Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN AKTUALISASI

PENINGKATAN PEMAHAMAN GIZI BALITA


BERBASIS PENDEKATAN KELUARGA
DI UPTD PUSKESMAS KLUNGKUNG I

OLEH
NI LUH PUTU DEWI KURNIAWATHI, S.Gz
NIP. 19880628 201902 2 005

PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III


ANGKATAN VIII TAHUN 2019

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI BALI
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan Negara yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA)
yang dapat dijadikan modal dalam mensejahterakan rakyatnya. Namun
kenyataannya, kekayaan SDA tersebut belum mampu dikelola dengan efektif dan
efesien, sehingga Negara Indonesia masih tertinggal dari cepatnya pembangunan
global saat ini. Hal ini terjadi karena kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
Indonesia yang masih rendah.
Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai salah satu SDM Indonesia merupakan
bagian dari Aparatur Sipil Negara (ASN) mempunyai peranan yang sangat
menentukan dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan pemerintah dalam
berbagai sektor pembangunan. Untuk itu, seorang PNS harus memahami dan
mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS sehingga mampu bersikap dan
bertindak profesional dalam melayani masyarakat. Undang-undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) pasal 63 ayat (3) dan (4)
menyebutkan bahwa CPNS wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan
melalui proses Diklat terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran,
semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang
unggul dab bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi
di bidangnya. Sesuai dengan Peraturan LAN-RI nomor 12 Tahun 2018 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Latihan Dasar CPNS Golongan III. Kegiatan Pelatihan
Dasar Tahun 2019 dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu tahap on campus dan
tahap off campus. Pada tahap on campus, peserta diinternalisasi dengan materi-
materi terkait dengan ANEKA dan pada tahap off campus, peserta
mengaktualisasi nilai-nilai ANEKA tersebut pada tempat kerjanya.
Ahli gizi merupakan salah satu bagian dari Aparatur Sipil Negara yang
berprofesi sebagai pelayanan masyarakat yang bergerak di bidang kesehatan.
Salah satu perannya adalah sebagai penyuluh gizi dengan tujuan menjelaskan,
menggunakan, memilih, dan mengolah bahan makanan untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku perorangan atau masyarakat dalam mengonsumsi
makanan sehingga meningkatkan kesehatan dan gizinya (Kamus Gizi, 2010).
Gizi dalam kaitannya dengan pembangunan suatu bangsa berkaitan dengan
sumber daya manusia, karena gizi sebagai sentra untuk pembangunan manusia.
Seseorang yang hidup didukung dengan gizi yang cukup sesuai kebutuhan akan
tumbuh dan berkembang secara optimal dan menghasilkan sumber daya manusia
yang berkualitas (fisik yang sehat, cerdas, kreatif, produktivitas tinggi)
(Depkes.2015). Namun sayangnya di Indonesia masih ditemukan beberapa
masalah kesehatan salah satunya masalah gizi. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan
Dasar (Rikesdas) Kementrian Kesehatan 2018 menunjukkan 13,8% balita berusia
dibawah 5 tahun mengalami status gizi kurang (Databoks.2019). Berdasarkan
permasalahan tersebut melalui pendidikan pelatihan dasar calon ASN maka
disusunlah rancangan aktualisasi ini dengan judul “Peningkatan Pemahaman Gizi
Balita Berbasis Pendekatan Keluarga di UPTD Puskesmas Klungkung1”.

1.2 Tujuan
Tujuan dari aktualisasi nilai-nilai dasar adalah untuk membentuk pribadi
PNS yang memilki lima nilai dasar profesi PNS yakni:
1. Kemampuan mewujudkan akuntabilitas dalam melaksanakan tugas
jabatannya.
2. Kemampuan mengedepankan kepentingan nasional dalam pelaksanaan tugas
jabatannya.
3. Kemampuan menjunjung tinggi standar etika publik dalam pelaksanaan tugas
jabatannya.
4. Kemampuan berinovasi untuk peningkatan mutu pelaksanaan tugas
jabatannya
5. Kemampuan untuk tidak korupsi dan mendorong percepatan pemberantasan
korupsi di lingkungan instansinya. Dengan terwujudnya lima nilai dasar
profesi PNS tersebut maka diharapkan akan terbentuk PNS yang profesional
dan memiliki jiwa melayani dan mengabdi kepada masyarakat.
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang dibahas dalam laporan aktualisasi ini meliputi
pelaksanaan kegiatan yang telah dirancang yang mengandung lima nilai dasar
profesi PNS yaitu akuntabilitas, nasionalisme, komitmen mutu, etika publik, dan
anti korupsi. Kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi pada instansi kerja masing-masing.
Pada laporan aktualisasi ini dipaparkan tentang kegiatan yang telah
dirancang di wilayah kerja UPTD. Puskesmas Klungkung I dengan waktu
pelaksanaannya tanggal 10 Juni 2019 sampai tanggal 29 Juli 2019. Adapun
kegiatan yang dilaksanakan meliputi kegiatan pemantauan status gizi, penentuan
status gizi pada balita, pembuatan media penyuluhan, penyuluhan gizi balita pada
ibu balita, KIE (Komunikasi Informasi, Edukasi) buku KIA pada keluarga balita
dengan status gizi kurang, pendampingan pola asuh secara langsung pada balita
dengan status gizi kurang, penyuluhan pentingnya gizi pada periode 1000 HPK
pada ibu hamil. Kegiatan ini dilakukan pada sasaran ibu balita, ibu hamil, balita
dengan status gizi kurang di Desa Jumpai wilayah kerja UPTD. Puskesmas
Klungkung I.
BAB II
DESKRIPSII UNIT ORGANISASI TEMPAT AKTUALISASI

2.1 Profil UPTD. Puskesmas Klungkung I


Puskesmas Klungkung I terletak di Desa Gelgel, Kecamatan Klungkung,
Kabupaten Klungkung. Didirikan tahun 1974 dan beroperasi mulai bulan April
1975. Wilayah kerja Puskesmas Klungkung I meliputi 3 Kelurahan, 7 Desa
dengan 39 dusun yaitu
a. Kelurahan Semarapura Kauh dengan 3 Dusun
b. Kelurahan Semarapura Klod dengan 5 Dusun
c. Kelurahan Semarapura Klod Kangin dengan 6 Dusun
d. Desa Gelgel dengan 6 Dusun
e. Desa Tojan dengan 4 Dusun
f. Desa Satra dengan 2 Dusun
g. Desa Kamasan dengan 6 Dusun
h. Desa Tangkas dengan 5 Dusun
i. Desa Jumpai dengan 2 Dusun
j. Desa Kampung gelgel dengan 1 Dusun
Luas wilayah 15,322 km2 dengan jarak tempuh rata-rata 5 – 10 menit dari
desa ke Puskesmas dengan kendaran bermotor, jalan-jalan umum sudah diaspal.
Gambar 1
WIALAYAH KERJA UPTD.PUSKESMAS KLUNGKUNG I

5
Wilayah kerja UPTD. Puskesmas Klungkung I dibatasi dengan batas-batas
sbb :
• Sebelah Utara wilayah Puskesmas Klungkung II,
• Sebelah Timur wilayah Kecamatan Dawan,
• Sebelah Selatan Selat Badung dan
• Sebelah Barat wilayah Kecamatan Banjarangkan.
Seperti daerah tropis lainnya, UPT.Puskesmas Klungkung I memiliki 2
musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan terjadi pada Bulan
September sampai dengan April dengan puncaknya sekitar Oktober dan
Desember.
Jarak Puskesmas Klungkung I dari pusat kota Semarapura ± 5 Km dan
seluruh wilayah bisa terjangkau dengan kendaraan karena semua jalan sudah di
aspal. Beberapa wilayah kerja Puskesmas meliputi wilayah Galian C seperti
Tangkas, Jumpai dan Dukuh dengan luas ± 228 Ha dan luas lagun 52 Ha.
Pada tahun 2018 di wilayah kerja UPT. Puksesmas Klungkung I tercatat ada
1 Puskesmas Induk, 7 buah Puskesmas Pembantu, 3 Puskesdes. Sarana UKM
yang ada di wilayah kerja UPT. Puskesmas Klungkung I seperti 39 buah
Posyandu, 10 Desa Siaga Posyandu Lansia (10), Posbindu PTM (10). Disamping
itu ada beberapa fasilitas kesehatan yang ada diwilayah kerja Puskesmas
Klungkung I seperti 1 buah RSUD, 1 buah Rumah Sakit Swasta, 2 buah klinik
swasta, 14 buah Dokter praktek swasta yaitu 8 Dokter Umum dan 7 orang Dokter
Ahli, 17 Bidan Praktek Swasta, 1 buah klinik bersalin, 3 orang Dokter Gigi
praktek swasta, 2 buah Puskesmas Keliling.
Jumlah penduduk Puskesmas Klungkung I tahun 2019 adalah 31.225 jiwa dengan
jumlah kepala keluarga KK. Seluruh penduduk tersebut tersebar di semua
wailayah Puskesmas yang terdiri dari 14.686 jiwa laki-laki dan 16.539 jiwa
perempuan.
Tenaga kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat disamping ketersediaan sarana
dan prasaran. Dalam menjalankan fungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan
yang paripurna. Adapun kondisi tenaga Puskesmas Klungkung I adalah sebagai
berikut:

6
Tabel 1.1 Jumlah Tenaga di UPT. Puskesmas Klungkung I tahun 2018
No Jenis Tenaga Kerja Jumlah Ket
tenaga yang
ada sekarang
1 Dokter Umum 4 2 PNS, 1 PTT, 1 kontak

2 Dokter Gigi 4 3 PNS


(1Kepala Puskesmas)
3 Apoteker 1 PNS
4 Sarjana Kesehatan Masyarakat 3 PNS
(SKM)
5 DIV Kebidanan 2 Kontrak
6 D III Kebidanan 28 19 PNS,
2 PTT,
7 Kontrak
7 Perawat Nurse 3 Kontrak
8 DIII Keperawatan 10 8 PNS
2 Kontrak
9 DIII Kesling 2 1 PNS
1 Kontrak
10 DIII Perawat Gigi 1 PNS
11 DIII Analis Kesehatan 2 PNS
12 SPK 2 PNS
13 SPRG 2 PNS
14 SPPH (di Kesling) 1 PNS
15 SMA/SMEA 5 1 PNS
4 Kontrak
16 JMD 2 Kontrak
17 SH 1 Kontrak
18 Sopir 1 Honda

7
2.2 Visi dan Misi UPTD. Puskesmas Klungkung I
a. Visi
Prima dalam pelayanan dan mantap dalam pemberdayaan masyarakat
menuju kecamatan Klungkung sehat, yang unggul dan sejahtera.
b. Misi
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan
2. Memberdayakan seluruh komponen pendukung dalam pembangunan
kesehatan.
3. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan dapat
terjangkau di lapisan masyarakat.
4. Menyelenggarakan system informasi kesehatan di Puskesmas yang
bermutu.
5. Memanfaatkan teknologi kesehatan yang tepat guna.
c. Tata Nilai Organisasi
1. Profesional
Memiliki kompetensi dan kemampuan dalam memberikan pelayanan
kesehatan terbaik.
2. Ramah
Memiliki sikap yang sopan dan santun kepada seluruh masyarakat dan
rekan kerja.
3. Inisiatif dan Inovatif
Memiliki kemampuan untuk bekerja mandiri dengan ide-ide kreatif
serta memberikan terobosan bagi peningkatan pelayanan kesehatan.
4. Malu
Memiliki budaya malu bila tidak melaksanakan tugas dengan sebaik
baiknya.
5. Akuntabel
Memberikan pelayanan kesehatan sesuai pedoman dan standar
pelayanan yang ditetapkan, dapat diukur dan dipertanggung jawabkan.

8
2.3 Tugas Pokok / Penugasan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Pasal 21 Nomor 32 Tahun 1996 tentang
Tenaga Kesehatan, dipandang perlu menetapkan Standar Profesi bagi Tenaga Gizi
dengan Keputusan Menteri Kesehatan. Lulusan Pendidikan Gizi Akademik pada
program sarjana menguasi dasar-dasar ilmiah dan ketrampilan, menerapkan ilmu
pengetahuan dan keterampilan praktek gizi, mampu bersikap dan berperilaku
dalam membawakan diri berkarya dibidang gizi, mampu mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi gizi serta mengupayakan
penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan praktek
sendiri.
Adapun uraian tugas tim pelaksana gizi di UPTD Puskesmas Klungkung 1
adalah sebagai berikut:
a. Uraian Tugas
1. Membuat perencanaan kegiatan pelayanan Gizi
2. Memberikan pelayanan Gizi kepada masyarakat yang bersifat Upaya
Kesehatan Masyarakat
3. Memberikan pelayanan Gizi kepada masyarakat yang bersifat Upaya
Kesehatan Perseorangan
4. Memantau, menganalisa dan mengevaluasi perkembangan Gizi
Masyarakat
5. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan program Gizi
6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas
b. Tanggung jawab
1. Tersusunnya rencana kegiatan
2. Terlayaninya pelayanan gizi kepada masyarakat
3. Terpantaunya perkembangan gizi masyarakat
4. Terlaksannya tugas-tugas yang diberikan atasan

9
2.4 Unit Kerja
Struktur organisasi UPTD Puskesmas Klungkung 1, dapat dilihat pada
bagan 1.1 berikut:
Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Klungkung 1

KEPALA UPTD PUSKESMAS


KLUNGKUNG 1

Drg. IDA BAGUS PUTRA DWIPAYANA


NIP. 19750427 200312 1 005

KA.SUB.BAG. TATA USAHA

MD AYU WIDYARINI,S.KM
NIP. 198200315 200312 2 003

SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN


KESEHATAN
I WAYAN WINDRA
NI PT. EVI INDRAYANI,A.Md.Kep NIP. 19840619 201212 1 002
NIP. 19870804 201001 2 023

RUMAH TANGGA KEUANGAN

I GEDE PREDANGGA,A.Md.AK A.A.ISTRI OKA CANDRAWATI


NIP. 19860809 200902 1 002 NIP. 19720826 199303 2 005

PENANGGUNGJAWAB UKM PENANGGUNGJAWAB UKM PENANGGUNGJAWAB PENANGGUNGJAWAB JARINGAN


ESENSIAL DAN PENGEMBANGAN UKP,KEFARMASIAN, DAN PELAYANAN PUSKESMAS DAN
KEPERAWATAN KESEHATAN LABORATORIUM JEJARING FASILITAS
MASYARAKAT IDA AYU R.KOSINTA PUTRI,A.Md.KL PELAYANAN KESEHATAN
NIP. 19860429 201001 2 033 dr. PUTU IKA DHARMA PRATIWI,S.Ked
NIP. - dr. LUH PUTU ADY SUKMA
LUH SRI SUCIARI,SKM NIP. 19880828 201902 2 005
NIP. 19851217 200803 2 002

Aktualisasi dilaksanakan di Desa Jumpai, dimana lokasi aktualisasi diambil


dari data persentase balita gizi kurang tertinggi di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Klungkung 1 yang beralamat di Jalan Kubon Tubuh, Desa Gelgel, Kecamatan
Klungkung, Kabupaten Klungkung.

10
BAB III
RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI

3.1 Rancangan Kegiatan Aktualisasi Nilai Dasar

UNIT KERJA : UPTD PUSKESMAS KLUNGKUNG I


IDENTIFIKASI ISU : 1. Masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Klungkung I
2. Masih kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang gizi balita sehingga masih ditemukannya
kasus gizi kurang di wilayah kerja UPTD Puskesmas Klungkung I
3. Masih adanya kasus demam berdarah dengue di wilayah kerja UPTD Puskesmas Klungkung I
4. Belum optimalnya pemenuhan tenaga kesehatan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Klungkung I
ISU YANG DIANGKAT : Masih kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang gizi balita sehingga masih ditemukannya
kasus gizi kurang di wilayah kerja UPTD Puskesmas Klungkung I
GAGASAN PEMECAH ISU : Core Issue masih kurangnya pengetahuan dan pemahaman ibu balita tentang gizi balita dapat
dipecahkan melalui kegiatan penentuan status gizi pada balita, pembuatan media penyuluhan,
penyuluhan gizi balita pada ibu balita, KIE (Komunikasi Informasi, Edukasi) buku KIA pada
keluarga balita dengan status gizi kurang, pendampingan pola konsumsi secara langsung pada balita
dengan status gizi kurang, penyuluhan pentingnya gizi pada periode1000HPK pada ibu hamil.

11
Tabel 3.1 Alat Bantu Rancangan Aktualisasi Nilai Dasar PNS
Kontribusi
Output/Hasil Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai-Nilai Dasar terhadap Visi Misi
Kegiatan Nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Penentuan a. Mencatat identitas balita Output: Akuntabilitas: Dengan melakukan Dengan
status gizi pada b. Menimbang berat badan Seluruh balita - Ahli gizi penentuan status gizi diterapkannya
balita balita dapat ditentukan melakukan pada balita maka penetuan status
c. Mengukur tinggi status gizinya dan penimbangan berat tercapainya visi gizi pada balita,
badan/Panjang badan balita dikategorikan badan sesuai UPTD Puskesmas maka nilai
d. Menganalisi status gizi menjadi status gizi prosedur Klungkung 1 yaitu professional dan
dengan metode Z-score baik, kurang, buruk - Ahli gizi prima dalam akuntabilitas ahli
dan lebih. melakukan pelayanan dan gizi terhadap
pengukuran tinggi mantap dalam tugas dan
badan sesuai perberdayaan kewajibannya
prosedur masyarakat menuju dapat diperkuat.
- Ahli gizi Kecamatan
menentukan status Klungkung sehat,
gizi balita sesuai yang unggul dan

12
Kontribusi
Output/Hasil Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai-Nilai Dasar terhadap Visi Misi
Kegiatan Nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
metode Z-score sejahtera.
Serta
Nasionalisme: misi dalam
- Ahli gizi memberikan
melakukan pelayanan kesehatan
penimbangan berat yang bermutu,
badan, pengukuran merata dan dapat
tinggi badan tanpa menterjangkau
membeda-bedakan diseluruh lapisan
balita masyarakat dapat
tercapai.
Etika Publik:
- Ahli gizi
melakukan
penimbangan berat

13
Kontribusi
Output/Hasil Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai-Nilai Dasar terhadap Visi Misi
Kegiatan Nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
badan dan
pengukuran berat
badan dengan sopan
dan ramah

- Ahli gizi
menggunakan
pakaian yang rapi
pada saat
melakukan
penimbangan berat
badan dan
pengukuran tinggi
badan balita.

14
Kontribusi
Output/Hasil Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai-Nilai Dasar terhadap Visi Misi
Kegiatan Nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Komitmen Mutu:
- Penimbangan berat
badan dan
pengukuran tinggi
badan dapat
menentukan status
gizi balita

Anti Korupsi:
- Penentuan status gizi
pada balita tidak
dipungut biaya

15
Kontribusi
Output/Hasil Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai-Nilai Dasar terhadap Visi Misi
Kegiatan Nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Pembuatan a. Menyiapkan materi Output: Akuntabilitas Dengan melakukan Dengan
media penyuluhan mengenai gizi - Tersedianya media - Ahli gizi mebuat pembuatan media dilakukannya
penyuluhan balita penyuluhan berupa leflet gizi sesuai penyuluhan maka pembutan media
b. Membuat design leaflet leaflet dan poster tentang materi gizi tercapainya visi penyuluhan maka
gizi balita tentang gizi balita balita UPTD Puskesmas nilai akuntabilitas,
c. Membuat design poster - Ahli gizi mebuat Klungkung 1 yaitu inisiatif dan
gizi balita poster gizi sesuai prima dalam inovatif serta
d. Mencetak leaflet dan tentang materi gizi pelayanan dan profesionalisme
poster gizi balita balita mantap dalam ahli gizi dapat
perberdayaan diperkuat.
Nasionalisme masyarakat menuju
- Ahli gizi Kecamatan
menggunakan Klungkung sehat,
Bahasa Indonesia yang unggul dan
yang baik dan benar sejahtera.

16
Kontribusi
Output/Hasil Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai-Nilai Dasar terhadap Visi Misi
Kegiatan Nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
serta sesuai dengan Serta
ketentuan EYD misi dalam
dalam pembuatan memanfaatkan
leaflet dan poster teknologi kesehatan
gizi balita. yang tepat guna
dapat tercapai.
Etika Publik
- Ahli gizi
menggunakan
Bahasa dan tulisan
yang sopan dalam
pembuatan leaflet
gizi balita

- Ahli gizi

17
Kontribusi
Output/Hasil Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai-Nilai Dasar terhadap Visi Misi
Kegiatan Nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
menggunakan
menggunakan
Bahasa dan tulisan
yang sopan dalam
pembuatan poster
gizi balita

Komitmen Mutu
- Ahli gizi melakukan
pembuatan media
penyuluhan leaflet
dan poster gizi balita
sesuai dengan
ketentuan yang ada

18
Kontribusi
Output/Hasil Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai-Nilai Dasar terhadap Visi Misi
Kegiatan Nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Anti Korupsi
- Pembuatan leaflet
dan poster sesuai
biaya yang
disediakan

3. Penyuluhan a. Menentukan lokasi Output: Akuntabilitas Dengan melakukan Dengan


tentang gizi penyuluhan gizi balita - Adanya - Ahli gizi melakukan penyuluhan tentang dilakukannya
balita pada ibu b. Menentukan sasaran peningkatan proses penyuluhan gizi balita pada ibu penyuluhan
balita di penyuluhan gizi balita pengetahuan dan gizi sesuai materi balita maka tentang gizi balita
posyandu c. Menyiapkan media yang pemahaman ibu dan prosedur tercapainya visi maka nilai
digunakan balita mengenai penyuluhan gizi UPTD Puskesmas akuntabilitas,
d. Menyiapkan kuisioner gizi balita Klungkung 1 yaitu ramah serta
e. Membuat daftar hadir. - Ahli gizi prima dalam profesionalisme
menyiapkan alat pelayanan dan ahli gizi dalam

19
Kontribusi
Output/Hasil Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai-Nilai Dasar terhadap Visi Misi
Kegiatan Nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
dan bahan mantap dalam melaksanakan
penyuluhan perberdayaan tugas dan
masyarakat menuju kewajibannya
Nasionalisme Kecamatan dapat diperkuat
- Ahli gizi Klungkung sehat,
memberikan yang unggul dan
penyuluhan tanpa sejahtera.
membeda-bedakan Serta misi
sasaran penyuluhan menyelenggarakan
system informasi
Etika Publik kesehatan di
- Ahli gizi puskesmas yang
memberikan bermutu dapat
penyuluhan gizi tercapai.
balita dengan kata-

20
Kontribusi
Output/Hasil Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai-Nilai Dasar terhadap Visi Misi
Kegiatan Nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
kata yang sopan
- Ahli gizi
menggunakan
pakaian yang rapi
saat melakukan
penyuluhan.

Komitmen Mutu
- Ahli gizi melakukan
penyuluhan dan
diharapkan dapat
meningkatkan
pengetahuan dan
pemahaman ibu
mengenai gizi balita.

21
Kontribusi
Output/Hasil Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai-Nilai Dasar terhadap Visi Misi
Kegiatan Nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Anti Korupsi
- Ahli gizi
melakukan
penyuluhan gizi
balita yang tidak
dipungut biaya.

4. KIE a. Memberikan Output: Akuntabilitas: Dengan melakukan Dengan


(Komunikasi pemahaman mengenai - Keluarga paham - Ahli gizi komunikasi, dilakukannya
Informasi, isi buku KIA mengenai isi dan melakukan informasi dan komunikasi,
Edukasi) buku b. Menginformasikan manfaat buku KIA komunikasi edukasi buku KIA informasi dan
KIA pada pemanfaatan buku dalam keluarga informasi edukasi maka tercapainya edukasi buku KIA
keluarga balita KIA di keluarga khususnya pada sesuai dengan isi visi UPTD maka nilai
dengan status c. Melakukan diskusi balita buku KIA Puskesmas akuntabilitas,
gizi kurang bersama keluarga - Ahli gizi Klungkung 1 yaitu ramah serta

22
Kontribusi
Output/Hasil Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai-Nilai Dasar terhadap Visi Misi
Kegiatan Nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
mengenai isi dan memberikan arahan prima dalam profesionalisme
manfaat buku KIA mengenai pelayanan dan ahli gizi dalam
pemanfaatan buku mantap dalam melaksanakan
KIA pada keluarga perberdayaan tugas dan
balita masyarakat menuju kewajibannya
Kecamatan dapat diperkuat
Nasionalisme Klungkung sehat,
- Ahli gizi tidak yang unggul dan
membeda-bedakan sejahtera.
agama, ras atau Serta misi
suku dalam menggerakkan
komunikasi pembangunan
informasi dan berwawasan
edukasi mengenai kesehatan dan
buku KIA menyelenggarakan

23
Kontribusi
Output/Hasil Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai-Nilai Dasar terhadap Visi Misi
Kegiatan Nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Etika Publik system informasi
- Ahli gizi kesehatan di
berpakaian sopan puskesmas yang
dan santun serta bermutu dapat
ramah pada saat tercapai
melakukan KIE di
keluarga balita

Komitmen Mutu
- Ahli gizi
melakukan KIE
dan pemberian
informasi sesuai isi
buku KIA sehingga
keluarga paham

24
Kontribusi
Output/Hasil Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai-Nilai Dasar terhadap Visi Misi
Kegiatan Nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
akan manfaat buku
KIA

Antikorupsi
- Ahli gizi
memberikan
informasi tanpa
memungut biaya
pada keluarga balita

5. Pendampingan a. Memberikan arahan pada Output: Akuntabilitas Dengan melakukan Dengan


pola konsumsi ibu mengenai pola - Pemahaman ibu - Ahli gizi melakukan pendampingan pada dilakukannya
secara langsung konsumsi balita mengenai pola pemantauan pola balita secara pendampingan
pada balita b. Memberikan arahan konsumsi gizi balita konsumsi sesuai langsung maka secara langsung
dengan status mengenai jenis makanan meliputi metode Recall 24H tercapainya visi pada balita

25
Kontribusi
Output/Hasil Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai-Nilai Dasar terhadap Visi Misi
Kegiatan Nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
gizi kurang yang baik untuk balita peningkatan - Ahli gizi UPTD Puskesmas dengan status gizi
c. Memberikan arahan pengetahuan memberikan arahan Klungkung 1 yaitu kurang maka nilai
mengenai pengolahan mengenai jenis mengenai pola prima dalam akuntabilitas,
makanan yang tepat untuk makana yang baik konsumsi balita pelayanan dan ramah serta
balita untuk balita, sesuai kompetensi. mantap dalam profesionalisme
d. Mengukur berat badan pemahaman Nasionalisme perberdayaan ahli gizi dalam
balita pengolahan - Ahli gizi tidak masyarakat menuju melaksanakan
e. Melakukan pemantauan makanan yang tepat membeda-bedakan Kecamatan tugas dan
pola konsumsi untuk balita, agama, ras atau suku Klungkung sehat, kewajibannya
peningkatan berat balita yang yang unggul dan dapat diperkuat
badan didampingi sejahtera.
Serta misi
Etika Publik memberikan
- Ahli gizi berpakaian pelayanan kesehatan
sopan dan santun yang bermutu,

26
Kontribusi
Output/Hasil Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai-Nilai Dasar terhadap Visi Misi
Kegiatan Nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
pada saat merata, dan dapat
pendampingan balita terjangkaunya di
seluruh lapisan
Komitmen Mutu masyarakat, serta
- Ahli gizi melakukan menyelenggarakan
pendampingan pada system informasi
balita binaan dengan kesehatan di
baik dan sesuai puskesmas yang
kopetensi bermutu dapat
tercapai
Anti Korupsi:
- Ahli gizi
melakukan
pendampingan
balita dengan status

27
Kontribusi
Output/Hasil Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai-Nilai Dasar terhadap Visi Misi
Kegiatan Nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
gizi kurang tanpa
memungut biaya
pada keluraga
balita.

6. Melakukan a. Menentukan lokasi Output: Akuntabilitas Dengan melakukan Dengan


penyuluhan penyuluhan pentingnya - Peningkatan - Ahli gizi melakukan penyuluhan dilakukannya
tentang gizi pada periode pengetahuan dan proses penyuluhan pentingnya gizi pada penyuluhan
pentingnya gizi 1000HPK pemahaman ibu pentingnya gizi periode 1000 HPK tentang
pada periode b. Menentukan sasaran hamil mengenai pada periode 1000 maka tercapainya pentingnya gizi
1000HPK pada penyuluhan pentingnya gizi pentingnya gizi HPK sesuai materi visi UPTD pada periode 1000
ibu hamil pada periode 1000HPK pada periode dan prosedur Puskesmas HPK maka nilai
c. Menyiapkan media yang 1000HPK penyuluhan gizi Klungkung 1 yaitu akuntabilitas,
digunakan prima dalam ramah serta
d. Menyiapkan kuisioner - Ahli gizi pelayanan dan profesionalisme

28
Kontribusi
Output/Hasil Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai-Nilai Dasar terhadap Visi Misi
Kegiatan Nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
e. Membuat surat undangan menyiapkan alat mantap dalam ahli gizi dalam
dan daftar hadir. dan bahan perberdayaan melaksanakan
penyuluhan masyarakat menuju tugas dan
Kecamatan kewajibannya
Nasionalisme Klungkung sehat, dapat diperkuat
- Ahli gizi yang unggul dan
memberikan sejahtera.
penyuluhan tanpa Serta misi
membeda-bedakan menyelenggarakan
sasaran penyuluhan system informasi
kesehatan di
Etika Publik puskesmas yang
- Ahli gizi bermutu dapat
memberikan tercapai.
penyuluhan

29
Kontribusi
Output/Hasil Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai-Nilai Dasar terhadap Visi Misi
Kegiatan Nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
pentingnya gizi pada
periode1000HPK
dengan kata-kata
yang sopan

- Ahli gizi
menggunakan
pakaian yang rapi
saat melakukan
penyuluhan.

Komitmen Mutu
- Ahli gizi melakukan
penyuluhan dan
diharapkan dapat

30
Kontribusi
Output/Hasil Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai-Nilai Dasar terhadap Visi Misi
Kegiatan Nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
meningkatkan
pengetahuan dan
pemahaman ibu
mengenai
pentingnya gizi pada
1000HPK.

Anti Korupsi
- Ahli gizi
melakukan
penyuluhan
pentingnya gizi
pada 1000HPK
yang tidak
dipungut biaya.

31
3.2 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi (Barchart)
Pelaksanaan rencana aktualisasi akan dimulai tanggal 10 Juni 2019 sampai tanggal 29 Juli 2019 di wilayah kerja UPTD. Puskesmas
Klungkung I dapat dilihat sesuai tabel dibawah ini:
Bulan JUNI
No KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1. Penentuan status gizi
2. Pembuatan media penyuluhan
3. Penyuluhan tentang gizi balita HARI KEBANGKITAN PANCASILA

pada ibu balita di posyandu


4. KIE (Komunikasi Informasi,
Edukasi) buku KIA pada HARI RAYA IDUL FITRI

HARI MINGGU
HARI MINGGU

HARI MINGGU

HARI MINGGU

HARI MINGGU
keluarga balita dengan status
gizi kurang
5. Pendampingan pola konsumsi
secara langsung pada balita
dengan status gizi kurang
6. Melakukan penyuluhan tentang
pentingnya gizi pada periode
1000HPK pada ibu hamil

32
Bulan JULI
No KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1. Penentuan status gizi
2. Pembuatan media penyuluhan
3. Penyuluhan tentang gizi balita
pada ibu balita di posyandu

HARI RAYA GALUNGAN


4. KIE (Komunikasi Informasi,
Edukasi) buku KIA pada

HARI MINGGU

HARI MINGGU

HARI MINGGU

HARI MINGGU
keluarga balita dengan status
gizi kurang
5. Pendampingan pola konsumsi
secara langsung pada balita
dengan status gizi kurang
6. Melakukan penyuluhan tentang
pentingnya gizi pada periode
1000HPK pada ibu hamil

33
3.3 Analisis Dampak

Adapun beberapa dampak yang timbul dari 6 kegiatan yang dilakukan


antara lain :
1. Penentuan status gizi pada balita
Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui data secara langsung status gizi
balita di posyandu di Desa Jumpai wilayah kerja UPTD Puskesmas
Klungkung I, jika kegiatan ini tidak dilakukan maka tidak didapatkan hasil
status gizi yang relevan.
2. Pembuatan media penyuluhan
Kegiatan ini dilakukan untuk tersedianya media penyuluhan untuk
menunjang proses penyuluhan yang diberikan, jika kegiatan ini tidak
dilakukan maka proses penyuluhan kurang dapat dipahami oleh sasaran.
3. Penyuluhan tentang gizi balita pada ibu balita di posyandu
Kegiatan ini dilakukan untuk peningkatan pengetahuan dan pemahaman ibu
terhadap gizi balita, jika kegiatan ini tidak dilakukan maka terjadi
kurangnya pemahaman ibu dalam meningkatkan gizi pada balitanya.
4. KIE (Komunikasi Informasi, Edukasi) buku KIA pada keluarga balita
dengan status gizi kurang
Kegiatan ini dilakukan untuk peningkatan pemahaman ibu terhadap isi dan
manfaat buku KIA, jika kegiatan ini tidak dilakukan maka terjadi kurangnya
pemahaman ibu dalam pemanfaatan kepemilikan buku KIA.
5. Pendampingan pola konsumsi secara langsung pada balita dengan status gizi
kurang
Kegiatan ini dilakukan untuk peningkatan pola komsumsi serta peningkatan
status gizi balita, jika kegiatan ini tidak dilakukan maka dapat memperburuk
kondisi status gizi pada balita tersebut, karena kurangnya pemahaman ibu
terhadap pola konsumsi balita yang baik dan benar.
6. Melakukan penyuluhan tentang pentingnya gizi pada periode 1000HPK
pada ibu hamil
Kegiatan ini dilakukan untuk peningkatan pemahaman ibu hamil mengenai
pentingnya gizi pada 1000HPK, jika kegiatan ini tidak dilakukan maka

34
dapat terjadi peningkatan resiko balita dengan status gizi kurang akibat
kurangnya gizi pada 1000 HPK.
Adapun nilai-nilai dasar yang diaktualisasikan pada kegiatan ini, yaitu:
1) Akuntabilitas
Apabila kegiatan-kegiatan ini tidak diterapkan dengan pendekatan
akuntabilitas maka akan mengakibatkan kurang pemahaman keluarga
tentang pentingnya pola konsumsi yang tepat untuk mencapai status gizi
balita yang baik. Sehingga kegiatan yang dilakukan harus sesuai sumber
yang dapat dipertanggungjawabkan.
2) Nasionalisme
Apabila kegiatan-kegiatan ini tidak diterapkan dengan pendekatan
nasionalisme maka akan mengakibatkan terjadinya perbedaan pemahaman
informasi tentang pentingnya gizi balita antar masyarakat, sehingga
diharapkan pada saat pemberian penyuluhan ataupun pendampingan tidak
membeda-bedakan keluarga balita.
3) Etika Publik
Apabila kegiatan-kegiatan ini tidak diterapkan dengan pendekatan etika
publik maka akan mengakibatkan ketidakmaksimalan pengetahuan sasaran
serta sulit untuk dipahami. Sehingga diperlukan penggunaan Bahasa yang
sopan dan santun pada saat pemberian informasi pada sasaran.
4) Komitmen Mutu
Apabila kegiatan-kegiatan ini tidak diterapkan dengan pendekatan
komitmen mutu maka akan mengakibatkan kurangnya pemahaman keluarga
serta kurang optimalnya pelaksanaan kegiatan. Sehingga pelaksanaan harus
dilakukan secara efisiensi, efektif serta inovatif.
5) Anti Korupsi
Apabila kegiatan-kegiatan ini tidak diterapkan dengan pendekatan anti
korupsi maka akan mengakibatkan pelaksanaan kegiatan sulit untuk
terlaksana. Sehingga pelaksanaan kegiatan harus dilakukan sesuai jadwal
yang sudah direncanakan.

35
BAB IV
CAPAIAN AKTUALISASI NILAI DASAR

4.1 Capaian Aktualisasi


Dalam kegiatan aktualisasi nilai dasar profesi PNS, seluruh kegiatan yang
telah dirancang dapat terlaksana dari tanggal 10 Juni sampai dengan 19 Juli 2019.
Seluruh kegiatan aktualisasi nilai dasar profesi PNS telah didokumentasikan.
Nilai-nilai dasar profesi PNS terkandung pada setiap kegiatan yang dilakukan di
Desa Jumpai wilayah kerja UPTD. Puskesmas Klungkung I. Adapun deskripsi
capaian kegiatan aktualisasi nilai dasar profesi PNS diuraikan pada penjelasan di
bawah ini.
Tabel 4.1 Pelaksanaan Kegiatan Penentuan Status Gizi di posyandu

Kegiatan I : Penentuan Status Gizi di Posyandu

Tanggal pelaksanaan : 10 dan 12 Juni 2019


kegiatan
Tempat Pelaksanaan : Di Desa Jumpai, Br. Kangin dan Br. Kawan
kegiatan
Tahapan Pelaksanaan : a. Mencatat identitas balita
Kegiatan b. Menimbang berat badan balita
c. Mengukur tinggi badan/Panjang badan balita
d. Menganalisi status gizi dengan metode Z-score
Output Kegiatan : 1. Jumlah balita yang diukur berat badan,tinggi/
panjang badan di posyandu yang ada di Desa
Jumpai sebanyak 85 balita yaitu pada
Posyandu Br. Jumpai Kangin 55 balita dan Br.
Jumpai Kawan 30 balita.
2. Dari 85 orang diketahui 76 balita memiliki
status gizi baik dan 9 orang balita memiliki
status gizi kurang (10%) dari total balita yang
ditimbang

36
Bukti dan Dokumentasi Kegiatan
1. Foto Pelaksanaan Kegiatan
a. Mencatat identitas balita

b. Penimbangan berat badan

c. Pengukuran tinggi/Panjang badan

37
d. Menganalisa status gizi dengan Z-Score

2. Daftar hadir (terlampir)


Penjelasan keterkaitan dengan nilai-nilai dasar PNS :
1. Akuntabilitas :
Ahli gizi melakukan penimbangan berat badan sesuai prosedur, melakukan
pengukuran tinggi/Panjang badan sesuai prosedur serta menentukan status gizi
balita sesuai metode Z-score
2. Nasionalisme :
Ahli gizi tidak membeda-bedakan balita yang datang ke posyandu dan pada
saat pengukuran sehingga pelaksaan pengukuran berat badan dan
tinggi/Panjang badan dapat berjalan dengan tertib dan adil.
3. Etika Publik :
Ahli gizi meminta ijin dengan ramah dan senyum sebelum dilakukan
pengukuran pada balita dan menggunakan tutur kata yang sopan dan mudah
dipahami balita maupun ibu balita serta menggunakan pakaian yang rapi dan
sopan pada saat pengukuran
4. Komitmen Mutu :
Ahli gizi menggunakan alat yang sesuai pada saat pengukuran sehingga dapat
memberikan pelayanan yang aman bagi balita yang di ukur serta dapat
menentukan status gizi balita tersebut
5. Antikorupsi :
Pengukuran dilaksanakan tepat waktu dan tanpa pungutan biaya.
Manfaat Kegiatan :
Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengetahui data secara langsung berat badan,
tinggi badan/Panjang badan balita di posyandu di Desa Jumpai wilayah kerja

38
UPTD. Puskesmas Klungkung I sehingga memudahkan dalam penentuan status
gizi balita serta pembuatan laporan secara akurat dan riil.
Analisis Dampak :
Apabila dalam pelaksanaan kegiatan pengukuran berat badan, tinggi/Panjang
badan pada balita tidak dilandasi oleh nilai – nilai dasar PNS maka pelayanan gizi
tidak akan terlaksana dengan baik. Bila petugas melaksanakan kegiatan tidak
berlandaskan nilai akuntabilitas maka hasil yang diperoleh tidak akurat sesuai
dengan realita di lapangan, dan bila petugas melaksanakan kegiatan tidak
berlandaskan nilai nasionalisme maka kegiatan tidak berjalan tertib dan dapat
menimbulkan ketidakadilan antar balita atau ibu balita. Bila petugas
melaksanakan kegiatan tidak berlandaskan nilai etika publik maka balita atau ibu
balita akan merasa tidak nyaman saat pelaksanaan pengukuran, dan balita/ibu
balita juga menjadi khawatir akan alat yang digunakan bila tidak berlandaskan
pada nilai komitmen mutu pada kegiatan ini serta bila nilai antikorupsi tidak
diterapkan maka pelaksanaan kegiatan menjadi tidak tepat waktu.

Tabel 4.2 Pelaksanaan Kegiatan Pembuatan media penyuluhan

Kegiatan II : Pembuatan media penyuluhan

Tanggal pelaksanaan : 20,21,22 Juni 2019


kegiatan
Tempat Pelaksanaan : Di UPTD. Puskesmas Klungkung I
kegiatan
Tahapan Pelaksanaan : a. Menyiapkan materi penyuluhan mengenai gizi
Kegiatan balita
b. Membuat design leaflet gizi balita
c. Membuat design poster gizi balita
d. Mencetak leaflet dan poster gizi balita
Output Kegiatan : 1. Tersedianya media penyuluhan berupa leaflet
dan poster tentang gizi balita
2. Tercetaknya 100 pcs leaflet dan 5 poster gizi
balita yang digunakan dalam penyuluhan gizi

39
balita dan diberikan kepada ibu balita untuk
dibawa pulang kerumah
Bukti dan Dokumentasi Kegiatan
1. Foto Pelaksanaan Kegiatan
a. Menyiapkan materi penyuluhan mengenai gizi balita

b. Membuat design leaflet gizi balita

c. Membuat design poster gizi balita

40
d. Mencetak leaflet dan poster gizi balita

2. Leaflet dan poster (terlampir)


Penjelasan keterkaitan dengan nilai-nilai dasar PNS :
1. Akuntabilitas :
Ahli gizi membuat leaflet dan poster gizi balita sesuai dengan literatur yang
ada baik berupa buku ataupun pedoman-pedoman
2. Nasionalisme :
Ahli gizi menggunakan Bahasa Indonesia pada setiap media penyuluhan,
sehingga baik leaflet ataupun poster dapat dimengerti dengan baik
3. Etika Publik :
Ahli gizi menggunakan Bahasa dan tulisan yang sopan dalam pembuatan
leaflet dan poster gizi balita
4. Komitmen Mutu :
Ahli gizi membuat media penyuluhan dengan kesesuaian literatur yang ada
sehingga dapat meningkatkan pemahaman ibu terhadap isi dalam leaflet
ataupun poster.
5. Antikorupsi :
Pembuatan media penyuluhan dilaksanakan tepat waktu dan sesuai dengan
biaya yang disediakan
Manfaat Kegiatan :
Kegiatan ini dilaksanakan untuk mempermudah pemahaman gizi balita oleh ibu
balita sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman ibu balita
terhadap gizi balita

41
Analisis Dampak :
Apabila dalam pelaksanaan kegiatan pembuatan media penyuluhan tidak dilandasi
oleh nilai – nilai dasar PNS maka pemberian informasi mengenai gizi balita tidak
akan terlaksana dengan baik. Bila petugas melaksanakan kegiatan tidak
berlandaskan nilai akuntabilitas maka hasil yang diperoleh tidak sesuainya isi
leaflet ataupun poster dengan literatur yang ada, dan bila petugas melaksanakan
kegiatan tidak berlandaskan nilai nasionalisme maka kegiatan dapat menimbulkan
kebingungan dengan informasi yang disampaikan. Bila petugas melaksanakan
kegiatan tidak berlandaskan nilai etika publik maka balita atau ibu balita akan
merasa tidak nyaman saat penyampaian gizi balita dengan media leaflet ataupun
poster, dan informasi tidak dapat diterima dengan baik bila kegiatan ini tidak
berlandaskan pada nilai komitmen mutu serta bila nilai antikorupsi tidak
diterapkan maka pelaksanaan kegiatan menjadi tidak tepat waktu.

Tabel 4.3 Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan tentang Gizi Balita pada Ibu Balita

Kegiatan III : Penyuluhan tentang Gizi Balita pada Ibu Balita

Tanggal pelaksanaan : 10 Juli 2019


kegiatan
Tempat Pelaksanaan : Di Desa Jumpai
kegiatan
Tahapan Pelaksanaan : a. Menentukan lokasi penyuluhan gizi balita
Kegiatan b. Menentukan sasaran penyuluhan gizi balita
c. Menyiapkan media yang digunakan
d. Menyiapkan kuisioner
e. Membuat daftar hadir
Output Kegiatan : 1. Lokasi terpilih adalah Desa Jumpai, karena
memiliki persentase yang paling tinggi
memiliki balita dengan status gizi kurang
2. Ibu balita antusias pada saat penyuluhan gizi
balita
3. Ibu balita yang hadir sebanyak 40 orang

42
4. Hasil pretest menunjukkan rata-rata ibu balita
dapat menjawab 4 soal dari 10 soal yang
diberikan.
5. Hasil post test menunjukkan rata-rata ibu
balita dapat menjawab 9 soal dari 10 soal
yang diberikan.
6. Dari hasil pretest dan post test tersebut maka
diketahui adanya peningkatan pengetahuan
dan pemahaman ibu balita mengenai gizi
balita sebanyak 47,5 %.
Bukti dan Dokumentasi Kegiatan
3. Foto Pelaksanaan Kegiatan
a. Penentuan lokasi dan sasaran penyuluhan

b. Pendaftaran sasaran penyuluhan

43
c. Penyuluhan gizi balita

d. Proses pengisian kuesioner (pretest-posttest)

2. Daftar hadir (terlampir)


3. Hasil pretest dan posttest serta analisis hasil penyuluhan (terlampir)
Penjelasan keterkaitan dengan nilai-nilai dasar PNS :
1. Akuntabilitas :
Ahli gizi melakukan proses penyuluhan gizi sesuai materi dan prosedur
penyuluhan gizi baik dari persiapan materi, media penyuluhan, kuesioner serta
daftar hadir
2. Nasionalisme :
Ahli gizi memberikan penyuluhan tanpa membeda-bedakan sasaran
penyuluhan
3. Etika Publik :
Ahli gizi memberikan penyuluhan gizi balita dengan kata-kata yang sopan serta
menggunakan pakaian yang rapi.
4. Komitmen Mutu :
Ahli gizi melakukan penyuluhan dan diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman ibu mengenai gizi balita.

44
5. Antikorupsi :
Penyuluhan gizi balita dapat dilaksanakan tepat waktu dan tanpa pungutan
biaya.
Manfaat Kegiatan :
Kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman ibu
balita terhadap gizi balita, sehingga diharapkan dapat meningkatkan status gizi
balita yang sedang mengalami kekurangan gizi, serta kegiatan ini dapat menjadi
tolak ukur untuk mengetahui hal-hal yang kurang dipahami oleh ibu balita,
sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya sehingga kondisi status balita dan
pemahaman ibu serta pengetahuan ibu tentang gizi balita di Desa Jumpai dapat
lebih ditingkatkan.
Analisis Dampak :
Apabila dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan gizi balita tidak dilandasi oleh
nilai – nilai dasar PNS maka pemberian informasi mengenai gizi balita tidak akan
terlaksana dengan baik. Bila petugas melaksanakan kegiatan tidak berlandaskan
nilai akuntabilitas maka hasil yang diperoleh tidak sesuainya informasi yang
didapat dengan literatur yang ada, dan bila petugas melaksanakan kegiatan tidak
berlandaskan nilai nasionalisme maka kegiatan tidak berjalan tertib dan dapat
menimbulkan ketidakadilan antar balita atau ibu balita. Bila petugas
melaksanakan kegiatan tidak berlandaskan nilai etika publik maka balita atau ibu
balita akan merasa tidak nyaman saat penyampaian penyuluhan gizi balita, dan
informasi tidak dapat diterima dengan baik bila kegiatan ini tidak berlandaskan
pada nilai komitmen mutu serta bila nilai antikorupsi tidak diterapkan maka
pelaksanaan kegiatan menjadi tidak tepat waktu.

Tabel 4.4 Pelaksanaan Kegiatan KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) buku KIA
pada keluarga balita dengan status gizi kurang

Kegiatan IV : KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) buku KIA


pada keluarga balita dengan status gizi kurang

Tanggal pelaksanaan : 8,9,11,12,13 Juli 2019


kegiatan

45
Tempat Pelaksanaan : Di Desa Jumpai
kegiatan
Tahapan Pelaksanaan : a. Memberikan pemahaman mengenai isi buku
Kegiatan KIA
b. Menginformasikan pemanfaatan buku KIA di
Keluarga
c. Melakukan diskusi bersama keluarga
mengenasi isi dan manfaat buku KIA
Output Kegiatan : 1. KIE dilakukan pada 9 orang anak balita
dengan kondisi status gizi kurang
2. Keluarga paham mengenai isi dan manfaat
buku KIA dalam keluarga khususnya pada
balita yang dievaluasi melalui formulier
evaluasi KIE dimana diketahui seluruh
sasaran dapat menjelaskan kembali tanpa
dibantu oleh petugas
Bukti dan Dokumentasi Kegiatan
1. Foto Pelaksanaan Kegiatan
a. KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) buku KIA pada keluarga balita
dengan status gizi kurang

46
b. Pengisian form Evaluasi KIE

2. Daftar hadir kunjungan (terlampir)


Penjelasan keterkaitan dengan nilai-nilai dasar PNS :
1. Akuntabilitas :
Ahli gizi melakukan komunikasi informasi edukasi sesuai dengan isi buku KIA
serta memberikan arahan mengenai pemanfaatan buku KIA pada keluarga
balita
2. Nasionalisme :
Ahli gizi memberikan edukasi dan komunikasi informasi tanpa membeda-
bedakan agama, ras atau suku masyarakat
3. Etika Publik :
Ahli gizi memberikan komunikasi informasi dan edukasi dengan kata-kata
yang sopan serta menggunakan pakaian yang rapi.
4. Komitmen Mutu :
Ahli gizi melakukan komunikasi informasi serta edukasi buku KIA dan
diharapkan dapat meningkatkan pemahaman keluarga mengenai pemanfaatan
buku KIA.
5. Antikorupsi :
KIE buku KIA dapat dilaksanakan tepat waktu dan tanpa pungutan biaya.
Manfaat Kegiatan :
Kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan pemahaman keluarga terhadap
pemanfaatan kepemilikan buku KIA sehingga diharapkan dapat meningkatkan
status gizi balita yang sedang mengalami kekurangan gizi, sehingga keluarga
lebih dapat memberikan perhatian yang lebih pada anak balitanya baik dari segi
gizi maupun kesehatan pada umumnya.

47
Analisis Dampak :
Apabila dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan gizi balita tidak dilandasi oleh
nilai – nilai dasar PNS maka pemberian informasi mengenai buku KIA tidak akan
terlaksana dengan baik. Bila petugas melaksanakan kegiatan tidak berlandaskan
nilai akuntabilitas maka akan menyebabkan kurang pahamnya keluarga tentang
pemanfaatan buku KIA, dan bila petugas melaksanakan kegiatan tidak
berlandaskan nilai nasionalisme maka kegiatan tidak berjalan tertib dan dapat
menimbulkan ketidakadilan antar masyarakat. Bila petugas melaksanakan
kegiatan tidak berlandaskan nilai etika publik maka balita atau ibu balita akan
merasa tidak nyaman saat penyampaian KIE buku KIA, dan informasi tidak dapat
diterima dengan baik bila kegiatan ini tidak berlandaskan pada nilai komitmen
mutu maka ibu dapat menerima informasi yang salah mengenai buku KIA
tersebut serta bila nilai antikorupsi tidak diterapkan maka pelaksanaan kegiatan
menjadi tidak tepat waktu.

Tabel 4.5 Pelaksanaan Kegiatan Pendampingan Pola Konsumsi Secara Langsung


pada Balita dengan Status Gizi Kurang

Kegiatan V : Pendampingan Pola Konsumsi Secara Langsung


pada Balita dengan Status Gizi Kurang

Tanggal pelaksanaan : 15,16,17,18,19,20,21 Juli 2019


kegiatan
Tempat Pelaksanaan : Di Desa Jumpai
kegiatan
Tahapan Pelaksanaan : a. Memberikan arahan pada ibu mengenai pola
Kegiatan konsumsi balita
b. Memberikan arahan mengenai jenis makanan
yang baik untuk balita
c. Memberikan arahan mengenai pengolahan
makanan yang tepat untuk balita
d. Mengukur berat badan dan tinggi badan balita
e. Melakukan pemantauan pola konsumsi

48
Output Kegiatan : 1. Pendampingan pola konsumsi dilakukan pada
9 orang anak balita dengan kondisi gizi kurang
2. Ibu balita paham dengan pola konsumsi yang
baik untuk balitanya
3. Terjadi peningkatan berat badan setelah
diberikan pendampingan pola konsumsi
4. Pola konsumsi balita mengalami peningkatan
setelah dilakukannya pendampingan, hal ini
dapat dilihat dari jenis makanan yang disajikan
lebih berimbang dan bervariasi dari sebelum
dilakukannya pendampingan
Bukti dan Dokumentasi Kegiatan
1. Foto Pelaksanaan Kegiatan
a. Arahan kepada ibu balita mengenai pola konsumsi, jenis-jenis makanan
serta cara pengolahan yang tepat di posyandu pada balita dengan gizi
kurang

b. Pengukuran berat badan dan tinggi badan kembali

49
c. Pemantauan pola konsumsi

2. Daftar hadir kunjungan (terlampir)


Penjelasan keterkaitan dengan nilai-nilai dasar PNS :
1. Akuntabilitas :
Ahli gizi melakukan pemantauan pola konsumsi sesuai dengan metode Recall
24H serta memberikan arahan mengenai jenis-jenis makanan dan cara
pengolahan makanan yang tepat untuk balita sesuai kopetensi
2. Nasionalisme :
Ahli gizi memberikan arahan pola konsumsi kepada ibu balita tanpa membeda-
bedakan agama, ras atau suku
3. Etika Publik :
Ahli gizi memberikan arahan dan konseling pola konsumsi dengan kata-kata
yang sopan serta menggunakan pakaian yang rapi.
4. Komitmen Mutu :
Ahli gizi melakukan pendampingan pola konsumsi kepada balita sesuai
kopetensi dan dengan ramah serta sopan
5. Antikorupsi :
Pendampingan pola konsumsi dapat dilaksanakan tepat waktu dan tanpa
pungutan biaya.
Manfaat Kegiatan :
Kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan pemahaman keluarga terhadap
pola konsumsi balita meliputi jenis-jenis bahan makanan yang baik untuk balita.
Meningkatkan pemahaman ibu balita mengenai cara pengolahan makanan balita
yang tepat sehingga diharapkan dapat meningkatkan status gizi balita tersebut.
Analisis Dampak :
Apabila dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan gizi balita tidak dilandasi oleh

50
nilai – nilai dasar PNS maka kegiatan pendampingan pola konsumsi pada balita
tidak akan terlaksana dengan baik. Bila petugas melaksanakan kegiatan tidak
berlandaskan nilai akuntabilitas maka hasil yang diperoleh kurang pahamnya ibu
mengenai pola konsumsi yang baik untuk balita dan bila petugas melaksanakan
kegiatan tidak berlandaskan nilai nasionalisme maka kegiatan tidak berjalan tertib
dan dapat menimbulkan ketidakadilan antar masyarakat. Bila petugas
melaksanakan kegiatan tidak berlandaskan nilai etika publik maka balita atau ibu
balita akan merasa tidak nyaman saat proses konseling hingga pendampingan ke
rumah balita tersebut serta bila kegiatan ini tidak berlandaskan pada nilai
komitmen mutu maka peningkatan status gizi pada balita tersebut tidak dapat
tercapai serta bila nilai antikorupsi tidak diterapkan maka pelaksanaan kegiatan
menjadi tidak tepat waktu.

Tabel 4.6 Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan tentang Pentingnya Gizi pada


Periode 1000HPK pada Ibu Hamil

Kegiatan VI : Penyuluhan tentang Pentingnya Gizi pada Periode


1000HPK pada Ibu Hamil

Tanggal pelaksanaan : 29 Juli 2019


kegiatan
Tempat Pelaksanaan : Di Desa Jumpai
kegiatan
Tahapan Pelaksanaan : a. Menentukan lokasi penyuluhan pentingnya
Kegiatan gizi pada periode 1000HPK
b. Menentukan sasaran penyuluhan pentingnya
gizi pada periode 1000HPK
c. Menyiapkan media yang digunakan
d. Menyiapkan kuesioner penyuluhan
e. Membuat surat undangan dan daftar hadir
Output Kegiatan : 1. Penyuluhan dihadiri 7 orang ibu hamil
2. Ibu hamil antusias dalam menerima materi
penyuluhan

51
3. Hasil pretest menunjukkan rata-rata ibu hamil
dapat menjawab 4 soal dari 10 soal yang
diberikan.
4. Hasil post test menunjukkan rata-rata ibu
hamil dapat menjawab seluruh soal yang
diberikan.
5. Terjadi peningkatan pengetahuan pada ibu
mengenai gizi yang tepat diberikan pada
periode 1000HPK sebanyak 55% berdasarkan
hasi perhitungan pretest dan post test yang
dilakukan pada saat penyuluhan
Bukti dan Dokumentasi Kegiatan
1. Foto Pelaksanaan Kegiatan
a. Menentukan lokasi dan sasaran penyuluhan

b. Penyuluhan kepada ibu hamil mengenai gizi yang tepat pada periode
1000HPK

c. Pengisian Kuesioner (pretest dan posttest)

52
2. Daftar hadir kunjungan (terlampir)
Penjelasan keterkaitan dengan nilai-nilai dasar PNS :
1. Akuntabilitas :
Ahli gizi melakukan proses penyuluhan gizi sesuai materi dan prosedur
penyuluhan gizi baik dari persiapan materi, media penyuluhan, kuesioner serta
daftar hadir
2. Nasionalisme :
Ahli gizi memberikan penyuluhan tanpa membeda-bedakan sasaran
penyuluhan
3. Etika Publik :
Ahli gizi memberikan penyuluhan gizi balita dengan kata-kata yang sopan serta
menggunakan pakaian yang rapi.
4. Komitmen Mutu :
Ahli gizi melakukan penyuluhan dan diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman ibu hamil mengenai pentingnya gizi pada periode
1000HPK
5. Antikorupsi :
Penyuluhan gizi balita dapat dilaksanakan tepat waktu dan tanpa pungutan
biaya.
Manfaat Kegiatan :
Kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman ibu
hamil tentang gizi yang tepat pada periode 1000HPK sehingga diharapkan
balitanya akan memiliki gizi yang baik, sehat serta memiliki pertumbuhan serta
perkembangan yang baik

53
Analisis Dampak :
Apabila dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan pentingnya gizi pada periode
1000HPK tidak dilandasi oleh nilai – nilai dasar PNS maka kegiatan penyuluhan
tidak akan terlaksana dengan baik. Bila petugas melaksanakan kegiatan tidak
berlandaskan nilai akuntabilitas maka hasil yang diperoleh kurang pahamnya ibu
mengenai pentingnnya gizi pada periode 1000HPK dan bila petugas
melaksanakan kegiatan tidak berlandaskan nilai nasionalisme maka kegiatan tidak
berjalan tertib dan dapat menimbulkan ketidakadilan antar masyarakat. Bila
petugas melaksanakan kegiatan tidak berlandaskan nilai etika publik maka ibu
hamil akan merasa tidak nyaman saat proses penyuluhan serta bila kegiatan ini
tidak berlandaskan pada nilai komitmen mutu maka status gizi pada balita baik
tidak dapat tercapai maksimal serta bila nilai antikorupsi tidak diterapkan maka
pelaksanaan kegiatan menjadi tidak tepat waktu.

4.2 Kendala dan Tindak Lanjut


Adapun kendala yang dihadapi selama kegiatan aktualisasi adalah
ketidaksesuaian jadwal beberapa kegiatan seperti:
1. Pada pelaksanaan kegiatan penentuan status gizi yang seharusnya
dilakukan 3 hari menjadi 2 hari yang seharusnya tanggal 10,11,12 Juni
2019 menjadi tanggal 10 dan 12 Juni 2019. Hal ini disebabkan
pergantian Desa tujuan aktualisasi dari Desa Gelgel menjadi Desa
Jumpai karena disebabkan persentase angka balita dengan status gizi
kurang lebih tinggi di Desa Jumpai yaitu 11,3% daripada Desa Gelgel
yaitu 4,5% (Laporan Gizi Bulan Mei 2019). Tindak lanjut yang
dilakukan karena kendala ini adalah koordinasi kembali dengan Bidan
Desa Jumpai sehingga dapat ditentukan kegiatan penentuan status gizi di
Desa Jumpai dilakukan pada tanggal 10 dan 12 Juni 2019.
2. Pada pelaksanaan kegiatan penyuluhan tentang gizi balita pada ibu balita
diposyandu yang seharusnya dilakukan pada tanggal 4 Juli 2019 menjadi
tanggal 10 Juli 2019. Hal ini disebabkan adanya kegiatan adat di Desa
Jumpai sehingga kegiatan penyuluhan diundur. Tindak lanjut yang
dilakukan karena kendala ini adalah koordinasi kembali tanggal

54
penyuluhan dengan Bidan Desa sehingga dapat ditentukan kegiatan
penyuluhan tentang gizi balita pada ibu balita pada tanggal 10 Juli 2019.
3. Pada pelaksanaan KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) buku KIA pada
keluarga balita dengan status gizi kurang yang seharusnya dilaksanakan
pada tanggal 8,9,10,11,12,13 Juli 2019 menjadi tanggal 8,9,11,12,13 Juli
2019. Hal ini disebabkan diadakannya penyuluhan pada tanggal 10 Juli
2019 sehingga kegiatan KIE tidak dilakukan pada tanggal tersebut.
Tindak lanjut dari kendala ini adalah dilakukan kunjungan ke dua
tempat pada hari yang bersamaan, sehingga tetap seluruh balita dengan
status gizi kurang mendapatkan KIE mengenai buku KIA.
4. Pada pelaksanaan Penyuluhan tentang pentingnya gizi pada periode
1000 HPK pada ibu hamil yang seharusnya dilakukan pada tanggal 2
Agustus 2019 menjadi 29 Juli 2019. Hal ini disebabkan terbentur dengan
Hari Raya Kuningan, sehingga penyuluhan dimajukan menjadi tanggal
29 Juli 2019. Tindak lanjut yang dilakukan adalah melakukan koordinasi
bersama bidan desa untuk mengumpulkan ibu hamil pada kelas ibu
hamil pada tanggal 29 Juli 2019.

55
BAB V
SIMPULAN

5.1 Simpulan
Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai salah satu SDM Indonesia merupakan
bagian dari Aparatur Sipil Negara (ASN). Pendidikan dan pelatihan dasar
merupakan pembekalan komprehensif agar PNS mempunyai pengetahuan,
ketrampilan, dan kemampuan untuk melaksanakan tugas sebagai Aparatur Sipil
Negara, sesuai dengan Peraturan LAN-RI nomor 12 Tahun 2018 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Latihan Dasar CPNS Golongan III. Kegiatan Pelatihan Dasar
Tahun 2019 dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu tahap on campus dan tahap off
campus. Pada tahap on campus, peserta diinternalisasi dengan materi-materi
terkait dengan ANEKA dan pada tahap off campus, peserta mengaktualisasi nilai-
nilai ANEKA tersebut pada tempat kerjanya.
Ahli gizi merupakan salah satu bagian dari Aparatur Sipil Negara yang
berprofesi sebagai pelayanan masyarakat yang bergerak di bidang kesehatan. Di
Indonesia masih ditemukan beberapa masalah kesehatan salah satunya masalah
gizi. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) Kementrian Kesehatan
2018 menunjukkan 13,8% balita berusia dibawah 5 tahun mengalami status gizi
kurang (Databoks.2019). Sebagai bentuk pertanggungjawaban telah
diaktualisasikannya nilai dasar profesi PNS, maka disusunlah “Rancangan
Aktualisasi Peningkatan Pemahaman Gizi Balita Berbasis Pendekatan Keluarga di
UPTD Puskesmas Klungkung1”.
Berdasarkan penentuan prioritas isu dengan metode AKPL dan metode
USG, maka core issue terpilih adalah “Masih kurangnya pengetahuan dan
pemahaman tentang gizi balita sehingga masih ditemukannya kasus gizi kurang
diwilayah kerja UPTD Puskesmas Klungkung I ” dipecahkan dengan melakukan
kegiatan sebagai berikut:
1. Penentuan status gizi pada balita
2. Pembuatan media penyuluhan
3. Penyuluhan tentang gizi balita pada ibu balita di posyandu

56
4. KIE (Komunikasi Informasi, Edukasi) buku KIA pada keluarga balita
dengan status gizi kurang
5. Pendampingan pola konsumsi secara langsung pada balita dengan status gizi
kurang
6. Melakukan penyuluhan tentang pentingnya gizi pada 1000HPK pada ibu
hamil
Dengan dilaksanakannya kegiatan-kegiatan aktualisasi di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Klungkung I dapat disimpulkan bahwa:
1. Diketahui diwilayah kerja UPTD Puskesmas Klungkung I memiliki
persentase balita dengan status gizi kurang paling tinggi terdapat pada Desa
Jumpai yaitu sebanyak 10% dari total bayi yang datang ditimbang diposyandu
2. Pembuatan media penyuluhan leaflet dan poster sangat membantu
pemahaman serta peningkatan pengetahuan sasaran pada saat penyuluhan
3. Ada peningkatan pengetahuan ibu balita mengenai gizi balita sebanyak 47,5%
setelah diberikannya penyuluhan
4. Keluarga paham mengenai manfaat serta isi dari buku KIA setelah diberikan
KIE (Komunikasi, Infoemasi dan Edukasi) kepada keluarga balita, hal ini
dilihat dari seluruh sasaran menyatakan dapat menjelaskan isi buku KIA
ptanpa dibantu petugas (dilihat di formulir evaluasi KIE)
5. Pola konsumsi pada balita dengan status gizi kurang mengalami peningkatan
yaitu makanan yang diberikan lebih berimbang dan bervariasi setelah
dilakukan pendampingan serta pemantauan pola konsumsi oleh petugas gizi
6. Ada peningkatan pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya gizi pada periode
1000HPK sebanyak 55% setelah diberikannya penyuluhan

5.2 Saran
Dengan dilaksanakannya kegiatan aktualisasi ini diharapkan permasalahan
kurangnya pemahaman dan pengetahuan ibu balita terhadap gizi balita dapat di
atasi sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan pengetahuan ibu balita
terhadap gizi balita serta peningkatan status gizi pada balita di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Klungkung I.

57
Kegiatan ini sebaiknya dilakukan secara berkesinambungan untuk
tercapainya peningkatan status gizi balita serta kesehatan balita yang lebih optimal
serta dapat mempengaruhi kesehatan umum dan perkembangan dan pertumbuhan
balita tersebut.

58
DAFTAR PUSTAKA

Datadoks.co.id. 2019. 17,7% Balita Indonesia Masih Mengalami Masalah Gizi.


Tersedia pada
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/01/25/177-balita-
indonesia-masih-mengalami-masalah-gizi (diakses pada tanggal 25 Mei
2019).

Depkes.com. 2015. Status Gizi Pengaruhi Kualitas Bangsa. Tersedia pada


http://diskes.baliprov.go.id/files/subdomain/diskes/Agustus%202018/LKj
IP%20Dinkes%202017%20PDF.pdf (diakses pada tanggal 25 Mei 2019).

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Startegi Peningkatan


Penimbangan Balita di Posyandu. Jakarta

Kementrian Kesehatan RI. 2015. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta

Kementrian Kesehatan RI. 2014. Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas. Jakarta

Pemerintah Provinsi Bali Dinas Kesehatan. 2008. Pedoman Pelaksanaan


Program Perbaikan Gizi Masyarakat. Bali

Peraturan LAN-RI nomor 12 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyelenggaraan


Latihan Dasar CPNS Golongan III

Peraturan Pemerintah Pasal 21 Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.

Presiden Republik Indonesia. 2014. Undang-undang No. 5 Tahun 2014 Tentang


Aparatus Sipil Negara. Sekretariat Negara: Jakarta.

Sandjaja, Atmarita. 2010. Kamus Gizi. Jakarta : Buku Kompas.

59

Anda mungkin juga menyukai