menunjukkan akuntabilitas publik.
Ada 2 jenis umum konflik kepentingan yaitu keuangan (Penggunaan sumber daya
lembaga termasuk dana, peralatan atau sumber daya aparatur untuk keuntungan
pribadi) dan non-keuangan (Penggunaan posisi atau wewenang untuk membantu diri
sendiri dan /atau orang lain).
ASN sebagai profesi berlandaskan pada prinsip sebagai berikut yaitu Nilai dasar,
Kode Etik dan Kode Perilaku, Komitmen, Integritas Moral dan Tanggung Jawab
Pada Pelayanan Publik, Kompetensi Yang Diperlukan Sesuai Dengan Bidang Tugas,
Kualifikasi Akademik, Jaminan Perlindungan Hukum Dalam Melaksanakan Tugas,
sertaProfesionalitas Jabatan.
Pengambilan keputusan secara akuntabel dan beretika berarti dapat membuat
keputusan dan tindakan yang tepat dan akurat. Sebuah keputusan yang akuntabel dan
beretika sangat penting dalam menjaga kepercayaan dan keyakinan terhadap
masyarakat dalam pekerjaan pemerintahan. Dalam praktiknya, penempatan
kepentingan umum berarti bahwa: Memastikan tindakan dan keputusan yang
berimbang dan tidak bias; Bertindak adil dan mematuhi prinsip-prinsip due process;
Akuntabel dan transparan; Melakukan pekerjaan secara penuh, efektif dan efisien;
Berperilaku sesuai dengan standar sektor publik, kode sektor publik etika sesuai

10
dengan organisasinya serta Mendeklarasikan secara terbuka bila terjadi adanya
potensi konflik kepentingan.
Ada banyak aspek yang harus diperhatikan dalam menciptakan lingkungan
organisasi yang akuntabel. Aspek-aspek tersebut yaitu:

a. Kepemimpinan;
b. Transparansi;
c. Integritas;
d. Tanggung Jawab (responsibilitas);
e. Keadilan;
f. Kepercayaan;
g. Keseimbangan;
h. Kejelasan; dan
i. Konsistensi
PNS yang akuntabel adalah PNS yang mampu mengambil pilihan yang tepat ketika
terjadi konflik kepentingan,tidak terlibat dalam politik praktis, melayani warga
secara adil dan konsisten dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

b. Nasionalisme
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Bahkan tidak
sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih penting. Diharapkan
dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki orientasi
berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa dan negara. Pegawai ASN akan
berpikir tidak lagi sektoral dangan mental block-nya, tetapi akan senantiasa
mementingkan kepentingan yang lebih besar yakni bangsa dan negara.
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang
diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan-kesatuan,
kepenting an dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa
dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak
merasa rendah diri; mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban
antara sesama manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai
sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa.
11
Adanya toleransi antara otoritas agama dan otoritas negara membuat agama tidak
bisa dibatasi hanya dalam ruang privat. Agama punya kemungkinan terlibat dalam
ruang publik. Jika agama hanya berada dalam ruang privat, kehidupan poblik
menjadi kering dalam makna.
Sila ketuhanan dalam Pancasila menjadikan Indonesia bukan sebagai negara
sekuler yang membatasi agama dalam ruang privat. Pancasila justru mendorong nilai-
nilai ketuhanan mendasari kehidupan bermasyarakat dan berpolitik. Namun,
Pancasila juga tidak menghendaki negara agama, yang mengakomodir kepentingan
salah satu agama.
Adanya nilai-nilai ketuhanan dalam Pancasila berarti negara menjamin
kemerdekaan masyarakat dalam memeluk agama dan kepercayaan masing-masing.
Tidak hanya kebebasan dalam memeluk agama, negara juga menjamin masyarakat
memeluk kepercayaan. Namun dalam kehidupan di masyarakat, antar pemeluk agama
dan kepercayaan harus saling menghormati satu sama lain.
Dalam gempuran globalisasi, pemerintahan yang dibangun harus memperhatikan
prinsip kemanusiaan dan keadilan dalam penyelenggaraan pemerintahan dalam
negeri dan pemerintahan global atau dunia. Jangan sampai lebih memperhatikan
kemanusiaan dalam negeri tapi mengabaikan pergulatan dunia, atau sebaliknya,
terlibat dalam interaksi global namun mengabaikan kemanusiaan masyarakat
bangsanya sendiri. Perpaduan prinsip sila pertama dan kedua Pancasila menuntut
pemerintah dan peyelenggara negara untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan
yang luhur dan memegang cita-cita moral rakyat yang mulia.
Upaya melaksanakan sila ketiga Pancasila dalam masyarakat plural seperti
Indonesia bukanlah sesuatu hal yang mudah. Sejak awal berdirinya Indonesia, agenda
membangun bangsa (nation building) merupakan sesuatu yang harus terus menerus
dibina, dilakukan dan ditumbuh kembangkan.
Tradisi musyawarah yang dilandasi semangat kekeluargaan telah lama ada dalam
masyarakat nusantara. Keragaman masyarakat nusantara memunculkan keinginan
yang kuat untuk menghidupkan semangat persaudaraan dan kesederajatan semua
warga dalam pergaulan hidup berbangsa. Juga, pengalaman hidup dalam
pemerintahan kolonial yang penuh penindasan dan diskriminasi menggelorakan
semangat kemerdekaan dan demokrasi.
Untuk mewujudkan ASN sebagai pelaksana kebijakan publik yang berorientasi
pada pelayanan kepentingan publik, berbagai kelemahan pelayanan publik oleh
12
badan pemerintahan serta persoalan yang umum dijumpai dalam birokrasi
pemerintahan harus dihindari. ASN harus memahami betul tugas pengabdiannya
bukanlah untuk kepentingan atasan atau kelompoknya, melainkan untuk kepentingan
publik dan masyarakat luas yang menjadi pelanggan atau konsumen layanan. Namun
demikian, hal ini memang juga harus diimbangi dengan imbalan yang diberikan
kepada ASN. Bisa jadi juga kegagalan layanan birokrasi yang baik disebabkan oleh
rendahnya kesejahteraan

c. Etika Publik
Etika Publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Etika
merupakan sistem penilaian perilaku serta keyakinan untuk menentukan perbuatan
yang pantas guna menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-
cara dalam pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal- hal yang baik
dan yang buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nilai-nilai
yang dianut. Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu
kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal- hal prinsip dalam
bentuk ketentuan-ketentuan tertulis.
Pelayanan Publik yang profesional membutuhkan tidak hanya kompetensi
teknis dan leadership, namun juga kompetensi etika. Oleh karena itu perlu dipahami
etika dan kode etik pejabat publik. Tanpa memiliki kompetensi etika, pejabat
cenderung menjadi tidak peka, tidak peduli dan bahkan seringkali diskriminatif,
terutama pada masyarakat kalangan bawah yang tidak beruntung. Etika publik
merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran,
solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan dalam wujud keprihatinan
dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat. Adapun Kode Etik Profesi
dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam
masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang
teguh oleh sekelompok profesional tertentu.
Oleh karena itu, dengan diterapkannya kode etik Aparatur Sipil Negara,
perilaku pejabat publik harus berubah, Pertama, berubah dari penguasa menjadi
pelayan; Kedua, berubah dari ’wewenang’ menjadi ’peranan’; Ketiga, menyadari

13
bahwa jabatan publik adalah amanah, yang harus dipertanggungjawabkan bukan
hanya di dunia tapi juga di akhirat.
d. Komitmen Mutu

Efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik


menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efisiensi merupakan tingkat ketepatan
realisasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan, sehingga
tidak terjadi pemborosan sumberdaya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan
prosedur, dan mekanisme yang ke luar alur. Karakteristik ideal dari tindakan yang
efektif dan efisien antara lain: penghematan, ketercapaian target secara tepat sesuai
dengan yang direncanakan, pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat,
serta terciptanya kepuasan semua pihak: pimpinan, pelanggan, masyarakat, dan
pegawai itu sendiri.

Konsekuensi dari penyelenggaraan kerja yang tidak efektif dan tidak efisien adalah
ketidaktercapaian target kerja, ketidakpuasan banyak pihak, menurunkan kredibilitas
instansi tempat bekerja di mata masyarakat, bahkan akan menimbulkan kerugian
secara finansial.

Karakteristik ideal dari tindakan yang berorientasi mutu dalam penyelenggaraan


pemerintahan dan pelayanan publik, antara lain: diarahkan untuk meningkatkan
kepuasan masyarakat sebagai pelanggan, baik menyangkut layanan yang merujuk
pada producer view maupun customer view.

Proses implementasi manajemen mutu diawali dengan menganalisis masalah yang


telah diidentifikasi, kemudian menyusun rencana mutu, melaksanakan pekerjaan
berbasis rencana mutu, mengawal pelaksanaan, dan mengawasi ketercapaiannya, dan
merancang upaya peningkatannya agar dapat membangun kredibilitas lembaga
pemerintah.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk senantiasa memperbaiki mutu layanan
dari pegawai ASN kepada publik. Misalnya: memahami fungsi, tugas pokok, dan
peran masing- masing; kompeten pada bidang pekerjaannya; memiliki target mutu
layanan; memahami karakter masyarakat yang membutuhkan layanan; menguasai
teknik pelayani prima dengan memberikan layanan prima dan bersedia menerima
kritik untuk perbaikan ke depan.

Tanggung jawab mutu ada pada setiap level organisasi. Pada level puncak

14
(corporate level) bertanggung jawab atas mutu layanan institusi secara keseluruhan
untuk membangun citra kelembagaan dan keunggulan bersaing. Pada level strategic
business unit level tanggung jawab mutu berkaitan dengan penetapan diversifikasi
mutu pada setiap unit kerja sesuai dengan target masing-masing. Pada level
fungsional bertanggung jawab atas mutu hasil setiap layanan yang diberikan di unit-
unit pendukung. Sedangkan pada level unit dasar tanggung jawab mutu berkaitan
dengan aktivitas/ rencana aksi yang dilaksanakan di masing-masing unit kerja.

Produktivitas merupakan rasio antara output dengan input, baik dari sisi proses
maupun hasil. Dari sisi proses, produktivitas merupakan kemampuan untuk
menghasilkan produk/jasa, sedangkan dari sisi hasil, produktivitas menunjukkan
capaian hasil (output) yang diperoleh dalam kurun waktu tertentu berdasarkan target
yang direncanakan.Implementasi pendekatan inovatif dalam penyelenggaraan
layanan pemerintahan merupakan sebuah keniscayaan, khususnya dalam rangka
meningkatkan kepuasan publik atas layanan aparatur. Oleh karena itu, setiap institusi
pemerintah mesti mempersiapkan diri untuk melakukan perubahan internal untuk
menghadapi perubahan ekternal.

Upaya peningkatan produktivitas PNS sebagai aparatur penyelenggara


pemerintahan dapat dilakukan melalui banyak cara, misalnya: peningkatan
kompetensi, motivasi, penegakan disiplin, serta pengawasan secara profesional untuk
mengawal kinerja PNS agar tetap berada di jalur yang tepat, tidak melakukan
penyimpangan.

Mutu kinerja aparatur dalam memberikan layanan kepada masyarakat dewasa


ini masih banyak yang tidak mengindahkan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Masih banyak ditemui berbagai praktik penyimpangan yang dilakukan
oleh “oknum” aparatur yang tidak bertanggung jawab, ketika mereka memberikan
layanan publik.

Pelayanan publik yang bermutu merupakan wujud akuntabilitas dari pemerintah


selaku penyedia layanan publik. Pelayanan publik yang bermutu akan menciptakan
kepercayaan publik kepada pemerintah.

Perubahan dalam bidang pelayanan, menuntut adanya perubahan pola pikir dan
budaya kerja aparatur (mind set and culture set), sehingga tuntutan akan adanya
pembangunan budaya mutu sudah mutlak.

15
Posisi pegawai ASN sebagai aparatur memiliki tanggung jawab utama untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Aparatur bekerja untuk kesejahteraan
dan kepuasan masyarakat, melalui pelayanan yang adil dan bermutu.

Faktor-faktor yang bisa menjadi pendorong sekaligus menghambat upaya untuk


meningkatkan kinerja aparatur yang kreatif, inovatif, dan komitmen terhadap mutu,
antara lain: perubahan pola pikir (mindset) aparatur, pergeseran budaya kerja,
perbaikan tata kelola pemerintahan (good corporate governance).

Inovasi layanan akan membawa perubahan yang dapat meningkatkan kepercayaan


publik terhadap institusi pemerintah.

Inovasi layanan akan berhasil dengan baik apabila dijalankan oleh aparatur yang
memiliki kompetensi sesuai syarat jabatan (knowledge worker) dan memiliki
tanggung jawab secara profesional.

Pelayanan publik yang bermutu merupakan wujud akuntabilitas pemerintah selaku


penyedia layanan publik. Pelayanan publik yang bermutu akan menciptakan
kepercayaan publik kepada pemerintah. Organisasi Kerjasama Ekonomi dan
Pembangunan (OECD), lebih lanjut mengatakan bahwa pelayanan publik yang
bermutu memainkan peran yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan dan
masyarakat yang lebih sejahtera, adil dan inklusif (dapat dijangkau semua orang).

Mutu dalam pelayanan publik, meskipun penting dan harus dilakukan sebagai
suatu akuntabilitas ternyata tidak terlepas dari motivasi politis pembuat kebijakan
dan kinerja organisasi pemerintah.Untuk itu, penciptaan pertanggungjawaban kepada
pelanggan semakin menekan organisasi-organisasi pemerintah untuk memperbaiki
hasil-hasil mereka, tidak sekadar mengelola sumber daya mereka.

Inovasi dapat menekan biaya produksi, meningkatkan produktivitas, menambah


keuntungan, memperkuat organisasi dalam meningkatkan daya saing di era ekonomi
global, meningkatkan kemampuan organsasi dalam beradaptasi dengan perubahan
lingkungan. Inovasi juga penting untuk keluar dari situasi pasar yang lambat dan
stagnan menjadi beralih kepada area operasional lain.

Co-production mengubah hubungan di antara pengguna jasa dan penyedia, yang


memungkinkan pengguna untuk mengambil lebih banyak kontrol dan kepemilikan.
Hal ini menjadi penting untuk menyelaraskan hasil dengan aspirasi

Inovasi layanan akan membawa perubahan yang dapat meningkatkan kepercayaan


16
publik terhadap institusi pemerintah.

Pelayanan publik yang bermutu merupakan wujud akuntabilitas pemerintah selaku


penyedia layanan publik. Pelayanan publik yang bermutu akan menciptakan
kepercayaan publik kepada pemerintah. Organisasi Kerjasama Ekonomi dan
Pembangunan (OECD), lebih lanjut mengatakan bahwa pelayanan publik yang
bermutu memainkan peran yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan dan
masyarakat yang lebih sejahtera, adil dan inklusif (dapat dijangkau semua orang).

Mutu dalam pelayanan publik, meskipun penting dan harus dilakukan sebagai
suatu akuntabilitas ternyata tidak terlepas dari motivasi politis pembuat kebijakan
dan kinerja organisasi pemerintah.Untuk itu, penciptaan pertanggungjawaban kepada
pelanggan semakin menekan organisasi-organisasi pemerintah untuk memperbaiki
hasil-hasil mereka, tidak sekadar mengelola sumber daya mereka.

Inovasi dapat menekan biaya produksi, meningkatkan produktivitas, menambah


keuntungan, memperkuat organisasi dalam meningkatkan daya saing di era ekonomi
global, meningkatkan kemampuan organsasi dalam beradaptasi dengan perubahan
lingkungan. Inovasi juga penting untuk keluar dari situasi pasar yang lambat dan
stagnan menjadi beralih kepada area operasional lain.

Co-production mengubah hubungan di antara pengguna jasa dan penyedia, yang


memungkinkan pengguna untuk mengambil lebih banyak kontrol dan kepemilikan.
Hal ini menjadi penting untuk menyelaraskan hasil dengan aspirasi dan kebutuhan
warga. Inovasi dalam pelayanan publik sangat terkait dengan kapasitas organisasi
dan tuntutan lingkungan eksternal untuk melakukan perubahan yang lebih baik.
Berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh PBB Pelayanan Publik Awards PBB
terdapat sejumlah prinsip kunci dan strategi untuk inovasi dalam pemerintahan
sebagai sesuatu yang penting, yaitu: (1) Mengintegrasikan layanan; (2) Desentralisasi
pelayanan; (3) Memanfaatkan kemitraan; (4) Melibatkan warga negara; (5)
Mengambil keuntungan dari Teknologi Informasi dan Komunikasi (6), Inovasi dalam
Pemerintahan dan Administrasi Umum.

Aparatur yang kreatif akan tercermin dari perilakunya yang memiliki dorongan
kuat untuk senantiasa mencari kebaruan, menemukan sesuatu yang berbeda dari yang
sudah ada, dan menciptakan keunikan yang berujung pada lahirnya karya inovatif.

Kreativitas dalam pelayanan merupakan aktualisasi hasil berpikir kreatif, untuk

17
memberikan layanan yang memuaskan bagi masyarakat sebagai customers. Layanan
yang diberikan dapat memberikan manfaat dan nilai tambah yang sesuai dengan
harapan mereka.

Berpikir kreatif menunjukkan kemampuan orang untuk menghasilkan atau


menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Proses berpikir kreatif membutuhkan
daya imajinasi yang tinggi, yang mampu ke luar dari rutinitas atau berbeda dari
kebiasaan sehari-hari.

Inovasi bisa berbentuk karya hasil penemuan baru atau mengandung unsur
kebaruan (novelty), misalnya sebagai penyempurnaan atau perbaikan dari karya yang
sudah ada, produk imitasi (tiruan) yang memiliki nilai tambah, serta karya hasil
sintesis.

Penyelenggaraan kerja yang kreatif, inovatif, dan berkomitmen terhadap mutu,


akan sangat bermanfaat baik bagi aparatur, institusi, maupun masyarakat yang
dilayani. Semua pihak akan merasakan kepuasan dan nilai tambah atas layanan yang
diberikan.

Best practices pada berbagai institusi pemerintah, baik di dalam maupun di luar
negeri, dilakukan dalam rangka menciptakan pelayanan yang lebih baik dan
pemerintahan yang berintegritas dan transparan. Capaian inovasi pelayanan publik
yang dilakukan diberbagai institusi pemerintah dilakukan sesuai dengan kebutuhan
pelayanan yang harus diperbaiki. Jenis inovasi layanan publik satu instansi dengan
lainnya ada yang sama dan ada yang berbeda, tergantung pada kebutuhan. Visi dan
misi organisasinya juga juga berpengaruh terhadap jenis inovasi yang dihasilkan.
Sifat kreatif pegawai ditandai oleh karakteristik berikut: (1) senantiasa merasa butuh
untuk terus mengembang kan kemampuannya; (2) dinamis dan berpikir kritis
terhadap situasi yang berkembang; (3) menjadikan keterbatasan sebagai sarana untuk
melakukan kreativitas dan inovasi. Sedangkan faktor pendorong yang memfasilitasi
lahirnya kreatifitas dan inovasi adalah:

1. Kepemimpinan yang memiliki visi dan misi untuk melakukan perubahan yang
lebih baik;
2. Lingkungan kerja yang mendorong terciptanya kreativitas kerja,;
3. Budaya organisasi yang menfasilitasi terjadinya inovasi, seperti budaya kerja
dinamis, kreatif, tidak cepat puas, tidak cepat menyerah, pekerja keras, malu

18
jika tidak berbuat lebih baik, dan dapat mengapresiasi hasil karya orang lain.
e. Anti Korupsi
Kata kunci untuk menjauhkan diri dari korupsi adalah internalisasi integritas pada
diri sendiri dan hidup atau bekerja dalam lingkungan yang menjalankan sistem
integritas dengan baik.
Identifikasi nilai dasar anti korupsi memberikan nilai-nilai dasar anti korupsi yang
prioritas dan memiliki signifikan yang tinggi bagi Anda, dengan jumlah nilai yang
semakin sedikit maka proses internalisasinya lebih mudah karena Anda dapat
memfokuskan sumberdaya waktu dan energi yang Anda dimiliki.
Penyelarasan nilai anti korupsi dengan nilai-nilai organisasi merupakan kontribusi
Anda untuk dapat mengetahui “apakah nilai-nilai organisasi yang akan menjadi
tempat Anda bekerja, telah selaras dan menampung secara maksimal nilai-nilai dasar
anti korupsi?”. Keselarasan tersebut akan mengurangi dilema etik dan menjadi
payung bagi kontribusi Anda dalam membangun sistem integritas. Penanaman nilai
integritas dapat dilakukan dengan pendekatan beragam cara, diantaranya
melalui : 1) Kesediaan, 2) Identifikasi dan 3) Internalisasi. Tingkat permanensi
penanaman ataupun perubahan sikap dan perilaku melalui pendekatan
internalisasi akan lebih permanen dibandingkan dengan identifikasi dan kesediaan.
Nilai, keyakinan, kebiasaan, dan konsep diri manusia terdapat pada area bawah
sadar. Untuk melakukan penanaman atau perubahan nilai, keyakinan, kebiasaan
dan konsep diri, perlu dilakukan dengan pendekatan atau teknik khusus yang cocok
untuk bawah sadar.
Teknik-teknik khusus untuk bawah sadar dapat dilakukan apabila kemampuan
Anchoring, Utilisasi, Rileksasi, Amplifiying, Modality, Asosiasi dan Sugesti
dikuasai dengan baik, kemampuan tersebut disingkat menjadi AURA MAS. Tunas
Integritas adalah individu yang terpilih untuk memastikan lebih banyak lagi
personil organisasi yang memiliki integritas tinggi serta berkiprah nyata dalam
membangun sistem integritas di organisasinya. Beragam jenis dan bentuk sistem
integritas untuk menjaga suatu organisasi mencapai tujuannya secara berintegritas,
diantaranya : 1) Kebijakan perekrutan dan promosi, 2) P e n g u k u r a n K i n e
r j a , 3 ) S i s t e m d a n K e b i j a k a n Pengembangan SDM, 4) Pengadaan Barang
dan Jasa, 5) Kode Etik dan Pedoman Perilaku, 6) Laporan Harta Kekayaan
Penyelengara Negara, 7) Program Pengendalian Gratifikasi, 8) dan lain-lain.
Menanamkan integritas dan membangun sistem integritas merupakan suatu kerja
19
yang simultan sampai terbentuk budaya integritas di organisasi
Dalam upaya sistem mampu memastikan organisasi mencapai tujuannya dan
menjaga individu dalam organisasi, maka kematangan pelaksanaan programnya
dilaksanakan secara optimal lewat tahapan :1) Not Performance (belum ada kinerja),
2) Adhoc, (sementara, reaktif , mendadak) 3) Planned (terencana dan teroganisasi
dengan baik) 4) Institutionalized (menyatu dengan sistem organisasi 5) Evaluated
(telah dapat dievaluasi) 6) Optimized (dapat di optimalkan).

F. MATRIX RANCANGAN

MATRIX RANCANGAN AKTUALISASI


Unit Kerja : Puskesmas Motolohu

Identifikasi Isu :
1. Keterbatasan informasi tentang prosedur pemeriksaan Laboratorium kepada
pasien rawat jalan.
2. Kurangnya koordinasi antara ruang KIA – KB dengan laboratorium tentang
pemeriksaan yang wajib dilakukan di laboratorium.
3. Kurang optimalnya pemanfaatan fungsi laboratorium sebagai penunjang diagnosis
4. Kurangnya pengetahuan petugas kesehatan terkait tentang pengisian form
permintaan pemeriksaan laboratorium.
5. Tidak optimalnya pencatatan registrasi laboratorium
6. Kurang optimalnya pencatatan stok masuk dan keluar bahan medis habis pakai
untuk kebutuhan laboratorium.

Isu yang Diangkat :


Kurang optimalnya pemanfaatan fungsi laboratorium sebagai penunjang diagnosis
Gagasan Pemecahan Isu :

Mengoptimalkan pemanfaatan fungsi laboratorium sebagai penunjang diagnosis

20
1. Melakukan pemeriksaan laboratorium Gula Darah Sewaktu (GDS) dengan metode
Autocheck
2. Melakukan pemeriksaan laboratorium Asam Urat dengan metode Autocheck
3. Melakukan pemeriksaan golongan Darah
4. Melakukaan pemeriksaan Hb metode Sahli
5. Melakukan pemeriksaan Urine Rutin sederhana

21
Kontribusi Kegiatan
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai-
o Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil terhadap Pencapaian Visi
Mata Pelatihan nilai Organisasi
dan Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Melapor Kepada
1. Mengkonfirmasi Keberadaan Kapus, PJ.
Kepala Puskesmas, 1. Mengetahui Keberadaan Sikap Disiplin yang
1 Rawat Inap, dan Bikor melalui sambungan Komitmen Mutu  
Penanggung Jawab Kapus implementasikan
telpon
dan Bidan Koordinator
2. Kesempatan Bertemu
dengan Kepala
2. Meminta Kesediaan waktu dari Pihak
    Puskesmas, Penanggung etika publik    
yang Bersangkutan
Jawab dan Bidan
Koordinator
3.Menunggu Kepala Puskesmas,
3. Bertemu dengan Pihak
    Penanggung Jawab dan Bidan Koordinator Anti Korupsi    
yang besangkutan
di Aula Pertemuan
4. Meberitahukan maksud dan tujuan 4. Izin Melaksanakan
Nasionalisme,
    mengahadap untuk diteruskan kepada Kegiatan diberikan oleh    
Akuntabilitas
Petugas Kesehatan Terkait Kapus
5. Berhasilnya Proses amanah dalam
    5. Melaksanakan Kegiatan yang di Maksud Akuntabilitas  
Aktualisasi pelaksanaannya

Melakukan Komitmen Mutu. Alur


pemeriksaan 1. Meminta Blanko Permintaan Pelayanan antar ruangan
laboratorium Gula Pemeriksaan Lab Kepada Pasien yang 1. Tersedianya Blanko yang berjalan sesuai Memelihara dan Ikhlas dalam
2 meningkatkan mutu dan
Darah Sewaktu (GDS) berasal dari poli Rawat Jalan sambil Pemeriksaan prosedur. Etika Publik melayani
dengan metode mempersilahkan pasien untuk duduk mempersilahkan pasien keterjangkauan pelayanan
Autocheck Duduk kesehatan yang
diselengarakanya
2. Terdapat Kesesuaian
2. Menyamakan identitas pasien dengan antara blanko yang dibawa
    Akuntabilitas,  
blanko yang dibawa dengan Pasien yang
diperiksa  
3. Menjelaskan Prosedur tindakan yang 3. Pemahaman pasien
    Nasionalisme    
akan dilakukan terhadap tindakan yang

22
akan dilakukan
4. Mencuci tangan lalu menggunakan Alat 4. Tindakan pencegahan
    Pelindung Diri (APD) berupa Jas Lab (Jika infeksi yang mungkin saja etika publik    
Ada) dan Handscoen terjadi
5. mempersiapkan Alat dan bahan yang 5. Proses pemeriksaan
    akan digunakan ( Alat GCU, Alkohol Swab, yang cepat, tepat dan Komitmen Mutu    
Lancet, Stik GDS) akurat
6. Mengambil Darah Pasien Menggunakan
6. Dilakukannya Lincah dalam
Lancet kemudian Melakukan Pemeriksaan
    Pemerikssan Gula Darah Komitmen Mutu   melakukan proses
Gula Darah Sewaktu menggunakan
Sewaktu pemeriksaan
Autocheck
7. Menunggu Hasil Pembacaan pada alat
dalam waktu 15 detik kemudian melepas 7. Adanya Hasil
    Anti Korupsi    
handscoen dan melakukan sterilisasi Pemerikssan
menggunakan handscrub.
Amanah, dalam hal
8. Menulis hasil pemeriksaan di buku 8. Catatan tentang hasil
Mengeluarkan Hasil
    register lab dan blanko hasil sesuai dengan pemeriksaan laboratorium Akuntabilitas  
Pemeriksaan Sesuai
hasil yang keluar yang dilakukan
tanpa rekayasa
9. Menyerahkan Hasil Pemeriksaan Lab 9. Pasien menerima Hasil
Akuntabilitas, Anti
    kepada Pasien selanjutnya untuk dibawa Pemeriksaan Lab yang    
Korupsi
kembali ke ruangan Poli Rawat Jalan aktual
Komitmen Mutu. Alur Memelihara dan
Melakukan
1. Meminta Blanko Permintaan Pelayanan antar ruangan meningkatkan kesehatan
pemeriksaan
Pemeriksaan Lab Kepada Pasien yang 1. Tersedianya Blanko yang berjalan sesuai perorangan, keluarga dan
3 laboratorium Asam  
berasal dari poli Rawat Jalan sambil Pemeriksaan prosedur. Etika Publik masyarakat beserta
Urat dengan metode
mempersilahkan pasien untuk duduk mempersilahkan pasien lingkungan yang bersih dan
Autocheck
Duduk sehat
2. Terdapat Kesesuaian
2. Menyamakan identitas pasien dengan antara blanko yang dibawa Ikhlas dalam
  Akuntabilitas  
blanko yang bawa dengan Pasien yang melayani
diperiksa
3. Menjelaskan Prosedur tindakan yang 3. Pemahaman pasien
  Nasionalisme  
akan dilakukan terhadap tindakan yang  

23
akan dilakukan
4. Mencuci tangan lalu menggunakan Alat 4. Tindakan pencegahan
  Pelindung Diri (APD) berupa Jas Lab (Jika infeksi yang mungkin saja etika publik    
Ada) dan Handscoen terjadi
5. mempersiapkan Alat dan bahan yang 5. Proses pemeriksaan
  akan digunakan ( Alat GCU, Alkohol Swab, yang cepat, tepat dan Komitmen Mutu    
Lancet, Stik AU) akurat
6. Mengambil Darah Pasien Menggunakan
6. Dilakukannya
  Lancet kemudian Melakukan Pemeriksaan Komitmen Mutu    
Pemeriksan Asam Urat
Asam Urat menggunakan Autocheck
7. Menunggu Hasil Pembacaan pada alat
Lincah dalam
dalam waktu 15 detik kemudian melepas 7. Adanya Hasil
  Anti Korupsi   melakukan proses
handscoen dan melakukan sterilisasi Pemerikssan
pemeriksaan
menggunakan handscrub.
8. Menulis hasil pemeriksaan di buku 8. Catatan tentang hasil
  register lab dan blanko hasil sesuai dengan pemeriksaan laboratorium Akuntabilitas    
hasil yang keluar yang dilakukan
Amanah, dalam hal
9. Menyerahkan Hasil Pemeriksaan Lab 9. Pasien menerima Hasil
Akuntabilitas, Anti Mengeluarkan Hasil
    kepada Pasien selanjutnya untuk dibawa Pemeriksaan Lab yang
Korupsi
 
Pemeriksaan Sesuai
kembali ke ruangan Poli Rawat Jalan aktual
tanpa rekayasa

1. Meminta Blanko Permintaan Memelihara dan


Melakukan meningkatkan mutu dan
Pemeriksaan Lab Kepada Pasien yang 1. Tersedianya Blanko Akuntabilitas, Etika
4 Pemeriksaan keterjangkauan pelayanan  
berasal dari poli Rawat Jalan sambil Pemeriksaan Publik
Golongan Darah kesehatan yang
mempersilahkan pasien untuk duduk
diselengarakanya
2. Terdapat Kesesuaian
2. Menyamakan identitas pasien dengan antara blanko yang dibawa Ikhlas dalam
  Akuntabilitas  
blanko yang bawa dengan Pasien yang melayani
diperiksa
3. Pemahaman pasien
3. Menjelaskan Prosedur tindakan yang
  terhadap tindakan yang Nasionalisme  
akan dilakukan
akan dilakukan  
  4. Mencuci tangan lalu menggunakan Alat 4. Tindakan pencegahan etika publik    

24
Pelindung Diri (APD) berupa Jas Lab (Jika infeksi yang mungkin saja
Ada) dan Handscoen terjadi
5. mempersiapkan Alat dan bahan yang
5. Proses pemeriksaan
akan digunakan (kaca Obyek, Reagen
  yang cepat, tepat dan Komitmen Mutu    
Golongan Darah,Alkohol Swab, Lancet,
akurat
Tusuk Gigi)

6. Mengambil darah pasien menggunakan


6. Dilakukannya
lancet selanjutnya meneteskan darah ke atas
  Pemerikssan Golongan Anti Korupsi    
kaca obyek yang telah di tetesi reagen
Darah
golongan darah
Lincah dalam
7. Menetukan hasil pemeriksaan setelah 7. Mengetahui Jenis
  Akuntabilitas   melakukan proses
mencampurkan reagen dengan darah golongan Darah
pemeriksaan
8. Melepas handscoen dan melakukan
sterilisasi menggunakan handscrub 8. Catatan tentang hasil
  selanjutnya Menulis hasil pemeriksaan di pemeriksaan laboratorium Akuntabilitas    
buku register lab dan blanko hasil sesuai yang dilakukan
dengan hasil yang keluar
Amanah, dalam hal
9. Menyerahkan Hasil Pemeriksaan Lab 9. Pasien menerima Hasil
Mengeluarkan Hasil
    kepada Pasien selanjutnya untuk dibawa Pemeriksaan Lab yang Akuntabilitas  
Pemeriksaan Sesuai
kembali ke ruangan Poli Rawat Jalan aktual
tanpa rekayasa
Memelihara dan
1. Meminta Blanko Permintaan meningkatkan kesehatan
Melakukan
Pemeriksaan Lab Kepada Pasien yang 1. Tersedianya Blanko Akuntabilitas, Etika perorangan, keluarga dan
5 Pemeriksaan Hb  
berasal dari poli Rawat Jalan Pemeriksaan Publik masyarakat beserta
Metode Sahli
sambilmempersilahkan pasien untuk duduk lingkungan yang bersih dan
sehat
2. Terdapat Kesesuaian
2. Menyamakan identitas pasien dengan antara blanko yang dibawa
    Akuntabilitas    
blanko yang bawa dengan Pasien yang
diperiksa
3. Menjelaskan Prosedur tindakan yang 3. Pemahaman pasien
    Nasionalisme    
akan dilakukan terhadap tindakan yang

25
akan dilakukan
4. Mencuci tangan lalu menggunakan Alat 4. Tindakan pencegahan
    Pelindung Diri (APD) berupa Jas Lab (Jika infeksi yang mungkin saja etika publik    
Ada) dan Handscoen terjadi
5. mempersiapkan Alat dan bahan yang 5. Proses pemeriksaan
    akan digunakan (Haemometer Set, yang cepat, tepat dan Komitmen Mutu    
HCl,Alkohol Swab, Lancet,) akurat
6. Mengisi tabung sahli dengan HCl sampai
    garis batas kemudian mengambil darah 6. Tersedianya Sampel Komitmen Mutu    
pasien menggunakan lancet

7. Darah dihisap menggunakan pipet sahli


dalam haemometer set sampai garis batas 7. Pemeriksaan Siap
    Komitmen Mutu    
kemudian dipindahkan ke dalam tabung dilanjutkan
sahli

8.Setelah 5 menit tambahkan Aquadest 8. Pasien mengetahui


sedikit demi sedikit hingga warna campuran Kadar Jumlah
    Akuntabilitas    
sama dengan indikator warna. Kemudian Haemoglobin dalam
baca berdasarkkan skala pada tabung tubuhnya
9. Melepas handscoen dan melakukan
sterilisasi menggunakan handscrub 8. Catatan tentang hasil
    selanjutnya Menulis hasil pemeriksaan di pemeriksaan laboratorium akuntabilitas    
buku register lab dan blanko hasil sesuai yang dilakukan
dengan hasil yang keluar.
10. Menyerahkan Hasil Pemeriksaan Lab 9. Pasien menerima Hasil
    kepada Pasien selanjutnya untuk dibawa Pemeriksaan Lab yang Anti Korupsi    
kembali ke ruangan Poli Rawat Jalan aktual
Memelihara dan
1. Meminta Blanko Permintaan meningkatkan kesehatan
Melakukan
Pemeriksaan Lab Kepada Pasien yang 1. Tersedianya Blanko Komitemen Mutu, perorangan, keluarga dan Ikhlas dalam
6. Pemeriksaan Urin
berasal dari poli Rawat Jalan Pemeriksaan Etika Publik masyarakat beserta melayani
Rutin
sambilmempersilahkan pasien untuk duduk lingkungan yang bersih dan
sehat

26
2. Menyamakan identitas pasien dengan 2. data yang relevan dan
    Akuntabilitas  
blanko yang bawa dapat dipercaya
 
3. Proses Pemeriksaan
3. Menjelaskan Prosedur tindakan yang
    yang aman bagi petugas Komitmen Mutu    
akan dilakukan
dan pasien
4.. Mencuci tangan lalu menggunakan Alat
4. Pemahaman Pasien
    Pelindung Diri (APD) berupa Jas Lab (Jika Nasionalisme    
tentang Prosedur
Ada) dan Handscoen
5. Memberikan Pot Spesimen yang telah di 5. spesimen yang sesuai Anti Korupsi,
       
beri Label Identitas Kepada Pasien dengan data Pasien akuntabilitas
6. Meminta Pasien untuk Buang Air Kecil
    dan menampung urinnya ke dalam Pot 6. Tersedianya Sampel etika publik  
Spesimen sampai terisi sepertiga wadah  
7. mempersiapkan Alat dan bahan yang 7. tersedianya Alat yang
    Komitmen Mutu  
akan digunakan (Strip Urine) digunakan  
8. Celupkan Strip Urine Ke dalam sampel
Lincah dalam
Urine yang Telah ditampung, kemudian
    8. hasil pemeriksaan Komitmen Mutu   melakukan proses
Baca Hasil Sesuai dengan Indikator yang
pemeriksaan
tertera
9. Melepas handscoen dan melakukan
sterilisasi menggunakan handscrub 9. Pembukuan tentang
    selanjutnya Menulis hasil pemeriksaan di Pemeriksaan yang Akuntabilitas    
buku register lab dan blanko hasil sesuai dilakukan
dengan hasil yang keluar.
Amanah, dalam hal
10. Menyerahkan Hasil Pemeriksaan Lab 11. Pasien mendapatkan
Mengeluarkan Hasil
    kepada Pasien selanjutnya untuk dibawa hasil pemeriksaan yang Anti Korupsi  
Pemeriksaan Sesuai
kembali ke ruangan Poli Rawat Jalan aktual
tanpa rekayasa

Tabel 2.4 Rancangan Kegiatan

27
G. JADWAL KEAGIATAN

Penjadwalan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan JULI AGUSTUS
M3 M4 M1 M2
Melapor Kepada Kepala Puskesmas,
1. Mengkonfirmasi Keberadaan Kapus, PJ. Rawat Inap, dan
1 Penanggung Jawab dan Bidan
Bikor melalui sambungan telpon
Koordinator
       
    2. Meminta Kesediaan waktu dari Pihak yang Bersangkutan        
3.Menunggu Kepala Puskesmas, Penanggung Jawab dan
   
Bidan Koordinator di Aula Pertemuan        
4. Meberitahukan maksud dan tujuan mengahadap untuk
   
diteruskan kepada Petugas Kesehatan Terkait
       
    5. Melaksanakan Kegiatan yang di Maksud
       
Melakukan pemeriksaan laboratorium 1. Meminta Blanko Permintaan Pemeriksaan Lab Kepada
2 Gula Darah Sewaktu (GDS) dengan Pasien yang berasal dari poli Rawat Jalan sambil
metode Autocheck mempersilahkan pasien untuk duduk
       
    2. Menyamakan identitas pasien dengan blanko yang dibawa
       
    3. Menjelaskan Prosedur tindakan yang akan dilakukan
       
4. Mencuci tangan lalu menggunakan Alat Pelindung Diri
   
(APD) berupa Jas Lab dan Handscoen        
5. mempersiapkan Alat dan bahan yang akan digunakan
   
( Alat GCU, Alkohol Swab, Lancet, Stik GDS        

28
6. Mengambil Darah Pasien Menggunakan Lancet kemudian
    Melakukan Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu menggunakan
Autocheck        
7. Menunggu Hasil Pembacaan pada alat dalam waktu 15
    detik kemudian melepas handscoen dan melakukan sterilisasi
menggunakan handscrub.        
8. Menulis hasil pemeriksaan di buku register lab dan blanko
   
hasil sesuai dengan hasil yang keluar
       
9. Menyerahkan Hasil Pemeriksaan Lab kepada Pasien
    selanjutnya untuk dibawa kembali ke ruangan Poli Rawat
Jalan        
1. Meminta Blanko Permintaan Pemeriksaan Lab Kepada
Melakukan pemeriksaan laboratorium
3 Pasien yang berasal dari poli Rawat Jalan sambil
Asam Urat dengan metode Autocheck
mempersilahkan pasien untuk duduk
       
  2. Menyamakan identitas pasien dengan blanko yang bawa        
  3. Menjelaskan Prosedur tindakan yang akan dilakukan
       
4. Mencuci tangan lalu menggunakan Alat Pelindung Diri
 
(APD) berupa Jas Lab dan Handscoen
       
5. mempersiapkan Alat dan bahan yang akan digunakan
 
( Alat GCU, Alkohol Swab, Lancet, Stik AU)        
6. Mengambil Darah Pasien Menggunakan Lancet kemudian
  Melakukan Pemeriksaan Asam Urat menggunakan
Autocheck        
7. Menunggu Hasil Pembacaan pada alat dalam waktu 15
  detik kemudian melepas handscoen dan melakukan sterilisasi
menggunakan handscrub.        

29
8. Menulis hasil pemeriksaan di buku register lab dan blanko
 
hasil sesuai dengan hasil yang keluar
       
9. Menyerahkan Hasil Pemeriksaan Lab kepada Pasien
    selanjutnya untuk dibawa kembali ke ruangan Poli Rawat
Jalan
       
1. Meminta Blanko Permintaan Pemeriksaan Lab Kepada
Melakukan Pemeriksaan Golongan
4 Pasien yang berasal dari poli Rawat Jalan sambil
Darah
mempersilahkan pasien untuk duduk        
  2. Menyamakan identitas pasien dengan blanko yang bawa
       
  3. Menjelaskan Prosedur tindakan yang akan dilakukan
       
4. Mencuci tangan lalu menggunakan Alat Pelindung Diri
 
(APD) berupa Jas Lab dan Handscoen
       
5. mempersiapkan Alat dan bahan yang akan digunakan
  (kaca Obyek, Reagen Golongan Darah,Alkohol Swab,
Lancet, Tusuk Gigi)
       
6. Mengambil darah pasien menggunakan lancet selanjutnya
  meneteskan darah ke atas kaca obyek yang telah di tetesi
reagen golongan darah
       
7. Menetukan hasil pemeriksaan setelah mencampurkan
 
reagen dengan darah
       
8. Melepas handscoen dan melakukan sterilisasi
menggunakan handscrub selanjutnya Menulis hasil
 
pemeriksaan di buku register lab dan blanko hasil sesuai
dengan hasil yang keluar        

30
9. Menyerahkan Hasil Pemeriksaan Lab kepada Pasien
    selanjutnya untuk dibawa kembali ke ruangan Poli Rawat
Jalan        

1. Meminta Blanko Permintaan Pemeriksaan Lab Kepada


Melakukan Pemeriksaan Hb Metode
5 Pasien yang berasal dari poli Rawat Jalan
Sahli
sambilmempersilahkan pasien untuk duduk
       
    2. Menyamakan identitas pasien dengan blanko yang bawa
       
    3. Menjelaskan Prosedur tindakan yang akan dilakukan
       
4. Mencuci tangan lalu menggunakan Alat Pelindung Diri
   
(APD) berupa Jas Lab dan Handscoen        
5. mempersiapkan Alat dan bahan yang akan digunakan
   
(Haemometer Set, HCl,Alkohol Swab, Lancet,)
       
6. Mengisi tabung sahli dengan HCl sampai garis batas
   
kemudian mengambil darah pasien menggunakan lancet
       
7. Darah dihisap menggunakan pipet sahli dalam
    haemometer set sampai garis batas kemudian dipindahkan
ke dalam tabung sahli        
8.Setelah 5 menit tambahkan Aquadest sedikit demi sedikit
    hingga warna campuran sama dengan indikator warna.
Kemudian baca berdasarkkan skala pada tabung
       
9. Melepas handscoen dan melakukan sterilisasi
menggunakan handscrub selanjutnya Menulis hasil
   
pemeriksaan di buku register lab dan blanko hasil sesuai
dengan hasil yang keluar.        
    10. Menyerahkan Hasil Pemeriksaan Lab kepada Pasien        

31
selanjutnya untuk dibawa kembali ke ruangan Poli Rawat
Jalan

1. Meminta Blanko Permintaan Pemeriksaan Lab Kepada


6. Melakukan Pemeriksaan Urin Rutin Pasien yang berasal dari poli Rawat Jalan
sambilmempersilahkan pasien untuk duduk
       
    2. Menyamakan identitas pasien dengan blanko yang bawa
       

    3. Menjelaskan Prosedur tindakan yang akan dilakukan


       
4.. Mencuci tangan lalu menggunakan Alat Pelindung Diri
   
(APD) berupa Jas Lab (Jika Ada) dan Handscoen        
5. Memberikan Pot Spesimen yang telah di beri Label
   
Identitas Kepada Pasien        
6. Meminta Pasien untuk Buang Air Kecil dan menampung
    urinnya ke dalam Pot Spesimen sampai terisi sepertiga
wadah        
7. mempersiapkan Alat dan bahan yang akan digunakan
   
(Strip Urine)        
8. Celupkan Strip Urine Ke dalam sampel Urine yang Telah
    ditampung, kemudian Baca Hasil Sesuai dengan Indikator
yang tertera        
9. Melepas handscoen dan melakukan sterilisasi
menggunakan handscrub selanjutnya Menulis hasil
   
pemeriksaan di buku register lab dan blanko hasil sesuai
dengan hasil yang keluar.        
10. Menyerahkan Hasil Pemeriksaan Lab kepada Pasien
    selanjutnya untuk dibawa kembali ke ruangan Poli Rawat
Jalan
       
Tabel 2.5 Jadwal Kegiatan

32
H. Kendala dan Antisipasi

Kendala yang agent alami ketika membuat rancangan ini adalah suhu di
dalam ruangan laboratorium yang terlalu panas hingga mencapai 29-30oC.
Sehingga dalam pelaksanaannya kelembaban dalam ruangan terlalu tinggi yang
mengakibatkan banyak feagen yang rusak atau menguap. Serta
ketidaktersediaanya sumber air di dalam laboratorium sehingga untuk
membersihkan serta mencuci alat yang telah digunakan sangat tidak mungkin.

Untungnya ketika saya kembali dari Pendidikan Latihan dasar di balai


Diklat ini, ruangan telah diapasangi Air Conditioner (AC) agar bisa
mempertahankan suhu ruangan pada 22-26oC sesuai dengan Permenkes No 37
tentang Penyelenggaraan Laboratorium Puskesmas. Adapun tentang sumber
air yang memang belum ada karena Puskesmas sedang dalam tahap perbaikan
sumber air untuk gedung Rawat Inap, Kebidanan dan Laboratorium. Untuk itu,
hal ini diantisipasi dengan agent mencuci peralat di rumah dinas Petugas Medis
yang disediakan oleh Puskesmas yang kebetulan berada tidak jauh dari lokasi
laboratorium.

33

Anda mungkin juga menyukai