Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan UU Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara dijelaskan bahwa Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya
disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut
Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah
dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau
diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
ASN di tuntut cakap menyelenggarakan pelayanan publik yang
baik bagi masyarakat yang sanggup berperan sebagai perekat persatuan
dan kesatuan bangsa sebagaimana cita-cita dalam Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Undang-undang
Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara mengamanatkan
Instansi Pemerintah untuk wajib memberikan Pendidikan dan Pelatihan
terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil selama 1 tahun masa
percobaan, dengan mengedepankan penguatan nilai-nilai dan
pembangunan karakter dalam mencetak PNS.
Pelatihan Dasar CPNS bertujuan untuk membentuk PNS yang
profesional dan memiliki karakter sehingga mampu melaksanakan tugas
dan perannya secara prima sebagai pelayan publik. Salah satu pelayanan
publik bagi ASN adalah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
Puskesmas adalah unit pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat di
tingkat dasar di Indonesia, menurut PERMENKES RI No. 43 tahun 2019
tentang pusat kesehatan masyarakat bahwa pelayanan kesehatan adalah
upaya yang diberikan diberikan oleh puskesmas kepada masyarakat
mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, dan
pelaporan yang dituangkan dalam suatu sistem. Setiap institusi
pelayanan kesehatan harus membuat rekam medis. Tujuan pembuatan
rekam medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi
dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di puskesmas.
Menurut Permenkes 269/MENKES/PER/III/2008 tentang rekam
medis, rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen
tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien UPTD Puskesmas
Purbolinggo sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan harus
membuat rekam medis pasien untuk mennjang tercapainya tertib
administrasi dalam rangka upaya peningkatan mutu pelayanan kepada
masyarakat.
Pengisian berkas rekam medis merupakan salah satu unsur
penting dalam menunjang pelayanan, dimana berkas rekam medis
tersebut dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara dokter dan
tenaga kesehatan lainnya yang memberikan pelayanan, pengobatan,
perawatan kepada pasien serta sebagai dasar untuk merencanakan
pengobatan/perawatan yang diberikan kepada pasien. Berdasarkan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 30 Tahun 2013
pasal 6 tentang jabatan fungsional rekam medis, salah satu tugas
perekam medis yaitu melakukan analisis kuantitatif rekam medis.
Analisis kuantitatif bertujuan untuk mengetahui kekurangan pengisisan
berkas rekam medis.
Analisa kuantitatif merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk
menilai kelengkapan dan keakuratan rekam kesehatan (RK) rawat inap
dan rawat jalan yang dimiliki oleh sarana pelayanan kesehatan. Analisis
kuantitatif dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu secara concurrent review
(pada saat pasien masih dirawat) dan secara retospective (sesudah pasien
pulang). Analisa kuantitatif terdiri dari 4 telaah yaitu telaah data sosial,
telaah bukti rekaman, dan telaah tata cara mencatat (Hata, 2014: 350)
UPTD Puskesmas Purbolinggo telah membuat rekam medis
untuk menunjang tertibnya administrasi dalam rangka upaya peningkatan
mutu pelayanan kepada masyarakat, namun kondisi saat ini masih
ditemukan tenaga kesehatan yang kurang disiplin dalam melakukan
pengisian berkas rekam medis. Berdasarkan analisa selama bertug di
UPTD Puskesmas Purbolinggo bulan April sampai Oktober didapatkan
6.750 dokumen rekam medis lengkap dengan presentase 88%, 887
dokumen rekam medis tidak lengkap dengan presentase 12%, dan
jumlah pasien 7.637. Hal ini menunjukkan kelengkapan formulir rekam
medis di UPTD Puskesmas Purbolinggo belum semua terisi lengkap
sesuai dengan standar pelayanan minimal puskesmas 100%.
Berdasarkan isu prioritas yang sudah dipilih melalui kegiatan
aktualisasi penulis mengangkat judul “Membuat cheklist analisis
kuantitatif dengan menggunakan microsoft excel untuk mengatasi
resiko kesalahan pemberian layanan kesehatan terhadap pasien di
UPTD Puskesmas Purbolinggo”. Sebagai pokok bahasan utama yang
diharapkan mampu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di UPTD
Puskesmas Purbolinggo dengan menerapkan nilai-nilai BerAKHLAK
(Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif dan Kolaboratif).
1.2 Tujuan Aktualisasi
1.2.1 Tujuan Umum
a. Memahami lebih dalam mengenai nilai-nilai dasar profesi
Aparatur Sipil Negara yang mencakup BerAKHLAK dan
kedudukan dan peran ASN.
b. Mampu menerapkan nilai-nilai dasar BerAKHLAK serta
kedudukan dan peran ASN di dalam kegiatan aktualisasi
berdasarkan tugas dan fungsi rekam medis sebagai ASN
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Menggambarkan informasi dari capaian hasil kegiatan
aktualisasi pembuatan lembar cheklist analisis kuantitatif
dengan menggunakan microsoft excel untuk mengatasi resiko
kesalahan pemberian layanan kesehatan terhadap pasien di
UPTD Puskesmas Purbolinggo.
b. Meningkatkan profesionalitas kinerja bagi penulis dalam
menyelesaikan masalah tentang adanya resiko kesalahan
pemberian layanan kesehatan terhadap pasien di UPTD
Puskesmas Purbolinggo.
1.3 Manfaat Aktualisasi
1.3.1 Bagi Penulis
a. Meningkatkan kompetensi penulis dalam memberikan pelayanan
kesehatan.
b. Meningkatkan inovasi dan kreativitas penulis selaku tenaga
kesehatan rekam medis pelaksana terampil yang professional.
c. Mampu mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu
BerAKHLAK pada unit kerja sesuaidengan tupoksi.
1.3.2 Bagi Organisasi
Membantu dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu dan berkualitas.
1.3.3 Bagi Stakeholder
Meningkatnya mutu dan kualitas pelayanan unit Rekam Medis di
UPTD Puskesmas Purbolinggo.
1.4 Ruang Lingkup Aktualisasi
Pelaksanaan aktualisasi dibatasi oleh :
1.4.1 Pelaksanaan aktualisasi dengan menerapkan nilai-nilai dasar
BerAKHLAK terkait pembuatan lembar cheklist analisis kuantitatif
dengan menggunakan microsoft excel untuk mengatasi resiko
kesalahan pemberian layanan kesehatan terhadap pasien di UPTD
Puskesmas Purbolinggo.
1.4.2 Capaian hasil pelaksanaan aktualisasi disertai bukti-bukti setiap
kegiatan berupa dokumentasi foto dan video tentang rangkaian
kegiatan aktualisasi dari tanggal 24 Oktober 2022 sampai dengan 27
Desember 2022 di UPTD Puskesmas Purbolinggo.
1.5 Deskripsi Unit Kerja
1.5.1 Profil Puskesmas
UPTD Puskesmas Purbolinggo adalah salah satu puskesmas
induk di Kecamatan Purbolinggo. Wilayah Puskesmas Way Jepara
berada di Jalan Nusantara No.04, Desa Taman Endah, Kec.
Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur, Lampung 34192 dengan
luas 108, 7 km². Wilayah kerja UPTD Puskesmas Purbolinggo Terdiri
dari 12 desa dan Secara administratif Kecamatan Purbolinggo
berbatasan dengan:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan kecamatan Way Bungur
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sukadana
c. Sebelah Timur berbatasan denganTaman Nasional Way Kambas
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Raman Utara.
Gambar 1.1 Peta Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Purbolinggo

1.5.2 Data Jumlah Petugas di UPTD Puskesmas Purbolinggo


Tabel 1.1 Data Jumlah Petugas di UPTD Puskesmas Purbolinggo

No Jenis Tenaga Jumlah Tenaga


1. Dokter Umum 3
2. Perawat gigi 1
3. Perawat PNS/BLUD 11/2
4. Perawat TKS 5
5. Bidan PNS/BLUD 24/1
6. Bidan TKS 5
7. Kesehatan masyarakat 2
8. Kesehatan lingkungan 1
9. Farmasi 3
10. Gizi 2
11. Ahli Teknologi Laboratorium Medik 1
12. Rekam Medis 1
13. Teknik Komputer 1
14. Administrasi pns/BLUD 3/1
15. Supir 2
16. Kebersihan 2
17. Penjaga Malam 2
18. Juru Masak 2
Total Tenaga 76

1.5.3 Visi dan Tata Nilai Puskesmas


Dalam fungsinya sebagai penyelenggara pembangunan
kesehatan di wilayah Kecamatan Purbolinggo, UPTD Puskesmas
Purbolinggo mempunyai VISI “Purbolinggo sehat secara mandiri”.
Dalam melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,
setiap pegawai Puskesmas Purbolinggo bekerja sesuai tata nilai PBL:
P : Profesional
B : Bijaksana
L : Lugas
1.5.4 Misi Puskesmas
a. Menggerakan peras serta aktif masyarakat
b. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
c. Mengoptimalkan peran dan dukungan dari stakeholder, lintas
sektor dan jejaring kesehatan
1.5.4 Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Purbolinggo

Gambar 1.2 Bagan Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Purbolinggo

7
8
1.5.1 Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Perekam Medis
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2013 Tentang Jabatan
Fungsional Perekam Medis pada Pasal 8 Yaitu rincian kegiatan jabatan
fungsional Perekam Medis pelaksana lanjutan, sebagai berikut:
1.Memvalidasi kebenaran data kelengkapan
pengisian identitas pribadi data sosial pasien rawat
inap serta membuat kartu pasien dalam rangka
pelaksanaan rekam medis di tempat penerimaan
pasien baru dan lama rawat jalan;
2. Menyiapkan rekam medis serta meminta rekam
medis rawat jalan ke petugas rekam medis bagian
penyimpanan dalam rangka pelaksanaan rekam
medis di tempat penerimaan pasien baru dan lama
rawat jalan;
3. Memvalidasi kebenaran data kelengkapan
pengisian identitas pribadi data sosial pasien rawat
inap serta membuat kartu pasien dalam rangka
pelaksanaan rekam medis di tempat penerimaan
pasien baru dan lama rawat inap;
4. Menyeleksi rekam medis incomplete dalam rangka
assembling rekam medis rawat inap berdasarkan
SOP yang ada;
5. Menyisipkan slip lembar kekurangan dalam rangka
assembling rekam medis rawat inap berdasarkan
SOP yang ada;
6. Membuat laporan incomplete dalam rangka
assembling rekam medis rawat inap berdasarkan
SOP yang ada;
7. Mengidentifikasi data untuk analisa kuantitatif
rekam medis secara manual;
8. Mengklasifikasi data untuk analisa kuantitatif
rekam medis secara manual;
9. Mengklasifikasi data katalog jenis formulir rekam
medis secara manual;
10. Memilih, mengkode dan mengindeks seluruh
diagnosa penyakit pasien rawat jalan sesuai buku
pedoman yang telah ditentukan;
11. Memberi kode dan indeks tindakan medis pasien
rawat jalan sesuai buku pedoman yang ditentukan;
12. Memberi kode dan indeks tindakan medis pasien
rawat inap sesuai buku pedoman yang ditentukan;
13. Memproses permintaan surat keterangan medis,
baik untuk pengadilan maupun non pengadilan;
14. Memproses pembuatan resume/abstraksi rekam medis;
15. Mensortir rekam medis rawat inap;
16. Menyimpan rekam medis rawat inap dan menjaga
agar penyimpanan rekam medis aman, rahasia,

9
tidak dapat diakses oleh orang yang tidak
berkepentingan;
17. Menyimpan rekam medis rawat inap inaktif yang
bernilai guna dengan media tertentu dan menjaga
kerahasiaan isi rekam medis sesuai Peraturan
Pemerintah Nomor 10 tahun 1966 dan peraturan
RS/PKM;
18. Memantau pelaksanaan sistem penyimpanan
rekam medis rawat jalan dan menjaga kerahasiaan
isi rekam medis sesuai Peraturan Pemerintah
Nomor 10 tahun 1966 dan peraturan RS/PKM;
19. Menyusun rancangan jadwal retensi rekam medis;
20. Melaksanakan pemusnahan rekam medis;
21. Memberikan layanan jasa peminjaman rekam
medis termasuk menyediakan data untuk
penelitian, pendidikan tenaga kesehatan;
22. Mencatat rekam medis yang dipinjam/dikeluarkan;
23. Memvalidasi rekam medis yang telah kembali
sesuai peminjaman;
24. Melakukan analisa kuantitatif rekam medis (QA);
25. Mengumpulkan data untuk penyusunan laporan
efisiensi pelayanan pada sarana pelayanan
kesehatan;
26. Mengumpulkan data penyakit dan tindakan medis
untuk penyusunan laporan morbiditas dan
mortalitas pasien rawat jalan;
27. Mengumpulkan data penyakit tertentu untuk
penyusunan laporan morbiditas dan mortalitas
pasien rawat jalan;
28. Mengumpulkan data penyakit tertentu untuk
penyusunan laporan morbiditas dan mortalitas
pasien rawat inap;
29. Melakukan analisis kuantitatif rekam medis;
30. Merekapitulasi data penyakit dan tindakan medis
dalam rangka pengumpulan data untuk
penyusunan laporan morbiditas dan mortalitas
pasien rawat inap;
31. Merekapitulasi data penyakit menular dalam
rangka pengumpulan untuk penyusunan laporan
morbiditas dan mortalitas pasien rawat inap;
32. Merekapitulasi data penyakit tertentu dalam
rangka pengumpulan untuk penyusunan laporan
morbiditas dan mortalitas pasien rawat inap;
33. Merekapitulasi data dalam rangka pengumpulan
untuk penyusunan laporan cakupan pelayanan
pada sarana pelayanan kesehatan;
34. Merekapitulasi data dalam rangka pengumpulan
untuk penyusunan laporan mutu pelayanan pada
sarana pelayanan kesehatan;
35. Merekapitulasi data dalam rangka pengumpulan

10
untuk penyusunan laporan efisiensi pelayanan
pada sarana pelayanan kesehatan;
36. Menyusun laporan mutu pelayanan pada sarana
pelayanan kesehatan/statistik rumah sakit dalam
rangka penyusunan laporan rekam medis;
37. Menyusun laporan morbiditas dan mortalitas
pasien rawat jalan dalam rangka penyusunan
laporan rekam medis;
38. Menyusun laporan morbiditas dan mortalitas
penyakit pasien rawat inap dalam rangka
penyusunan laporan rekam medis;
39. Menyusun laporan morbiditas dan mortalitas
penyakit menular pasien rawat jalan dalam rangka
penyusunan laporan rekam medis;
40. Menyusun laporan morbiditas dan mortalitas
penyakit menular pasien rawat inap dalam rangka
penyusunan laporan rekam medis;
41. Melakukan monitoring analisis mutu sistem
pengembalian rekam medis manual;
42. Merekapitulasi rekam medis masuk/keluar;
43. Memverifikasi data yang dimanipulasi terhadap
otorisasi akses dalam rangka keabsahan data; dan
44. Mengidentifikasi keabsahan data rekam medis
rawat jalan secara manual

1.6 Identifikasi Isu dan Gagasan Pemecahan Isu


1.6.1 Identifikasi Isu
Isu adalah suatu hal yang terjadi baik di dalam maupun di luar organisasi
yang apabila tidak ditangani secara baik akan memberikan efek negatif terhadap
organisasi dan berlanjut pada tahap krisis. Isu adalah sebuah masalah yang
muncul pada sebuah instansi akibat dari kesenjangan antara realita (kondisi saat
ini) dengan kondisi ideal (harapan para stakeholder).
Isu yang menjadi dasar pelaksanaan aktualisasi ini bersumber dari tugas
pokok dan fungsi (Tupoksi). Setelah dilakukan observasi di unit kerja melalui
pengamatan individu, unit kerja, dan organisasi, terdapat isu di unit kerja yang
dapat disimpulkan sebagai berikut:
Tabel 1.2 Identifikasi Isu

Uraian Tugas
No (PERMENPAN No. 30 Tahun Isu/Permasalahan Solusi
2013)
1. Melakukan analisis Tidak ada analisis Membuat cheklist
kuantitatif rekam medis kuantitatif di unit rekam analisis kuantitatif
medis sehingga dengan menggunakan

11
mengakibatkan pada microsoft excel untuk
kesalahan pemberian mengurangi resiko
layanan kesehatan kesalahan pemberian
terhadap pasien layanan kesehatan
terhadap pasien

1.6.2 Penetapan Isu


Penetapan isu dibuat berdasarkan temuan dalam pelayanan kesehatan di
Unit Rekam Medis PuskesmasPurbolinggo. Isu yang diangkat tidak lepas dari
visi misi Puskesmas Purbolinggo serta berkaitan dengan tugas pokok Perekam
Medis pada Peraturan Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 201 salah satunya yaitu
melakukan analisis kuantitatif rekam medis.
Selama bertugas di Unit Rekam Medis Puskesmas Purbolinggo penulis
diberi tanggung jawab berdasarkan tugas pokoknya sebagai pelaksana pelayanan
rekam medis informasi kesehatan yang meliputi persiapan, pelaksanaan,
pelaporan, dan evaluasi. Dalam menjalankan tugas penulis menemukan isu
“Tidak ada analisis kuantitatif di unit rekam medis sehingga mengakibatkan
pada kesalahan pemberian layanan kesehatan terhadap pasien”.
Tehnik analisis digunakan untuk memprioritaskan isu yang akan
ditindaklanjuti yaitu metode APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan,
Layak). Dimana Aktual (Benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
dalam masyarakat), Problematika (Isu yang memiliki dimensi masalah yang
komplek, sehingga perlu dicarikan segera solusinya), Kekhalayakan (Isu yang
menyangkut hajat hidup orang banyak), Layak (Isu yang masuk akal dan realitis
serta relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya).
Tabel 1.3 Penetapan Isu

N PENILAIAN
ISU KETERANGAN
O
A P K L
Tidak ada analisis
kuantitatif di unit rekam
medis sehingga
Memenuhi
1. mengakibatkan pada + + + +
syarat
kesalahan pemberian
layanan kesehatan
terhadap pasien

12
1.6.3 Gagasan Pemecahan Isu
Berdasarkan identifikasi isu diatas, maka isu yang ditetapkan adalah: “Tidak
ada analisis kuantitatif di unit rekam medis sehingga mengakibatkan pada
kesalahan pemberian layanan kesehatan terhadap pasien” Isu tersebut
ditetapkan berdasarkan pengambilan keputusan secara triangulasi antara
Mentor, teman sejawat/senior dan peserta Latsar melalui analisis
menggunakan teknik APKL.
Tabel 1.4 Analisis Isu

NO KRITERIA ISU

1 Aktual Di Unit Rekam Medis Puskesmas


Purbolinggo tidak ada analisis kuantitatif
sehingga mengakibatkan pada kesalahan
pemberian layanan kesehatan terhadap
pasien. Selama 7 bulan bertugas data yang
didapatkan 887 dokumen rekam medis tidak
lengkap dengan presentase 12%.

2 Kekhalayakan Analisis kuantitatif merupakan salah satu


indikator sasaran keselamatan pasien.
Kesalahan pemberian layanan akibat tidak
dilakukannya cheklist analisis kuantitatif
adalah suatu hal yang dapat merugikan
pasien.

3 Problematik Menurut PERMENKES nomor 11 tahun


2017 Keselamatan Pasien adalah suatu
sistem yang membuat asuhan pasien lebih
aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi
dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya, serta
implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko dan mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan

13
akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil.

4 Layak Jika isu ini tidak segera di atasi, maka akan


berdampak pada tingginya resiko terjadi
kesalahan pelayanan kesehatan seperti
sulitnya mengetahui riwayat penyakit pasien,
riwayat pengobatan pasien, dan data sosial
pasien.

Jadi untuk memecahkan isu tersebut, inovasi yang bisa dilakukan adalah
dengan pembuatan cheklist analisis kuantitatif di unit rekam medis sehingga
mengakibatkan pada kesalahan pemberian layanan kesehatan di UPTD
Puskesmas Purbolinggo.
1.6.4 Dampak Negatif Jika Isu Tidak Terselesaikan

Dampak yang mungkin terjadi apabila isu “Tidak ada analisis kuantitatif
di unit rekam medis sehingga mengakibatkan pada kesalahan pemberian
layanan kesehatan terhadap pasien” ini tidak dituntaskan melalui solusi
pemecahan isu, antara lain :
a. Tidak akan terbangun kesadaran akan nilai pasien
b. Tidak membangun komitmen tentang keselamatan pasien
c. Tidak dapat mengintegrasikan aktivitas pengelolaan resiko
d. Tidak dapat mengembangkan sistem pelaporan
e. Tidak dapat mencegah kesalahan layanan pada pasien

14

Anda mungkin juga menyukai