PEDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Pedoman
Sebagai Acuan atau Pedoman bagi petugas kesehatan di Puskesmas Kuala Tungkal I
dalam melaksanakan Kaji Banding ke Puskesmas yang lebih baik capaian kinerjanya
agar bisa memperbaiki capaian kinerja Puskesmas dalam upaya memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu kepada masyarakat.
2
i. Kesehatan Lanjut Usia (LANSIA)
j. Perawatan Kesehatan Masyarakat (PERKESMAS)
3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
4
Distribusi Ketenagaan PJ Program UKM
Puskesmas Kuala Tungkal I
Tahun 2018
Tabel 2.2
Distribusi Ketenagaan PJ UKP
Puskesmas Kuala Tungkal I
Tahun 2018
5
KIA/KB Agus Fitri sianturi, DIII kebidanan
Am.Keb
Imunisasi Novida Dewi, Am.Keb DIII Kebidanan
Poli Anak/MTBS Hj.Marhamah DIII Keperawatan
Konseling Gizi Alfi Khairi, Amd.Gz DIII gizi
PKPR Rina Kristiana SPRG
Apotik Herni Johan, Am.Farm DIII Farmasi
Laboratorium Hikmah Juita SMAK
Poli Gigi Muslida Ahmad SPRG
Poli PTM Harisdiana, S.Kep S1 Keperawatan
Jejaring Drg.Ayu Hidriyana Dokter Gigi
Poli IVA/IMS Yusmah D1 Kebidanan
P3K/Pusling Hj.Marhamah DIII keperawatan
BAB III
PEMBAHASAN
A. STANDAR FASILITAS
3.1 Denah Gedung dan Ruang Pelayanan Puskesmas
Denah Gedung dan Ruang Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat
6
3.2 Standar Fasilitas Upaya Kesehatan Masyarakat
Ketersediaan peralatan kesehatan sangat menentukan terselenggarakannya
pelayanan keehatan yang optimal, efektif dan efisien di Puskesmas Peralatan
Kesehatan di Puskesmas harus memenuhi persyaratan standar mutu, keamanan,
keselamatan, memiliki izin edar sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan
dan diuji serta dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan pengkalibrasi
yang berwenang Standar peralatan Upaya Kesehatan Masyarakat di UPTD
Puskesmas Kuala Tungkal Imengacu pada standar peralatan puskesmas berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
7
(a) Pengawasan dan pembinaan sarana air bersih
(b) Pengawasan dan pembinaan Jamban Keluarga
(c) Pengawasan dan pembinaan TTU, TPM, TPP
(d) Kunjungan rumah klien / pasien klinik sanitasi
(e) Pemicuan STBM
3. Pelayanan KIA & KB
(a) Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
(b) Skrining kesehatan pra sekolah
(c) Penyuluhan KIA / KB
4. Pelayanan Gizi
(a) Deteksi dini kasus gizi
(b) Pelacakan dan Pelayanan kasus gizi
(c) Penyuluhan Gizi
(d) Pemantauan status gizi
(e) Monitorng Garam iodium
(f) Pemberian suplementasi Gizi
(g) Pendampingan kasus gizi buruk
5. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
(a) Pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular
(b) Pencegahan dan pengendalian penyakit menular
4.2 STRATEGI
1. Indikator Input
- Sumber Daya Manusia
- Sarana Prasarana
- Dana
- Pedoman kerja / SOP
- Dukungan administrasi
2. Indikator Proses
- Pendataan sasaran
- Perencanaan kegiatan
- Pelaksanaan kegiatan
- Monitoring dan evaluasi kegiatan
- Pelaporan kegiatan
- Perencanaan tindak lanjut
3. Indikator Output
- Pelaporan kegiatan
- Penilaian kerja
8
C. LOGISTIK
Manajemen Logistik Puskesmas Kuala Tungkal I adalah suatu pengetahuan serta
proses mengenai perencanaan, penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan,
pemeliharaan serta penghapusan material. Tujuan dari manajemen logistik adalah
tersedianya bahan setiap saat dibutuhkan, baik menganai jenis jumlah maupun kualitas
yang dibutuhkan secara efisien Manajemen logistik Puskesmas Kuala Tungkal I adalah
sebagai berikut :
a. Perencanaan Kebutuhan
Perencanaan kebutuhan Puskesmas menghitung dan merencanakan kebutuhan unit
pelayanan Puskesmas baik UKM maupun UKP
b. Penganggaran
Fungsi berikutnya adalah menghitung kebutuhan unti pelayanan UKM dan UKP
berdasarkan standar harga yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Tanjung
Jabung Barat sehingga akan diketahui kebutuhan anggaran tersebut. Penganggaran
kebutuhan unit pelayanan UKM dan UKP Puskesmas Kuala Tungkal I
memanfaatkan dana JKN, BOK dan dana Operasional
c. Pengadaan
Fungsi berikutnya adalah pengadaan, yaitu semua kegiatan yang dilakukan untuk
mengadakan bahan logistik yang telah direncanakan, baik melalui prosedur :
1. Pembelian
2. Produksi sendiri
3. Pemberian dari pihak lain yang tidak mengikat
d. Penyimpanan
Material logistik Upaya Kesehatan di Puskesmas yang diperoleh dicatat dan
disimpan di gudang Puskesmas Kuala Tungkal Iuntuk didistribusikan sesuai
kebutuhan pelayanan. Fungsi penyimpanan ini sangat menentukan kelancaran
distribusi, diantaranya untuk mengantisipasi kekoongan material, menghemat biaya,
mengantisipasi fluktuasi kenaikan harga material, serta mempercepat pendistribusian
karena materi sudah siap pakai. Prinsip FIFO (First In First Out) diberlakukan di
penyimpanan material Puskesmas Kuala Tungkal I
e. Pendistribusian
Pendistribusian material logistik UKM Puskesmas Kuala Tungkal I dilakukan pada
saat pelaksanaan kegiatan pelayanan Puskesmas pelaksanaan pendistribusian akan
mempengaruhi kecepatan penyediaan material baru. Penanggung jawab
9
pendistribusian adalah penanggung jawab program Puskesmas. Prosedur baku
pendistribusian material, meliputi :
1. Pendistribusian langsung kepada sasaran pelayanan
2. Pendistribusian melalui mitra kerja lintas program jejaring dan jaringan
Puskesmas.
D. KESELAMATAN SASARAN
Keselamatan sasaran adalah reduksi dan meminimalkan tindakan yang tidak
aman dalam sistem pelayanan kesehatan sebisa mungkin melalui praktik yang terbaik
untuk mencapai luaran yang optimum (The Canadian Patient Safety Dictionary, October
2003). Keselamatan sasaran menghindarkan sasaran dari potensi masalah dalam
pelaksanaan Kaji Banding yang bertujuan untuk membantu sasaran.
Tujuan keselamatan sasaran adalah terciptanya budaya keselamatan sasran
pelaksana Kaji banding Puskesmas Palang, meningkatnya akuntabilitas (tanggung jawab)
penanggung pelaksana Kaji Banding terhadap sasaran, menurunnya KTD (kejadian tidak
diharapkan), serta terlaksananya program – program pencegahan, sehingga tidak terjadi
pengulangan KTD (kejadian tidak diharapkan).
Sasaran pelaksanaan kaji Banding adalah : mengupayakan pelaksanaan kaji
banding berjalan sesuai sasaran kegiatan sebagaimana dimaksud meliputi tercapainya hal
– hal sebagai berikut :
1) Ketepatan identifikasi sasaran
Identifikasi sasaran kegiatan yang akan dilakukan sehingga diperoleh kaji
banding yang sesuai dengan permasalahan yang ada di Puskesmas
2) Peningkatan komunikasi yang efektif
Komunikasi yang efektif, akurat, lengkap, jelas sehingga didapatkan data
yang akurat sebagai bahan pembanding dengan puskesmas sasran kaji
banding
Peningkatan keamanan sarana untuk kaji banding
Memantau lokasi, bangunan dan material logistik yang dapat
membahayakan keselamatan sasaran
3) Kepastian tepat-lokasi, tepat-metode, tepat-sasaran
Menyusun dan menerapkan standar operasional (SOP) untuk menghindari
kesalahan lokasi, metode dan sasaran Kaji Banding
4) Pengurangan risiko psikososial terkait kaji Banding
Resiko psikososial seperti bosan, mengantuk, lelah dan pusing dapat
terjadi selama pelayanan promosi kesehatan berlangsung. Untuk
meminimalisir bahkan menghindari hal tersebut diperlukan komitmen
bersama sasaran, memilih metode yang tepat dan memberikan reward
10
5) Pengurangan risiko sasaran jatuh / terluka
Memilih dan memantau lokasi kaji banding untuk menghindari sasaran
mengalami cedera baik dalam pelaksanaan Kaji Banding
Sistem Keselamatan Sasaran dilakukan dengan melakukan assessment
resiko, identifikasi resiko, dampak dan menyusun implementasi solusi
untuk mengendalikan atau meminimalkan timbulnya resiko.
E. KESELAMATAN KERJA
Dalam undang – undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, Pasal 23
dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus dilaksanakan si
semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan,
mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan sedikitnya 10 orang. Jika
memperhatikan dari isi pasal diatas, maka jelaslah bahwa Puskesmas termasuk dalam
ktriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak
kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di Puskesmas, tetapi
juga terhadap pasien maupun pengunjung Puskesmas.
Risk Assement melakukan identifikasi potensi bahaya atau faktor risiko dan
dampak atau akibatnya. Dari berbagai potensi bahaya tersebut, maka perlu upaya untuk
mengendalikan, meminimaliskan dan bila mungkin mengadakannya.
F. PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu (quality control) dalam manajemen mutu merupakan suatu
sistem kegiatan teknis yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur dan menilai
mutu prosuk atau jasa yang diberikan kepada sasaran. Pengendalian mutu pada pelaksaan
Kaji Banding diperlukan agar terjaga kualitasnya sehingga memuaskan masyarakat
sebagai sasaran. Penjaminan mutu pelayanan kesehatan dapat diselenggarakan melalui
berbagai model manajemen kendali mutu. Salah satu model manajemen yang dapat
digunakan adalah model PDCA (Plan, Do, Check, Action) yang akan menghasilkan
pengembangan berkelanjutan (continuos improvement).
Yoseph M. Juran terkenal dengan konsep “Trilogy” mutu dan
mengidentifikasikannya dalam tiga kegiatan :
1. Perencanaan mutu meliputi : siapa pelanggan, apa kebutuhannya,
meningkatkan produk sesuai kebutuhan, dan merencanakan proses untuk
suatu produksi,
2. Pengendalian mutu : mengevaluasi kinerj untuk mengidentifikasi perbedaan
antara kinerja actual dan tujuan,
3. Peningkatan mutu : membentuk infrastruktur dan team untuk melaksanakan
peningkatan mutu
11
Setiap kegiatan dijabarkan dalam langkah – langkah yang semuanya mengacu
pada upaya peningkatan mutu
Pada kegiatan kaji banding di Puskesmas Kuala Tungkal I kegiatan dimulai dari
mengidentifikasi capaian program hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan tiap
bulan pada program prioritas dan tiap tiga bulan pada penilaian kinerja puskesmas.
Program yang kurang dari target akan dilakukan upaya perbaikan. Jika dimungkinkan
dilakukan Kaji banding pada Puskesmas yang sudah berhasil memenuhi target sesuai
dengan target dan standar mutu puskesmas. Adapun jadwal tahap kegiatan Upaya
Kesehatan Masyarakat Puskesmas Kuala Tungkal I adalah sebagai berikut :
12
Tabel 8.1
Tahap Kegiatan Kaji Banding Puskesmas Kuala Tungkal I
BAB IV
13
PENUTUP
14